Jan 16, 2013

ff khunyoung my romantic prince 8


sebelumnya saya mau berterimakasih atas dukungan kalian semua yang sudah berkomentar dalam ff2 saya ... #bow 180 derejat
saya gak bisa balas komentar di setiap chap dan di setiap ff satu persatu karena satu dan lain hal ...maka dari itu saya hanya bisa berterimakasih dan akan mencoba untuk menampung segala aspirasi anda (?) dan karena love in art itu masih dalam perawatan maka dari itu saya mencoba untuk membuat yang ini dulu ... saya males jika harus ngetik ulang love in art masalahnya panjang dan takutnya ide saya kabur pas ngetik ulang ...  dan inilah karena giliran ff ini yang update jika love in art sudah terbit ... yah karena masalah itu ini saya posting ini dulu ...


my romantic prince

main cast : nichkhun,wooyoung,junho.JR dan lain-lain
gendre : action,romance,frienship de,el,el



lets read the story



in khunyoung room


wooyoung berbaring miring menghadap nichkhun yang masih terlelap tenang dalam tidurnya . wooyoung memperhatikan seluruh lekuk wajah nichkhun dengan sangat cermat seolah merekam setiap guratan itu agar dapat jelas kembali dia ingat suatu saat nanti , rasanya dia ingin waktu berhenti saja detik itu juga ... atau mungkin berita kiamat itu benar adanya membuat dia tidak perlu menyakiti orang yang ada di hadapannya ini pada waktunya nanti. tangan wooyoung terulur menyentuh pipi nichkhun lembut begitu lembut menyalurkan segala perasaan hangat yang ada di dalam dirinya
"khunie .... chagya .... ? " panggil wooyoung mengguncangkan bahu nichkhun dengan pelan mencoba membangunkannya dengan sangat lembut
"enghhh ... hoammphh ..." nichkhun menggerakan tubuhnya menggeliat dan malah kembali menelusupkan tangannya di bawah bantal mencoba mencari posisi yang lebih nyaman untuk tertidur
"chagya ... irona ... " wooyoung beranjak dari berbaringnya , tengkurap di samping nichkhun tangannya merapikan rambut kecoklatan yang mengahalangi sisi wajah nichkhun agar dia bisa melihat wajah itu dengan jelas "bangunlah ... aku ingin ... menghabiskan waktu bersama mu seharian ini ..." sama sekali tidak di ketahui lawan bicaranya itu wooyoung berujar lirih begitu dalam dari hati yang terasa sesak dan perih. benarkah apa yang akan dia lakukan ini ? menghabiskan waktu bersama memberikan hari terbaik bagi nichkhun di hari terahir ini ?!
wooyoung mengarahkan kepalanya untuk melihat jam yang terpajang di meja kecil yang ada di samping rajang mereka waktu memang masi menunjukan pukul 06.27 tapi hati kecil wooyoung merasa jika saat ini sudah terlalu siang untuk mereka bangun . wooyoung tersenyum lambut dan mendkeatkan wajahnya mencium pipi nichkhun yang berbaring mennyamping dengan penuh perasaan 'bangunlah chagy ... kita hanya punya sisa waktu ... 15 jam 38 menit ... untuk bersama ...' gumam wooyoung dalam hati
"khunie !!! jika kau masih mau tidur ... aku mandi duluan ..." wooyoung beranjak menuju kamar mandi dengan gerakan yang vepat dia segera menyelesaikan acara membersihkan dirinya itu lantas segera turun ke dapur untuk menyiapkan makanan

