Feb 23, 2013

ff khunyoung sacrifice



Gak suka gak usah buka2 gak usah baca apalagi sampai menilai mengkritik dan menjugde saya ataupun yang ada di dalam sini silahkan pergi
 Romance,etc.
Disclamer: cerita yang saya tulis ini adalah cerita murni dari hati saya dan saya tegaskan saya gak pernah mau siapaun jadi seperti apa yang saya tulis … memang sinting kalo sampe ada yang mau apa yang saya tulis itu jadi nyata. Toh saya aja gak mau … kalo oppadeul sampe jadi pasang-pasangan sama sesama member dalam kehidupan nyata !
Warning: BoyxBoy. NamjaxNamja.
Pairing: khunho/khunyoung
Chanwoo
Cast : saya hanya pinjam nama jadi gak ada hubungannya sama yang namanya itu asli
chapters : 1 of 1 maybe
summary : pengorbanan sepanjang masa antara setiap orang yang memiliki rasa cinta . pengorbanan dan cinta abadi yang akan bersatu di ahirnya . perjuangan dan pemendaman perasaan hingga ahir hayat yang merupakan sebuah perjuangan untuk pengorbanan 


“mohon maaf apabila terdapat kesamaan antara nama,tokoh,tempat, kejadian itu hanya merupakan fiktip belaka” tadinya ma buat epep ini series seperti biasanya namun ternyata mata saya sakit dan saya putuskan untuk membuat cerita ini jadi one shoot aja . jika ceritanya aneh abail, kecepetan, gak mutu kurang sedih , kurang bahagia , kurang berasa ,tidak dapat feel nya saya minta maaf .





“hosh hosh hosh “ suara nafas memburu terdengar di sebuah ruangan yang cukup luas terdengar dengan jelas dari arah salah satu sudut ruangan yang merupakan tempat dimana di letakannya sebuah benda empuk dimana saat ini tengah di duduki seorang namja dengan dada yang naik turun dengan cepat , kedua tangannya meremas selimut dengan erat hingga kedua tangan itu bergetar . sementara matanya mulai memarah dan meneteskan air mata , keringat bercucuran dari pelipis namja yang tengah duduk menunduk itu
Perlahan dan dengan perlahan namja yang masih menunduk itu merasakan dua tangan melingkar di bahunya terus menjalar memeluk namja itu dengan pelukan hangat yang kian erat .
“jangan pikirkan apapun … semua hanya mimpi dan aku ada di sini … di samping mu …. “ bisik seseorang yang memeluk namja tadi , namja yang terduduk tadi namja yang tidak lain bernama jang wooyoung itu perlahan menolehkan wajahnya ke samping memandang namja yang saat ini memeluknya menumpukan dagunya di pundak wooyoung
“mereka …. Mengatakan … aku gila ….” Jawab wooyoung dengan nada yang lemah dan terputus-putus seolah menahan sesuatu yang memaksa untuk keluar dari jiwanya “aku bisa melihat mu ….” Wooyoung memandang wajah namja yang saat ini masih memeluknya dengan tatapan yang dalam “aku bisa mendengar mu …. Menyentuh mu …. “ wooyoung menglurukan tangannya membelai pipi namja itu dengan lembut membuat namja tadi menutup matanya merasakan kehangatan tangan wooyoung yang menjalar di pipinya  “tapi …. Mereka tetap mengatakan aku gila ….”
Namja yang memeluk wooyoung itu perlahan melepaskan pelukannya dan mengganggam tangan wooyoung yang masih bertengger di pipinya “kau tahu …. Selama kau tidak melepaskan aku … maka aku akan tetap ada di samping mu ….”tutur namja tampan yang di ketahui bernama nichkhun
“tapi …. “ sergah wooyoung mencoba untuk menyampaikan isi hatinya yang langsung mendapatkan gelengan dari nichkhun
“menikahlah dengan chansung …. Karena ibumu … kau harus melakukannya “ wooyoung mengalihkan pandangan matanya dari nichkhun mencoba untuk memandang benda lain di sekitarnya dengan pikiran yang mulai melayang entah kemana
“aku mencintaimu …” gumam wooyoung pelan sekali
“aku tahu …” jawab nichkhun dan memeluk wooyoung kembali dari samping mencium bagian rambut pinggir wooyoung dengan penuh kasih sayang


