Gak suka
gak usah buka2 gak usah baca apalagi sampai menilai mengkritik dan menjugde
saya ataupun yang ada di dalam sini silahkan pergi
Romance,etc.
Disclamer:
cerita yang saya tulis ini adalah cerita murni dari hati saya dan saya tegaskan
saya gak pernah mau siapaun jadi seperti apa yang saya tulis … memang sinting
kalo sampe ada yang mau apa yang saya tulis itu jadi nyata. Toh saya aja gak
mau … kalo oppadeul sampe jadi pasang-pasangan sama sesama member dalam
kehidupan nyata !
Warning:
BoyxBoy. NamjaxNamja.
Pairing:
khunho/khunyoung
Chanwoo
Cast : saya
hanya pinjam nama jadi gak ada hubungannya sama yang namanya itu asli
chapters :
1 of 1 maybe
summary :
pengorbanan sepanjang masa antara setiap orang yang memiliki rasa cinta . pengorbanan
dan cinta abadi yang akan bersatu di ahirnya . perjuangan dan pemendaman
perasaan hingga ahir hayat yang merupakan sebuah perjuangan untuk pengorbanan
“mohon maaf apabila terdapat kesamaan antara nama,tokoh,tempat, kejadian
itu hanya merupakan fiktip belaka” tadinya ma buat epep ini series seperti biasanya namun ternyata mata saya sakit dan saya putuskan untuk membuat cerita ini jadi one shoot aja . jika ceritanya aneh abail, kecepetan, gak mutu kurang sedih , kurang bahagia , kurang berasa ,tidak dapat feel nya saya minta maaf .
“hosh hosh hosh “ suara nafas memburu terdengar di sebuah
ruangan yang cukup luas terdengar dengan jelas dari arah salah satu sudut
ruangan yang merupakan tempat dimana di letakannya sebuah benda empuk dimana
saat ini tengah di duduki seorang namja dengan dada yang naik turun dengan
cepat , kedua tangannya meremas selimut dengan erat hingga kedua tangan itu
bergetar . sementara matanya mulai memarah dan meneteskan air mata , keringat
bercucuran dari pelipis namja yang tengah duduk menunduk itu
Perlahan dan dengan perlahan namja yang masih menunduk itu
merasakan dua tangan melingkar di bahunya terus menjalar memeluk namja itu
dengan pelukan hangat yang kian erat .
“jangan pikirkan apapun … semua hanya mimpi dan aku ada di
sini … di samping mu …. “ bisik seseorang yang memeluk namja tadi , namja yang
terduduk tadi namja yang tidak lain bernama jang wooyoung itu perlahan
menolehkan wajahnya ke samping memandang namja yang saat ini memeluknya
menumpukan dagunya di pundak wooyoung
“mereka …. Mengatakan … aku gila ….” Jawab wooyoung dengan
nada yang lemah dan terputus-putus seolah menahan sesuatu yang memaksa untuk
keluar dari jiwanya “aku bisa melihat mu ….” Wooyoung memandang wajah namja
yang saat ini masih memeluknya dengan tatapan yang dalam “aku bisa mendengar mu
…. Menyentuh mu …. “ wooyoung menglurukan tangannya membelai pipi namja itu
dengan lembut membuat namja tadi menutup matanya merasakan kehangatan tangan
wooyoung yang menjalar di pipinya “tapi
…. Mereka tetap mengatakan aku gila ….”
Namja yang memeluk wooyoung itu perlahan melepaskan
pelukannya dan mengganggam tangan wooyoung yang masih bertengger di pipinya
“kau tahu …. Selama kau tidak melepaskan aku … maka aku akan tetap ada di
samping mu ….”tutur namja tampan yang di ketahui bernama nichkhun
“tapi …. “ sergah wooyoung mencoba untuk menyampaikan isi
hatinya yang langsung mendapatkan gelengan dari nichkhun
“menikahlah dengan chansung …. Karena ibumu … kau harus
melakukannya “ wooyoung mengalihkan pandangan matanya dari nichkhun mencoba
untuk memandang benda lain di sekitarnya dengan pikiran yang mulai melayang
entah kemana
“aku mencintaimu …” gumam wooyoung pelan sekali
“aku tahu …” jawab nichkhun dan memeluk wooyoung kembali
dari samping mencium bagian rambut pinggir wooyoung dengan penuh kasih sayang
*
*
*
*
in office
*
*
*
in office
Wooyoung mencoret coret kertas yang ada di depannya saat ini
dengan tiada arti saat dia mendengarkan presentasi dari salah satu rekan
kerjanya . wooyoung hanya sesekali memandang rekan kerjanya itu dan kebali
menunduk memperhatikan ceretan kertas .
Satu senyum terukir di bibir wooyoung , dia kemudian menutup
matanya beberapa detik dengan senyum yang masih terukir di bibirnya . wooyoung
membuka matanya perlahan setelah itu se
hingga dia bisa melihat seorang namja berparas tanpan duduk di
sebrang meja sana dengan satu tangan menopang dagunya namja itu memandang
wooyoung dengan tersenyum panuh arti lalu mengedipkan sebelah matanya nakal
namun juga imut membuat wooyoung terkekeh melihat tingkah namja tampan itu .
Namja itu kembali melakukan aksinya menggoda wooyoung saat
wooyoung kembali memandangnya ,dengan cara menggigit bibir bawah bagian kiri
dengan lagi2 ekspresi yang sensual yang di buat2 dan malah terlihat lucu .