in kitchen

wooyoung berjalan memasuki dapur dia bisa melihat beberapa orang berpakain putih layaknya koki sibuk menyiapkan makanan di sana sini . yah selain harus menyiapkan makanan untuk nichkhun dan dirinya yang adalah penghuni utama rumah itu para koki juga harus menyiapkan makanan untuk yang lainnya . orang-orang yang ada di bawah kekuasaan nichkhun yang berada di rumah itu
"apa kau akan menyiapkan makanan untuk nichkhun ?!" wooyoung bertanya pada salah satu koki utama yang langsung membungkuk hormat padanya setelah menghantikan kegiatan yang sedari tadi dia kerjakan
"ne ... tuan muda " jawab koki itu masih menunduk
"bisa jika aku yang membuatnya ?! maksudku .. aku ini tidak bisa masak jadi aku hanya membatu saja ... " ujar wooyoung terdengar canggung
"ne ... tuan muda silahkan ... " wooyoung tersenyum dan segera mencuci tanganya untuk membantu koki tadi membuat makanan untuk nichkhun dan dirinya . kiko itu rupanya mengerti jika wooyoung ingin memasak untuk sang kekasih hingga dia hanya memberikan intruksi pada wooyoung tentang bahan apa yang harus dia masukan tentang bagaimana cara memasaknya , berapa banyak takaran bumbu yang harus dia masukan. dengan segala perjuangan atas pengalamannya memasak untuk pertama kali ahirnya wooyoung bia menyelesaikan itu semua dengan wajah bangga
"apa kau yakin ini akan enak !?" tanya wooyung menunjukan piring yang berisi makanan itu pada sang koki
"ne .. tentu saja ..." jawabnya menenangkan wooyoung
wooyoung menatap sengit koki tadi dan meletakan piringnya di atas meja "aku tidak akan mengatakan jika aku yang memasaknya sebelum nichkhun mengatakan pendapatnya tentang makanan ini ... jika tidak enak aku akan mengadukan mu padanya !" ancam wooyoung mengantisipasi rasa masakannya sendiri yang memang dia sama sekali tidak percaya diri dengan makanan itu
"a..a..ah ... tuan muda ..." koki itu langsung tergagap saat wooyung mengancamnya , dia lalu menunduk kaku di hadapan wooyoung
"katakan padaku bagaimana rasanya ?!" tuntut wooyoung lagi
koki itu menghela nafas berat dan perlahan memandang wajah wooyoung "walau tidak terlalu baik tapi ... untuk makanan yang dibuat oleh orang pertama kali itu snagt baik tuan muda ..."
wooyoung menghela nafas lega dan kembali berbalik kearah meja " baiklah ... sekarang bawakan aku pepaya dan mangga ... aku akan memotongnya sendiri ..." koki itu langsung mengambil pepaya dan mangga buah yang wooyoung minta setelah itu dia segera mengupas dan memotong-motong buah tadi

in khunwoo room


wooyoung memasuki kamar nya bersama nichkhun dengan tangan yang membawa nampan berisi piring buah beserta satu cangkir teh untuk nichkhun , dia berjalan mendekati nichkhun yang ternyata masih tertidur dengan tengkurap di atas ranjang empuk mereka
wooyoung menyimpan nampan itu di meja dan kemudian duduk di pinggiran kasur di samping nichkhun "chagya !!! yach !!! irona !!!" wooyoung menarik selimut yang menutupi tubuh nichkhun mencoba mengganggu tidur nyenyaknya agar segera terbangun
nichkhun berbalik untuk berbaring terlentang dan membuka sedikit matanya lalu menutupnya kembali setelah itu dia mengucek matanya yang saat ini terbuka sempurna "pagi chagy ..." sapanya dengan suara parau khas bangun tidur.
wooyoung menarik satu bantal dan menyandarkannya di sandaran kasur agar nichkhun bisa bersandar dengan nyaman di sana . dan tanpa di perintah nichkhun juga langsung bangun untuk bersadar di sana "kau mau mandi dulu ... atau mau makan buah ?! aku membawakan mu buah dan teh ..." nichkhun mengarahkan pandangannya ke arah meja dimana terdapat nampan berisi buah dan teh
"heyy ... ada apa ini ?!! tiba2 saja jadi pacar yang baik .... biasanya kau tidak akan repot sampai membawakan aku makanan ke kamar ...." nichkhun terkekeh dan meregangkan otot lengannya yang kaku dengan menariknya ke atas lalu ke kanan dan ke kiri
"karena itu nikmati saja ... sikap pacar yang baik ini ..." ujar wooyoung seraya berjalan mengambil nampan itu dan kembali duduk di sisi ranjang di samping nichkhun, lalu menaruh makanan tadi di depannya (aku gak tahu namanya yang jelas itu lho yang kaya meja belajar anak tk ... tapi ini buat makan di atas kasur)
"gomawo .... " nichkhun mengedipkan sebelah matanya pada wooyung dengan nakal membuat wooyoung hanya bisa mendengus. wooyoung memperhatikan nichkhun memakan satu potong demi satu potong buah yang wooyoung potong dengan tangannya sendiri sesekali nichkhun juga akan meminum teh yang juga di siapkan wooyoung
"sekarang cepat mandi " titah wooyoung saat nichkhun sudah menyelesaikan sarapan buahnya . wooyoung mengambil kembali nampan tadi dari pangkuan nichkhun menyimpannya di meja yang ada di depan sofa yang masih ada di kamar mereka
"apa kau mau mandi bersama dengan ku ?!" wooyoung menyilangkan tangan di depan dada memandnag nichkhun tajam yang terlihat pura-pura sebal
"cepatlah ... aku sudah menyiapkan makanan untuk mu ... jika kau mau sarapan makanan yang lebih berat ... "
"menyiapkan makanan ?!" ulang nichkhun dengan nada tanya . wooyoung langsung menngangguk mengiyakan apa yang nichkhun tanyakan padanya
"aku memasak untuk mu ... walau mungkin tidak akan se enak masakan koki bintang lima yang kau pekerjakan di sini ... tapi dia bilang makanan yang aku buat tidak terlalu buruk " wooyoung menjelaskan dengan detil dan tanpa dia duga nichkhun tersenyum sumeringah
"ada apa ini ?!! apa hari ini ulang tahun ku ?!!!" nichkhun segera turun dari tempat tidur menghampiri wooyoung , memeluknya erat dengan wajah penuh kebahagiaan . sedangkan wooyoung yang sekarang menampatkan kepalanya di dada bidang nichkhun hanya terdiam dan menelan salivanya pahit . tangan wooyoung yang bergetar segara dia redam dengan membalas pelukan nichkhun padanya . sekuat tenaga wooyoung menahan bulir air mata yang sudah memaksa untuk keluar dari pelupuk matanya. wooyoung memeluk nichkhun erat dan mengarahkan wajahnya ke dada nichkhun menekan wajahnya seraya menutup mata membuat air matanya seketika terhapus meresap pada kaos yang nichkhun kenakan sekaligus meredan isakannya
"cepatlah ... aku akan menunggumu ... di ruang makan !" wooyoung melepaskan pelukanya pada nichkhun , dia segera tersenyum hangat seperti biasanya memudarkan rasa sedih yang terkubur di dalam di hatinya . "ne ... kka " wooyoung menepuk bahu nichkhun sekilas dan segera keluar dari kamar untuk meninggalkan nichkhun agar dia bisa segera mandi