*
*
*
*


in office


Wooyoung mencoret coret kertas yang ada di depannya saat ini dengan tiada arti saat dia mendengarkan presentasi dari salah satu rekan kerjanya . wooyoung hanya sesekali memandang rekan kerjanya itu dan kebali menunduk memperhatikan ceretan kertas .
Satu senyum terukir di bibir wooyoung , dia kemudian menutup matanya beberapa detik dengan senyum yang masih terukir di bibirnya . wooyoung membuka matanya perlahan setelah itu seuntuk memandnhingga dia bisa melihat seorang namja berparas tanpan duduk di sebrang meja sana dengan satu tangan menopang dagunya namja itu memandang wooyoung dengan tersenyum panuh arti lalu mengedipkan sebelah matanya nakal namun juga imut membuat wooyoung terkekeh melihat tingkah namja tampan itu .
Namja itu kembali melakukan aksinya menggoda wooyoung saat wooyoung kembali memandangnya ,dengan cara menggigit bibir bawah bagian kiri dengan lagi2 ekspresi yang sensual yang di buat2 dan malah terlihat lucu .
“saranghae !” ujar namja itu pada wooyoung yang memang tidak akan di dengar oleh orang lain kecuali wooyoung sendiri ,sayangnya saat wooyoung akan mengguman kata cinta terhadap namja itu rekan kerja wooyoung malah berjalan ke hadapan wooyoung yang memang duduk di meja yang terpasang seperti huruf U hingga orang tadi bisa berdiri di depan wooyoung menghalangi pendangannya terhadap nichkhun “ishh ….” Wooyoung hendak melemparkan remasan kertas ke pada orang itu namun dia urungkan niat itu setelah mengingat apa saja yang mungkin akan terjadi setelah dia melakukan pelemparan itu dia lantas kembali meremas-remas kertas itu dengan kesal .
“yach !!! minggir !!!” kesal nichkhun pada rekan kerja wooyoung yang menghalangi antara mereka berdua , nichkhun memiringkan badannya ke samping kanan dan kiri untuk bisa melihat wooyoung namun sepertinya rekan kerja wooyoung itu memiliki ikatan batin dengan nichkhun karena kemanapun nichkhun memiringkan tubuhnya dia juga akan bergerak ke sana sehingga tidak sengaja menghalangi nichkhun untuk melihat wooyoung .
Wooyoung tertawa kecil seraya menunduk karena kejadian itu , melihat nichkhun yang sudah dengan susah payah ingin melihatnya . sementara itu di kursi paling kanan terdapat seorang namja yang sejak tadi terus memperhatikan wooyoung tanpa di sadari oleh wooyoung sendiri , namja itu hanya tersenyum ringan saat melihat wooyoung tertawa pelan seolah begitu bahagia walau dia tidak mengetahui karena apa wooyoung tertawa tapi itu cukup membuat dia ikut merasa bahagia .

*


“wooyoung-ah ?!” panggil seseorang yang berlari mengejar wooyoung dari belakang saat wooyoung keluar dari ruang rapat . wooyoung yang mendengar suara seseorang yang memanggilnya langsung menoleh dan tersenyum pada salah satu rekan kerjanya itu.
“waeyo ?!” Tanya wooyoung saat namja tadi baru saja berdiri di depan wooyoung saat ini .
“aku dengar kau akan pergi menemui klien di luar … apa kau ingin aku menemanimu ?!” chansung , namja yang baru saja memanggil wooyoung itu bertanya dengan wajah yang sumeringah setelah berlari mengajar namja imt ini
“anii … kau juga banyak pekerjaan … aku bisa pergi sendiri … “ tolak wooyoung dengan halus dan mengumbar senyum di bibir manisnya seperti biasa
Chansung kembali tersenyum ringan dan mengangguk wlalau sedikit kecewa tapi dia tidak pernah menampakan ha itu do hadapan wooyoung “ibumu … ingin aku menjagamu … tapi bagaimana bisa aku menjaga mu saat kau tidak pernah mau ada bersama dengan ku “ keluh chansung atas apa yang dia rasakan memikul beban yang di berikan oleh ibu wooyoung padanya
Senyum wooyoung perlahan memudar wajahnya kembali muram dengan gerakan menunduk menyembunyikan wajahnya dari chansung yang masih tersenyum tulus namun itu semakin membuat wooyoung merasa bersalah . “mian …” gumam wooyoung pelan
“gwaenchana … pergilah …dan … hati-hati …” lanjut chansung dengan nada yang kembali ceria seperrti sebelumnya ,wooyoung kembali mengangguk memandang chansung tanpa ada ekspresi apapun di dalam wajahnya yang dingin , dia lantas berbalik dan meninggalkan chansung yang masih berdiri memperhatikan dirinya menjauh tanpa ada kata terahir darinya.


In car


Wooyoung duduk di dalam mobil sendirian memandang kaca depan mobilnya yang terus di terpa oleh butiran air hujan yang mengguyur seoul siang itu . hanya memegang stir mobil dengan mata yang tertuju pada kaca mobil yang terus terlihat buram karena air hujan yang mengguyur mobilnya. Wooyoung mengeratkan pegangannya terhadap stir mobil yang saat ini terparkir di salah satu tempat parkir itu seraya menundukan kepalanya ke bawah membayangkan sejarah hidupnya sendiri