“saranghae !” ujar namja itu pada wooyoung yang memang tidak
akan di dengar oleh orang lain kecuali wooyoung sendiri ,sayangnya saat
wooyoung akan mengguman kata cinta terhadap namja itu rekan kerja wooyoung
malah berjalan ke hadapan wooyoung yang memang duduk di meja yang terpasang
seperti huruf U hingga orang tadi bisa berdiri di depan wooyoung menghalangi
pendangannya terhadap nichkhun “ishh ….” Wooyoung hendak melemparkan remasan
kertas ke pada orang itu namun dia urungkan niat itu setelah mengingat apa saja
yang mungkin akan terjadi setelah dia melakukan pelemparan itu dia lantas
kembali meremas-remas kertas itu dengan kesal .
“yach !!! minggir !!!” kesal nichkhun pada rekan kerja
wooyoung yang menghalangi antara mereka berdua , nichkhun memiringkan badannya
ke samping kanan dan kiri untuk bisa melihat wooyoung namun sepertinya rekan
kerja wooyoung itu memiliki ikatan batin dengan nichkhun karena kemanapun
nichkhun memiringkan tubuhnya dia juga akan bergerak ke sana sehingga tidak
sengaja menghalangi nichkhun untuk melihat wooyoung .
Wooyoung tertawa kecil seraya menunduk karena kejadian itu ,
melihat nichkhun yang sudah dengan susah payah ingin melihatnya . sementara itu
di kursi paling kanan terdapat seorang namja yang sejak tadi terus
memperhatikan wooyoung tanpa di sadari oleh wooyoung sendiri , namja itu hanya
tersenyum ringan saat melihat wooyoung tertawa pelan seolah begitu bahagia
walau dia tidak mengetahui karena apa wooyoung tertawa tapi itu cukup membuat
dia ikut merasa bahagia .
*
“wooyoung-ah ?!” panggil seseorang yang berlari mengejar
wooyoung dari belakang saat wooyoung keluar dari ruang rapat . wooyoung yang
mendengar suara seseorang yang memanggilnya langsung menoleh dan tersenyum pada
salah satu rekan kerjanya itu.
“waeyo ?!” Tanya wooyoung saat namja tadi baru saja berdiri
di depan wooyoung saat ini .
“aku dengar kau akan pergi menemui klien di luar … apa kau
ingin aku menemanimu ?!” chansung , namja yang baru saja memanggil wooyoung itu
bertanya dengan wajah yang sumeringah setelah berlari mengajar namja imt ini
“anii … kau juga banyak pekerjaan … aku bisa pergi sendiri …
“ tolak wooyoung dengan halus dan mengumbar senyum di bibir manisnya seperti
biasa
Chansung kembali tersenyum ringan dan mengangguk wlalau
sedikit kecewa tapi dia tidak pernah menampakan ha itu do hadapan wooyoung “ibumu
… ingin aku menjagamu … tapi bagaimana bisa aku menjaga mu saat kau tidak
pernah mau ada bersama dengan ku “ keluh chansung atas apa yang dia rasakan
memikul beban yang di berikan oleh ibu wooyoung padanya
Senyum wooyoung perlahan memudar wajahnya kembali muram
dengan gerakan menunduk menyembunyikan wajahnya dari chansung yang masih
tersenyum tulus namun itu semakin membuat wooyoung merasa bersalah . “mian …”
gumam wooyoung pelan
“gwaenchana … pergilah …dan … hati-hati …” lanjut chansung
dengan nada yang kembali ceria seperrti sebelumnya ,wooyoung kembali mengangguk
memandang chansung tanpa ada ekspresi apapun di dalam wajahnya yang dingin ,
dia lantas berbalik dan meninggalkan chansung yang masih berdiri memperhatikan
dirinya menjauh tanpa ada kata terahir darinya.
In car
Wooyoung duduk di dalam mobil sendirian memandang kaca depan
mobilnya yang terus di terpa oleh butiran air hujan yang mengguyur seoul siang
itu . hanya memegang stir mobil dengan mata yang tertuju pada kaca mobil yang
terus terlihat buram karena air hujan yang mengguyur mobilnya. Wooyoung
mengeratkan pegangannya terhadap stir mobil yang saat ini terparkir di salah
satu tempat parkir itu seraya menundukan kepalanya ke bawah membayangkan
sejarah hidupnya sendiri
Flashback
Bruughh
Suara dentuman yang tercipta saat salah satu balok kayu
besar terjatuh dari atas , wooyoung amat yakin jika kayu itu jatuh di dekatnya
karena dentuman itu terdengar amat jelas di telinga wooyoung barusan
“kau tidak apa-apa ?!” wooyoung bertanya dengan wajah yang
begitu khawatir pada nichkhun yang berdiri di sampingnya saat ini ,
sesungguhnya mereka tenga berjalan berdampingan barusan hanya saja karena ada
balok yang terjatuh wooyoung dan nichkhun menghentikan langkah kaki mereka
sementara
Nichkhun tersenyum kecil seraya menghela nafas seolah lelah
seraya menolehkan pandangannya pada wooyoung “aku baik-baik saja … kajja !”
nichkhun menggenggam tangan wooyoung untuk kembali berjalan menuruni tangga .