di ruang makan

"emhh ... enak sekali ..." nichkhun memuji tiada henti masakan wooyoung sejak dia mulai memakannya . nichkhun memandnag koki yang berdiri di sisi kanan ruang makan dengan tatapan tanya "apa benar wooyoung yang membuatnya ?!" tanya nichkhun pura2 tidak percaya menggoda wooyoung
"ne ... tuan muda yang membuatnya ..."jawab koki itu singkat dan tersenyum
"sudah aku bilang aku yang membuatnya ..." wooyoung mencibir dan mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya .
"hyung !!!" nichkhun menghentikan obrolannya dan memandnag seorang namja yang berjalan mendekatinya yang duduk di salah satu kursi meja makan . namja yang tidak lain adalah jinwoon
"waeyo ?!" tanya nichkhun dengan wajah yang kembali ke semua . wajah yang serius setiap kali dia bicara dengan anak buahnya saat membicarakan pekerjaan
"aku sudah mengirin orang mencari junho hyung ... tapi tidak ada yang menemukannya ... JR juga hilang tanpa jejak ... ada yang melihat mereka naik mobil dengan keadaan junho terluka parah ..." jelas jinwoon mengundang wooyoung untuk ikut menatapnya dan terlibat dalam pembicaraan ini
"dari mana kau tahu mereka junho dan JR ? kenapa kau bisa katakan junho terluka parah ?!" wooyoung bertanya demi meperjelas leporan jinwoon .
jinwoon menghela nafas berat dan menetap jengkel wooyoung " junho berambut merah menyala !!! siang hari pasti orang2 bisa melihatnya dengan sangat jelas ... dan untuk mengetahui junholah yang terluka parah ... saksi itu mengatakan jika namja dengan rambut merah itu berjalan sulit dan di papah ke arah mobil karena terluka " jinwoon menjelasnya secera terperinci apa saja informasi yang diadapatkan dari orang-orang yang dia kirim sejak kemarin
wooyoung berbalik memandang nichkhun yang hanya menatap kosong ke depan , tanpa sengaja wooyoung melingat tangan nichkhun yang memegang sendok bergetar karena dia memegangnya dengan sangat kuat . wooyoung tahu nichkhun mungkin khawatir dan juga marah saat ini hingga dia hanya mampu terdiam tanpa kata agar nichkhun bisa meredam emosinya sendiri


di taman belakang rumah


nichkhun dan woyoung berjalan jalan di halaman belakang rumah yang mereka tempati rumah yang terlampau luas itu hingga terdapat lapangan golf juga arena latihan menembak di halaman belakangnya. wooyoung berjalan di samping nichkhun dengan memeluk pinggangnya dari samping sementara nichkhun merangkul bahu wooyoung
wooyoung ikut terdiam saat nichkhun menghentkan langkah kakinya tat kala mereka menapakan kaki di arena menembak . menambak memanglah salah satu kata yang akan memngingatkan otak nichkhun akan sebuah nama 'lee junho' orang yang begitu pandai menembak nichkhun sampai begitu menganguminya sebagai rekan sekerja
"kau mengingat junho ?!" wooyoung mencoba bertanya dengan nada yang stabil walau dia bagitu tidak suka nichkhun memikirkan orang lain saat bersama dengannya
"dia pasti baik-baik saja ... aku tahu itu ..." ujar nichkhun tersenyum dan mengeratkan rangkulannya pada bahu wooyoung
"bagaimana jika kau mengajari aku menembak ...?!"
"baiklah !"

