Dec 2, 2012

ff 2pm love in art 4




Love In art
By : thiez

Romance,etc.
Disclamer: 2pm milik diri mereka sendiri dan tuhan semesta alam. dan cerita yang saya tulis ini adalah cerita murni dari hati saya
Warning: BoyxBoy. NamjaxNamja.
Pairing: junho X nichkhun
 Selingannya dan gak banyak alias hanya dikit :
 chansung x wooyoung
taecyeon x junsu
chapters : 4




yaa allah semoga semuanya baik2 saja ya allah saya begitu tidak tenang dengan ini semuanya … saya bahkan sangat bingung dan juga frustasi … kenapa ? wae wae wae ? kenapa gue malah tanda tangan itu surat aneh yang bahkan gue gak baca apa isinya ?! stupid thieezz !!!
cedera aku … sebenernya karena ngetik dari sore pe jam 2 melem sih gak ada kerjaaan emang tapi lagi semangat 45 … dan takut berhutang jadi saya kebut … ok … silahkan ini ceritanya
satu lagi curhatan saya … saya pas liat junhod I music and lyric saya gak terlalu dongkol sih di bandingkan dengan saya liat khuntoria entah karena music and lyric gak terlalu mersa dan membuat saya frustasi atau malah karena saya malah lebih suka khunie ? tapi kok kalo lebih suka khunie saya lebih senang kalo saya mimpi sama junho dan berharap junho yang pacar saya bukan khunie ?! well itu hak gak penting yang saya mau tulis aja cz saya suka ngedek aja kalo gak curhat … hehehehe …mian ….



Nichkhun memandang pemandangan di luar jendela yang menampakan hujan rintik2 , gerimis di malam yang begitu dingin dan gelap , cahaya remang yang menerpa bebatuan yang ada di halaman gallery itu membuat kilatan indah yang sedikit gemerlap karena paparan cahaya yang mengani batuan basah tadi



Di lain tempat

Junho menghentikan langkah kakinya dengan tiba2 saat dia sudah berada di pinggir jalan raya yang ada di depan rumah sakit dimana nichkhun di rawat,dia menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri mencari jika saja sosok nichkhun masih dapat dia temukan di sekitar sana harapan junho bahwa nichkhun belum pergi jauh meninggalkan rumah sakit itu. Dua kali dia menolehkan pandangan matanya kekanan dan kekiri sebelum dia mengambil langkah kearah kanan untuk berjalan mecari nichkhun

Berjalan dan terus berjalan semakin menjauh dari rumah sakit menembus keramaian kota dengan hiruk pikuknya di malam hari yang terasa lebih ramai dari biasanya, mata junho tak hentinya memandangi satu persatu orang yang berlalu lalang di tengah kota mencari sosok yang dia cari sedari tadi

“kau kemana ?!” Tanya junho bergumam tiada tujuan , dan kembali berlari menembus keramaian orang2 . berjalan dengan sedikit berdesakan dengan masih saja celingukan kesegala arah. Tidak perduli dengan tatapan aneh atau tatapan marah dari orang2 yang tidak sengaja dia tabrak dia terus saja berjalan tak memperdulikan semua itu bahkan umpatan-umpatan yang terdengar dengan samar di telinganyapun dia abaikan

Air jatuh setitik demi setitik dari langit malam yang gelap itu membasahi bumi dengan perlahan,junho berhenti di tengah jalan dengan mendahkan tangannya seolah menangkap butiran hujan. Butiran2 kecil itu kini semakin membesar jumlah butiran air yang jatuh juga kian membludak membuat semua orang yang tengah melakukan aktifitas di bawah langit itu berhamburan mencari tempat berteduh . junho menatap lurus kedepan dimana tadi banyak sekali orang yang berlalu lalang seketika menjadi lengang hanya ada dirinya yang berdiri mematung sendirian di sana
Menghela nafas sejenak dan kembali lagi berjalan . berjalan terus menyusuri kota seoul yang di guyur hujan malam itu tanpa berniat untuk berteduh, sesekali memperhatikan deretan orang yang tengah berteduh di pinggiran jalan atau dI halte bus kemudian kembali lagi mencari dari tempat satu ke tampat lainnya
“aku bahkan tidak tahu … tempat mana yang suka kau kunjungi …” ujar junho tersenyum kecil mengasihani dirinya sendiri yang bahkan tidak mengatahui tempat yang suka di kunjungi calon pendampingnya itu, apa yang dia katahui tentang nichkhun ? jawabannya hanyalah kata ‘nihil’
Air yang berjatuhan itu juga tak melewatkan tubuh junho mengguyurnya dengan deras, air yang membasahi rambutnya itu mengalir ke wajahnya semakin banyak dan banyak mengalir melalui mata junho membuatnya kesulitan untuk melihat , junho mengusap seluruh wajahnya dengan kedua telapak tangan hanya untuk menyeka air yang membasahi wajahnya walau itu tidak begitu berarti karena hujan kembali membasahi wajahnya dengan deras setelah itu

Junho menyeret kakinya untuk kembali berjalan , sisa tenaga yang sudah begitu melemah saat ini seolah mengatakan padanya untuk menyerah, dia tidak akan bisa mencari nichkhun lagi malam itu, semua tenaganya sudah terkuras habis di tambah tidak ada asupan apapun yang dia dapatkan sejak kemarin. Walau dengan berat hati ahirnya junho menyetujui kode tubuhnya yang sudah tidak dapat bergerak dengan baik , dia menyerah dan memutuskan untuk kembali ke gallery dari pada dia pingsan di tengah jalan dan malah merepotkan orang lain lagi

#
#
#
#


In gallery

“aku harus pergi …” gumam nichkhun dan berjalan kearah pintu keluar dari gallery junho dengan perlahan setelah sempat melihat pemadangan jendela yang sempat menarik perhatiannya

Tangan nichkhun terulur untuk menyentuh knop pintu memegangnya dan saat dia hampir mutar knop pintu untuk membukanya pintu itu malah terbuka sendiri, membuat nichkhun sempat mudur satu langkah karena kaget hingga dia menemukan sosok namja basah kuyup masuk kedalam gallery itu