saat ini mereka ada di lantai dua sekolah mereka . yah karena nichkhun dan
wooyoung menuntut ilmu di Negara tirai bambu sejak mereka lulus SMP dan saat
ini sekolah mereka baru saja mengalami gempa bumi yang cukup besar hingga
membuat kerusakan yang cukup parah ,wooyoung sendiri terjebak di dalam
reruntuhan di lantai dua gedung sekolah mereka yang membuat nichkhun yang saat
gempa terjadi tengah berada di lapangan basket segera naik ke atas untuk
menolong wooyoung tanpa memikirkan appaun lagi sebelumnya kecuali satu nama
yakini “wooyoung”
Mereka berdua terus berjalan turun dari latai dua untuk
menuju ke lapangan dan berkumpul dengan teman2 mereka yang lain . satu kaki
nichkhun menapaki tanah taman depan sekolah mereka nichkhun mulai kembali
membuka suara walau dengan nada teramat lirih “sukurlah …ki…ta ….sampai ….” Dan
setelah itu wooyoung merasakan tangannya yang di genggam nichkhun seolah di
tarik dengan paksa membuat wooyoung berlaih memandang wajah nichkhun yang tepat
saat itu terjatuh ke tanah hanya saja genggaman tangan mereka sempat terlepas
dan itu membuat wooyoung tidak ikut jatu bersama nichkhun saat ini .nichkhun jatuh tersungkur di tanah dalam posisi
tengkurap dengan darah yang membasahi seluruh baju seragam sekolah nichkun yang
berwarna putih itu atau setidaknya berwara putih sebelum saat ini . karena
sekarang seragam itu sudah berubah menjadi merah pekat akibat darah yang
bercucuran dari kepala bagian belakang nichkhun sejak di lantai atas tadi .
Wooyoung menutup mulutnya yang terbuka lebar saat melihat
keadaan nichkhun di depannya saat ini , dia benar tidak dapat berpikir dengan
perasaan yang bercampur aduk di dalam benaknya saat ini .nichkhun yang berlari
menolongnya memang tidak akan mengatakan jika balok kayu itu menimpa diriya
hingga dia terluka parah karena dia tahu pasti sama halnya dengan dirinya yang
tidak akan meninggalkan wooyoung di dalam reruntuhan itu sendirian wooyoung
juga tidak akan meninggalkan dirinya yang terluka parah dan terkapar di tempat
kejadian hingga dirinya mengerahkan segala kekuatan untuk terus berjalan hingga
sampai ke bawah dan memastikan wooyoung akan selamat , dengan begitu dirinya
sudah tidak punya kekuatan untuk bertahan lagi hingga terjatuh begitu saja
setelah tujuannya menyelamatkan wooyoung tercapai
End of flashback
Wooyoung membuka matanya saat dia meraskan ada satu tangan
yang menggenggam lembut tangannya yang masih memegang stir mobil itu , perlahan
dia mengangkat wajahnya dan memandang kearah kursi yang ada di samping kursi kemudi
“tidak ada yang terjadi … tenanglah … “ nichkhun mengganggam
tangan wooyoung dengan senyum yang menangkan yang sama sekali tidak membuat
wooyoung merasa lebih baik di siang hari yang di guyur hujan deras namun denngan
matahari tetap bersinar terik
“bagaimana bisa kau berkata tidak ada yang terjadi ?! “ Tanya
wooyoung lemah memandang nichkhun yang saat ini ada di sampingnya
“aku tetap ada di sampingmu kapanpun kau mengingankannya …
tidak ada yang terjadi karena kita selalu bersama dulu atau sekarang …dan ….”
Nichkhun menghnetikan kata-katanya dan malah mendekatkan tubuhnya kearah
wooyoung dan memeluk namja itu dengan hangat
Saat aku tak lagi di sisimu
Ku
tunggu kau di keabadian
“kau yang
mengatakan jika … kau bisa melihatku …bisa mendengarku … bisa menyentuhku …
tidak ada yang berubah wooyoungie “ jelas nichkhun membelai rambut wooyoung
yang meletakan kepalanya di bahu nichkhun saat ini
*
Beberapa waktu kemudian
(samba baca puter want you back gak tahu nyambung atau engga
hanya aja musiknya pas buat part ini)
Wooyoung berjalan menjauhi mobilnya menuju ke sebuah gerbang
saat hujan mulai mereda dan menjadi gerimis , berjalan sendirian dengan
memegangi payung yang melindunginya dari butiran hujan yang siap membasahi
siapapun . wooyoung berdiri di depan sebuah pagar dan kemudian memegang pagar
tinggi yang menjadi pembatas antara daerah dalam gerbang dan daerah luar
gerbang tadi, dia tersenyum dan perlahan membuka gerbang itu berjalan masuk ke
dalam sana . kaki wooyoung berjalan terus semakin dalam memijakan kakinya ke
atas tanah yang berumput hijau rumput yang lebat hingga menampung air di
dedaunannya yang lebat dan itu membuat tanah tadi membentuk genangan air karena memang daun tadi sedikit
menahan resapan air ketanah,hal itu membuat saat kaki wooyoung menginjak rumput
itu akan ada kecipratan air yang keluar dari rerumputan yang terinjak itu ke
segala penjuru .
Wooyoung terus berjalan menuju ke tempat tujuannya dengan
satu tangan yang memegangi satu ikat bunga dan satu tangan lagi masih setia memegang
payung.
Criikk
Buket bunga yang wooyoung bawa terjatuh ke tanah yang yang
tergenang air dan tidak berumput hanya saja air yang menggenang itu terlihat
jernih tidak seperti genangan air yang biasanya ada di tanah yang berwarna
kecoklatan. wooyoung melepaskan pagangannya pada payung membuat payung itu
terjatuh dengan posisi terbalik menadah air hujan , dia kemudian berjongkok
mengambil buket bunga itu ,
“buket yang indah … terjatuh begitu saja … kenapa kau selalu
saja jadi orang yang salah wooyoung-ah ?!“ wooyoung mencoba untuk bicara dengan
dirinya sendiri seraya memandang buket bunga yang sudah ada kembali di
tangannya. Dia lalu berdiri dan mengambil pegangan payung yang dia gunakan tadi
dan langsung menariknya untuk memayungi dirinya lagi namun salah karena payung
tadi terjatuh dalam posisi yang terbalik hingga air hujan tertampung di
dalamnya hingga saat woyoung dalam satu gerakan memayungkan payung itu kepada
dirinya sendiri malah air yang tertampung tadi menguyur tubuhnya
Wooyoung tersenyum menertawai kebodohannya sendiri dan
kembali melanjutkan perjalanannya .hingga saat ini wooyoung menghentikan
langkah kakinya menghadap pada sebuah gundukan tanah yang tertutupi oleh
rerumputan dengan satu batu di ujung gundukan itu yang bertuliskan nama
“nichkhun buck hoverjkul” wooyoung berjongkok di sisi gundukan itu dan
meletakan buket bunga tadi di atas gundukan itu menyandarkannya di batu nisan .