Flashback
Bruughh

Suara dentuman yang tercipta saat salah satu balok kayu besar terjatuh dari atas , wooyoung amat yakin jika kayu itu jatuh di dekatnya karena dentuman itu terdengar amat jelas di telinga wooyoung barusan
“kau tidak apa-apa ?!” wooyoung bertanya dengan wajah yang begitu khawatir pada nichkhun yang berdiri di sampingnya saat ini , sesungguhnya mereka tenga berjalan berdampingan barusan hanya saja karena ada balok yang terjatuh wooyoung dan nichkhun menghentikan langkah kaki mereka sementara
Nichkhun tersenyum kecil seraya menghela nafas seolah lelah seraya menolehkan pandangannya pada wooyoung “aku baik-baik saja … kajja !” nichkhun menggenggam tangan wooyoung untuk kembali berjalan menuruni tangga . saat ini mereka ada di lantai dua sekolah mereka . yah karena nichkhun dan wooyoung menuntut ilmu di Negara tirai bambu sejak mereka lulus SMP dan saat ini sekolah mereka baru saja mengalami gempa bumi yang cukup besar hingga membuat kerusakan yang cukup parah ,wooyoung sendiri terjebak di dalam reruntuhan di lantai dua gedung sekolah mereka yang membuat nichkhun yang saat gempa terjadi tengah berada di lapangan basket segera naik ke atas untuk menolong wooyoung tanpa memikirkan appaun lagi sebelumnya kecuali satu nama yakini “wooyoung”
Mereka berdua terus berjalan turun dari latai dua untuk menuju ke lapangan dan berkumpul dengan teman2 mereka yang lain . satu kaki nichkhun menapaki tanah taman depan sekolah mereka nichkhun mulai kembali membuka suara walau dengan nada teramat lirih “sukurlah …ki…ta ….sampai ….” Dan setelah itu wooyoung merasakan tangannya yang di genggam nichkhun seolah di tarik dengan paksa membuat wooyoung berlaih memandang wajah nichkhun yang tepat saat itu terjatuh ke tanah hanya saja genggaman tangan mereka sempat terlepas dan itu membuat wooyoung tidak ikut jatu bersama nichkhun saat ini .nichkhun  jatuh tersungkur di tanah dalam posisi tengkurap dengan darah yang membasahi seluruh baju seragam sekolah nichkun yang berwarna putih itu atau setidaknya berwara putih sebelum saat ini . karena sekarang seragam itu sudah berubah menjadi merah pekat akibat darah yang bercucuran dari kepala bagian belakang nichkhun sejak di lantai atas tadi .
Wooyoung menutup mulutnya yang terbuka lebar saat melihat keadaan nichkhun di depannya saat ini , dia benar tidak dapat berpikir dengan perasaan yang bercampur aduk di dalam benaknya saat ini .nichkhun yang berlari menolongnya memang tidak akan mengatakan jika balok kayu itu menimpa diriya hingga dia terluka parah karena dia tahu pasti sama halnya dengan dirinya yang tidak akan meninggalkan wooyoung di dalam reruntuhan itu sendirian wooyoung juga tidak akan meninggalkan dirinya yang terluka parah dan terkapar di tempat kejadian hingga dirinya mengerahkan segala kekuatan untuk terus berjalan hingga sampai ke bawah dan memastikan wooyoung akan selamat , dengan begitu dirinya sudah tidak punya kekuatan untuk bertahan lagi hingga terjatuh begitu saja setelah tujuannya menyelamatkan wooyoung tercapai

End of flashback


Wooyoung membuka matanya saat dia meraskan ada satu tangan yang menggenggam lembut tangannya yang masih memegang stir mobil itu , perlahan dia mengangkat wajahnya dan memandang kearah kursi yang ada di samping kursi kemudi
“tidak ada yang terjadi … tenanglah … “ nichkhun mengganggam tangan wooyoung dengan senyum yang menangkan yang sama sekali tidak membuat wooyoung merasa lebih baik di siang hari yang di guyur hujan deras namun denngan matahari tetap bersinar terik
“bagaimana bisa kau berkata tidak ada yang terjadi ?! “ Tanya wooyoung lemah memandang nichkhun yang saat ini ada di sampingnya
“aku tetap ada di sampingmu kapanpun kau mengingankannya … tidak ada yang terjadi karena kita selalu bersama dulu atau sekarang …dan ….” Nichkhun menghnetikan kata-katanya dan malah mendekatkan tubuhnya kearah wooyoung dan memeluk namja itu dengan hangat
Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

“kau yang mengatakan jika … kau bisa melihatku …bisa mendengarku … bisa menyentuhku … tidak ada yang berubah wooyoungie “ jelas nichkhun membelai rambut wooyoung yang meletakan kepalanya di bahu nichkhun saat ini

*

Beberapa waktu kemudian
(samba baca puter want you back gak tahu nyambung atau engga hanya aja musiknya pas buat part ini)
Wooyoung berjalan menjauhi mobilnya menuju ke sebuah gerbang saat hujan mulai mereda dan menjadi gerimis , berjalan sendirian dengan memegangi payung yang melindunginya dari butiran hujan yang siap membasahi siapapun . wooyoung berdiri di depan sebuah pagar dan kemudian memegang pagar tinggi yang menjadi pembatas antara daerah dalam gerbang dan daerah luar gerbang tadi, dia tersenyum dan perlahan membuka gerbang itu berjalan masuk ke dalam sana . kaki wooyoung berjalan terus semakin dalam memijakan kakinya ke atas tanah yang berumput hijau rumput yang lebat hingga menampung air di dedaunannya yang lebat dan itu membuat tanah tadi membentuk  genangan air karena memang daun tadi sedikit menahan resapan air ketanah,hal itu membuat saat kaki wooyoung menginjak rumput itu akan ada kecipratan air yang keluar dari rerumputan yang terinjak itu ke segala penjuru .
Wooyoung terus berjalan menuju ke tempat tujuannya dengan satu tangan yang memegangi satu ikat bunga dan satu tangan lagi masih setia memegang payung.
Criikk
Buket bunga yang wooyoung bawa terjatuh ke tanah yang yang tergenang air dan tidak berumput hanya saja air yang menggenang itu terlihat jernih tidak seperti genangan air yang biasanya ada di tanah yang berwarna kecoklatan. wooyoung melepaskan pagangannya pada payung membuat payung itu terjatuh dengan posisi terbalik menadah air hujan , dia kemudian berjongkok mengambil buket bunga itu ,
“buket yang indah … terjatuh begitu saja … kenapa kau selalu saja jadi orang yang salah wooyoung-ah ?!“ wooyoung mencoba untuk bicara dengan dirinya sendiri seraya memandang buket bunga yang sudah ada kembali di tangannya. Dia lalu berdiri dan mengambil pegangan payung yang dia gunakan tadi dan langsung menariknya untuk memayungi dirinya lagi namun salah karena payung tadi terjatuh dalam posisi yang terbalik hingga air hujan tertampung di dalamnya hingga saat woyoung dalam satu gerakan memayungkan payung itu kepada dirinya sendiri malah air yang tertampung tadi menguyur tubuhnya
Wooyoung tersenyum menertawai kebodohannya sendiri dan kembali melanjutkan perjalanannya .hingga saat ini wooyoung menghentikan langkah kakinya menghadap pada sebuah gundukan tanah yang tertutupi oleh rerumputan dengan satu batu di ujung gundukan itu yang bertuliskan nama “nichkhun buck hoverjkul” wooyoung berjongkok di sisi gundukan itu dan meletakan buket bunga tadi di atas gundukan itu menyandarkannya di batu nisan .
“aku … bersalah ….” Ujarnya pada batu nisan yang saat ini dia pandangi dengan mata berkaca-kaca “mian …”lanjutnya lagi

