Love In art
By : thiez
Romance,etc.
Disclamer:
2pm milik diri mereka sendiri dan tuhan semesta alam. dan cerita yang saya
tulis ini adalah cerita murni dari hati saya
Warning:
BoyxBoy. NamjaxNamja.
Pairing:
junho X nichkhun
Selingannya
dan gak banyak alias hanya dikit :
chansung x wooyoung
taecyeon x
junsu
chapters :
4
yaa allah semoga semuanya baik2 saja ya allah saya begitu
tidak tenang dengan ini semuanya … saya bahkan sangat bingung dan juga frustasi
… kenapa ? wae wae wae ? kenapa gue malah tanda tangan itu surat aneh yang
bahkan gue gak baca apa isinya ?! stupid thieezz !!!
cedera aku … sebenernya karena ngetik dari sore pe jam 2
melem sih gak ada kerjaaan emang tapi lagi semangat 45 … dan takut berhutang
jadi saya kebut … ok … silahkan ini ceritanya
satu lagi curhatan saya … saya pas liat junhod I music and
lyric saya gak terlalu dongkol sih di bandingkan dengan saya liat khuntoria
entah karena music and lyric gak terlalu mersa dan membuat saya frustasi atau
malah karena saya malah lebih suka khunie ? tapi kok kalo lebih suka khunie
saya lebih senang kalo saya mimpi sama junho dan berharap junho yang pacar saya
bukan khunie ?! well itu hak gak penting yang saya mau tulis aja cz saya suka
ngedek aja kalo gak curhat … hehehehe …mian ….
Nichkhun memandang pemandangan di luar jendela yang
menampakan hujan rintik2 , gerimis di malam yang begitu dingin dan gelap ,
cahaya remang yang menerpa bebatuan yang ada di halaman gallery itu membuat
kilatan indah yang sedikit gemerlap karena paparan cahaya yang mengani batuan
basah tadi
Di lain tempat
Junho menghentikan langkah kakinya dengan tiba2 saat dia
sudah berada di pinggir jalan raya yang ada di depan rumah sakit dimana
nichkhun di rawat,dia menolehkan kepalanya ke kanan dan kekiri mencari jika
saja sosok nichkhun masih dapat dia temukan di sekitar sana harapan junho bahwa
nichkhun belum pergi jauh meninggalkan rumah sakit itu. Dua kali dia menolehkan
pandangan matanya kekanan dan kekiri sebelum dia mengambil langkah kearah kanan
untuk berjalan mecari nichkhun
Berjalan dan terus berjalan semakin menjauh dari rumah sakit
menembus keramaian kota dengan hiruk pikuknya di malam hari yang terasa lebih
ramai dari biasanya, mata junho tak hentinya memandangi satu persatu orang yang
berlalu lalang di tengah kota mencari sosok yang dia cari sedari tadi
“kau kemana ?!” Tanya junho bergumam tiada tujuan , dan
kembali berlari menembus keramaian orang2 . berjalan dengan sedikit berdesakan
dengan masih saja celingukan kesegala arah. Tidak perduli dengan tatapan aneh
atau tatapan marah dari orang2 yang tidak sengaja dia tabrak dia terus saja
berjalan tak memperdulikan semua itu bahkan umpatan-umpatan yang terdengar
dengan samar di telinganyapun dia abaikan
Air jatuh setitik demi setitik dari langit malam yang gelap
itu membasahi bumi dengan perlahan,junho berhenti di tengah jalan dengan
mendahkan tangannya seolah menangkap butiran hujan. Butiran2 kecil itu kini
semakin membesar jumlah butiran air yang jatuh juga kian membludak membuat
semua orang yang tengah melakukan aktifitas di bawah langit itu berhamburan
mencari tempat berteduh . junho menatap lurus kedepan dimana tadi banyak sekali
orang yang berlalu lalang seketika menjadi lengang hanya ada dirinya yang
berdiri mematung sendirian di sana
Menghela nafas sejenak dan kembali lagi berjalan . berjalan
terus menyusuri kota seoul yang di guyur hujan malam itu tanpa berniat untuk
berteduh, sesekali memperhatikan deretan orang yang tengah berteduh di
pinggiran jalan atau dI halte bus kemudian kembali lagi mencari dari tempat
satu ke tampat lainnya
“aku bahkan tidak tahu … tempat mana yang suka kau kunjungi
…” ujar junho tersenyum kecil mengasihani dirinya sendiri yang bahkan tidak
mengatahui tempat yang suka di kunjungi calon pendampingnya itu, apa yang dia
katahui tentang nichkhun ? jawabannya hanyalah kata ‘nihil’
Air yang berjatuhan itu juga tak melewatkan tubuh junho
mengguyurnya dengan deras, air yang membasahi rambutnya itu mengalir ke
wajahnya semakin banyak dan banyak mengalir melalui mata junho membuatnya
kesulitan untuk melihat , junho mengusap seluruh wajahnya dengan kedua telapak
tangan hanya untuk menyeka air yang membasahi wajahnya walau itu tidak begitu
berarti karena hujan kembali membasahi wajahnya dengan deras setelah itu
Junho menyeret kakinya untuk kembali berjalan , sisa tenaga
yang sudah begitu melemah saat ini seolah mengatakan padanya untuk menyerah,
dia tidak akan bisa mencari nichkhun lagi malam itu, semua tenaganya sudah
terkuras habis di tambah tidak ada asupan apapun yang dia dapatkan sejak
kemarin. Walau dengan berat hati ahirnya junho menyetujui kode tubuhnya yang
sudah tidak dapat bergerak dengan baik , dia menyerah dan memutuskan untuk
kembali ke gallery dari pada dia pingsan di tengah jalan dan malah merepotkan
orang lain lagi
#
#
#
#
#
#
#
In gallery
“aku harus pergi …” gumam nichkhun dan berjalan kearah pintu
keluar dari gallery junho dengan perlahan setelah sempat melihat pemadangan
jendela yang sempat menarik perhatiannya
Tangan nichkhun terulur untuk menyentuh knop pintu memegangnya
dan saat dia hampir mutar knop pintu untuk membukanya pintu itu malah terbuka
sendiri, membuat nichkhun sempat mudur satu langkah karena kaget hingga dia
menemukan sosok namja basah kuyup masuk kedalam gallery itu
“junho !” panggil nichkhun tidak percaya saat melihat
keadaan junho yang seperti kucing jalanan yang kahujanan.