“junho !” panggil nichkhun tidak percaya saat melihat keadaan junho yang seperti kucing jalanan yang kahujanan.
Mendengar suara yang bgitu familiar memanggil namanya junho yang sejak tadi hanya menunduk perlahan mengangkat wajahnya dan menemukan nichkhun dengan pakaian kebesaran (make pakaian taec ceritanya kan dia kabur di bantu taec)  berdiri dengan wajah bingung di depannya
“nichkhun-ah !!!” junho sontak memegang kedua tangan nichkhun menggenggamnya dengan erat “kenapa kau ada di sini ?!” Tanya junho dengan sedikit senyum , kelehan yang dia alami ternyata tidak bisa di hapuskan begitu saja dengan pertemuannya dengan nichkhun
“wae ?! “ nichkhun melepaskan gangggaman tangan junho padanya “mianhae … karena aku sudah masuk ke gallery mu tanpa ijin … tapi aku ada urusan di sini …” nichkhun bicara dengan nada yang dingin seolah tidak iba dengan keadaan junho yang sudah aut-autan
“mwo ? sejak kapan aku melarangmu masuk ke gallery ?!” Tanya juno bingung tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan oleh nichkhun
“bukankah kita orang asing sekarang ? apa kau lupa jika aku sudah membatalkan perjodohan kita ?! aku datang kemari untuk mengambil sesuatu … aku tidak mungkin meninggalkan sebuah lukisan tidak pantas di tangan orang asing bukan ?! maaf jika caraku kasar atau menyinggungmu … tapi lebih baik jika lukisan itu tidak ada agar tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan nantinya…” nichkhun berhneti bicara sejenak untuk mengambil nafas “aku permisi !” ujar nichkhun berpamitan dan segara keluar dari gallery junho begitu saja meninggalkan junho yang masih berdiri membatu tidak dapat mengerti apa yang nichkhun maksudkan hingga matanya menangkap pemandangan ruang kerjanya dengan pintu yang masih terbuka dan lampu yang tidak di matikan kembali membuat dia bisa melihat lukisan yang dia buat berserakan di lantai ,dan juga sebuah lukisan yang belum sempat dia selesaikan namun sekarang sudah di rusak tak berbetuk di lantai


Di halaman gallery


Nichkhun berjalan dengan tangan yang saling bersilang di depan dada dengan memegangi bagian atas tangannya seolah memeluk dirinya sendiri , jangan salahkan posisi berjalan nichkhun saat ini karena dia sudah pasti kedinginan , berjalan di bawah guyran hujan di malam hari yang dingin dengan keadaan yang masih belum sembuh total . nichkhun menggigit bibir bawahnya dan mengeratkan pelukannya pada diri sendiri saat dia merasakan jika tubuhnya semakin menggigil . dia memang tidak perduli jika dia kahujanan atau sakit tapi tubuhnya  reflex menghangatkan dirinya sendiri saat kedinginan

Bruk
Bruk
Bruk

Junho berlari keluar gallery berdiri di teras mencari dimana sososk nichkhun ,saat matanya menangkap bayangan nichkhun berjalan sudah semakin menjauh darinya junho langsung berlari memecah derasnya hujan mengejar nichkhun
“nichkhun-ah !” panggil junho dengan sediit berteriak tapi nichkhun seolah tuli dengan panggilan itu karena dia tetap saja berjalan menjauhi junho
“nichkhun dengarkan aku !!!! “ junho manarik bagian atas tangan nichkhun membuatnya berhenti berjalan . junho mengambil posisi untuk berdiri di depan nichkhun yang sekarang menunduk
“mianhae … aku … aku tidak bermaksud untuk mencampakan mu …” ujar junho dengan nada lemah tapi bisa di rasakan ketulusan dan kejujuran dari suaranya
“jinjja ? aku merasa kau memang tidak manyukaiku … “ jawab nichkhun masih dengan menunduk tak mau memperhatikan wajah junho yang sudah pasti akan membuatnya luluh
“kenapa kau mengatakan hal itu ?! apa karena aku mengatakan jika pertunangan batal ? apa hanya dengan perkataan seperti itu maka pasangan kekasih akan berpisah kau pikir akan ada berapa pasangan di dunia ini jika mareka semua seperti itu?! bukankah saat emosi seorang bisa saja mengatakan putus … tapi mereka juga bisa berbaikan lagi bukan ?!”
Nichkhun mengangkat wajahnya dan memandang junho dengan senyum miris di bibirnya . air hujan yang membasahi rambut wajah dan seluruh tubuhnya itu mengalir dengan deras membuat junho bisa melihat aliran seolah sungai kecil di wajah nichkhun “apa kita anak sma ?!” Tanya nichkhun tersenyum meremehkan “seandainyapun kita masih SMA  … kita bisa putus dan baikan kapan saja sesuai dengan keinginan mu tapi …. Sayangnya kita sudah terlalu tua untuk berhubungan seperti itu… dan lagi kau sama sakali tidak ingin kembali padaku … JIKA SAJA SETELAH KECELAKAAN AKU MEREGAN NYAWA DI RUMAH SAKIT … APA KAU PERDULI ? APA KAU AKAN DATANG ?! berhari2 aku tidak sadar dan aku juga menunggumu tapi kau sama sekali tidak datang padaku … “
“aku sudah bersaha untuk menemuimu … aku bersumpah aku berusaha untuk menemuimu tapi tidak bisa …”  timpal junho apa adanya dan memegang kedua bahu nichkhun menyakinkan tapi nichkhun dengan kasar menepis tangan junho, mereka bertengkar di bawah hujan yang turun dengan deras tidak perduli dengan tubuh mereka yang menggigil kedinginan yang ada hanyalah luapan emosi dari nichkhun dan penjelasan dari junho
“berusaha ? berusaha apa ? apa yang kau lakukan ?!” Tanya nichkhun dingin dia tidak tahu bagaimana perjuangan junho hingga bisa menemukannya di sini saat ini . (udah kaya india nih ff … berantem di bawah ujan)
“akan aku jelaskan … sekarang kita kedalam dulu kau sudah sangat ke dinginan “ junho membuka jaket yang dia  pakai dan menggunakannya untuk mengahalangi air hujan di atas kepala nichkhun dengan membentangkannya seolah itu payung
“APA PERDULIMU ?! AKU TIDAK MAU MELIHATMU LAGI !!!! ” nichkhun menyingkirkan junho dari hadapannya dan berjalan satu langkah hingga dia merasa junho kembali menahan tangannya .kali ini dengan mengganggam tangan kanannya. Nichkhun berbalik dengan kesal tapi matanya sontak membulat dengan mulut terbuka saat mendapati junho berlutut padanya
“ju…junho …. “ ucap nichkhun terbata-bata dia begitu terkesima dengan atmosfir yang terjadi saat ini  hingga dia tidak tahu harus berkata apalagi
“beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya … hanya satu kesempatan “ pinta junho dengan memelas , nichkhun langsung berbalik kembali berjalan satu langkah kehadapan junho dan ikut berlutut di hadapannya
“wae ?! “ Tanya nichkhun penasaran , raut wajahnya sekarang terlihat melunak di bandingkan dengan beberapa menit sebelumnya
“aku akan menjelaskan semuanya di dalam …” timpal junho lagi
Nichkhun menggelengkan kepalanya dua kali “ kenapa kau seperti ini ? kenapa kau melakukan ini ?!” Tanya ulang nichkhun
“karena aku …. Mencintaimu … “ itulah jawaban junho yang membuat nichkhun teridam



In gallery


Di ruang pribadi junho terdapat kasur , sebuah lemari juga beberapa perlatan hidup seperti dispenser juga lemari es … terkadang junho itu lebih suka menginap di gallery dari pada di apartment nya maka dari itu dia menyiapkan semua itu