“aku … bersalah ….” Ujarnya pada batu nisan yang saat ini
dia pandangi dengan mata berkaca-kaca “mian …”lanjutnya lagi
Flashback
“ibu sudah membicarakan ini dengan chansung dan keluarganya
… hanya tinggal menunggu pendapatmu tentang ini …. Jadi bagaimana ?!” nyonya
jang duduk di samping wooyoung yang tengah duduk pula di sisi ranjang di
kamarnya , nyonya jang memeluk wooyoung dari samping dan menumpukan kepalanya
di bahu wooyoung “ibu hanya ingin kau hidup dengan baik …. Semua orang yang
menyanyangimu …. Pasti akan menginginkan yang terbaik untuk mu … ingin kau
hidup dengan baik … dan ….” Nyonya jang mengangkat wajahnya memandang wooyoung
yang juga tengah memandang sang ibu “nichkhun adalah orang yang sangat
menyanyangimu …” nyonya jang meneruskan kalimatnya untuk menyakinkan wooyoung
agar mau menjalani hidup dengan normal dengan salah satu langkah adalah menikah
dengan chansung yang merupakan rekan kerjanya dan juga namja pilihan keluaga
wooyoung sendiri . karena selama ini selain wooyoung terus berkata jika dia
masih bisa berkomunikasi dengan nichkhun wooyoung juga sering kedapatan bicara
sendiri atau tertawa sendiri dan saat di Tanya dia akan bicara jika dirinya
barusaja mengobrol dengan nichkhun . memang tidak akan ada yang percaya pada
wooyoung terlebih lagi saat wooyoung mengatakan jika dia menutup mata dan
memikirkan nichkhun saat dia kembali membuka matanya nichkhun akan datang . itu
sudah cukup untuk semua orang termasuk ibu wooyoung sendiri menyimpulakan jika
wooyoung itu memang sudah gila. Tidak ada yang tahu bahwasanya semua yang di
katakan oleh wooyoung itu adalah benar adanya
“a…aku …aku …. Akan melakukannya ….” Wooyoung menjawab
pertanyaan sang ibu dengan suara yang begitu serak dan hampir saya tidak dapat
mengeluarkan suaranya untuk manjawab sang ibu karena tenggorokannya seolah
terhalang oleh sesuatu yang besar saat akan mengucapkan kata persetujuan
barusan
End of flashback
Wooyoung meletakan payung yang dia pegang di samping makam
nichkhun dia lantas berdiri masih dengan guyuran gerimis di siang hari yang
lumayan terang , hari itu walau hujan terus mengguyur namun matahari masih saja
menampakan sinarnya menerpa bumi. Wooyoung menutup matanya dan merentangkan
kedua tangannya sedikit mendongakan wajahnya hingga butiran air yang jatuh dari
langit itu jatuh membasahi wajahnya , wooyoung bisa merasakan saat butir demi
butir air menetes di wajahnya saat ini . perlahan wooyoung menadahkan tangan
kanannya kedepan ikut mencoba untuk merasakan butiran air namun yang dia
rasakan malah sebuah tangan yang menggenggam tangannya membuat wooyoung membuka
mata
“tidak ada yang salah …. Kita memang berbeda …. Namun kita
memaksakan untuk tetap bersama … suatu saat nanti bagaimanapun itu kita harus bisa menerima kenyataan … “ nichkhun tersenyum memandang tangan
kanannya yang saat ini juga memegang tangan wooyoung yang mulai basah karena
guyuran hujan yang mulai kembali deras “…. Jalani hidup mu … jangan khawatikan
apapun karena saat kau menoleh ke balakang aku akan selalu ada di belakang mu
untuk mendukung mu …“
Aku tak pernah pergi, selalu ada di hatimu
Kau
tak pernah jauh, selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku
berteriak, menegaskan ku cinta padamu
**
Wooyoung sedikit merundukan tubuhnya ke depan mengarah
kearah sebuah meja yang terdapat di hadapannya saat ini . tangan kanan wooyoung
memegang sebuah pena yang saat ini sudah di arahkan pada satu lembar kertas
yang ada di atas meja . dia menghala nafas berat sebelum menggoreskan pena di
atas kertas itu dan mengangkat wajahnya melihat kearah depan yang menampakan
kedua orang tuanya yang tengah tersenyum kearahnya . wooyoung menelan ludahnya
cepat sebelum dia benar2 menggoreskan pena tadi di atas kertas yang langsung di
sambut tepuk tangan riuh dari beberapa orang yang menyaksikan kejadian barusan
. setalah berhasil menorehkan goresan pena berbentuk tanda tangan di atas sebuah
kertas wooyoung kembali menegakan badannya dan kali ini berganti dengan namja
tinggi yang berdiri di sampingnya yang mulai merunduk untuk sama-sama
membubuhkan tanda tangan nya di atas kertas yang sama, saat chansung masih
merunduk menanda tanangani surat tersebut wooyoung menolehkan kepalanya ke
belakang mengarahkan matanya untuk mencari satu sosok di sana . dia mengukir
senyum paksa saat melihat seorang namja tampan berdiri di belakang tubuhnya
walau agak jauh yang memakai setelan rapi dengan tersenyum tulus padanya .
suara tepuk tangan semakin riuh di pendengaran wooyoung membuat dia kembali
melihat kearah depan dan ternyata chansung baru saja selesai menandatangani
kertas yang merupakan surat pernikahan antara dirinya dan wooyoung .