Mendengar suara yang bgitu familiar memanggil namanya junho
yang sejak tadi hanya menunduk perlahan mengangkat wajahnya dan menemukan
nichkhun dengan pakaian kebesaran (make pakaian taec ceritanya kan dia kabur di
bantu taec) berdiri dengan wajah bingung
di depannya
“nichkhun-ah !!!” junho sontak memegang kedua tangan
nichkhun menggenggamnya dengan erat “kenapa kau ada di sini ?!” Tanya junho
dengan sedikit senyum , kelehan yang dia alami ternyata tidak bisa di hapuskan
begitu saja dengan pertemuannya dengan nichkhun
“wae ?! “ nichkhun melepaskan gangggaman tangan junho
padanya “mianhae … karena aku sudah masuk ke gallery mu tanpa ijin … tapi aku
ada urusan di sini …” nichkhun bicara dengan nada yang dingin seolah tidak iba
dengan keadaan junho yang sudah aut-autan
“mwo ? sejak kapan aku melarangmu masuk ke gallery ?!” Tanya
juno bingung tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan oleh nichkhun
“bukankah kita orang asing sekarang ? apa kau lupa jika aku
sudah membatalkan perjodohan kita ?! aku datang kemari untuk mengambil sesuatu
… aku tidak mungkin meninggalkan sebuah lukisan tidak pantas di tangan orang
asing bukan ?! maaf jika caraku kasar atau menyinggungmu … tapi lebih baik jika
lukisan itu tidak ada agar tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan nantinya…”
nichkhun berhneti bicara sejenak untuk mengambil nafas “aku permisi !” ujar
nichkhun berpamitan dan segara keluar dari gallery junho begitu saja
meninggalkan junho yang masih berdiri membatu tidak dapat mengerti apa yang
nichkhun maksudkan hingga matanya menangkap pemandangan ruang kerjanya dengan
pintu yang masih terbuka dan lampu yang tidak di matikan kembali membuat dia
bisa melihat lukisan yang dia buat berserakan di lantai ,dan juga sebuah
lukisan yang belum sempat dia selesaikan namun sekarang sudah di rusak tak berbetuk
di lantai
Di halaman gallery
Nichkhun berjalan dengan tangan yang saling bersilang di
depan dada dengan memegangi bagian atas tangannya seolah memeluk dirinya
sendiri , jangan salahkan posisi berjalan nichkhun saat ini karena dia sudah
pasti kedinginan , berjalan di bawah guyran hujan di malam hari yang dingin
dengan keadaan yang masih belum sembuh total . nichkhun menggigit bibir
bawahnya dan mengeratkan pelukannya pada diri sendiri saat dia merasakan jika
tubuhnya semakin menggigil . dia memang tidak perduli jika dia kahujanan atau sakit
tapi tubuhnya reflex menghangatkan
dirinya sendiri saat kedinginan
Bruk
Bruk
Bruk
Junho berlari keluar gallery berdiri di teras mencari dimana
sososk nichkhun ,saat matanya menangkap bayangan nichkhun berjalan sudah
semakin menjauh darinya junho langsung berlari memecah derasnya hujan mengejar
nichkhun
“nichkhun-ah !” panggil junho dengan sediit berteriak tapi
nichkhun seolah tuli dengan panggilan itu karena dia tetap saja berjalan menjauhi
junho
“nichkhun dengarkan aku !!!! “ junho manarik bagian atas
tangan nichkhun membuatnya berhenti berjalan . junho mengambil posisi untuk
berdiri di depan nichkhun yang sekarang menunduk
“mianhae … aku … aku tidak bermaksud untuk mencampakan mu …”
ujar junho dengan nada lemah tapi bisa di rasakan ketulusan dan kejujuran dari
suaranya
“jinjja ? aku merasa kau memang tidak manyukaiku … “ jawab
nichkhun masih dengan menunduk tak mau memperhatikan wajah junho yang sudah
pasti akan membuatnya luluh
“kenapa kau mengatakan hal itu ?! apa karena aku mengatakan
jika pertunangan batal ? apa hanya dengan perkataan seperti itu maka pasangan
kekasih akan berpisah kau pikir akan ada berapa pasangan di dunia ini jika
mareka semua seperti itu?! bukankah saat emosi seorang bisa saja mengatakan
putus … tapi mereka juga bisa berbaikan lagi bukan ?!”
Nichkhun mengangkat wajahnya dan memandang junho dengan
senyum miris di bibirnya . air hujan yang membasahi rambut wajah dan seluruh tubuhnya
itu mengalir dengan deras membuat junho bisa melihat aliran seolah sungai kecil
di wajah nichkhun “apa kita anak sma ?!” Tanya nichkhun tersenyum meremehkan
“seandainyapun kita masih SMA … kita
bisa putus dan baikan kapan saja sesuai dengan keinginan mu tapi …. Sayangnya
kita sudah terlalu tua untuk berhubungan seperti itu… dan lagi kau sama sakali
tidak ingin kembali padaku … JIKA SAJA SETELAH KECELAKAAN AKU MEREGAN NYAWA DI
RUMAH SAKIT … APA KAU PERDULI ? APA KAU AKAN DATANG ?! berhari2 aku tidak sadar
dan aku juga menunggumu tapi kau sama sekali tidak datang padaku … “
“aku sudah bersaha untuk menemuimu … aku bersumpah aku
berusaha untuk menemuimu tapi tidak bisa …”
timpal junho apa adanya dan memegang kedua bahu nichkhun menyakinkan
tapi nichkhun dengan kasar menepis tangan junho, mereka bertengkar di bawah
hujan yang turun dengan deras tidak perduli dengan tubuh mereka yang menggigil
kedinginan yang ada hanyalah luapan emosi dari nichkhun dan penjelasan dari
junho
“berusaha ? berusaha apa ? apa yang kau lakukan ?!” Tanya
nichkhun dingin dia tidak tahu bagaimana perjuangan junho hingga bisa menemukannya
di sini saat ini . (udah kaya india nih ff … berantem di bawah ujan)
“akan aku jelaskan … sekarang kita kedalam dulu kau sudah
sangat ke dinginan “ junho membuka jaket yang dia pakai dan menggunakannya untuk mengahalangi
air hujan di atas kepala nichkhun dengan membentangkannya seolah itu payung
“APA PERDULIMU ?! AKU TIDAK MAU MELIHATMU LAGI !!!! ”
nichkhun menyingkirkan junho dari hadapannya dan berjalan satu langkah hingga
dia merasa junho kembali menahan tangannya .kali ini dengan mengganggam tangan
kanannya. Nichkhun berbalik dengan kesal tapi matanya sontak membulat dengan
mulut terbuka saat mendapati junho berlutut padanya
“ju…junho …. “ ucap nichkhun terbata-bata dia begitu
terkesima dengan atmosfir yang terjadi saat ini
hingga dia tidak tahu harus berkata apalagi
“beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya … hanya satu
kesempatan “ pinta junho dengan memelas , nichkhun langsung berbalik kembali berjalan
satu langkah kehadapan junho dan ikut berlutut di hadapannya
“wae ?! “ Tanya nichkhun penasaran , raut wajahnya sekarang
terlihat melunak di bandingkan dengan beberapa menit sebelumnya
“aku akan menjelaskan semuanya di dalam …” timpal junho lagi
Nichkhun menggelengkan kepalanya dua kali “ kenapa kau
seperti ini ? kenapa kau melakukan ini ?!” Tanya ulang nichkhun
“karena aku …. Mencintaimu … “ itulah jawaban junho yang