Nichkhun duduk di pinggiran kasur , sesekali dia menggosok hidungnya yang mulai terasa bermasalah . “ini … minumlah … dan pegang gelasnya agar tanganmu hangat “ junho memberikan satu gelas susu panas pada nichkhun karena yang ada di sana hanyalah susu saja
“emm “ deham nichkhun sebagai jawaban iya karena dia berdeham seraya mengangguk. Junho beridiri dan berjalan kearah lemari pakaian yang ada di sana, nichkhun bisa melihat junho tengah memilih dan memilah pakaian yang ada di dalam lemari itu ,tapi itu tidak terlalu menarik bagi nichkhun hingga dia kembali berfokus untuk memadangi gelas yang ada di tangannya

Nichkhun mendongak saat dia merasakan susuatu mendarat di atas kepalanya dan ternyata sebuah handuk putih kecil , junho mengeringkan rambut nichkhun dengan handuk itu sementara kedua tangan nichkhun masih memegangi gelas
“aku bisa melakukannya sendiri …. “ gumam nichkhun tidak yakin dan itu bisa di dengar junho. Walau dia sudah meminum susu dan juga menghangatkan dirinya tapi nichkhun masih tetap saja menggigil terlihat dari gelas yang ada di tangannya masih bergerak sesekali juga bibirnya yang masih saja menggigil kedinginan
“arra … tapi aku ingin melakukannya …” junho masih saja terus sibuk mengeringkan rambut nichkhun dengan kedua tangannya , dia bahkan lupa jika dia juga punya tubuh sendiri , bukankah dia juga lelah ? dia juga kedinginan , dan basah kuyup sama persis dengan nichkhun tapi jangankan berganti pakaian dan mengeringkan rambut ,meminum susu saja dia tidak sempat melakukannya hanya mengerjakan semua itu untuk nichkhun yang duduk manis di ranjangnya
“kau harus mengganti pakaian mu … “ ujar junho yang sudah selesai mengeringkan rambut nichkhun , junho sedikit merunduk mengambil satu kemeja yang tadi dia letakan di kasur sementara itu nichkhun juga meletakan gelas tadi di meja
Junho membuka kancing kemeja yang nichkhun pakai dari bagian atas satu persatu hingga kancing ke tiga yang dia buka tangannya yang tengah memegang kancing itu di genggam tangan kanan nichkhun. Mata junho yang tadi hanya memperhatikan kancing yang tengah dia buka ahirnya bergulir untuk memadang wajah nichkhun yang pucat . wajah putih pucat pasi dengan bibir membiru. Nichkhun masih mengarahkan pandangan matanya ke arah lantai tapi tangannya yang tengah menggenggam tangan junho perlahan bergerak meremas tangan junho dengan sedikit kuat.

Junho masih saja memadang wajah nichkhun memperhatikannya dengan intens hingga nichkhun mulai membalas pandangan matanya membuat pandangan mereka beradu . saling menatap dan memperhatikan , nichkhun memperhatikan setiap bagian wajah junho dengan cermat sedangkan perhatian junho kini tertuju pada bibir menggiurkan miliknya. Perlahan namun pasti junho mulai mengarahkan bibirnya untuk menekan bibir nichkhun , sedikit menjilatnya agar terbuka dan kemudian melumatnya halus , tangan nichkhun sekarang melepaskan tangan junho berganti posisi . kedua tangan nichkhun di kalungkan di leher junho sedangkan tangan kanan junho sekarang memegangi tengkuk leher nichkhun dan tangan kirinya berada di pinggang nichkhun. Nichkhun memiringkan kepalanya ke kriri dan junho sebaliknya membuat ciuman mereka semakin dalam hingga junho dengan leluasa memasukan lidahnya ke dalam mulut nichkhun . tangan junho sekarang juga ikut berubah posisi tangan kirinya yang memegang pinggang nichkhun sekarang bertumpu pada kasur , junho sedikit memajukan badannya membuat nichkhun mengerti apa maksud junho , dengan tanpa perlawanan nichkhun membiarkan junho menuntunnya untuk berbaring . tangan junho yang bertumpu pada kasur menopang bobot tubuh mereka berdua dan tangan kanannya yang ada di punggung nichkhun menahan tubuh nichkhun agar tidak terjatuh dengan keras walau hanya di atas kasur . dengan begitu perlahan ahirnya nichkhun berhasil berbaring di kasur dengan junho yang menindihnya , tautan bibir mereka sama sekali tidak terhenti selama kajadian itu berlangsung  ,junho membuka seluruh kancing kemeja nichkhun dan melepaskan dengan sedikit bantuan nichkhun yang mengangat tubuhnya saat junho menarik kemeja itu dan melemparkannya entah kemana
Junho menarik diri dari nichkhun berdiri di depannya yang tengah terlentang pasrah , junho segera membuka t-shirt yang dia pakai lalu juga membuka celananya , membuka seluruh kain yang melekat di tubuhnya dengan terus memandangi nichkhun yang hanya bisa menelan salivanya susah saat melihat tubuh naked junho . merasa gugup ?! nichkhun merasakan jantungnya berdetak sangat cepat membuat nafasnya terengah dengan tangan yang gemetar bukan karena kedinginan … tapi bukankah ini yang dia inginkan sejak dulu ?! di sentuh lee junho ….

Junho kembali merangkak di atas tubuh nichkhun dan kembali menindihnya setelah itu mereka juga kembali memulai tautan bibir yang hangat dan romatis … bibir junho bergerilya menuruni bibir nichkhun dan perlahan sampai pada lehernya membuat nichkhun mendesah nikmat dan memeluk junho menempatkan kedua tangannya di punggung namja itu  …..

Dan perlahan gambar yang di ambil kameranya jadi mengabur … setelah itu gambar  kemeranya saya ambil enggel ke luar jendela , yang menampakan jendela berkabut dengan butiran embun yang seolah menghiasi kaca jendela itu dan pemadangan hujan rintik2 di kegelapan halaman depan gallery junho …..
Buahahahahaha ….. # ketawa gak evil *pllaaakkkkk




In other place



Entah sejak kapan dan bagaimana caranya hingga saat ini wooyoung dan chansung tengah berbaring di lantai kayu ruang latihan dalam keadaan naked , chansung yang menidih wooyoung dan lagi2 entah sejak kapan menggenjot juniornya di hole wooyoung,bibir liar chansung juga menjamah seluruh permukaan wajah wooyoung dan semakin turun hingga leher sebelah kirinya membuat wooyoung menolehkan wajahnya kekanan , wooyoung yang tanpa sengaja melihat bayangan dirinya dan chansung yang tengah berbuat mesun di dinding kaca yang ada di hampir setiap dinding ruangan itu hanya kembali menutup mata mengabaikan fakta bahwa apa yang mereka lakukan itu salah , yang jelas sekarang wooyoung hanya ingin menkmati saja .