Flashback

“ibu sudah membicarakan ini dengan chansung dan keluarganya … hanya tinggal menunggu pendapatmu tentang ini …. Jadi bagaimana ?!” nyonya jang duduk di samping wooyoung yang tengah duduk pula di sisi ranjang di kamarnya , nyonya jang memeluk wooyoung dari samping dan menumpukan kepalanya di bahu wooyoung “ibu hanya ingin kau hidup dengan baik …. Semua orang yang menyanyangimu …. Pasti akan menginginkan yang terbaik untuk mu … ingin kau hidup dengan baik … dan ….” Nyonya jang mengangkat wajahnya memandang wooyoung yang juga tengah memandang sang ibu “nichkhun adalah orang yang sangat menyanyangimu …” nyonya jang meneruskan kalimatnya untuk menyakinkan wooyoung agar mau menjalani hidup dengan normal dengan salah satu langkah adalah menikah dengan chansung yang merupakan rekan kerjanya dan juga namja pilihan keluaga wooyoung sendiri . karena selama ini selain wooyoung terus berkata jika dia masih bisa berkomunikasi dengan nichkhun wooyoung juga sering kedapatan bicara sendiri atau tertawa sendiri dan saat di Tanya dia akan bicara jika dirinya barusaja mengobrol dengan nichkhun . memang tidak akan ada yang percaya pada wooyoung terlebih lagi saat wooyoung mengatakan jika dia menutup mata dan memikirkan nichkhun saat dia kembali membuka matanya nichkhun akan datang . itu sudah cukup untuk semua orang termasuk ibu wooyoung sendiri menyimpulakan jika wooyoung itu memang sudah gila. Tidak ada yang tahu bahwasanya semua yang di katakan oleh wooyoung itu adalah benar adanya
“a…aku …aku …. Akan melakukannya ….” Wooyoung menjawab pertanyaan sang ibu dengan suara yang begitu serak dan hampir saya tidak dapat mengeluarkan suaranya untuk manjawab sang ibu karena tenggorokannya seolah terhalang oleh sesuatu yang besar saat akan mengucapkan kata persetujuan barusan

End of flashback


Wooyoung meletakan payung yang dia pegang di samping makam nichkhun dia lantas berdiri masih dengan guyuran gerimis di siang hari yang lumayan terang , hari itu walau hujan terus mengguyur namun matahari masih saja menampakan sinarnya menerpa bumi. Wooyoung menutup matanya dan merentangkan kedua tangannya sedikit mendongakan wajahnya hingga butiran air yang jatuh dari langit itu jatuh membasahi wajahnya , wooyoung bisa merasakan saat butir demi butir air menetes di wajahnya saat ini . perlahan wooyoung menadahkan tangan kanannya kedepan ikut mencoba untuk merasakan butiran air namun yang dia rasakan malah sebuah tangan yang menggenggam tangannya membuat wooyoung membuka mata
“tidak ada yang salah …. Kita memang berbeda …. Namun kita memaksakan untuk tetap bersama … suatu saat nanti bagaimanapun  itu kita harus bisa menerima kenyataan  … “ nichkhun tersenyum memandang tangan kanannya yang saat ini juga memegang tangan wooyoung yang mulai basah karena guyuran hujan yang mulai kembali deras “…. Jalani hidup mu … jangan khawatikan apapun karena saat kau menoleh ke balakang aku akan selalu ada di belakang mu untuk mendukung mu …“

Aku tak pernah pergi, selalu ada di hatimu
Kau tak pernah jauh, selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak, menegaskan ku cinta padamu


**


Wooyoung sedikit merundukan tubuhnya ke depan mengarah kearah sebuah meja yang terdapat di hadapannya saat ini . tangan kanan wooyoung memegang sebuah pena yang saat ini sudah di arahkan pada satu lembar kertas yang ada di atas meja . dia menghala nafas berat sebelum menggoreskan pena di atas kertas itu dan mengangkat wajahnya melihat kearah depan yang menampakan kedua orang tuanya yang tengah tersenyum kearahnya . wooyoung menelan ludahnya cepat sebelum dia benar2 menggoreskan pena tadi di atas kertas yang langsung di sambut tepuk tangan riuh dari beberapa orang yang menyaksikan kejadian barusan . setalah berhasil menorehkan goresan pena berbentuk tanda tangan di atas sebuah kertas wooyoung kembali menegakan badannya dan kali ini berganti dengan namja tinggi yang berdiri di sampingnya yang mulai merunduk untuk sama-sama membubuhkan tanda tangan nya di atas kertas yang sama, saat chansung masih merunduk menanda tanangani surat tersebut wooyoung menolehkan kepalanya ke belakang mengarahkan matanya untuk mencari satu sosok di sana . dia mengukir senyum paksa saat melihat seorang namja tampan berdiri di belakang tubuhnya walau agak jauh yang memakai setelan rapi dengan tersenyum tulus padanya . suara tepuk tangan semakin riuh di pendengaran wooyoung membuat dia kembali melihat kearah depan dan ternyata chansung baru saja selesai menandatangani kertas yang merupakan surat pernikahan antara dirinya dan wooyoung .

Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian

Wooyoung yang terus mengumbar senyum palusnya di depan para tamu yang datang menyaksikan pernikahannya dengan chansung hanya terus memandang ke depan dan sama sekali tidak menyadari jika nichkhun yang ada di belakangnya saat ini tersenyum semu seraya memperhatikan tangannya , telapak tangan nichkhun yang perlahan mulai memudar dari bagian ujung jari tenghanya terus menjalar maju
“saat aku tak lagi di sisimu …. Ku tunggu kau di keabadian …” gumam nichkhun pelan dan setelah itu bayangan diri nichkhun semakin memudar hingga tidak terlihat sama sekali . hanya selang beberapa detik setelah nichkhun menghilang wooyoung berbalik ke balakang untuk mencarinya
Wooyoung memutar pandangannya ke segala arah saat dia tidak kunjung menemukan sosok nichkhun berdiri di belakangnya seperti tadi . wooyoung masih saja mengarahkan kepala ke kanan dan ke kiri mencari dimana nichkhun hingga dia meraskan jika seseorang memeluknya dengan tiba-tiba
“chagya … chukae … “ nyonya jang memeluk putranya itu dengan erat menyalurkan kebahagiannya hari ini dan itu membuat wooyoung dengan terpaksa menolehkan wajahnya ke arah  sang ibu dan tersenyum paksa “ne …eomma “ ujar wooyoung lirih hingga terdengar seolah berbisik namun itu masih bisa di dengan nyonya jang yang berada amat dekat dengannnya saat ini . wooyoung yang masih ada di dalam pelukan nyonya jang hanya bisa menggulirkan matanya mencari kembali sosok nichkhun yang tidak dapat dia temukan bahkan setalah dia memejamkan mata dan memikirkan namja itu dia sama sekali tidak muncul seperti biasanya .
Mata wooyoung mulai memanas dengan tubuhnya yang mulai terasa melemah , seandainya saja wooyoung tidak menguatkan dirinya karena mengingat ini adalah acara pernikahannya yang di hadiri banyak sekali orang dan saat ini ibunya tengah memeluk dirinya dengan hangat wooyoung pasti sudah akan jatuh terduduk di lantai dan menangis meraung-raung karena tidak dapat menemukan nichkhun di sekitarnya lagi .


3 tahun kemudian


“apa kau tidak akan kembali bekerja lagi ?! perusahaan selalu bertanya padaku kapan kau akan kembali bekerja “ chansung bertanya pada wooyoung yang saat ini tengah memasangkan dasi di leher chansung . pagi hari seperti biasanya selama 3 tahun terahir wooyoung yang selalu bertindak menjadi pasangan hidup yang baik bagi chansung .
“aku tidak akan bekerja lagi … hanya akan mengurusi mu … dan juga …” wooyoung sedikit menarik kerah jas yang chansung kenakan agar terlihat lebih rapi “mengurusi anak kita … jika kita berdua bekerja lalu siapa yang akan mengurusi dia … untuk apa mengadopsi anak jika akan membiarkan dia kekurangan kasih sayang …” jelas wooyoung yang malah terdengar seperti menggerutu dan mengomel dari pada menjelaskan
“baiklah jika itu memang keputusan mu … aku akan menyetujuinya … walau aku pernah berpikir sangat menyayangkan jika bakat mu itu hanya di biarkan begitu saja tanpa di salurkan “
“aku akan mengajarkan anak kita tentang semua yang aku bisa … jadi tidak ada hal yang akan terbuang sia-sia … sekarang cepat makan kau bisa terlambat “ wooyoung mendorong tubuh chansung keluar dari kamar mereka untuk menuju ke ruang makan dan sebelum sampai ke ruangan yang di tuju itu wooyoung menyempatkan diri untuk masuk ke dalam kamar anaknya dan mengambil anak usia 3 tahun bernama JB . anak lelaki yang sangat amat lucu dan juga pintar

Sarapan antara wooyoung chansung dan juga anak mereka itu berjalan seperti biasanya , kehangatan yang bagitu di buat2 oleh wooyoung kepada chansung dan juga anaknya malah membuat suasana di rumah itu semakin hambar saja setiap harinya . selesai sarapan wooyoung dan JB akan mengantarkan chansung hingga ke dapan pintu dan kemudian dia akan berangkat ke kantor sementara wooyoung akan mengurusi anak adopsi mereka itu di rumah