membuat nichkhun teridam
In gallery
Di ruang pribadi junho terdapat kasur , sebuah lemari juga
beberapa perlatan hidup seperti dispenser juga lemari es … terkadang junho itu
lebih suka menginap di gallery dari pada di apartment nya maka dari itu dia
menyiapkan semua itu
Nichkhun duduk di pinggiran kasur , sesekali dia menggosok
hidungnya yang mulai terasa bermasalah . “ini … minumlah … dan pegang gelasnya
agar tanganmu hangat “ junho memberikan satu gelas susu panas pada nichkhun
karena yang ada di sana hanyalah susu saja
“emm “ deham nichkhun sebagai jawaban iya karena dia berdeham
seraya mengangguk. Junho beridiri dan berjalan kearah lemari pakaian yang ada
di sana, nichkhun bisa melihat junho tengah memilih dan memilah pakaian yang
ada di dalam lemari itu ,tapi itu tidak terlalu menarik bagi nichkhun hingga
dia kembali berfokus untuk memadangi gelas yang ada di tangannya
Nichkhun mendongak saat dia merasakan susuatu mendarat di
atas kepalanya dan ternyata sebuah handuk putih kecil , junho mengeringkan
rambut nichkhun dengan handuk itu sementara kedua tangan nichkhun masih memegangi
gelas
“aku bisa melakukannya sendiri …. “ gumam nichkhun tidak
yakin dan itu bisa di dengar junho. Walau dia sudah meminum susu dan juga
menghangatkan dirinya tapi nichkhun masih tetap saja menggigil terlihat dari
gelas yang ada di tangannya masih bergerak sesekali juga bibirnya yang masih
saja menggigil kedinginan
“arra … tapi aku ingin melakukannya …” junho masih saja
terus sibuk mengeringkan rambut nichkhun dengan kedua tangannya , dia bahkan
lupa jika dia juga punya tubuh sendiri , bukankah dia juga lelah ? dia juga
kedinginan , dan basah kuyup sama persis dengan nichkhun tapi jangankan
berganti pakaian dan mengeringkan rambut ,meminum susu saja dia tidak sempat
melakukannya hanya mengerjakan semua itu untuk nichkhun yang duduk manis di
ranjangnya
“kau harus mengganti pakaian mu … “ ujar junho yang sudah
selesai mengeringkan rambut nichkhun , junho sedikit merunduk mengambil satu
kemeja yang tadi dia letakan di kasur sementara itu nichkhun juga meletakan
gelas tadi di meja
Junho membuka kancing kemeja yang nichkhun pakai dari bagian
atas satu persatu hingga kancing ke tiga yang dia buka tangannya yang tengah
memegang kancing itu di genggam tangan kanan nichkhun. Mata junho yang tadi
hanya memperhatikan kancing yang tengah dia buka ahirnya bergulir untuk
memadang wajah nichkhun yang pucat . wajah putih pucat pasi dengan bibir
membiru. Nichkhun masih mengarahkan pandangan matanya ke arah lantai tapi
tangannya yang tengah menggenggam tangan junho perlahan bergerak meremas tangan
junho dengan sedikit kuat.
Junho masih saja memadang wajah nichkhun memperhatikannya
dengan intens hingga nichkhun mulai membalas pandangan matanya membuat
pandangan mereka beradu . saling menatap dan memperhatikan , nichkhun
memperhatikan setiap bagian wajah junho dengan cermat sedangkan perhatian junho
kini tertuju pada bibir menggiurkan miliknya. Perlahan namun pasti junho mulai
mengarahkan bibirnya untuk menekan bibir nichkhun , sedikit menjilatnya agar
terbuka dan kemudian melumatnya halus , tangan nichkhun sekarang melepaskan
tangan junho berganti posisi . kedua tangan nichkhun di kalungkan di leher
junho sedangkan tangan kanan junho sekarang memegangi tengkuk leher nichkhun
dan tangan kirinya berada di pinggang nichkhun. Nichkhun memiringkan kepalanya
ke kriri dan junho sebaliknya membuat ciuman mereka semakin dalam hingga junho
dengan leluasa memasukan lidahnya ke dalam mulut nichkhun . tangan junho
sekarang juga ikut berubah posisi tangan kirinya yang memegang pinggang
nichkhun sekarang bertumpu pada kasur , junho sedikit memajukan badannya
membuat nichkhun mengerti apa maksud junho , dengan tanpa perlawanan nichkhun
membiarkan junho menuntunnya untuk berbaring . tangan junho yang bertumpu pada
kasur menopang bobot tubuh mereka berdua dan tangan kanannya yang ada di punggung
nichkhun menahan tubuh nichkhun agar tidak terjatuh dengan keras walau hanya di
atas kasur . dengan begitu perlahan ahirnya nichkhun berhasil berbaring di
kasur dengan junho yang menindihnya , tautan bibir mereka sama sekali tidak
terhenti selama kajadian itu berlangsung ,junho membuka seluruh kancing kemeja nichkhun
dan melepaskan dengan sedikit bantuan nichkhun yang mengangat tubuhnya saat
junho menarik kemeja itu dan melemparkannya entah kemana
Junho menarik diri dari nichkhun berdiri di depannya yang
tengah terlentang pasrah , junho segera membuka t-shirt yang dia pakai lalu
juga membuka celananya , membuka seluruh kain yang melekat di tubuhnya dengan
terus memandangi nichkhun yang hanya bisa menelan salivanya susah saat melihat
tubuh naked junho . merasa gugup ?! nichkhun merasakan jantungnya berdetak
sangat cepat membuat nafasnya terengah dengan tangan yang gemetar bukan karena
kedinginan … tapi bukankah ini yang dia inginkan sejak dulu ?! di sentuh lee
junho ….
Junho kembali merangkak di atas tubuh nichkhun dan kembali
menindihnya setelah itu mereka juga kembali memulai tautan bibir yang hangat
dan romatis … bibir junho bergerilya menuruni bibir nichkhun dan perlahan
sampai pada lehernya membuat nichkhun mendesah nikmat dan memeluk junho menempatkan
kedua tangannya di punggung namja itu
…..
Dan perlahan gambar yang di ambil kameranya jadi mengabur … setelah
itu gambar kemeranya saya ambil enggel ke
luar jendela , yang menampakan jendela berkabut dengan butiran embun yang
seolah menghiasi kaca jendela itu dan pemadangan hujan rintik2 di kegelapan
halaman depan gallery junho …..
Buahahahahaha ….. # ketawa gak evil *pllaaakkkkk
In other place
Entah sejak kapan dan bagaimana caranya hingga saat ini
wooyoung dan chansung tengah berbaring di lantai kayu ruang latihan dalam
keadaan naked , chansung yang menidih wooyoung dan lagi2 entah sejak kapan
menggenjot juniornya di hole wooyoung,bibir liar chansung juga menjamah seluruh
permukaan wajah wooyoung dan semakin turun hingga leher sebelah kirinya membuat
wooyoung menolehkan wajahnya kekanan , wooyoung yang tanpa sengaja melihat
bayangan dirinya dan chansung yang tengah berbuat mesun di dinding kaca yang
ada di hampir setiap dinding ruangan itu hanya kembali menutup mata mengabaikan
fakta bahwa apa yang mereka lakukan itu salah , yang jelas sekarang wooyoung
hanya ingin menkmati saja .