*

saat ini wooyoung sudah dengan posisi yang siap menembak walau jarak yang mereka ambil adalah jarak terdekat tapi bukankah bagi nichkhun ini pengalaman pertama wooyoung belajar menembak ?! . wooyoung sudah siap dengan tangan kanan yang memegang sebuah pistol berdiri di depan sasaran
nichkhun berjalan mendekati wooyoung setelah menyiapkan sasarannya dengan baik , dia berdiri di belakang wooyoung iut memperhatikan sasaran tembaknya "buka kakimu selebar bahu ... tangan tangan mu ... tegapkan badamu dan ..." nichkhun yang membenarkan posisi wooyoung seketika terdiam . rekaman suatu kejadian menghampiri otaknya kali ini

flash back

dorrr

nichkhun mengambil teropong yang ada di sisi kanannya , dia kembali melihat sasaran di depannya yang berjarak 400 meter darinya
"ck ... aish !!! wae ?!!!!!" nichkhun mengumpat kesal karena tembakannya tidak tepat sasaran. walau tembakan itu mengenai poin 80 tapi nichkhun merasa itu sangat menyebalkan karena melukai harga dirinya sebagai salah satu penembak. dia hanya menghela nafas memperhatikan sasaran yang terlihat kecil dengan mata telanjangnya masih dengan tengkurap di tanah dimana terdapat beberapa tumpukan karung di depan nichkhun

Dorrr

nichkhun menolehkan wajahnya ke kiri melihat salah satu temannya yang juga tengah berlatih menembak . tangan nichkhun beradu cepat dengan tangan namja yang adalah temannya itu untuk mengambil teropong milik temannya tadi
nichkhun yang tercepat langsung menggunakan teropong itu untuk melihat sasaran temanya , mulutnya terbuka lebar saat melihat sasaran temanya itu yang ternyata bukan sasaran seperti apa yang dia pakai . jika nichkhun memakai sasaran sebiah papan berbentuk bulat dengan lingkaran lingkaran warna yang menunjukan nilai temannya ini menggunakan sebuah apel dengan koin yang di tancapkan di bagian atas apel itu dan tahukah anda jika sasarannya adalah koin tadi dan bukan apelnya.
nichkhun menelan ludahnya sebelum dia bicara pada temannya yang ternyata memperhatikan wajah nichkhun dengan masih tengkurap di tanah "junho-ah ... koinnya ... kau tepat sasaran pada koinnya ..."
"jinjja ?" namja itu hanya bertanya santai saja dan nichkhun mengangguk
"bagaimana bisa kau melakukan itu ?! maksud ku ... bagaimana agar aku juga bisa menembak sehebat kau !" namja itu benguan dari tanah menampakan abs-nya yang terlihat sedikit kotor karena beberapa pasir yang menempel di kulitnya itu
"perhatikan semua nya ... kecepatan angin ... "junho mengambil rumput kering dan menaburkannya di udara membuat rumput itu terbang kearah depan "kelembapan udara ... arah angin ... " junho menunjuk sesuatu banda yang terlihat seperti kincir angin yang adalah alat ukur kecepatan dan arah angin juga kelembapan udara
"jika hanya itu aku sudah tahu ..." nichkhun ikut bangun dan duduk di atas tanah
"kalau begitu ... masa peluru yang kau gunakan ?!"
"aku sudah menimbangnya dalam gram ... 5 gram tidak lebih dan tidak kurang ..." junho duduk di samping nichkhun dan memegang pergelangan tangannya setelah itu dia kembali melihat wajah nichkhun
"jangan tahan nafasmu saat kau menembak ... aliran darah mu akan menjadi tidak lancar dan tangan mu akan bergetar ...walau hanya getaran kecil sekecil apapun ... bagi penembak jitu itu hal yang fatal ...."
"jika tidak menahan nafas ... aku tidak bisa melihat dengan fokus ... " junho berdiri dan mengulurkan tangannya pada nichkhun yang langsung di terima oleh namja itu . junho menarik nichkhun untuk berdiri
"tidak perlu menjadi penembak jitu yang handal ... karena kau punya aku sebagai senjatamu ..." nichkhun terkekeh dengan ucapan junho itu dan hanya menganggapnya angin lalu walau bagi junho itu adalah kata yang keluar dar lubuk hatinya

teori penembak jitu adaptasi dari " the sniper movie "
end of flash back

"dan apa ?!!! " wooyoung menolehkan wajahnya ke samping memandang nichkhun yang menempatkan wajahnya di sisi wooyoung tepat di bahunya
"dan ... kau tidak perlu belajar menembak ... karena aku punya aku sebagai pelindungmu .. yang akan selalu ada di samping mu ..." nichkhun tersenyum tulus pada wooyoung yang malah terdiam , hembusan angin dingin yang menyelimuti petang itu menerpa wajah nichkhun dan wooyoung membuat rambut mereka sedikit terhempar angin dengan mata mereka yang saling bertatapan .
petang yang cukup cerah hingga mereka tidak sadar matahari mulai lelah untuk memberikan sinarnya hingga dia perlahan kembali ke sarangnya. membuat hanya cahaya jingga yang terpancar darinya saat ini . mata wooyung perlahan turun menatap bibir nichkhun yang ada di sampingnya perlahan dia mendekatkan bibirnya mengarah untuk meraup bibir nichkhun dengan begitu lembut dia memejamkan matanya saat bibirnya merasakan sensasi lembut dan kenyal mendarat di bibirnya yang semakin lama terasa basah dan hangat saat nichkhun mulai melumat bibirnya. terus berlangsung pagutan bibir mereka itu dengan posisi yang masih berdiri di halaman belakang dengan background matahari terbenam dengan mega merah yang indah