*


“jangan bermain di sini terus … kajja … kita masuk sekarang cuacanya sangat terik chagya … “ wooyoung membujuk JB untuk mau masuk ke dalam rumah karena saat ini dia tengah bermain di halaman belakang rumah membuat teriknya matahari begitu terasa siang ini . namun anak lucu itu sama sekali tidak mau masuk juga
Wooyoung mensongak menatap beberapa awan putih yang ada di atas kepalanya saat ini lalu setelah itu dia kembali memperhatikan JB yang asik memetik tanaman yang ada di sana . wooyoung hanya tersenyum sama sekali tidak perduli dengan berapa harga tanaman hias yang saat ini tengah JB petik atau juga bagaimana dirinya susah payah merawat tanaman itu . baginya JB bahagia itu saja sudah cukup membuat dirinya bahagia . tiba-tiba saja wooyoung memegangi kepalanya yang terasa berdenyut dia piker itu hanya karena dirinya yang terlalu lama berada di bawah sinar terik matahari hingga dia tidak terlalu menghiraukannya
“kajja …chagy …” wooyoung menuntun JB untuk masuk ke dalam rumah namun saat beberapa langkah lagi dia akan sampai di tras rumah yang teduh wooyoung merasakan ada cairan yang keluar dari hidungnya “mimisan lagi ?!” wooyoung menyeka darah yang keluar dari hidungnya itu dan tersenyum pada JB yang mendongak memperhatikannya . “eomma tidak apa-apa … ayo masuk “ ajak wooyoung lagi dan merekapun kembali melangkah masuk ke rumah . wooyoung mengerjapkan matanya berulang kali saat pandangan matanya mengabur dan seolah terbolak balik . dia juga menggelengkan kepalanya yang terasa saki sekali seolah tertusuk rasa sakit yang begitu menusuk hingga dia melepaskan pegangan tangannya terhdap JB dan menjambak rambutnya sendiri dengan kuat . wooyoung merasakan nafasnya mulai tidak teratur dan terasa sesak tubuhnya juga terasa semakin lemah dan ahirnya dia hanya melihat kegelapan yang menyelimuti dirinya setelah itu .


In hospital


“kang….ker ?!” eja chansung dengan nada tidak percaya saat mendnegar penjelasan dari salah satu dokter yang menangani wooyoung .
“penyakit ini memang tidak memiliki gejala awal yang bisa di deteksi … hanya saja … kangkar darah akan menunjukan gejalanya saat sudah separah … walau aku juga tidak mengerti kenapa istri anda baru mengalami gangguan kesehatan saat sudah di stadium ahir …. Tapi ini benar2 membahayakan ….”
“lalu bagaimana keadaannya saat ini ?! walau stadium ahir dia bisa di sembuhan bukan ?!” chansung bertanya dengan penuh harap bahkan seolah memaksa agar dokter itu berkata iya sebagai jawabannya .
“secara medis …. Kami sudah tidak bisa mengambil tindakan apa-apa lagi …. Operasi tidak akan bisa menyelamatkannya …. Kangker ganas itu sudah menggerogoti tubuhnya sejak lama … berkembang dengan amat cepat …”
“jadi apa maksud mu ??!!!” Tanya chansung sedikit emosi
“maafkan saya …. Ini memang terdenga kejam dan menyakitkan tapi kami harus memberi tahukan hal ini kepada anda … jika beliau tidak punya harapan hidup lagi … saat ini beliau koma … entah akan sampai kapan ?! dan setelah beliau siumanpun tidak ada yang bisa di lakukan untuk menolongnya selain doa …”
Chansung memijat keningnya dengan tangan kanan sementara satu tangan lagi dia gunakan untuk menopang tubuhnya pada tembok yang saat ini ada di sampingnya . sungguh saat ini chansung tidak dapat berpikir , tiba2 mendapatkan kabar bahwa wooyoung mengidap kangker dan tidak akan bisa di tolong … sungguh pukulan telak yang akan membuat otak chansung membeku seketika untuk berpikir apa yang harus dia lakukan saat ini .

14 minggu kemudian

Manakala hati menggeliat mengusik renungan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara sang malam dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku

Chansung duduk di satu kursi yang ada di samping ranjang dimana wooyoug terbaring lemah di sana dengan berbagai alat penopang yang membuat dirinya masih bisa bernafas hingga saat ini . chansung memperhatikan wajah wooyoung yang semakin hari semakin pucat dan tirus saja . sama sekali tidak ada tanda-tanda jika wooyoung akan siuman hingga saat ini .
“wooyoung-ah …. Aku merelakan mu …. “ gumam chansung pelan di telinga wooyoung dengan kedua tangan yang menggenggam tangan kanan wooyoung yang berdapat berbagai selan yang menancap di sana .

Flashback

Chansung membereskan beberapa barang yang akan dia bawa ke rumah sakit untuk di simpan di sana selama wooyoung di rawat di rumah sakit . menurut dirinya Suasana yang nyaman akan membuat wooyoung merasa bahagia dan mungkin saja dia akan segera siuman . chansung memasukan semua benda yang sangat di sukai oleh wooyoung mulai dari boneka jaman remajanya ,membawa foto keluarga mereka setidaknya chansung tahu wooyoung menyanyangi JB , dan juga beberapa botol parfume koleksi wooyoung . chansung yang merasa masih kurang akan benda yang akan dia bawa mengalihkan pandangan matanya ke penjuru kamat dan menemukan laptop milik wooyoung di meja yang ada di sudut ruangan , dia lantas berjalan mengambilnya namun bukan karena akan membawa laptop itu lebih karena dia penasaran apa isinya … mungkin saja ada hal2 yang wooyoung sukai dan tidak dia katahui hingga dia bisa membawanya untuk wooyoung nanti . chansung menyalakan laptop itu dan mulai mengutak atiknya … melihat playlish music , dan foto2 hingga tanpa sengaja dia mebuka satu folder berisikan file dokumen yang ahirnya di buka oleh chansung .