#
#
#
#
#
wooyoung melap leher dan pundaknya dengan handuk di depan cermin sekembalinya dari kamar mandi walau dia juga sudah memakai pakaian lengkapnya, nafasnya masih saja terengah walau kegiatan mereka sudah berahir 30 menit yang lalu .
#
#
#
#
wooyoung melap leher dan pundaknya dengan handuk di depan cermin sekembalinya dari kamar mandi walau dia juga sudah memakai pakaian lengkapnya, nafasnya masih saja terengah walau kegiatan mereka sudah berahir 30 menit yang lalu .
“aku akan mengantarmu pulang !” terdengar suara innocence
dari arah belakang wooyoung yang sudah pasti adalah suara milik chansung .
wooyoung tersenyum dan merapihkan semua barangnya , memasukan barang2 itu ke
dalam tas
“aku akan pulang sendiri … aku juga membawa mobil … “ jawab
wooyoung dengan santai
“tapi aku mau mengantarmu pulang “ kekeh chansung dan
membuat wooyoung kembali menggeram , inilah yang paling wooyoung benci dari
namja tinggi yang ada di belakangnya ini . sikap semaunya sendiri dan posesif
“apa semua harus kau putuskan sendiri ?!” Tanya wooyoung
berbalik memandang chansung .
Chansung menggelengkan kepalanya “anii … aku tidak
memutuskan semuanya sendiri … aku mengatakan terlebih dahulu padamu saat aku
mau mengantarmu … “
“tapi saat aku menolak kau memaksa … itu sama saja dengan
kau memutuskannya sendiri …”
“karena kau pacarku maka … aku ingin kita sarapan bersama ,
makan siang bersama dan juga makan malam bersama … kita latihan bersama juga …”
wooyoung tertawa meremehkan dengan apa yang chansung sampaikan padanya
“jika dalam setiap waktu makan aku harus bersama mu tidak
mungkin bahkan jika kita tinggal satu rumah sekalipun … karena aku sibuk … aku
makan dimana saja … kita mungkin akan latihan bersama tapi tidak setiap hari …
“
“kenapa seperti itu ?!” chansung bertanya dengan nada
kesalnya , dan menyilangkan tangan di depan
dada dengan raut yang mulai mengeras
“karena aku sibuk … jika ingin setiap saat bersama denganku
kenapa tidak jadi asistenku saja ?!” Tanya wooyoung bercanda tapi malah di
tanggapi dengan serius oleh chansung
“geurom … aku jadi asistenmu saja …” jawab chansung dengan
yakin
“CHANSUNG!!!” teriak wooyoung jengkel dan menghentakan
kakinya ke lantai
“geurae … aku hanya bercada saja …. “ balas chansung
menenangkan dan tertawa gaje
“besok aku sibuk …sarapan ?! tidak akan sempat … makan siang
aku akan di lokasi syuting … makan malam aku ada acara di stasiun TV …. Kita
juga tidak ada jadwal latihan kan ?!“
“lalu bagaimana bisa kita bertemu ?”
“jika ada waktu datang ke lokasi syutingku saja … akan aku
kirim alamatnya ….”
Chansung tersenyum bahagia mendengar penuturan wooyoung yang
sekarang sudah terdengar mengakuinya “baiklah ….” Jawab chansung semakin semangat,
wooyoung hanya bisa tertawa saja dengan sikap chansung yang selayaknya anak
kecil
“aku pulang duluan …. Bye bye …” wooyoung melambaikan
tangannya dan berjalan keluar dari ruang latihan meninggalkan chansung dengan
sama sekali tidak marasa berat untuk berpisah lain halnya dengan chansung yang
begitu sedih saat berpisah dengan wooyoung
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
In car
Taec memarkirkan mobilnya di depan sebuah gerbang rumah yang
terlihat mewah , gerbang rumah yang terbuat dari bahan logam entah besi atau
apa yang di cat hitam dan benteng yang tinggi dengan warna merah bata .
“ini rumah mu ?!” sebuah suara mengagetkan junsu yang hanya
diam melamun sejak pulang dari resto bersama dengan taec tadi . junsu
terjengkat kaget dan membenarkan posisi duduknya lalu memandang taec
“mwo ?!” Tanya junsu meminta pengulangan .
Taec tersenyum dan memperhatikan keluar jendela yang ada di
samping junsu “ini rumah mu ?! alamat yang kau berikan itu … benar rumah ini
kan ?!” Tanya taec mengulang seraya memperhatikan seluruh bagian benteng karena
dia tidak dapat melihat bagian dalamnya “jika aku tahu kau orang kaya
seharusnya aku tidak membantumu dengan bayaran yang rendah …” ujar taec
bercanda
“aku bahkan tidak memberimu bayaran yang sesuai … aku minta
maaf …” junsu bicara dengan raut wajah lesu dan menunduk “tapi ini bukan
rumahku … ini rumah kakak dari ibuku … sebenarnya aku berasal dari daegu … saat
paman dan bibi mendengar aku akan pindah ke seoul mereka menyuruhku tinggal
bersama mereka karena putra mereka satu2nya memilih tinggal sendiri …” junsu
menjelaskan semua keadaannya dengan terperinci pada taec masih dengan wajah
sedih menenggelamkan wajahnya ke bawah
“oh … arraseo …. “ ujar taec dengan nada riang dia mengerti
jika junsu mungkin saat ini tengah sedih malu dan mungkin juga tertekan akibat
acara makan malam tadi “kau terlihat
lelah … cepat masuk dan istirahatlah …. “
Junsu mengangakat wajahnya dan memandang taec bersalah “aku
minta maaf … aku sudah membuat masalah untuk mu … aku benar2 minta maaf “ junsu
menunduk hormat sebagai rasa penyesalannya atas kejadian yang mereka lewati
tadi , taec tersenyum dan dengan reflex tangannya terulur untuk membelai rambut
junsu sayangnya sebelum tangan itu menyentuh kepala junsu taec sudah sadar akan
apa yang dia lakukan membuat tangannya melayang di udara dan dengan kilat dia
tarik kembali , hal itu belum pantas
untuk dia lakukan terhadap seseorang yang bukan siapa2 baginya saat ini
“jangan meminta maaf … kau sama sekali tidak bersalah padaku
…” ucap taec menanangkan bukan bermaksud membesarkan hati junsu tapi dia tulus
mengatakannya. Junsu menatap taec dan tersenyum paksa seraya mengangguk lemah
Flash back
Sebuah resto itali dengan pelayanan dan makanan super mewah
saat ini tengah di nikmati junsu dan juga taec . setelah mereka memesan makanan
dan menunggu beberapa lama ahirnya makanan datang dan di hidangkan di meja .
sang pramusaji dengan ramah dan sopannya menyiapkan semua itu di atas meja
membuat junsu malah meresa canggung . jika boleh jujur dia tidak pernah
sekalipun makan di tempat seperti itu sebelumnya , mendapatkan pelayanan kelas
tinggi malah membuatnya semakin gugup . makan malam dengan orang yang di sukai
di tempat yang tidak pernah kau datangi ?! itu sungguh musibah bagi junsu
Makanan yang saat ini terhidangpun hanya makanan yang di
pesan taec tanpa junsu tahu apa itu , dia hanya berkata ‘aku juga pesan itu !’