Saat aku tak lagi di sisimu
Ku
tunggu kau di keabadian
Wooyoung yang terus mengumbar senyum palusnya di depan para
tamu yang datang menyaksikan pernikahannya dengan chansung hanya terus
memandang ke depan dan sama sekali tidak menyadari jika nichkhun yang ada di
belakangnya saat ini tersenyum semu seraya memperhatikan tangannya , telapak
tangan nichkhun yang perlahan mulai memudar dari bagian ujung jari tenghanya
terus menjalar maju
“saat aku tak lagi di sisimu …. Ku tunggu kau di keabadian
…” gumam nichkhun pelan dan setelah itu bayangan diri nichkhun semakin memudar
hingga tidak terlihat sama sekali . hanya selang beberapa detik setelah
nichkhun menghilang wooyoung berbalik ke balakang untuk mencarinya
Wooyoung memutar pandangannya ke segala arah saat dia tidak
kunjung menemukan sosok nichkhun berdiri di belakangnya seperti tadi . wooyoung
masih saja mengarahkan kepala ke kanan dan ke kiri mencari dimana nichkhun
hingga dia meraskan jika seseorang memeluknya dengan tiba-tiba
“chagya … chukae … “ nyonya jang memeluk putranya itu dengan
erat menyalurkan kebahagiannya hari ini dan itu membuat wooyoung dengan
terpaksa menolehkan wajahnya ke arah
sang ibu dan tersenyum paksa “ne …eomma “ ujar wooyoung lirih hingga
terdengar seolah berbisik namun itu masih bisa di dengan nyonya jang yang
berada amat dekat dengannnya saat ini . wooyoung yang masih ada di dalam
pelukan nyonya jang hanya bisa menggulirkan matanya mencari kembali sosok
nichkhun yang tidak dapat dia temukan bahkan setalah dia memejamkan mata dan memikirkan
namja itu dia sama sekali tidak muncul seperti biasanya .
Mata wooyoung mulai memanas dengan tubuhnya yang mulai
terasa melemah , seandainya saja wooyoung tidak menguatkan dirinya karena
mengingat ini adalah acara pernikahannya yang di hadiri banyak sekali orang dan
saat ini ibunya tengah memeluk dirinya dengan hangat wooyoung pasti sudah akan
jatuh terduduk di lantai dan menangis meraung-raung karena tidak dapat
menemukan nichkhun di sekitarnya lagi .
3 tahun kemudian
“apa kau tidak akan kembali bekerja lagi ?! perusahaan
selalu bertanya padaku kapan kau akan kembali bekerja “ chansung bertanya pada
wooyoung yang saat ini tengah memasangkan dasi di leher chansung . pagi hari
seperti biasanya selama 3 tahun terahir wooyoung yang selalu bertindak menjadi
pasangan hidup yang baik bagi chansung .
“aku tidak akan bekerja lagi … hanya akan mengurusi mu … dan
juga …” wooyoung sedikit menarik kerah jas yang chansung kenakan agar terlihat
lebih rapi “mengurusi anak kita … jika kita berdua bekerja lalu siapa yang akan
mengurusi dia … untuk apa mengadopsi anak jika akan membiarkan dia kekurangan
kasih sayang …” jelas wooyoung yang malah terdengar seperti menggerutu dan
mengomel dari pada menjelaskan
“baiklah jika itu memang keputusan mu … aku akan
menyetujuinya … walau aku pernah berpikir sangat menyayangkan jika bakat mu itu
hanya di biarkan begitu saja tanpa di salurkan “
“aku akan mengajarkan anak kita tentang semua yang aku bisa
… jadi tidak ada hal yang akan terbuang sia-sia … sekarang cepat makan kau bisa
terlambat “ wooyoung mendorong tubuh chansung keluar dari kamar mereka untuk
menuju ke ruang makan dan sebelum sampai ke ruangan yang di tuju itu wooyoung
menyempatkan diri untuk masuk ke dalam kamar anaknya dan mengambil anak usia 3
tahun bernama JB . anak lelaki yang sangat amat lucu dan juga pintar
Sarapan antara wooyoung chansung dan juga anak mereka itu
berjalan seperti biasanya , kehangatan yang bagitu di buat2 oleh wooyoung
kepada chansung dan juga anaknya malah membuat suasana di rumah itu semakin
hambar saja setiap harinya . selesai sarapan wooyoung dan JB akan mengantarkan
chansung hingga ke dapan pintu dan kemudian dia akan berangkat ke kantor
sementara wooyoung akan mengurusi anak adopsi mereka itu di rumah
*
“jangan bermain di sini terus … kajja … kita masuk sekarang cuacanya sangat terik chagya … “ wooyoung membujuk JB untuk mau masuk ke dalam rumah karena saat ini dia tengah bermain di halaman belakang rumah membuat teriknya matahari begitu terasa siang ini . namun anak lucu itu sama sekali tidak mau masuk juga
“jangan bermain di sini terus … kajja … kita masuk sekarang cuacanya sangat terik chagya … “ wooyoung membujuk JB untuk mau masuk ke dalam rumah karena saat ini dia tengah bermain di halaman belakang rumah membuat teriknya matahari begitu terasa siang ini . namun anak lucu itu sama sekali tidak mau masuk juga
Wooyoung mensongak menatap beberapa awan putih yang ada di
atas kepalanya saat ini lalu setelah itu dia kembali memperhatikan JB yang asik
memetik tanaman yang ada di sana . wooyoung hanya tersenyum sama sekali tidak
perduli dengan berapa harga tanaman hias yang saat ini tengah JB petik atau
juga bagaimana dirinya susah payah merawat tanaman itu . baginya JB bahagia itu
saja sudah cukup membuat dirinya bahagia . tiba-tiba saja wooyoung memegangi
kepalanya yang terasa berdenyut dia piker itu hanya karena dirinya yang terlalu
lama berada di bawah sinar terik matahari hingga dia tidak terlalu
menghiraukannya
“kajja …chagy …” wooyoung menuntun JB untuk masuk ke dalam
rumah namun saat beberapa langkah lagi dia akan sampai di tras rumah yang teduh
wooyoung merasakan ada cairan yang keluar dari hidungnya “mimisan lagi ?!”