#
#
#
#
#



wooyoung melap leher dan pundaknya dengan handuk di depan cermin sekembalinya dari kamar mandi walau dia juga sudah memakai pakaian lengkapnya, nafasnya masih saja terengah walau kegiatan mereka sudah berahir 30 menit yang lalu .
“aku akan mengantarmu pulang !” terdengar suara innocence dari arah belakang wooyoung yang sudah pasti adalah suara milik chansung . wooyoung tersenyum dan merapihkan semua barangnya , memasukan barang2 itu ke dalam tas
“aku akan pulang sendiri … aku juga membawa mobil … “ jawab wooyoung dengan santai
“tapi aku mau mengantarmu pulang “ kekeh chansung dan membuat wooyoung kembali menggeram , inilah yang paling wooyoung benci dari namja tinggi yang ada di belakangnya ini . sikap semaunya sendiri dan posesif
“apa semua harus kau putuskan sendiri ?!” Tanya wooyoung berbalik memandang chansung .
Chansung menggelengkan kepalanya “anii … aku tidak memutuskan semuanya sendiri … aku mengatakan terlebih dahulu padamu saat aku mau mengantarmu … “
“tapi saat aku menolak kau memaksa … itu sama saja dengan kau memutuskannya sendiri …”
“karena kau pacarku maka … aku ingin kita sarapan bersama , makan siang bersama dan juga makan malam bersama … kita latihan bersama juga …” wooyoung tertawa meremehkan dengan apa yang chansung sampaikan padanya
“jika dalam setiap waktu makan aku harus bersama mu tidak mungkin bahkan jika kita tinggal satu rumah sekalipun … karena aku sibuk … aku makan dimana saja … kita mungkin akan latihan bersama tapi tidak setiap hari … “
“kenapa seperti itu ?!” chansung bertanya dengan nada kesalnya , dan menyilangkan tangan di depan  dada dengan raut yang mulai mengeras
“karena aku sibuk … jika ingin setiap saat bersama denganku kenapa tidak jadi asistenku saja ?!” Tanya wooyoung bercanda tapi malah di tanggapi dengan serius oleh chansung
“geurom … aku jadi asistenmu saja …” jawab chansung dengan yakin
“CHANSUNG!!!” teriak wooyoung jengkel dan menghentakan kakinya ke lantai
“geurae … aku hanya bercada saja …. “ balas chansung menenangkan dan tertawa gaje
“besok aku sibuk …sarapan ?! tidak akan sempat … makan siang aku akan di lokasi syuting … makan malam aku ada acara di stasiun TV …. Kita juga tidak ada jadwal latihan kan ?!“
“lalu bagaimana bisa kita bertemu ?”
“jika ada waktu datang ke lokasi syutingku saja … akan aku kirim alamatnya ….”
Chansung tersenyum bahagia mendengar penuturan wooyoung yang sekarang sudah terdengar mengakuinya “baiklah ….” Jawab chansung semakin semangat, wooyoung hanya bisa tertawa saja dengan sikap chansung yang selayaknya anak kecil
“aku pulang duluan …. Bye bye …” wooyoung melambaikan tangannya dan berjalan keluar dari ruang latihan meninggalkan chansung dengan sama sekali tidak marasa berat untuk berpisah lain halnya dengan chansung yang begitu sedih saat berpisah dengan wooyoung


#
#
#
#
#
#


In car


Taec memarkirkan mobilnya di depan sebuah gerbang rumah yang terlihat mewah , gerbang rumah yang terbuat dari bahan logam entah besi atau apa yang di cat hitam dan benteng yang tinggi dengan warna merah bata .

“ini rumah mu ?!” sebuah suara mengagetkan junsu yang hanya diam melamun sejak pulang dari resto bersama dengan taec tadi . junsu terjengkat kaget dan membenarkan posisi duduknya lalu memandang taec
“mwo ?!” Tanya junsu meminta pengulangan .
Taec tersenyum dan memperhatikan keluar jendela yang ada di samping junsu “ini rumah mu ?! alamat yang kau berikan itu … benar rumah ini kan ?!” Tanya taec mengulang seraya memperhatikan seluruh bagian benteng karena dia tidak dapat melihat bagian dalamnya “jika aku tahu kau orang kaya seharusnya aku tidak membantumu dengan bayaran yang rendah …” ujar taec bercanda
“aku bahkan tidak memberimu bayaran yang sesuai … aku minta maaf …” junsu bicara dengan raut wajah lesu dan menunduk “tapi ini bukan rumahku … ini rumah kakak dari ibuku … sebenarnya aku berasal dari daegu … saat paman dan bibi mendengar aku akan pindah ke seoul mereka menyuruhku tinggal bersama mereka karena putra mereka satu2nya memilih tinggal sendiri …” junsu menjelaskan semua keadaannya dengan terperinci pada taec masih dengan wajah sedih menenggelamkan wajahnya ke bawah
“oh … arraseo …. “ ujar taec dengan nada riang dia mengerti jika junsu mungkin saat ini tengah sedih malu dan mungkin juga tertekan akibat acara makan malam tadi  “kau terlihat lelah … cepat masuk dan istirahatlah …. “
Junsu mengangakat wajahnya dan memandang taec bersalah “aku minta maaf … aku sudah membuat masalah untuk mu … aku benar2 minta maaf “ junsu menunduk hormat sebagai rasa penyesalannya atas kejadian yang mereka lewati tadi , taec tersenyum dan dengan reflex tangannya terulur untuk membelai rambut junsu sayangnya sebelum tangan itu menyentuh kepala junsu taec sudah sadar akan apa yang dia lakukan membuat tangannya melayang di udara dan dengan kilat dia tarik kembali  , hal itu belum pantas untuk dia lakukan terhadap seseorang yang bukan siapa2 baginya saat ini
“jangan meminta maaf … kau sama sekali tidak bersalah padaku …” ucap taec menanangkan bukan bermaksud membesarkan hati junsu tapi dia tulus mengatakannya. Junsu menatap taec dan tersenyum paksa seraya mengangguk lemah