dan walhasil junsu bingung bagaimana cara memakan makanan itu dan juga
bagaimana cara menggunakan peralatan makan yang bagitu banyak di samping
kanannya
“aku dan temanku paling suka makan di resto ini karena hanya
menerima sedikit reservasi dan susananya
sangat nyaman … kami tidak bisa makan di tempat yang ramai … hehehehehee … “
taec memula percakapan ringan untuk mencairkan Suasana yang terasa menjadi
dingin saat mereka memasuki resto
“orang yang datang kemari pasti bukan orang sembarangan …
maka dari itu kau bisa tenang makan disini karena tidak akan ada orang
memperhatikanmu apalagi menguntit …”
Taec tersenyum kecil dan mengangguk “ne … walau terdengar
arogan dan sombong tapi … itu benar “ ujar taec dengan sedikit berbisik “ayo
makan …” ajak taec mempersilahkan junsu untuk makan
Junsu memperhatikan cara taec makan dan mencoba unuk
menirunya sedangkan taec tidak mengetahui hal itu dan hanya focus dengan
makanannya .
Trengg !!!!
Bunyi nyaring dari suara alat makan junsu yang beradu
membuat semua perhatian tertuju padanya karena Suasana makan malam di sana
begitu sepi , hanya terdengar obrolan ringan dengan suara yang pelan dari
setiap meja dan suara yang junsu timbulkan membuat perhatian tercurah padanya
Junsu membuka mulutnya sedikit terkatup “joesonghamnida”
gumam junsu begitu pelan dan menunduk kepalanya dua kali kearah tamu sebagai
permintaan maaf
Taec menatap junsu bingung dan memperhatikannya , junsu
menghala nafas berat dan kembali memegang peralatan makannya “gwaenchana ?!”
Tanya taec khawatir kalau2 junsu merasa tidak enak badan karena wajanya
terlihat pucat
“ne … gwaenchana … “ jawab junsu singkat dia kembali mencoba
untuk melanjutkan makan karena tidak ingin terlihat semakin bodoh di hadapan
taec tapi apa yang malah junsu lakukan dia menjatuhkan garpu dan juga gelas ke
lantai karena tidak sengaja tersenggol olehnya untung gelas itu tidak pecah dan
hanya tumpah saja membasahi sepatunya
“ahh !!! eothokae ?!” junsu terlihat begitu panic dan juga
bingung dengan kejadian itu yang sontak membuat perhatian orang2 kembali
tertuju padanya , tak lama pelayanpun datang untuk mengganti garpu dan gelas
junsu “gamsahamnida” ucap junsu pada pelayan itu dan pelayan yeoja itu langsung
tersenyum ramah padanya
Taec memperhatikan tangan junsu yang gemetar untuk sekedar
memakan makanannya,taec juga bisa melihat makanan yang ada di piring junsu
malah sudah berantakan dari hal itu taec bisa menyimpulkan jika junsu mungkin
tidak mengerti bagaimana cara memakannya
“makanan ini enak bukan ?!” Tanya taec mengajak junsu bicara
agar perhatiannya teralih dari tatapan orang2 yang ada di selitar mereka
“Ne … “ jawab junsu singkat
Taec mengambil garpu dan alat penjepit yang ada di tangan junsu kemudian dia
mengambil makanan dari piring junsu “bagian paling enak … aaaa …..” titah taec
agar junsu membuka mulutnya . junsu sempat terkaget dan malah diam tak bergerak
saat itu karena taec mencoba menyuapinya “apa kau tidak mau membuka mulutmu ?!”
Tanya taec heran dengan tangan yang sudah siap di depan mulut junsu
“uh ?! ah …” junsu tersenyum kemudian dia membuka mulutnya
dan memakan makanan dari tangan taec . “enak ?!” Tanya taec lagi junsu
mengangguk masih dengan mengunyah makanan itu dalam mulutnya
Saat makanan penutupun taec mencoba unuk mebantu junsu makan
dengan menyuapinya atau malah dia menggunakan tangannya tidak selayaknya cara
untuk memakan makanan penutup itu , tapi taec melakukannya agar junsu tidak
merasa kesulitan dan merasa terkucilkan di resto itu , cara2 taec melakukannya
memang terselubung dia melakukannya seolah dia tidak tahu jika junsu kesulitan
dan itu agar junsu merasa nyaman
Flash back end
“sekarang masuklah … cepat istirahat … karena waktu liburku
sudah habis mungkin aku akan kembali ke jepang besok sore … “ junsu memandang
taec tidak percaya seolah dia bagitu shock dengan berita kepergian mantan rekan
kerjanya itu
“benarkah ?!”
“sebelum aku pergi … bagaimana jika kita makan siang bersama
?”
“makan siang itu… terasa … emh … “ junsu tidak ingin
kejadian kemarin terulang lagi masih untuk itu tempat yang begitu berkalas jika
tiu tempat biasa sudah pasti akan ada banyak gossip mengenai taec yang beredar
di dunia maya
“jika kau tidak bisa … bagaimana jika seblum au pergi kita
minum kopi bersama ? aku ingin bertemu dengan mu besok ?”
“ne ??!!” Tanya junsu kaget . apa dia salah dengar jika taec
iengin bertemu lagi dengannya ?! sehausnya taec akan segera memutus segala
kontak dengan junsu apalagi dia sudah mempermalukannya. Itulah firasat junsu
tapi ternyata semua salah
“apa kau tidak bisa ? kau sibuk ?!”
Junsu langsung menggelengkan kepalanya cepat2 dan banyak
entah berapa kali saking paniknya “aniiii …anii … aku bisa …”
“baiklah … besok kau yang mentraktirku … oke …” taec memberikan
simpul O pada junsu dengan jarinya membuat junsu mengangguk dengan canggung
“ne …” junsu membuka sabuk pengaman yang dia pakai dan
kembali memandang taec “aku masuk dulu “ pamitnya dengan ramah seraya tersenyum
“ne “
“hati2 … “ junsu melambaikan tangannya saat dia sudah
berdiri d depan gerbang . setelah itu taec menyalakan kembali mesin mobilnya
dan melaju meninggalkan rumah mewah itu
Balik lagi gallery
Junho memandang wajah damai nichkhun yang tengah terlelap di
sampingnya dengan tengkurap walau wajahnya masih menghadap kearah junho .
perlahan junho membelai lembut wajah nichkhun sedikit menyingkirkan rambutnya
yang menghalangi wajah membuat junho bisa melihat perban yang menutupi luka di
pelipis nichkhun ,
“emhh …. “ nichkhun mengerang saat dia merasa jika tidurnya
terusik akibat gerakan tangan junho di wajahnya , nichkhun membuka matanya
perlahan mengerjapkan beberapa kali sebelum dia bisa melihat wajah junho dengan
jelas
“apa aku menganggu tidur mu ?!”