“aku pernah berpikir untuk mengahiri hidupku saat aku kehilang dia , namun saat aku sadar dia ada di sekitarku aku kembali menata hati dan memulai hidup bersama dengannya walau dengan dunia yang berbeda . walau dengan banyaknya orang yang mengangap aku gila aku terus bertahan karena ada dia di sampingku . dan saat dia menghilang aku kembali masuk ke dalam jurang yang sama , aku ingin kembali mengahiri semua namun kali ini berbeda karena ada orang lain yang selalu berdiri di sampingku , menerimaku dengan segala kekurangan yang aku miliki … kesabarannya menghadapi diriku membuat aku merasa jika aku punya hutang budi yang besar hingga aku hanya bisa membayarnya dengan terus berada di sampingnya menemani dirinya selama yang aku bisa sampai maut menjemputku … wlaau terkadang aku ingin maut itu segara datang …namun … bagaimana dengan JB ?! aku sama sekali tidak ingin dia kahilangan orang tuanya untuk yang ke dua kali … aku tidak ingin melanggar janjiku untuk terus menjaganya … anak itu … sangat malang … -> “

Walau belum rampung membaca apa yang wooyoung tulis hanya sekedar paragraph pertaman saja sudah membuat dia mengerti tentang perasaan wooyoung selama ini . yang terus menakan perasaannya demi membalas kebaikan yang dia lakukan dan juga untuk memenuhi janjinya terhadap anak adopsi mereka

End of flashback

Chansung mencium punggung tangan wooyoung yang tengah dia genggam lalu kembali memandnag wajahnya yang masih menutup mata . “ …. A…ku ….sunguh tahu …. Betapa kerasnya …. Hidup yang kau jalani selama ini …. Memendam hati …” chansung mengalihkan pandangan matanya arah langit-langit kamar rumah sakit saat dia sudah melihat bayangan wooyoung yang mengabur dengan air mata . bahkan suara chansung yang terbata dan seolah menahan nafas embuat suaranya terdengar semakin berat . “selama ini …. Kau sudah jadi yang terbaik untuk ku … tidak pernah membuatku kecewa …. Hiks ..“ chansung mengusap wajahnya dengan sebelah tangan sedangkan satu tangan yang lain masih setia menggenggam tangan wooyoung. “tidak pernah membuat ku marah … kau yang terbaik …. “ chansung menahan suara isakan yang mungkin akan dia keluarkan dengan menutup mulutnya rapat-rapat membuat bahunya bergetar dengan hebat “dia menunggumu …. Maka temuilah dia …. bahagialah …. Karena aku hanya ingin kau bahagia …. “ ujar chansung dengan bersunngguh-sungguh walau dengan suara yang serak namun dia mengatakan semua itu dengan hati yang tulus , dia melepaskan wooyoung karena dia tahu apa yang wooyoung inginkan saat ini adalah pergi menemui nichkhun di alam sana .
Perlahan satu bulir Kristal bening kekuar dari kedua sudut mata wooyoung mengalir dari sudut mata itu hingga membasahi bantal yang di jadikan alas kepalanya saat ini , mendnegar ketulusan chansung dan kesungguhannya membuat hati wooyoung tergerak saat ini.
“suatu hari nanti … aku akan mencaritakan kepada JB …. Tentang kisah cinta yang tulus dan abadi … tentang cinta yang tidak pernah terisahkan walau dengan jarak dan waktu …. Saat dia besar aku pasti akan menceritakannya kepada JB …. Karena aku akan mejaganya dengan baik … karena dia juga adalah anak ku … jadi … kau tidak perlu menghawatirkannya …” jelas chansung dengan satu tangan yang mencengkram kuat sisi kasur menahan tangis yang mungkin saja akan meledak sewaktu-waktu .

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

“karena cinta sejati … bukan hanya antara kau dan aku … sekalipun aku mencintaimu … dan kau mencintai orang lain …. Cinta kita berdua … tetaplah cinta sejati …karena sama seperti mu yang mencintainya hingga ahir … aku juga akan mencintaimu hingga ahir … wooyoungie …”

Tit …….tit ………….tit ………………..tit ………………….tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttt

Alat deteksi jantung itu berbunyi semakin lemah dan terus semakin lemah setelah chansung menyelesaikan apa yang ingin dia bicarakan , dan selang beberapa menit berlalu suara panjang yang mengalun pilu itu terdengar di pendengaran chansung yang saat ini masih berada di sisi wooyoung .

“hiks …hiks …hiks …. Aaaaahhhhhhhhh ~~~~~~ ahkk ….. “ chansung yang sejak tadi terisak saat ini tidak dapat membendung lagi perasaannya dan itu membuat dirinya tidak kuat menahan tangis , tangis yang menjadi saat wooyoung menghembuskan nafas terahirnya di hadapan chansung . chansung yang saat ini telah runtuh menangis dengan maraung-raung di samping jasad wooyoung yang telah kaku .


Epilog *********

“menghilang tanpa kata …. Mengingkari janji yang telah kau buat …. “ wooyoung mendekati seorang namja yan tengah duduk selonjoran di atas rumput hijau yang ada di pinggir danau yang begitu luas . wooyoung mengambil posisi duduk di samping nichkhun yang tengah menghadap kearah danau
“ada satu kalimat yang tidak aku ucapkan setiap kali aku bicara dengan mu ….” Wooyoung menatap wajah nichkhun yang masih memandang danau
Nichkhun menolehkan pandangannya kearah wooyoung dan tersenyum manis seperti biasanya “saat aku tak lagi di sisi mu …. Ku tunggu kau di ke abadian …”
Wooyoung menghela nafas ringan seraya bersedekap dada dan menghadap kearah danau memperhatikan pemandangan yang bagitu indah dan menakjubkan “apa sekarang …. Aku sudah datang ….? Menemui mu … di …keabadian ?!” Tanya wooyoung kembali memandang wajah nichkhun yang langsung mengangguk dengan senyum yang tidak terlepas dari bibirnya . dan setelah itu wooyoung mendekatkan dirinya kearah nichkhun menyandakan kepalanya di bahu bidang namja itu sedangkan nichkhun memeluk bahu wooyoung dengan lembut dan hangat



END !!!!!!!!!