Flash back


Sebuah resto itali dengan pelayanan dan makanan super mewah saat ini tengah di nikmati junsu dan juga taec . setelah mereka memesan makanan dan menunggu beberapa lama ahirnya makanan datang dan di hidangkan di meja . sang pramusaji dengan ramah dan sopannya menyiapkan semua itu di atas meja membuat junsu malah meresa canggung . jika boleh jujur dia tidak pernah sekalipun makan di tempat seperti itu sebelumnya , mendapatkan pelayanan kelas tinggi malah membuatnya semakin gugup . makan malam dengan orang yang di sukai di tempat yang tidak pernah kau datangi ?! itu sungguh musibah bagi junsu
Makanan yang saat ini terhidangpun hanya makanan yang di pesan taec tanpa junsu tahu apa itu , dia hanya berkata ‘aku juga pesan itu !’ dan walhasil junsu bingung bagaimana cara memakan makanan itu dan juga bagaimana cara menggunakan peralatan makan yang bagitu banyak di samping kanannya
“aku dan temanku paling suka makan di resto ini karena hanya menerima  sedikit reservasi dan susananya sangat nyaman … kami tidak bisa makan di tempat yang ramai … hehehehehee … “ taec memula percakapan ringan untuk mencairkan Suasana yang terasa menjadi dingin saat mereka memasuki resto
“orang yang datang kemari pasti bukan orang sembarangan … maka dari itu kau bisa tenang makan disini karena tidak akan ada orang memperhatikanmu apalagi menguntit …”
Taec tersenyum kecil dan mengangguk “ne … walau terdengar arogan dan sombong tapi … itu benar “ ujar taec dengan sedikit berbisik “ayo makan …” ajak taec mempersilahkan junsu untuk makan
Junsu memperhatikan cara taec makan dan mencoba unuk menirunya sedangkan taec tidak mengetahui hal itu dan hanya focus dengan makanannya .
Trengg !!!!

Bunyi nyaring dari suara alat makan junsu yang beradu membuat semua perhatian tertuju padanya karena Suasana makan malam di sana begitu sepi , hanya terdengar obrolan ringan dengan suara yang pelan dari setiap meja dan suara yang junsu timbulkan membuat perhatian tercurah padanya
Junsu membuka mulutnya sedikit terkatup “joesonghamnida” gumam junsu begitu pelan dan menunduk kepalanya dua kali kearah tamu sebagai permintaan maaf
Taec menatap junsu bingung dan memperhatikannya , junsu menghala nafas berat dan kembali memegang peralatan makannya “gwaenchana ?!” Tanya taec khawatir kalau2 junsu merasa tidak enak badan karena wajanya terlihat pucat
“ne … gwaenchana … “ jawab junsu singkat dia kembali mencoba untuk melanjutkan makan karena tidak ingin terlihat semakin bodoh di hadapan taec tapi apa yang malah junsu lakukan dia menjatuhkan garpu dan juga gelas ke lantai karena tidak sengaja tersenggol olehnya untung gelas itu tidak pecah dan hanya tumpah saja membasahi sepatunya
“ahh !!! eothokae ?!” junsu terlihat begitu panic dan juga bingung dengan kejadian itu yang sontak membuat perhatian orang2 kembali tertuju padanya , tak lama pelayanpun datang untuk mengganti garpu dan gelas junsu “gamsahamnida” ucap junsu pada pelayan itu dan pelayan yeoja itu langsung tersenyum ramah padanya
Taec memperhatikan tangan junsu yang gemetar untuk sekedar memakan makanannya,taec juga bisa melihat makanan yang ada di piring junsu malah sudah berantakan dari hal itu taec bisa menyimpulkan jika junsu mungkin tidak mengerti bagaimana cara memakannya
“makanan ini enak bukan ?!” Tanya taec mengajak junsu bicara agar perhatiannya teralih dari tatapan orang2 yang ada di selitar mereka
“Ne … “ jawab junsu singkat
Taec mengambil garpu dan alat penjepit  yang ada di tangan junsu kemudian dia mengambil makanan dari piring junsu “bagian paling enak … aaaa …..” titah taec agar junsu membuka mulutnya . junsu sempat terkaget dan malah diam tak bergerak saat itu karena taec mencoba menyuapinya “apa kau tidak mau membuka mulutmu ?!” Tanya taec heran dengan tangan yang sudah siap di depan mulut junsu
“uh ?! ah …” junsu tersenyum kemudian dia membuka mulutnya dan memakan makanan dari tangan taec . “enak ?!” Tanya taec lagi junsu mengangguk masih dengan mengunyah makanan itu dalam mulutnya

Saat makanan penutupun taec mencoba unuk mebantu junsu makan dengan menyuapinya atau malah dia menggunakan tangannya tidak selayaknya cara untuk memakan makanan penutup itu , tapi taec melakukannya agar junsu tidak merasa kesulitan dan merasa terkucilkan di resto itu , cara2 taec melakukannya memang terselubung dia melakukannya seolah dia tidak tahu jika junsu kesulitan dan itu agar junsu merasa nyaman

Flash back end


“sekarang masuklah … cepat istirahat … karena waktu liburku sudah habis mungkin aku akan kembali ke jepang besok sore … “ junsu memandang taec tidak percaya seolah dia bagitu shock dengan berita kepergian mantan rekan kerjanya itu
“benarkah ?!”
“sebelum aku pergi … bagaimana jika kita makan siang bersama ?”
“makan siang itu… terasa … emh … “ junsu tidak ingin kejadian kemarin terulang lagi masih untuk itu tempat yang begitu berkalas jika tiu tempat biasa sudah pasti akan ada banyak gossip mengenai taec yang beredar di dunia maya
“jika kau tidak bisa … bagaimana jika seblum au pergi kita minum kopi bersama ? aku ingin bertemu dengan mu besok ?”
“ne ??!!” Tanya junsu kaget . apa dia salah dengar jika taec iengin bertemu lagi dengannya ?! sehausnya taec akan segera memutus segala kontak dengan junsu apalagi dia sudah mempermalukannya. Itulah firasat junsu tapi ternyata semua salah
“apa kau tidak bisa ? kau sibuk ?!”
Junsu langsung menggelengkan kepalanya cepat2 dan banyak entah berapa kali saking paniknya “aniiii …anii … aku bisa …”
“baiklah … besok kau yang mentraktirku … oke …” taec memberikan simpul O pada junsu dengan jarinya membuat junsu mengangguk dengan canggung
“ne …” junsu membuka sabuk pengaman yang dia pakai dan kembali memandang taec “aku masuk dulu “ pamitnya dengan ramah seraya tersenyum
“ne “
“hati2 … “ junsu melambaikan tangannya saat dia sudah berdiri d depan gerbang . setelah itu taec menyalakan kembali mesin mobilnya dan melaju meninggalkan rumah mewah itu