Nichkhun menggelengkan kepalanya dan tersenyum “kau tidak
bisa tidur ?!” Tanya nichkhun membenarkan posisi tidurnya menyimpan kedua
telapak tangannya di bawah bantal memposisikan dirinya berbaring menghadap
junho
“anii … aku hanya ingin melihatmu saja …” jawab junho
“tch … melihatku ? kau bukannya sangat hafal dengan wajahku
sampai melukisku dengan berbagai pose yang memalukan … kenapa kau melukisku
yang tengah tidur di meja … melukisku yang juga tengah memasang wajah idiot
kebingungan saat aku pertama kali melukis … “
“karena aku suka dengan posemu yang seperti itu… tidak
terlihat sempurna … membuktikan jika kau itu juga seorang manusia yang bisa
lelah dan juga bisa bingung … “
“bodoh “ umpat nichkhun kesal dan berbaring memandang
langit-langit kamar “tapi … kenapa kau menulis kalimat itu ?! love in art ….
Wae ?!” tanya nichkhun antusias dan memandang lagi junho yang masih setia
berbaring menyamping memperhatikannya
“aku malas menjelaskannya …lagi pula apa kau tidak bisa
bahasa inggris ?!” jawab junho singkat dan santai membuat nichkhun menggeram
“errgg … dasar … “ umpat nichkhun tidak jelas “ayo katakan secara singkat saja …” melas
nichkhun karena sangat penasaran dengan apa yang junho tulis
“love “ junho mengatakan kata ‘love’ dengan menyusuri wajh
nichkhun dari kening ke hidungnya hingga ke dagu dan terlepas “in art “
lanjutnya semakin tidak jelas
“apa kau melihat tulisan love di wajahku ? atau kau mau
bilang jika wajahku terlihat seperti bentuk hati ? jelaskan dengan singkat dan
jelas …”
“heheheheee …. Kau mau tahu ?! tunggu saat yang tepat saja …
aku akan mengatakannya … sekarang cepat tidur sdah hampir pagi …” nichkhun
mengedikan bahu pasrah dan malah mendekat pada junho untuk memeluknya seraya
memejamkan mata. Dan junho hanya bisa membalas pelukan nichkhun padanya
Ke-esokan harinya
In hospital
Brak
Pintu ruangan inap nichkun di buka dengan tidak terlalu
kasar dan masuklah seorang namja dengan perawakan tinggi dan kekar kedalam
ruangan itu di pagi hari yang cerah .
namja itu berjalan memasuki ruang tamu yang ada di dalam ruangan rawat mewah
itu
“eomma …” panggil namja itu membuat seorang yeoja dewasa
yang tengah duduk bersama dnegan namja lain di sofa memandangnya
“taecyeon-ah …. Kau tahu dimana nichkhun … dia hilang sejak
semalam … “ Tanya yeoja itu seraya berdiri menghampiri taec
“anii … aku tidak tahu … tapi … “ taec sedikit terdiam
menimbang jika dia harus mengatkan atau tidak pada ibu nichkhun jika dia yang
sudah membantu nichkhun untuk kabur dari rumah sakit
“eothokae … nichkhun tidak membawa mobil dia tidak membawa
dompet juga … dia tidur dimana ? sekarang dia ada dimana ?! “ Tanya ibu
nichkhun tidak terlalu di tujukan pada siapa dan kembali duduk dengan gelisah
“eomma … nichkhun pasti baik2 saja … tenanglah …” wooyoung
menggenggam tangan ibu nichkhun dan tersenyum lembut
“tadi bagaimana dia bisa hidup diluardia tidak membawa uang
atau apapun … “
“emh … eomma … sebenarnya … sebenarnya … aku …. “ taec
bicara dengan terpotong masih balum yakin untuk mengakui perbuatannya
“waeyo ?!” ibu nichkhun yang masih duduk di sofa itu
mendongak menatap taec dengan tatapan Tanya
“kemarin … aku yang membantu nichkhun pergi …. “ aku taec
dengan nada pelan yang masih bisa di dengar oleh wooyoung maupun ibu nichkhun .
wooyoung membulatkan mata mencelos dengan pangakuan hyungnya yang satu itu dan
ibu nichkhun langsung beridiri di hadapan taec
“mwo ? apa yang kau lakukan nichkhun masih belum sembuh …
kenapa kau melakukan itu … dasar anak nakal !!! “ ibu nichkhun memukul bahu
taec berulang kali walau tidak terlalu keras untuk ukuran pukulan yang
menyakitkan baginya “kalian itu sama saja …” lanjut ibu nichkhun masih memukuli
taec
“eomma… aku tidak bisa menolak keinginan nichkhun … setidaknya eomma lihat dari segi
positfnya … nichkhun pergi dengan terjamin … membawa kartu kreditku juga aku
memberikan dia uang tunai … jadi dia tidak akan kelaparan atau tidur di jalanan
eomma !!! “ ibu nichkhun menghentikan pukulannya dan memandang taec geram
“kau ini masih saya bertindak semau mu sama persisi dengan
nichkhun …” umpat ibu nichkhun bercekak pinggang
“ckckckck …. Hyung … kau dan nichkhun hyung … kenapa
bertindak tanpa perhitungan terlebih dahulu … membuat orang khawatir dan
bingung …” wooyoung berdecak meremehkan dengan menggelengkan kepalanya seirama
dengan decakan tadi
“sudah yang penting sekarang nichkhun dimana ?!”
“Aku juga tidak tahu …” jawab taec polos
“ikh … kau ini …”
“aku disini …” semua orang sintak berbalik kearah pintu
masuk mendapati nichkhun yang sudah berdiri di depan pintu dengan junho yang
ada di sampingnya
“khunie-ah …” ibu nichkhun segera berjalan menghampiri
anaknya
“ck … jika tidak akan kabur lama2 aku tidak akan meberikan
banyak uang …” gumam taec sendiri membuat nichkhun memandangnya dengan
memajukan bibir mencibir taec yang perhitungan
“hyung … baik-baik saja ?!” Tanya wooyoung mulai beranjak
dari duduknya yang sejak tadi hanya duduk masih diam di sofa
nichkhun tersenyum pada wooyoung “emh … aku baik-baik saja
…”
“sebenarnya kau kemana ? kenapa bisa bersama dengan junho
?!” Tanya ibu nichkhun sembari berjalan memapah anaknya untuk kembali ke kasur
di ikuti 3 namja lainnya di balakang
“junho menemukanku … “ jawab nichkhun singkat dan berbaring
dengan nyaman di kasur
“hah … ahirnya masalah selesai … khun hyung sudah kembali …
mianhae eomma … aku ada pekerjaan …jadi aku harus pergi sekarang …” pamit
wooyoung dengan raut wajah sedikit menyesal , wooyoung sejak pagi menemani ibu
nichkhun di rumah sakit menunggu kabar dari nichkhun
“ne … pergilah … hati2 … “
“ne …” jawab wooyoung dan berbalik untuk keluar
“tunggu aku juga mau pergi … eomma aku pergi dulu …” pamit
taec juga dan ibu nichkhun langsung mengangguk
Setelah itu ahirnya wooyoung dan juga taecyeon meninggalkan
rumah sakit . hingga tinggal nichkhun junho dan ibunya yang ada di sana tapi
karena nichkhun memaksa ibunya untuk pulang juga dan beristirahat maka dari itu
sekarang yang ada disana hanyalah nichkhun dan junho yang menjaganya
di suatu tempat
“kau sudah mendapatkan alamatnya ?!” Tanya wooyoung
berbicara dengan seseorang yang ada di sebrang sana melalui ponselnya
“………”
“baiklah … aku tunggu …. Setelah sampai di loby katakan kau
akan menemuiku aku sudah berpesan agar kau bisa masuk …”
“………..”