in khunwoo room

wooyoung menutup buku yang ada di pangkuannya buku yang dia baca  saat melihat nichkhun memakai jaketnya malam ini . pandangan wooyoung bergulir kearah jam dinding yang terpajang kokoh di salah satu sisi kamar mereka . membuat wooyoung meremas bantal yang ada di sampingnya karena saat ini dia tengah bersadar di atas kasur
"kau mau kemana khunie ?!" tanya wooyoung lemah tapi tetap saja bisa di dengar oleh nichkhun yang langsung menoleh ke arahnya
"aku ada urusan ... sebentar .. aku akan segera kembali ..." jawabnya menoleh sekilas ke arah wooyoung dan kembali merapihkan panampilannya
"tapi ada urusan kemana ?!" tanya wooyoung kekeh
"aku akan menemui minjun hyung ... tidak akan lama ..." nichkhun berjalan mendekati wooyoung yang langsung membulatkan mata , tapi segera dia menampakan wajah datarnya lagi di hadapan nichkhun . wooyoung memandang jam dimana saat ini sudah jam 7.50 malam
'aku akan membereskan minjum sebelum aku datang membantumu membereskan nichkhun ... ingat jam 10 malam ...' perkataan taec yang tempo hari dia dengar kembali terngiang di telinga woyoung
"kajjimma !!!!" nichkhun menaikan kedua alasnya bingung saat mendengar nada bicara wooyoung yang anggal di telinganya , terdengar lirih dan sedih namun juga ada rasa ragu dalam suaranya itu
"wae ?! apa yang terjadi ? kau baik-baik saja ?!" nichkhun duduk di sisi ranjang di samping wooyoung yang langsung memeluknya erat tanpa kata membuat nichkhun semakin bingung saja "yach ... waeyo ?! apa kau sakit ?!" tanya nichkhun lagi khawatir. wooyoung yang menempatkan kepalanya di pundak nichkhun hanya menggelengkan kepalanya lemah dengan bbir yang terkatup-katup sebelum isakan keluar dari mulutnya wooyoung langsung menggigit bibir bawahnya kuat2
'eothokaji ? aku tidak mau melakukannya .... aku mencintaimu nichkhun-ah ... apa yang harus aku lakukan ...?' woyoung bertanya dalam hati dengan pelukan yang semakin mengerat
nichkhun mengelus punggung wooyung dengan sayang dan mencium sisi kepala wooyoung menenangkan "aku tidak akan lama ..." ujarnya lembut tapi woyoung kembali menggelengkan kepalanya
"kajjima ... a..aku .... takut ...." ucapnya terbata menahan tangis membuat suaranya terdengar berat
"kau takut apa ?!" tanya nichkhun semakin bingung dengan apa yang wooyoung maksudkan
seketika isakan wooyoung terhenti , mendengar pertanyaan nichkun yang bertanya apa yang membuat dirinya takut . takut akan kehilangan nichkhun ? akan menyakitinya ? takut jika akan membuat dia kecewa ?! . wooyoung tersenyum getir da berkata "aku takut ... kau akan pergi ... meninggalkan aku ... aku takut ... semuanya ... aku sangat takut diriku sendiri ... aku takut diriku ... semuanya mengerikan ..." nichkhun melepaskan pelukan wooyoung dengan kasar memegang kedua bahu wooyoung dengan erat
"apa yang terrjadi padamu ? sebenarnya kau kenapa ?!" tanya nichkhun menaikan sedikit nada bicaranya. dia sempat terhenyak saat air mata meleleh di pipi wooyoung membuat amarah karena keingin tahuannya eketika luluh lantah yang tersisa hanya rasa sayang yang lembut untuk wooyoung darinya
"aku takut ... saat kau pergi kau akan terluka ... aku takut ...jika kau bersama ku ... kau akan terluka .... aku hanya takut kau terluka ..." nichkhun kembali memeluk wooyoung dengan dekapan hangatnya
"aku tidak akan pergi ... jadi tenanglah ..." nichkhun terus mengelus punggung wooyoung mencoba menenankannya tapi itu malah membuat wooyoung semakin sakit .hatinya berteriak meminta nichkhun untuk pergimeninggalkannya agar dia tidak pernah menyakiti nichkhun tapi dia tidak dapat melakukan hal itu ... dia punya tanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang dia mulai hingga tidak pernah bisa meminta nichkhun untuk meninggalkannya karena sesungguhnya wooyoung juga tidak pernah ingin kata perpisahan berada di antara mereka berdua