Balik lagi gallery


Junho memandang wajah damai nichkhun yang tengah terlelap di sampingnya dengan tengkurap walau wajahnya masih menghadap kearah junho . perlahan junho membelai lembut wajah nichkhun sedikit menyingkirkan rambutnya yang menghalangi wajah membuat junho bisa melihat perban yang menutupi luka di pelipis nichkhun ,
“emhh …. “ nichkhun mengerang saat dia merasa jika tidurnya terusik akibat gerakan tangan junho di wajahnya , nichkhun membuka matanya perlahan mengerjapkan beberapa kali sebelum dia bisa melihat wajah junho dengan jelas
“apa aku menganggu tidur mu ?!”
Nichkhun menggelengkan kepalanya dan tersenyum “kau tidak bisa tidur ?!” Tanya nichkhun membenarkan posisi tidurnya menyimpan kedua telapak tangannya di bawah bantal memposisikan dirinya berbaring menghadap junho
“anii … aku hanya ingin melihatmu saja …” jawab junho
“tch … melihatku ? kau bukannya sangat hafal dengan wajahku sampai melukisku dengan berbagai pose yang memalukan … kenapa kau melukisku yang tengah tidur di meja … melukisku yang juga tengah memasang wajah idiot kebingungan saat aku pertama kali melukis … “
“karena aku suka dengan posemu yang seperti itu… tidak terlihat sempurna … membuktikan jika kau itu juga seorang manusia yang bisa lelah dan juga bisa bingung … “
“bodoh “ umpat nichkhun kesal dan berbaring memandang langit-langit kamar “tapi … kenapa kau menulis kalimat itu ?! love in art …. Wae ?!” tanya nichkhun antusias dan memandang lagi junho yang masih setia berbaring menyamping memperhatikannya
“aku malas menjelaskannya …lagi pula apa kau tidak bisa bahasa inggris ?!” jawab junho singkat dan santai membuat nichkhun menggeram
“errgg … dasar … “ umpat nichkhun tidak jelas  “ayo katakan secara singkat saja …” melas nichkhun karena sangat penasaran dengan apa yang junho tulis
“love “ junho mengatakan kata ‘love’ dengan menyusuri wajh nichkhun dari kening ke hidungnya hingga ke dagu dan terlepas “in art “ lanjutnya semakin tidak jelas
“apa kau melihat tulisan love di wajahku ? atau kau mau bilang jika wajahku terlihat seperti bentuk hati ? jelaskan dengan singkat dan jelas …”
“heheheheee …. Kau mau tahu ?! tunggu saat yang tepat saja … aku akan mengatakannya … sekarang cepat tidur sdah hampir pagi …” nichkhun mengedikan bahu pasrah dan malah mendekat pada junho untuk memeluknya seraya memejamkan mata. Dan junho hanya bisa membalas pelukan nichkhun padanya


Ke-esokan harinya



In hospital

Brak
Pintu ruangan inap nichkun di buka dengan tidak terlalu kasar dan masuklah seorang namja dengan perawakan tinggi dan kekar kedalam ruangan itu di pagi hari yang cerah  . namja itu berjalan memasuki ruang tamu yang ada di dalam ruangan rawat mewah itu
“eomma …” panggil namja itu membuat seorang yeoja dewasa yang tengah duduk bersama dnegan namja lain di sofa memandangnya
“taecyeon-ah …. Kau tahu dimana nichkhun … dia hilang sejak semalam … “ Tanya yeoja itu seraya berdiri menghampiri taec
“anii … aku tidak tahu … tapi … “ taec sedikit terdiam menimbang jika dia harus mengatkan atau tidak pada ibu nichkhun jika dia yang sudah membantu nichkhun untuk kabur dari rumah sakit
“eothokae … nichkhun tidak membawa mobil dia tidak membawa dompet juga … dia tidur dimana ? sekarang dia ada dimana ?! “ Tanya ibu nichkhun tidak terlalu di tujukan pada siapa dan kembali duduk dengan gelisah
“eomma … nichkhun pasti baik2 saja … tenanglah …” wooyoung menggenggam tangan ibu nichkhun dan tersenyum lembut
“tadi bagaimana dia bisa hidup diluardia tidak membawa uang atau apapun … “
“emh … eomma … sebenarnya … sebenarnya … aku …. “ taec bicara dengan terpotong masih balum yakin untuk mengakui perbuatannya
“waeyo ?!” ibu nichkhun yang masih duduk di sofa itu mendongak menatap taec dengan tatapan Tanya
“kemarin … aku yang membantu nichkhun pergi …. “ aku taec dengan nada pelan yang masih bisa di dengar oleh wooyoung maupun ibu nichkhun . wooyoung membulatkan mata mencelos dengan pangakuan hyungnya yang satu itu dan ibu nichkhun langsung beridiri di hadapan taec
“mwo ? apa yang kau lakukan nichkhun masih belum sembuh … kenapa kau melakukan itu … dasar anak nakal !!! “ ibu nichkhun memukul bahu taec berulang kali walau tidak terlalu keras untuk ukuran pukulan yang menyakitkan baginya “kalian itu sama saja …” lanjut ibu nichkhun masih memukuli taec
“eomma… aku tidak bisa menolak keinginan  nichkhun … setidaknya eomma lihat dari segi positfnya … nichkhun pergi dengan terjamin … membawa kartu kreditku juga aku memberikan dia uang tunai … jadi dia tidak akan kelaparan atau tidur di jalanan eomma !!! “ ibu nichkhun menghentikan pukulannya dan memandang taec geram
“kau ini masih saya bertindak semau mu sama persisi dengan nichkhun …” umpat ibu nichkhun bercekak pinggang
“ckckckck …. Hyung … kau dan nichkhun hyung … kenapa bertindak tanpa perhitungan terlebih dahulu … membuat orang khawatir dan bingung …” wooyoung berdecak meremehkan dengan menggelengkan kepalanya seirama dengan decakan tadi
“sudah yang penting sekarang nichkhun dimana ?!”
“Aku juga tidak tahu …” jawab taec polos
“ikh … kau ini …”
“aku disini …” semua orang sintak berbalik kearah pintu masuk mendapati nichkhun yang sudah berdiri di depan pintu dengan junho yang ada di sampingnya
“khunie-ah …” ibu nichkhun segera berjalan menghampiri anaknya
“ck … jika tidak akan kabur lama2 aku tidak akan meberikan banyak uang …” gumam taec sendiri membuat nichkhun memandangnya dengan memajukan bibir mencibir taec yang perhitungan
“hyung … baik-baik saja ?!” Tanya wooyoung mulai beranjak dari duduknya yang sejak tadi hanya duduk masih diam di sofa
nichkhun tersenyum pada wooyoung “emh … aku baik-baik saja …”
“sebenarnya kau kemana ? kenapa bisa bersama dengan junho ?!” Tanya ibu nichkhun sembari berjalan memapah anaknya untuk kembali ke kasur di ikuti 3 namja lainnya di balakang
“junho menemukanku … “ jawab nichkhun singkat dan berbaring dengan nyaman di kasur
“hah … ahirnya masalah selesai … khun hyung sudah kembali … mianhae eomma … aku ada pekerjaan …jadi aku harus pergi sekarang …” pamit wooyoung dengan raut wajah sedikit menyesal , wooyoung sejak pagi menemani ibu nichkhun di rumah sakit menunggu kabar dari nichkhun
“ne … pergilah … hati2 … “
“ne …” jawab wooyoung dan berbalik untuk keluar
“tunggu aku juga mau pergi … eomma aku pergi dulu …” pamit taec juga dan ibu nichkhun langsung mengangguk