wooyoung menyeka darah yang keluar dari hidungnya itu dan tersenyum pada JB
yang mendongak memperhatikannya . “eomma tidak apa-apa … ayo masuk “ ajak
wooyoung lagi dan merekapun kembali melangkah masuk ke rumah . wooyoung
mengerjapkan matanya berulang kali saat pandangan matanya mengabur dan seolah
terbolak balik . dia juga menggelengkan kepalanya yang terasa saki sekali seolah
tertusuk rasa sakit yang begitu menusuk hingga dia melepaskan pegangan
tangannya terhdap JB dan menjambak rambutnya sendiri dengan kuat . wooyoung
merasakan nafasnya mulai tidak teratur dan terasa sesak tubuhnya juga terasa
semakin lemah dan ahirnya dia hanya melihat kegelapan yang menyelimuti dirinya
setelah itu .
In hospital
“kang….ker ?!” eja chansung dengan nada tidak percaya saat
mendnegar penjelasan dari salah satu dokter yang menangani wooyoung .
“penyakit ini memang tidak memiliki gejala awal yang bisa di
deteksi … hanya saja … kangkar darah akan menunjukan gejalanya saat sudah
separah … walau aku juga tidak mengerti kenapa istri anda baru mengalami
gangguan kesehatan saat sudah di stadium ahir …. Tapi ini benar2 membahayakan
….”
“lalu bagaimana keadaannya saat ini ?! walau stadium ahir
dia bisa di sembuhan bukan ?!” chansung bertanya dengan penuh harap bahkan
seolah memaksa agar dokter itu berkata iya sebagai jawabannya .
“secara medis …. Kami sudah tidak bisa mengambil tindakan
apa-apa lagi …. Operasi tidak akan bisa menyelamatkannya …. Kangker ganas itu
sudah menggerogoti tubuhnya sejak lama … berkembang dengan amat cepat …”
“jadi apa maksud mu ??!!!” Tanya chansung sedikit emosi
“maafkan saya …. Ini memang terdenga kejam dan menyakitkan
tapi kami harus memberi tahukan hal ini kepada anda … jika beliau tidak punya
harapan hidup lagi … saat ini beliau koma … entah akan sampai kapan ?! dan
setelah beliau siumanpun tidak ada yang bisa di lakukan untuk menolongnya
selain doa …”
Chansung memijat keningnya dengan tangan kanan sementara
satu tangan lagi dia gunakan untuk menopang tubuhnya pada tembok yang saat ini
ada di sampingnya . sungguh saat ini chansung tidak dapat berpikir , tiba2
mendapatkan kabar bahwa wooyoung mengidap kangker dan tidak akan bisa di tolong
… sungguh pukulan telak yang akan membuat otak chansung membeku seketika untuk
berpikir apa yang harus dia lakukan saat ini .
14 minggu kemudian
Manakala hati menggeliat mengusik renungan
Mengulang
kenangan saat cinta menemui cinta
Suara
sang malam dan siang seakan berlagu
Dapat
aku dengar rindumu memanggil namaku
Chansung duduk di satu kursi yang ada di samping ranjang
dimana wooyoug terbaring lemah di sana dengan berbagai alat penopang yang
membuat dirinya masih bisa bernafas hingga saat ini . chansung memperhatikan
wajah wooyoung yang semakin hari semakin pucat dan tirus saja . sama sekali
tidak ada tanda-tanda jika wooyoung akan siuman hingga saat ini .
“wooyoung-ah …. Aku merelakan mu …. “ gumam chansung pelan
di telinga wooyoung dengan kedua tangan yang menggenggam tangan kanan wooyoung
yang berdapat berbagai selan yang menancap di sana .
Flashback
Chansung membereskan beberapa barang yang akan dia bawa ke
rumah sakit untuk di simpan di sana selama wooyoung di rawat di rumah sakit .
menurut dirinya Suasana yang nyaman akan membuat wooyoung merasa bahagia dan
mungkin saja dia akan segera siuman . chansung memasukan semua benda yang
sangat di sukai oleh wooyoung mulai dari boneka jaman remajanya ,membawa foto
keluarga mereka setidaknya chansung tahu wooyoung menyanyangi JB , dan juga beberapa
botol parfume koleksi wooyoung . chansung yang merasa masih kurang akan benda
yang akan dia bawa mengalihkan pandangan matanya ke penjuru kamat dan menemukan
laptop milik wooyoung di meja yang ada di sudut ruangan , dia lantas berjalan
mengambilnya namun bukan karena akan membawa laptop itu lebih karena dia
penasaran apa isinya … mungkin saja ada hal2 yang wooyoung sukai dan tidak dia
katahui hingga dia bisa membawanya untuk wooyoung nanti . chansung menyalakan
laptop itu dan mulai mengutak atiknya … melihat playlish music , dan foto2
hingga tanpa sengaja dia mebuka satu folder berisikan file dokumen yang ahirnya
di buka oleh chansung .