in japan


JR yang baru saja memasuki kamarnya yang dia sewa bersama junho malah celingukan saat dia tidak bisa menemukan junho di dalam kamar itu . dia berjalan mengitari kamar sesekali melihat ke arah luar jendela untuk melihat apakah junho ada di taman samping kamar mereka tapi yang dia dapatkan hanya kolam ikan saja.
"kau mencariku ?!" sebuah suara seketika membuat JR terlonjak kaget dan memandang pemilik suara tadi
"hyung aku mencarimu ... aku pikir kau keluar ..." jawab Jr polos dan apa adanya . dia baru sadar dan membulatkan mata saat melihat junho baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan anduk yang di lilitkan di pinggangnya saja membuat Jr menelan ludah kaku
"ada apa kau mencariku ?!" junho bertanya dan membula lilitan handuk itu menggunakannya untuk mengeringkan bagian tubuhnya yang masih basah tepat di depan Jr membuat tubuh polosnya itu terpampang jelas di depan wajah JR
"h...hyung....anii ...."Jr langsung berbalik membelakangi junho yang sekarang memakai celananya satu persatu . JR meremas ujung kemejanya dengan gemetar 'bagaimana bisa dia melakukan itu di depan ku?' batin JR meruntuk
"bantu aku mengganti perbannya ... ini basah ..." JR kembali berbalik dan dia bisa bernafas lega saat ini . junho sudah memakai celananya walau masih topless yang itu lebih baik dari pada naked . jr berjalan mendekai junho yang sudah duduk bersila membelakanginya . dia mengambil kain kasa obat luka gunting plester dan yang lainnya
dengan telaten JR mencoba untuk mengganti perban yang menutupi luka di bagian bahu belakang junho setelah sebelumnya dia membersihkan kembali luka itu.
JR memnyentuh beberapa bekas luka di punggung junho dengan jari telunjuknya dengan gerakan yang pelan "pasti sangat sakit ..." gumamnya lebih di tujukan pada dirinya sendiri
"kau tidak pernah terluka ... tidak akan tahu rasanya seperti apa " timpal junho dan memakai kemeja putih miliknya dia berbalik menghadap JR seraya mengancingkan kemajanya itu setelah JR selesai membalut kembali luka junho
"dari mana hyung tahu ... aku tidak pernah terluka ?!"
junho memandang Jr dengan satu alis yang terangkat "kau lupa aku menciumi dan menjilat seluruh tubuh mu ... sama sekali tidak ada bekas luka ..."
JR menghentikan nafasnya beberapa saat dan mengalihkan pandangannya ke arah lain menyenbunyikan wajahnya yang terasa amat panas mendnegar ucapan lugas dari junho barusan "ya..yah ... seperti itu ... sejak kecil kakak ku selalu melindungi ku ..."
"seulong ?!"
JR mengangguk "seulong hyung selalu melindungiku ... dia bahkan bekerja seperti itu demi aku ...agar aku tidak kekurangan dan bisa hidup lebih layak dengan pendidikan yang layak ... dia sangat takut aku akan melakukan pekerjaan seperti apa yang dia lakukan ... tapi aku malah ..." Jr berhenti bicara menunduk dalam dengan raut menyesal sementara junho masih memandangnya
"kenapa kau ikut dengan ku ?! kakak mu tidak akan suka kau balas dendam seperti apa yang kita lakukan ... "
"yang membalas denda dan membunuh mereka itu kau hyung ... bukan aku .. " kilah JR protes "saat aku mengenal hyung ... aku hanya merasa jika hyung sangat baik padaku ... setelah aku kehilangan seulong hyung dan tidak punya seseorang untuk aku ikuti ... aku merasa aku bisa mengikuti mu ..." jelas JR panjang lebar duduk bersadar tanpa memandang junho sama sekali
"jadi kau menganggap aku ini ... sebagai HYUNG mu ..." junho sengaja menekan kata hyung dalam kalimatnya untuk melihat reaksi JR dan benar anak itu malah langsung gelagapan akibat perkataannya
"aniya ...hyung ,,, anii .... maksud ku ... bukan ... hyung aku ..."
"aku ?!" junho mengulang kata terahir JR dengan nada bicara yang menuntut kelanjutannya
"aku ....aku hanya ... merasa bisa mengikutimu .... aku hanya ingin mengikuti mu ... karena aku ... aku ... menyukai mu hyung ..." jawabnya dengan polos . junho terdiam memandang JR dengan perasaan yang aneh yang tidak bisa dia ungkapkan ... entah mengapa sekalipun JR selalu membuatnya kesulitan menyusahkan dirinya dan sekalipun dia tahu dirinya begitu mencitai nichkhun tapi pada anak ini ... anak yang ada di depannya dia selalu bisa membuat junho mempertaruhkan hidupnya demi anak ini sama seperti apa yang dia lakukan untuk nichkhun
JR mengangkat kepalanya memandnag junho dengan ragu "jadi hyung ... apa kau ... juga... mau ... mene--"
"ahhh ... " junho langsung mengerang memegangi perutnya menghalangi JR bicara lebih lanjut dia masih belum tahu apa yang akan bisa sampaikan pada JR sebagai jawaban "aku lapar ... kajja ... kita cari makan ...." ajak junho dan segera berdiri meninggalkan kamar mereka