“ne..” wooyoung memasukan poselnya kembali kedalam saku
celana dn memasuki ruangan yang sudah di sediakan untuknya
Beberapa lama wooyoung menunggu dengan memainkah poselnya
ahirnya wooyoung mendnegar suara pintu di ketuk juga. Wooyoung memandang
sekilas kearah pintu dan kemudian memandang asistennya
“bisa kau tolong bukakan pintu ?!” Tanya wooyoung pada
asistennya dengan nada yang tidak memerintah tapi juga tidak terdengr rendah
tetap berwibawa di hadapan asistenya itu
“ne “ aisten wooyoung segera membuka pintu dan ternyata yang
datang adalah chansung orang yang memang sednag wooyoung tunggu
Wooyoung tersenyum pada chansung yang masih berdiri di depan
pintu “masuklah …” ajak wooyoung dengan riang dan chansung mulai melangkah memasuki
ruangan itu
“kau boleh pergi “ ujar wooyoung pada asistennya dan orang
itu juga mengerti dengan maksud wooyoung dia segera keluar dan mnutup pintu
rangan itu rapat
“aku membawa makanan untukmu … “ ujar chansung seraya duduk
di samping wooyoung
“jinja ? kau benar2 ingin makan siang denganku ternyata … “
ucap wooyoung dan segera membuka makanan yang di bawa chansung “kelihatannya enak … ayo kita makan …”
“tapi apa kau tidak akan di panggil saat makan ?!” Tanya
chansung hati2 karena dia takut jika wooyoungharusnak ke panggung saat dia
makan
“anii … ini come back stage ku jadi aku akan terahir … “ wooyoung
bicara seraya mengambil satu suap makan dan memasukannya kedalam mulut tapi
karena makanan itu berbentuk panjang2 jadi ada makanan yang tidak tertampung
mulutnya hingga keluar saat wooyoung hendak memasukannya dengan sumpit yang dia
pagang chansung malah memegang tangannya dan memakan ujung makanan yang masih
ada di mulut wooyoung itu
Chansung mengunyah makanan itu membuat makanan tadi semakin
lama semakin memendek dan tidak di ragukan lagi bibir mereka sekarang menempel.
Wooyoung hanya diam saja sama sekali tidak berniat untuk melakukan perlawanan
hingga saat chansung mulai menekan bibirnya terdengar suara pintu di buka
dengan tiba2 membuat wooyoung langsung memalingkan wajahnya dan melap bibirnya
dengan telapak tangan seraya menjauhkan tubuhnya dari chansung
“oppa !” panggil lemah seorang gadis di belakang chansung
dan wooyoung. Wooyoung sontak membalikan badannya untuk melihat sosok yeoja
sang pemilik suara
“jieun-ah … “ panggil wooyoung terperanga dengan sosok yang
saat memandangnya dengan senyum manis
“aku dengar oppa ada di sini dari manager oppa … makanya aku
datang tapi apa aku mengganggu oppa ?!” Tanya gadis itu terlihat menyesal saat
mengetahui wooyoung tidak sendiri
“anii … ini … dia …” wooyoung memandang chansung bingung
lalu memandang jieun lagi “dia koreograferku …” lanjut wooyoung membuat
chansung seketika terdiam memandangnya lalu berganti memandang yeoja itu
“ahh … kalau begitu aku menganggu kalian .. aku keluar saja
lain kali kita bertemu lagi saja oppa …”
“anii … kau tunggu di ruanganmu saja … aku akan kesana …”
ujar wooyoung pada jieun
“ne “ yeoja itu mengangguk pelan dan tersenyum kecil setelah
itu dia berjalan keluar dari ruangan wooyoung
“chansung-ah … aku …aku harus pergi dulu …” wooyoung berdiri
dan hendak meninggalkan chansung hingga chansung memegang pergelangan tangan kanan
wooyoung menghentikan
“siapa dia ?! kenapa kau harus pergi …” Tanya chansung lemah
menatap sendu wajah wooyoung yang sudah berdiri di depannya
“chansung-ah “ wooyoung tidak dapat berbuat apa2 saat ini
dia sungguh merasa bersalah pada chansung tapi juga merasa bersalah pada gadis
manis tadi apalagi jika dia tidak menemui gadis itu
“kenapa kau harus pergi menemuinya ?!” Tanya ulang chansung
dengan nada berat karena menahan nafasnya yang terasa sesak
“karena … “ wooyoung menghentikan kata2nya memandang
chansung dengen barat hati “ dia pacarku …” perlahan pegangan tangan chansung
pada pergelangan tangan wooyoung melonggar dan perlahan merost hingga terlepas
“mianhae …” lanjut wooyoung dan berjalan meninggalkan
chansung yang terdiam ,chansung mengepalkan tangannya dengan kuat seraya
memandang lantai dengan kosong
“kau ….” Gumam chansung dengan penuh penekanan
Di lain tempat
Junsu sudah melihat jam yang melingkar di pergelangan
tangannya entah yang keberapa kali saat ini . dia sudah cukup lama menunggu
taecyeon yang berjanji akan datang untuk
bertemu denganya sebelum dia kembali ke jepang. Junsu sudah mengirim alamat dan
juga memberi tahu jam pertemuan mereka tapi taec malah belum datang juga hingga
sekarang dan saat ini dia sudah terlambat hampir satu jam , membuat junsu
menunggu satu jam
Junsu mengeluarkan poselnya dan mencoba untuk menghubungi
posel taecyeon tapi apa yang dia dapati posel taecyeon malah tidak aktif. Junsu
menghembuskan nafasnya dengan berat dan memendang kearah jendela berharap ada
bayangan taecyeon yang datang dari sebrang jalan sana tapi ternyata itu tidak
terjadi . junsu masih duduk sendirian di sebuh ruangan privat di sebuah café dia
sadar betul jika taec mungkin akan merasa tidak nyaman jika bertemu dengannya
di tempat umum yang ramai maka dari itu dia memilih café dengan fasilitas ini
“apa dia tdiak akan datang ?” Tanya junsu membolak balik
buku menu yang ada di tangannya menunggu dengan bosan.