“aku pernah berpikir untuk
mengahiri hidupku saat aku kehilang dia , namun saat aku sadar dia ada di
sekitarku aku kembali menata hati dan memulai hidup bersama dengannya walau
dengan dunia yang berbeda . walau dengan banyaknya orang yang mengangap aku
gila aku terus bertahan karena ada dia di sampingku . dan saat dia menghilang
aku kembali masuk ke dalam jurang yang sama , aku ingin kembali mengahiri semua
namun kali ini berbeda karena ada orang lain yang selalu berdiri di sampingku ,
menerimaku dengan segala kekurangan yang aku miliki … kesabarannya menghadapi
diriku membuat aku merasa jika aku punya hutang budi yang besar hingga aku
hanya bisa membayarnya dengan terus berada di sampingnya menemani dirinya
selama yang aku bisa sampai maut menjemputku … wlaau terkadang aku ingin maut
itu segara datang …namun … bagaimana dengan JB ?! aku sama sekali tidak ingin
dia kahilangan orang tuanya untuk yang ke dua kali … aku tidak ingin melanggar
janjiku untuk terus menjaganya … anak itu … sangat malang … -> “
Walau belum rampung membaca apa yang wooyoung tulis hanya sekedar
paragraph pertaman saja sudah membuat dia mengerti tentang perasaan wooyoung
selama ini . yang terus menakan perasaannya demi membalas kebaikan yang dia
lakukan dan juga untuk memenuhi janjinya terhadap anak adopsi mereka
End of flashback
Chansung mencium punggung tangan wooyoung yang tengah dia
genggam lalu kembali memandnag wajahnya yang masih menutup mata . “ …. A…ku
….sunguh tahu …. Betapa kerasnya …. Hidup yang kau jalani selama ini ….
Memendam hati …” chansung mengalihkan pandangan matanya arah langit-langit
kamar rumah sakit saat dia sudah melihat bayangan wooyoung yang mengabur dengan
air mata . bahkan suara chansung yang terbata dan seolah menahan nafas embuat
suaranya terdengar semakin berat . “selama ini …. Kau sudah jadi yang terbaik untuk
ku … tidak pernah membuatku kecewa …. Hiks ..“ chansung mengusap wajahnya
dengan sebelah tangan sedangkan satu tangan yang lain masih setia menggenggam
tangan wooyoung. “tidak pernah membuat ku marah … kau yang terbaik …. “
chansung menahan suara isakan yang mungkin akan dia keluarkan dengan menutup
mulutnya rapat-rapat membuat bahunya bergetar dengan hebat “dia menunggumu ….
Maka temuilah dia …. bahagialah …. Karena aku hanya ingin kau bahagia …. “ ujar
chansung dengan bersunngguh-sungguh walau dengan suara yang serak namun dia
mengatakan semua itu dengan hati yang tulus , dia melepaskan wooyoung karena
dia tahu apa yang wooyoung inginkan saat ini adalah pergi menemui nichkhun di
alam sana .
Perlahan satu bulir Kristal bening kekuar dari kedua sudut
mata wooyoung mengalir dari sudut mata itu hingga membasahi bantal yang di
jadikan alas kepalanya saat ini , mendnegar ketulusan chansung dan
kesungguhannya membuat hati wooyoung tergerak saat ini.
“suatu hari nanti … aku akan mencaritakan kepada JB ….
Tentang kisah cinta yang tulus dan abadi … tentang cinta yang tidak pernah
terisahkan walau dengan jarak dan waktu …. Saat dia besar aku pasti akan
menceritakannya kepada JB …. Karena aku akan mejaganya dengan baik … karena dia
juga adalah anak ku … jadi … kau tidak perlu menghawatirkannya …” jelas
chansung dengan satu tangan yang mencengkram kuat sisi kasur menahan tangis
yang mungkin saja akan meledak sewaktu-waktu .
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan
cerita penuh suka cita
Sehingga
siapa pun insan Tuhan
Pasti
tahu cinta kita sejati
“karena cinta sejati … bukan hanya antara kau dan aku …
sekalipun aku mencintaimu … dan kau mencintai orang lain …. Cinta kita berdua …
tetaplah cinta sejati …karena sama seperti mu yang mencintainya hingga ahir …
aku juga akan mencintaimu hingga ahir … wooyoungie …”
Tit …….tit ………….tit ………………..tit
………………….tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttttttt
Alat deteksi jantung itu berbunyi semakin lemah dan terus
semakin lemah setelah chansung menyelesaikan apa yang ingin dia bicarakan , dan
selang beberapa menit berlalu suara panjang yang mengalun pilu itu terdengar di
pendengaran chansung yang saat ini masih berada di sisi wooyoung .
“hiks …hiks …hiks …. Aaaaahhhhhhhhh ~~~~~~ ahkk ….. “
chansung yang sejak tadi terisak saat ini tidak dapat membendung lagi
perasaannya dan itu membuat dirinya tidak kuat menahan tangis , tangis yang
menjadi saat wooyoung menghembuskan nafas terahirnya di hadapan chansung . chansung
yang saat ini telah runtuh menangis dengan maraung-raung di samping jasad
wooyoung yang telah kaku .
Epilog *********
“menghilang tanpa kata …. Mengingkari janji yang telah kau
buat …. “ wooyoung mendekati seorang namja yan tengah duduk selonjoran di atas
rumput hijau yang ada di pinggir danau yang begitu luas . wooyoung mengambil
posisi duduk di samping nichkhun yang tengah menghadap kearah danau
“ada satu kalimat yang tidak aku ucapkan setiap kali aku
bicara dengan mu ….” Wooyoung menatap wajah nichkhun yang masih memandang danau
Nichkhun menolehkan pandangannya kearah wooyoung dan
tersenyum manis seperti biasanya “saat aku tak lagi di sisi mu …. Ku tunggu kau
di ke abadian …”
Wooyoung menghela nafas ringan seraya bersedekap dada dan
menghadap kearah danau memperhatikan pemandangan yang bagitu indah dan
menakjubkan “apa sekarang …. Aku sudah datang ….? Menemui mu … di …keabadian
?!” Tanya wooyoung kembali memandang wajah nichkhun yang langsung mengangguk
dengan senyum yang tidak terlepas dari bibirnya . dan setelah itu wooyoung
mendekatkan dirinya kearah nichkhun menyandakan kepalanya di bahu bidang namja
itu sedangkan nichkhun memeluk bahu wooyoung dengan lembut dan hangat
END !!!!!!!!!