back to korea


in khunwoo room


kedua tangan wooyoung meremas rambut belakang nichkhun yang tengah menindihnya dalam keadaan tubuh mereka yang menyatu , dia menolehkan kepalanya ke kanan membuat nihkhun bisa dengan leluasa mengeksplor leher kiri milknya.
"enghh.....a-mhhh... hhhhnnnnn ..." wooyoung mendesah kecil menikmati sapuan lidah nichkhun yang berada di belakang telingnya sesekali nichkhun menghisap kulit leher wooyoung membuat cetakan berwarna merah ke unguan di setiap inchi leher wooyoung
nichkun mengangkat tubuhnya memandang wajah wooyoung yang terbaring di bawahnya , dengan mata sayu dan bibir yang terbuka membuat nichkhun nyeringai "aku pasti akan memuaskan mu ..." ujar nichkhun dengan tatapan nakalnyamenjilat bibir atasnya sendiri dengan gaya sensual yang hanya bisa di tanggapi dengan tertawaan dari wooyoung
nichkhun ikut tersenyum tapi tanpa di duga wooyoung nichkhun menggerekan pinggulnya maju mundur membuat junior nichkhun yang ada di dalam tubuhnya juga ikut keluar masuk seiring dengan gerakan pinggulnya. tangan wooyoung menggerayangi kasur mencari apa saja yang bisa dia remas saat ini "akhh..akhh ...akh ... emhh .... nghhh..." dengan gerakan yang pelan nichkhun menusuk nusukan juniornya walau lambat tapi cukup dalam untuk menyentuh titik nikmat wooyoung dan membuatnya mendesah kecil
"sejak tadi kau hanya...akhh...bermain...auhhh... lagiihh ..akhh ..." wooyoung menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri menikmati setiap sodokan lembut nichkhun pada dirinya
"cepatlah...hempphh ... " wooyoung menarik spei yang ada di atas kepalanya membuat wajahnya sedikit terhalang "sejak tadi kau ...ahh... hanya bermain saja ..."
nichkhun yang sejak tadi hanya menusuk-nusuk hole wooyoung itu mulai menggerekan juniornya in out dengan frekuensi sedang membuat wooyoung bisa bernafas sedikt lega karena nafsu nya sedikit terobati "aku tidak mau kau cepat klimaks dan lelah ..jadi ... manfaatkan waktu sebaik mungkin ..." jelas nichkhun yang mulai menggenjot juniornya dengan tambahan frekuensi
wooyoung menarik tubuh nichkhun membalikan keadaan membuat nichkhun ada di bawahnya sekarang , dia menyeka keringat yang ada di bawah pni rambutnya dengan kasar lalu menatap nichkhun panuh nafsu "berapa banyak kau inginkan ?! aku akan memuaskan mu ... kau hanya perlu berbaring ..." ucapnya dengan nada yang manantang dan segera woyoung melumat bibir nichkun dengan liar pingulnyapun tidak tinggal diam teru naik turun dengan cepat , nichkun sempat berpikir ada apa dengan wooyoung yang hari ini begitu agresif padanya . wooyoung mencium dan menjilati pipi nichkun dengan rakus dia terus menjalarkan lidahnya ke leher nichkhun membuat banyak kiss mark di sana sini tanpa sedikitpun menghentikan gerakan pinggulnya . tangan wooyoung juga memainkan nipple nichkhun bergantian . lama menjelajar leher dan bahu nichkhun dia mulai menjilat nipple nichkhun berulang ulang , menjilatnya seperti es krim lalu mengemutnya sedikit memeinkan nipple nichkun yang tegang itu dengan lidah dan giginya
"ahhkk... woo...wooyoung... " nichkhun mendorong tubuh wooyoung hendak membalikan keadaan tapi wooyoung tidak mau itu terjadi , dia menahan bahu nichkhun dan kembali menyerang bibirnya penuh nafsu
"emmphhh ...emmhhh ..." desah keduanya tertahan akibat katifitasnya yang saling mengulum dan melumat. nichkhun memeluk punggung wooyoung dengan kedua tanganya lalu berguling ke kanan membuat dirinya kembali berada di atas wooyoung.
nichkhun melepaskan tautan mereka sekilas membuat wooyoung segera menaikan kepalanya untuk meraup bibir nichkhun lagi tapi dia malah menghindar
"wae ?!" tanya wooyoung bingung. nichkhun tersenyum dia membelai rambut wooyoung dan lembut membingkai wajah wooyoung dengan kedua tangannya
"aku mencintaimu ..." ujarnya saat hidung mereka bersentuhan , nichkhun lalu mengucup kening wooyoung turun ke hidungnya dan terahir ke bibir woyoung hanya mengecupnya singkat
wooyoung tersenyum miris dalam hati perpisahan macam apa yang ingin dia berikan ?! dia ingin nichkun mengenangnya sebagai penghianat yang hebat saat di atas ranjang ?! betapa bodoh dirinya itu ... wooyoung meruntuki dirinya sendiri dalam hati walau bibirnya tersenyum manis pada nichkhun
nichkhun melumat bibir bawah wooyoung dengan lembut berulang kali, sedikit mengulumnya dan kemudian memainkan lidahnya di bibir wooyoung menggelitik bibir itu untuk terbuka hingga dia bisa memasukan lidahnya ke dalam bibir hangat milik wooyoung. pagutan penuh perasaan itupun terjadi , wooyoung baru sadar jika baik dirinya maupun nichkhun lebih menikmati hubungan intim penuh perasaan seperti saat ini