Setelah itu ahirnya wooyoung dan juga taecyeon meninggalkan rumah sakit . hingga tinggal nichkhun junho dan ibunya yang ada di sana tapi karena nichkhun memaksa ibunya untuk pulang juga dan beristirahat maka dari itu sekarang yang ada disana hanyalah nichkhun dan junho yang menjaganya



di suatu tempat


“kau sudah mendapatkan alamatnya ?!” Tanya wooyoung berbicara dengan seseorang yang ada di sebrang sana melalui ponselnya
“………”
“baiklah … aku tunggu …. Setelah sampai di loby katakan kau akan menemuiku aku sudah berpesan agar kau bisa masuk …”
“………..”
“ne..” wooyoung memasukan poselnya kembali kedalam saku celana dn memasuki ruangan yang sudah di sediakan untuknya
Beberapa lama wooyoung menunggu dengan memainkah poselnya ahirnya wooyoung mendnegar suara pintu di ketuk juga. Wooyoung memandang sekilas kearah pintu dan kemudian memandang asistennya
“bisa kau tolong bukakan pintu ?!” Tanya wooyoung pada asistennya dengan nada yang tidak memerintah tapi juga tidak terdengr rendah tetap berwibawa di hadapan asistenya itu
“ne “ aisten wooyoung segera membuka pintu dan ternyata yang datang adalah chansung orang yang memang sednag wooyoung tunggu
Wooyoung tersenyum pada chansung yang masih berdiri di depan pintu “masuklah …” ajak wooyoung dengan riang dan chansung mulai melangkah memasuki ruangan itu
“kau boleh pergi “ ujar wooyoung pada asistennya dan orang itu juga mengerti dengan maksud wooyoung dia segera keluar dan mnutup pintu rangan itu rapat
“aku membawa makanan untukmu … “ ujar chansung seraya duduk di samping wooyoung
“jinja ? kau benar2 ingin makan siang denganku ternyata … “ ucap wooyoung dan segera membuka makanan yang di bawa chansung  “kelihatannya enak … ayo kita makan …”
“tapi apa kau tidak akan di panggil saat makan ?!” Tanya chansung hati2 karena dia takut jika wooyoungharusnak ke panggung saat dia makan
“anii … ini come back stage ku jadi aku akan terahir … “ wooyoung bicara seraya mengambil satu suap makan dan memasukannya kedalam mulut tapi karena makanan itu berbentuk panjang2 jadi ada makanan yang tidak tertampung mulutnya hingga keluar saat wooyoung hendak memasukannya dengan sumpit yang dia pagang chansung malah memegang tangannya dan memakan ujung makanan yang masih ada di mulut wooyoung itu
Chansung mengunyah makanan itu membuat makanan tadi semakin lama semakin memendek dan tidak di ragukan lagi bibir mereka sekarang menempel. Wooyoung hanya diam saja sama sekali tidak berniat untuk melakukan perlawanan hingga saat chansung mulai menekan bibirnya terdengar suara pintu di buka dengan tiba2 membuat wooyoung langsung memalingkan wajahnya dan melap bibirnya dengan telapak tangan seraya menjauhkan tubuhnya dari chansung

“oppa !” panggil lemah seorang gadis di belakang chansung dan wooyoung. Wooyoung sontak membalikan badannya untuk melihat sosok yeoja sang pemilik suara
“jieun-ah … “ panggil wooyoung terperanga dengan sosok yang saat memandangnya dengan senyum manis
“aku dengar oppa ada di sini dari manager oppa … makanya aku datang tapi apa aku mengganggu oppa ?!” Tanya gadis itu terlihat menyesal saat mengetahui wooyoung tidak sendiri
“anii … ini … dia …” wooyoung memandang chansung bingung lalu memandang jieun lagi “dia koreograferku …” lanjut wooyoung membuat chansung seketika terdiam memandangnya lalu berganti memandang yeoja itu
“ahh … kalau begitu aku menganggu kalian .. aku keluar saja lain kali kita bertemu lagi saja oppa …”
“anii … kau tunggu di ruanganmu saja … aku akan kesana …” ujar wooyoung pada jieun
“ne “ yeoja itu mengangguk pelan dan tersenyum kecil setelah itu dia berjalan keluar dari ruangan wooyoung
“chansung-ah … aku …aku harus pergi dulu …” wooyoung berdiri dan hendak meninggalkan chansung hingga chansung memegang pergelangan tangan kanan wooyoung menghentikan
“siapa dia ?! kenapa kau harus pergi …” Tanya chansung lemah menatap sendu wajah wooyoung yang sudah berdiri di depannya
“chansung-ah “ wooyoung tidak dapat berbuat apa2 saat ini dia sungguh merasa bersalah pada chansung tapi juga merasa bersalah pada gadis manis tadi apalagi jika dia tidak menemui gadis itu
“kenapa kau harus pergi menemuinya ?!” Tanya ulang chansung dengan nada berat karena menahan nafasnya yang terasa sesak
“karena … “ wooyoung menghentikan kata2nya memandang chansung dengen barat hati “ dia pacarku …” perlahan pegangan tangan chansung pada pergelangan tangan wooyoung melonggar dan perlahan merost hingga terlepas
“mianhae …” lanjut wooyoung dan berjalan meninggalkan chansung yang terdiam ,chansung mengepalkan tangannya dengan kuat seraya memandang lantai dengan kosong
“kau ….” Gumam chansung dengan penuh penekanan



Di lain tempat



Junsu sudah melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya entah yang keberapa kali saat ini . dia sudah cukup lama menunggu taecyeon yang berjanji akan  datang untuk bertemu denganya sebelum dia kembali ke jepang. Junsu sudah mengirim alamat dan juga memberi tahu jam pertemuan mereka tapi taec malah belum datang juga hingga sekarang dan saat ini dia sudah terlambat hampir satu jam , membuat junsu menunggu satu jam
Junsu mengeluarkan poselnya dan mencoba untuk menghubungi posel taecyeon tapi apa yang dia dapati posel taecyeon malah tidak aktif. Junsu menghembuskan nafasnya dengan berat dan memendang kearah jendela berharap ada bayangan taecyeon yang datang dari sebrang jalan sana tapi ternyata itu tidak terjadi . junsu masih duduk sendirian di sebuh ruangan privat di sebuah café dia sadar betul jika taec mungkin akan merasa tidak nyaman jika bertemu dengannya di tempat umum yang ramai maka dari itu dia memilih café dengan fasilitas ini
“apa dia tdiak akan datang ?” Tanya junsu membolak balik buku menu yang ada di tangannya menunggu dengan bosan.
“atau dia hanya berbasa basi saja mengajakku bertemu …. ?” junsu mendongakan kepalanya menatap langit2 entah kenapa dia merasa jika matanya perih dan terasa berair saat dia mengingat kemungkinann itu kemungkinan jik ataec hanya berbasa basi saja padanya lagi pula itu lebih masuk akal bagi junsu dari pada mempercayai jika hubungannya dengan taec berjalan dengan baik “kau seharusnya mengerti … kau sudah tahu tentang ini kenapa kau masih saja berharap … “ gumam junsu pada dirinya sendiri