Soal gaje dan abal tidak bermutu yah itulah genre epep yang
saya buat di setiap kesempatan … kita lihat yah … siapa aja yang akan
mengomentari epep gaje ini … silahkan di komentar !!!!!
Terinspirasi dri video Arash yg broken heart itu y???#sotoy=dihajar
ReplyDeleteEMank baik nya OS aja sih aq pikir cerita ini susah untuk dikembangkan coz.d sini khunyoung,dan jg seorang Nickhun yg udah death tapi jiwanya msh blm bsa kembli..aq pikir susah untuk dikembngkn...klu x chanwoo beda lgi ya?????#sotoy lgi=dibakar
Buat yg action lgi donk????yg pemeran utamA nya wooyoung lgi..please....?????atau Junho dan JR jrng lo fic yg mengangkat pair itu.....atau Junwoo jg gpp....#bnyk mw x#Author ngsah golok#kabur........
Bye..........and lam knl ya......
Huwaaaaa Ko aku jadi malah terpesona ama chansung. . .(?)
ReplyDeleteEon. . .teganya bikin aku nangis kejer so sweet bangeeert v_v
Yg pling aku suka dri ff eon tu slalu happy ending nggak nanggung and gak bikin aku galau aku puaaas hehehehe
KhunYoung . . . ^^. . . khunyoung. . . gak bisa ngomong ap2 lagi,hikz. . . hikz. . .perpisahan yg menyakitkan tapi berahir manis ^^
nangis mewek nangis nangis nangis
ReplyDeletesedih banget baca ffnya kasian chana hiks....
ini kayaknya oneshot aja un kalo dilanjut ntar jadi keliatan dipaksain...
ini ending nya udah top ko
author daebak klow bkin kNflik mezty slalu ngena d hati,. Khunyoong so sweet echan kzian v_v
ReplyDeletebaca 2x nNg!z 2x,.fufufu
FFnya so sweet
ReplyDelete"kutunggu kau di keabadian" kata2 itu selalu terngiang2 didlm otak aku + memotivasi aku(entah mengapa)
Pertama yg sedih Woo gara2 Khun pergi,dan terakhir Chan gara2 Woo pergi
HAPPY ENDING FOR KHUNWOO COUPLE AND SAD ENDING FOR CHAN
NGAK TAU EONNIE
ReplyDeleteNI FF WOOYOUNG KEDUA YANG BUAT AKU NANGIS
MENGAPA SEDIH BANGET CERITA NYA MENYAYAT2 HATI RASA NYA Hiks,
Lanjt thor T,T
hiks cry crying T.T huhu SO SWEETTTT BGTTTT...! T.T aduh eonnie pinter bgt sih bikin orng nangis T.T serasa kyk lgi nonton ... Daebakkkk...chanpapa *hug chan * Daebakkkkk :D
ReplyDeleteKeren2 bnget thor sukses bln orng nangis hiks....hiks....hiks... So sweet dan penuh pengorbanan ^^
ReplyDeleteastagaah...knapa eon baru nemu ni epep..! *jedotin kpala ktembok* kirain km ga bkal lanjutin yg ini dfb eh trnyata pindah ksni..hehe
ReplyDeletenyesek bgt pas chan baca note woo trus chan pidato(?) sblm woo mnnggal(amit2)..eon yg saat itu posisi lg dkantor lgsg brb ketoilet..huhuhu..
ini crtanya mirip2 ma yg wooho dulu ya..yg my love never die..hehe
keren bgt..lanjutkan karyamu..jangan buang2 tnaga utk org2 yg ga mnyukaimu..^^
fighting^0^
~weny~
astagaah...knapa eon baru nemu ni epep..! *jedotin kpala ktembok* kirain km ga bkal lanjutin yg ini dfb eh trnyata pindah ksni..hehe
ReplyDeletenyesek bgt pas chan baca note woo trus chan pidato(?) sblm woo mnnggal(amit2)..eon yg saat itu posisi lg dkantor lgsg brb ketoilet..huhuhu..
ini crtanya mirip2 ma yg wooho dulu ya..yg my love never die..hehe
keren bgt..lanjutkan karyamu..jangan buang2 tnaga utk org2 yg ga mnyukaimu..^^
fighting^0^
~weny~
cry...cry..cry.. TT.TT
ReplyDeleteceritanya bener2 menyentuh bgt...
kesedihan..kesakitan begitu buruk tetapi berakhir dengan begitu indah bahagia...
khunyoung pantas bahagia kkk =]
duh,knp hrus matiiii???
ReplyDelete1 chap pula duuhh nanggung ^^ hehe
khunyoung lg y thor :)
hua aku cuma bisa nuangisss
ReplyDeleteit'si so romantic
huwaaaaaaaaaaaa,,
ReplyDeleteceritanya kyk gini selalu bisa buat aku nangis guling-guling di pantai thor-nimm
TT3TT
cinta mereka dalam banget yah thor-nim
ngebaca ff ini terasa nusuk-nusuk ke hati
#alayyyyy
hehehehehehe
lanjutin ff yang lain juga yah thor-nim
fighting!!!!!!
mian author , sejauh ini 2013 sampe 2015 dan aku baru baca ff mu TTT
ReplyDeleteini bagus banget sukses buat aku nangis :'D
thx u author-nim