Soal gaje dan abal tidak bermutu yah itulah genre epep yang saya buat di setiap kesempatan … kita lihat yah … siapa aja yang akan mengomentari epep gaje ini … silahkan di komentar !!!!!

15 comments:

  1. Terinspirasi dri video Arash yg broken heart itu y???#sotoy=dihajar

    EMank baik nya OS aja sih aq pikir cerita ini susah untuk dikembangkan coz.d sini khunyoung,dan jg seorang Nickhun yg udah death tapi jiwanya msh blm bsa kembli..aq pikir susah untuk dikembngkn...klu x chanwoo beda lgi ya?????#sotoy lgi=dibakar

    Buat yg action lgi donk????yg pemeran utamA nya wooyoung lgi..please....?????atau Junho dan JR jrng lo fic yg mengangkat pair itu.....atau Junwoo jg gpp....#bnyk mw x#Author ngsah golok#kabur........


    Bye..........and lam knl ya......

    ReplyDelete
  2. Huwaaaaa Ko aku jadi malah terpesona ama chansung. . .(?)
    Eon. . .teganya bikin aku nangis kejer so sweet bangeeert v_v
    Yg pling aku suka dri ff eon tu slalu happy ending nggak nanggung and gak bikin aku galau aku puaaas hehehehe

    KhunYoung . . . ^^. . . khunyoung. . . gak bisa ngomong ap2 lagi,hikz. . . hikz. . .perpisahan yg menyakitkan tapi berahir manis ^^

    ReplyDelete
  3. nangis mewek nangis nangis nangis
    sedih banget baca ffnya kasian chana hiks....
    ini kayaknya oneshot aja un kalo dilanjut ntar jadi keliatan dipaksain...
    ini ending nya udah top ko

    ReplyDelete
  4. author daebak klow bkin kNflik mezty slalu ngena d hati,. Khunyoong so sweet echan kzian v_v
    baca 2x nNg!z 2x,.fufufu

    ReplyDelete
  5. FFnya so sweet
    "kutunggu kau di keabadian" kata2 itu selalu terngiang2 didlm otak aku + memotivasi aku(entah mengapa)
    Pertama yg sedih Woo gara2 Khun pergi,dan terakhir Chan gara2 Woo pergi
    HAPPY ENDING FOR KHUNWOO COUPLE AND SAD ENDING FOR CHAN

    ReplyDelete
  6. NGAK TAU EONNIE

    NI FF WOOYOUNG KEDUA YANG BUAT AKU NANGIS

    MENGAPA SEDIH BANGET CERITA NYA MENYAYAT2 HATI RASA NYA Hiks,

    Lanjt thor T,T

    ReplyDelete
  7. hiks cry crying T.T huhu SO SWEETTTT BGTTTT...! T.T aduh eonnie pinter bgt sih bikin orng nangis T.T serasa kyk lgi nonton ... Daebakkkk...chanpapa *hug chan * Daebakkkkk :D

    ReplyDelete
  8. Keren2 bnget thor sukses bln orng nangis hiks....hiks....hiks... So sweet dan penuh pengorbanan ^^

    ReplyDelete
  9. astagaah...knapa eon baru nemu ni epep..! *jedotin kpala ktembok* kirain km ga bkal lanjutin yg ini dfb eh trnyata pindah ksni..hehe

    nyesek bgt pas chan baca note woo trus chan pidato(?) sblm woo mnnggal(amit2)..eon yg saat itu posisi lg dkantor lgsg brb ketoilet..huhuhu..

    ini crtanya mirip2 ma yg wooho dulu ya..yg my love never die..hehe
    keren bgt..lanjutkan karyamu..jangan buang2 tnaga utk org2 yg ga mnyukaimu..^^
    fighting^0^

    ~weny~

    ReplyDelete
  10. astagaah...knapa eon baru nemu ni epep..! *jedotin kpala ktembok* kirain km ga bkal lanjutin yg ini dfb eh trnyata pindah ksni..hehe

    nyesek bgt pas chan baca note woo trus chan pidato(?) sblm woo mnnggal(amit2)..eon yg saat itu posisi lg dkantor lgsg brb ketoilet..huhuhu..

    ini crtanya mirip2 ma yg wooho dulu ya..yg my love never die..hehe
    keren bgt..lanjutkan karyamu..jangan buang2 tnaga utk org2 yg ga mnyukaimu..^^
    fighting^0^

    ~weny~

    ReplyDelete
  11. cry...cry..cry.. TT.TT
    ceritanya bener2 menyentuh bgt...
    kesedihan..kesakitan begitu buruk tetapi berakhir dengan begitu indah bahagia...
    khunyoung pantas bahagia kkk =]

    ReplyDelete
  12. duh,knp hrus matiiii???
    1 chap pula duuhh nanggung ^^ hehe
    khunyoung lg y thor :)

    ReplyDelete
  13. hua aku cuma bisa nuangisss
    it'si so romantic

    ReplyDelete
  14. huwaaaaaaaaaaaa,,

    ceritanya kyk gini selalu bisa buat aku nangis guling-guling di pantai thor-nimm

    TT3TT


    cinta mereka dalam banget yah thor-nim

    ngebaca ff ini terasa nusuk-nusuk ke hati
    #alayyyyy
    hehehehehehe


    lanjutin ff yang lain juga yah thor-nim


    fighting!!!!!!

    ReplyDelete
  15. mian author , sejauh ini 2013 sampe 2015 dan aku baru baca ff mu TTT
    ini bagus banget sukses buat aku nangis :'D
    thx u author-nim

    ReplyDelete