“atau dia hanya berbasa basi saja mengajakku bertemu …. ?”
junsu mendongakan kepalanya menatap langit2 entah kenapa dia merasa jika
matanya perih dan terasa berair saat dia mengingat kemungkinann itu kemungkinan
jik ataec hanya berbasa basi saja padanya lagi pula itu lebih masuk akal bagi
junsu dari pada mempercayai jika hubungannya dengan taec berjalan dengan baik “kau
seharusnya mengerti … kau sudah tahu tentang ini kenapa kau masih saja berharap
… “ gumam junsu pada dirinya sendiri
Tok tok tok
Junsu smpat tersenyum bahagia saat dia mendengar suara pintu
di ketuk tapi perlahan senyumnya menghilang tat kala dia melihat seorang
pelayan yang masuk
“maaf … ada pesan untuk anda …. Seseorang bernama taecyeon
menelpn kami dan mangatkan jika dia tidak bisa datang … dia menyampakan
permintaan maaf pada anda dan meminta kami unuk menyiapkan hidangan terbaik
untuk anda …” jelas pelayan itu dengan ramah
“mwo ?!” Tanya junsu tersenyum getir memandang pelayan itu “
dia mengirim pesan …?!” Tanya junsu dengan suara yang tercekat . junsu berdiri
dari kursinya dan mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya lalu
meletakan uang itu di meja
“terimaksasih “ ujar junsu dan segera berlari keluar dari café
tadi . junsu berlari tidak tentu arah beberapa waktu hingga dia berada di
sebuah taman yang sepi . tempat yang dia rasa sudah tepat untuknye meluapkan perasaan
“hiks … junsu …. Kau memang bodoh …” makinya pada diri
sendiri dan perlahan duduk di bangku taman yang ada di bawah pohon . perlahan
banyangan senyum taecyeon yang lembut padanya sikapnya yang baik segala
perhatian taec terhadap kebutuhannya saat membuat video klip berputar kembali
di benaknya . adegan-adegan romatis yang mereka lakoni dalam video klip itu
terasa begitu manis baginya tapi sekarang dia harus sadar jika itu hanyalah acting
hanya bagian dari scenario
In hospital
“tidurlah …. “ junho menyimpan gelas di meja samping tempat
tidur nichkhun setelah membantunya meminum obat
“aku tidak mau tidur … “ nichkhun duduk dengan nyaman di kasurnya
dengan selimut yang masih menutupi bagian bawah tubuhnya itu “apa kau mengunci
pintunya ?!”lanjut nichkhun bertanya dengan polos tanpa ada ekpresi canggung di
wajahnya
“kenapa kau bertanya seperti itu ?!”
Nichkhun tersenyum dan menarik tangan junho untuk duduk di
pinggiran ranjang di sampingnya . setelah junho duduk nichkhun mulai
mendekatkan tubuhnya dan memeluk junho menempatkan kepalanya di bahu junho
dengan manja mengerti dengan apa yang di lakukan nichkhun junho malah
melepaskan pelukan nichkhun terhadapnya
“apa yang kau lakukan ?!” Tanya junho menyindir dengan pura2
tidak mengerti.
Nichkhun kembali mendekatkan tubuhnya pada junho mencengkram
kerah kemaja junho dengan kedua tangannya dan perlahan mendekatkan bibirnya
pada milik junho “kau pikir apa yang aku lakukan ?!” gumamnya bertanya di jarak
yang hampir tereliminasi dan setelah pertanyaannya selesai nichkhun berhasil
menekan bibir junho dengan bibirnya
Junho menjauhkan dirinya dari nichkhun memegang pergelangan
tangan kanan nichkhun yang terpasang selang infus dan menunjukan tangannya itu
ke depan wajah nichkhun sang pemilik tangan “kau masih pasien … jadi jangan
berpikir yang macam2 …” ujar junho lalu menyentil kening nichkhun dengan
sedikit keras membuat sang pemilik kepala mengaduh kesakitan
“ahh …appo …. Wae ? pasien juga manusia … lagi pula kau
tidak boleh menyakiti pasien apalagi memukulnya … “ bawal nichkhun seraya
memegangi keningnya yang terlihat sediki merah
“tidurlah !” ucap junho seraya mendorong nichkhun untuk
berbaring bersamanya juga , junho berbaring di samping nichkhun tanpa
menindihnya tapi wajah mereka tetap saling berdekatkan
“jika seperti ini kau mau tidur kan ?!” Tanya junho lagi
dalam posisi mereka yang seperti tadi , nichkhun mengangguk seraya tersenyum “tutup
matamu “ titah junho lagi dan nichkhun menurutinya , hingga saat ini nichkhun
memejamkan mata dengan junho yang memeluknya
Ahhh …. Tidak ada ide buat ending yang cetar membahana badai
halilintar buat chap ini TAPI INI BELUM TAMAT…. Jadinya gini deh …. Khuho gak ada masalah … tapi
kan mereka udah dua chap kena masalah mulu jadi sekarang giliran chanwoo sama
taecjun aja yang dapet masalah oke …. Silahkan di komentar …..
Lanjutannya cepet ya thor,moga2 dpt ide yg banyak biar makin dahsyat lanjutannya,makasih :-)
ReplyDeleteehemm..eon bingung mo komen apa nih..eon malu..malu banget malahan..gimana yah ngomongnya..sebenernya eon ga pernah ngarepin yadong di tiap FF kamu..ehmmmm(ngomong ga yakk..ngomong aja yah..)tapi entah kenapa eon malah mengharapkan adegan itu di FF ini..heheheheee..aduhhh sumpah malu pake banget..
ReplyDeletemungkin karena sifat Junho yg jauh dari kata pervert di FF ini buat eon penasaran..gimana cara Junho mengungkapkan "itu" dengan ke cool-an nya..kyaaa..kyaaa..kyaaaaa...eon malu..
Tapi sumpah ni ya..di FF ini emang KhunHo couple adalah "bintang"nya..kedua couple yg laen tenggelem dengan cerita KhunHo doang..hehehehe..bener ga sih?!apa cuma perasaan eon aja..hehehehehe..
wahh...keren haissttt...khunho..kau bikin q tambh jatuh cinta...kyah like like...lanjuutttt...
ReplyDeleteeon,,,cetar membahana badai halilintar apalah itu....pokoknya keyeeeeeeeeen abies......ga percuma author ngupdate sambil begadang,,,hasilnya memuaskan,,,,,,lanjut thor....fighting
ReplyDeletekyaaaa~ akhirnya khunie bisa dapetin apa yg dia mau dari dulu ,,,congrats .
ReplyDeletejunho juga uda lebbi perhatian sama khunie,
gitu dong kasian tuh nichkhun kayaknya kurang belaian ,hadehhh bahasanya #apadeh
btw tuh pas adegan ensi kenapa kameranya malah ngerekam rintik2 ujan sih ,,
padahal udah hot banget *unjuk rasa minta pertanggungjawaban author*
LANJUT THOOOOOOOOOOR!!
ReplyDeleteTapi NC* Jangan Di Cut* Terus Dong Thoorrr Ngak Dapat Niih Fell Nya
Tapi FF Nya EMANG DAEBAK DAEBAK DAEBAK !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Daebak unnie daebak!!! lanjut ya eon lanjut *ngikutin gaya ariel~
ReplyDeleteEon luar biasa hahaha lanjut eon! Awesom :)
ReplyDelete