Tok tok tok

Junsu smpat tersenyum bahagia saat dia mendengar suara pintu di ketuk tapi perlahan senyumnya menghilang tat kala dia melihat seorang pelayan yang masuk
“maaf … ada pesan untuk anda …. Seseorang bernama taecyeon menelpn kami dan mangatkan jika dia tidak bisa datang … dia menyampakan permintaan maaf pada anda dan meminta kami unuk menyiapkan hidangan terbaik untuk anda …” jelas pelayan itu dengan ramah
“mwo ?!” Tanya junsu tersenyum getir memandang pelayan itu “ dia mengirim pesan …?!” Tanya junsu dengan suara yang tercekat . junsu berdiri dari kursinya dan mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya lalu meletakan uang itu di meja
“terimaksasih “ ujar junsu dan segera berlari keluar dari café tadi . junsu berlari tidak tentu arah beberapa waktu hingga dia berada di sebuah taman yang sepi . tempat yang dia rasa sudah tepat untuknye meluapkan perasaan
“hiks … junsu …. Kau memang bodoh …” makinya pada diri sendiri dan perlahan duduk di bangku taman yang ada di bawah pohon . perlahan banyangan senyum taecyeon yang lembut padanya sikapnya yang baik segala perhatian taec terhadap kebutuhannya saat membuat video klip berputar kembali di benaknya . adegan-adegan romatis yang mereka lakoni dalam video klip itu terasa begitu manis baginya tapi sekarang dia harus sadar jika itu hanyalah acting hanya bagian dari scenario



In hospital


“tidurlah …. “ junho menyimpan gelas di meja samping tempat tidur nichkhun setelah membantunya meminum obat
“aku tidak mau tidur …  “ nichkhun duduk dengan nyaman di kasurnya dengan selimut yang masih menutupi bagian bawah tubuhnya itu “apa kau mengunci pintunya ?!”lanjut nichkhun bertanya dengan polos tanpa ada ekpresi canggung di wajahnya
“kenapa kau bertanya seperti itu ?!”
Nichkhun tersenyum dan menarik tangan junho untuk duduk di pinggiran ranjang di sampingnya . setelah junho duduk nichkhun mulai mendekatkan tubuhnya dan memeluk junho menempatkan kepalanya di bahu junho dengan manja mengerti dengan apa yang di lakukan nichkhun junho malah melepaskan pelukan nichkhun terhadapnya
“apa yang kau lakukan ?!” Tanya junho menyindir dengan pura2 tidak mengerti.
Nichkhun kembali mendekatkan tubuhnya pada junho mencengkram kerah kemaja junho dengan kedua tangannya dan perlahan mendekatkan bibirnya pada milik junho “kau pikir apa yang aku lakukan ?!” gumamnya bertanya di jarak yang hampir tereliminasi dan setelah pertanyaannya selesai nichkhun berhasil menekan bibir junho dengan bibirnya
Junho menjauhkan dirinya dari nichkhun memegang pergelangan tangan kanan nichkhun yang terpasang selang infus dan menunjukan tangannya itu ke depan wajah nichkhun sang pemilik tangan “kau masih pasien … jadi jangan berpikir yang macam2 …” ujar junho lalu menyentil kening nichkhun dengan sedikit keras membuat sang pemilik kepala mengaduh kesakitan
“ahh …appo …. Wae ? pasien juga manusia … lagi pula kau tidak boleh menyakiti pasien apalagi memukulnya … “ bawal nichkhun seraya memegangi keningnya yang terlihat sediki merah
“tidurlah !” ucap junho seraya mendorong nichkhun untuk berbaring bersamanya juga , junho berbaring di samping nichkhun tanpa menindihnya tapi wajah mereka tetap saling berdekatkan
“jika seperti ini kau mau tidur kan ?!” Tanya junho lagi dalam posisi mereka yang seperti tadi , nichkhun mengangguk seraya tersenyum “tutup matamu “ titah junho lagi dan nichkhun menurutinya , hingga saat ini nichkhun memejamkan mata dengan junho yang memeluknya


Ahhh …. Tidak ada ide buat ending yang cetar membahana badai halilintar buat chap ini  TAPI INI BELUM TAMAT…. Jadinya gini deh …. Khuho gak ada masalah … tapi kan mereka udah dua chap kena masalah mulu jadi sekarang giliran chanwoo sama taecjun aja yang dapet masalah oke …. Silahkan di komentar …..

8 comments:

  1. Lanjutannya cepet ya thor,moga2 dpt ide yg banyak biar makin dahsyat lanjutannya,makasih :-)

    ReplyDelete
  2. ehemm..eon bingung mo komen apa nih..eon malu..malu banget malahan..gimana yah ngomongnya..sebenernya eon ga pernah ngarepin yadong di tiap FF kamu..ehmmmm(ngomong ga yakk..ngomong aja yah..)tapi entah kenapa eon malah mengharapkan adegan itu di FF ini..heheheheee..aduhhh sumpah malu pake banget..

    mungkin karena sifat Junho yg jauh dari kata pervert di FF ini buat eon penasaran..gimana cara Junho mengungkapkan "itu" dengan ke cool-an nya..kyaaa..kyaaa..kyaaaaa...eon malu..

    Tapi sumpah ni ya..di FF ini emang KhunHo couple adalah "bintang"nya..kedua couple yg laen tenggelem dengan cerita KhunHo doang..hehehehe..bener ga sih?!apa cuma perasaan eon aja..hehehehehe..

    ReplyDelete
  3. wahh...keren haissttt...khunho..kau bikin q tambh jatuh cinta...kyah like like...lanjuutttt...

    ReplyDelete
  4. eon,,,cetar membahana badai halilintar apalah itu....pokoknya keyeeeeeeeeen abies......ga percuma author ngupdate sambil begadang,,,hasilnya memuaskan,,,,,,lanjut thor....fighting

    ReplyDelete
  5. kyaaaa~ akhirnya khunie bisa dapetin apa yg dia mau dari dulu ,,,congrats .
    junho juga uda lebbi perhatian sama khunie,
    gitu dong kasian tuh nichkhun kayaknya kurang belaian ,hadehhh bahasanya #apadeh

    btw tuh pas adegan ensi kenapa kameranya malah ngerekam rintik2 ujan sih ,,
    padahal udah hot banget *unjuk rasa minta pertanggungjawaban author*

    ReplyDelete
  6. LANJUT THOOOOOOOOOOR!!

    Tapi NC* Jangan Di Cut* Terus Dong Thoorrr Ngak Dapat Niih Fell Nya

    Tapi FF Nya EMANG DAEBAK DAEBAK DAEBAK !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    ReplyDelete
  7. Daebak unnie daebak!!! lanjut ya eon lanjut *ngikutin gaya ariel~

    ReplyDelete
  8. Eon luar biasa hahaha lanjut eon! Awesom :)

    ReplyDelete