*
*

wooyoung berbaring dengan nyaman di ranjangnya memandang nichkhun yang tengah memakai pakain di depannya . saat ini wooyoung sudah mengenakan kembali piama untuk bersiap tidur setidaknya itulah yang nichkhun pikirkan. sedangkan nichkun memakai pakaian casual karena dia masih bernecana untuk menemui minjun malam itu.
"kau akan pergi sekarang ?!" wooyoung bersuara dengan posisi tidur yang dia rubah menyamping menghadap nichkhun
"ne ... kau tidak takut bukan sekarang ?!" tanya nichkhun menarik sleting jaketnya
wooyoung memandang kembali jam yang masih saja berada di tempatnya semua dan kali ini hatinya terngeyak melihat jam menunjukan pukul 9.52. kenapa dia malah menghabiskan waktu bersama nichkhun dengan di isi pergulatan di atas ranjang kenapa dia tidak memiliki hal yang lebih bermakna di sisa waktunya itu . wooyoung ingin sekali saja tuhan mengabulkan doanya untuk memutar kembali waktu hanya satu hari saja ... hanya mengulang hari itu .. maka dia akan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya
"aku ..." wooyoung terdiam memandang nichkhun yang juga memandangnya dengan tatapan yang begitu hangat 'aku ingin kau pergi ... pergilah ... ketahuilah jika mungkin saat ini minjun sudah ... aku ingin kau tahu jika aku yang melakukan itu semua ... aku ingin ... aku ingin mati ...jika aku mengingat aku melukaimu dengan tangan ku sendiri "
"wooyoungie !?" melihat wooyoung hanya menunduk dalam diam seolah menerawang jauh nichkhun menghampirinya dan memegang bahu woyoung lembut
dugkk
wooyoung yang menunduk mengarahkan pandangan sudut matanya yang masih menunduk itu kearah jam 10.01 ... dia menautkan jemarinya antara tangan kanan dan kiri melawan gugup. sementara bagi nichkhun telinganya yang begitu peka bisa merasakan kahidran tamu tidak di undang di rumahnya walau hanya dengan bunyi dentuman yang teramat kecil . hanya karena wooyoung dan nichkhun sama2 bukan orang awam mereka bisa mendnegar dan merasakan pergerakan orang-orang di luar sana
"jangan keluar kamar ... aku akan segera kembali ..!" nichkhun mengambil pistol yang dia letakan di meja dengan langkah cepat dia keluar kamar dan kembali menutup pintunya sama sekali tidak menunggu respon dari wooyoung yang masih terdiam
"waktunya ... jang wooyoung " wooyoung menyingkap selimut yang dia pakai lantas segara berdiri di sisi kasur , dia membuka laci meja nakas menampakan satu pistol tersimpan rapih disana . entah mengapa tangannya yang begitu terbiasa memegang pistol ataupun membunuh sekian banyak orang itu malah gemetar malam ini . dengan tangan yang gementar itu dia mengambil pistol tadi dan memastikan jika pistol itu terisi penuh dengan peluru
menegak salivanya sendiri saat mengingat jika kali ini dia akan berhadapan dengan nichkhun


di luar ruangan


nichkhun keluar dari kamarnya dengan langkah yang terburu-buru melihat ke kanan dan kiri dengan mata yang menatap liar. dia berjalan kearah tangga untuk melihat keadan di luar sana namun belum kakinya menapak di anak tangga pertama dia sudah bisa melihat kawanan penyusup memasuki rumahnya , kawanan yang di yakini nichkhun berjumlah banyak
"silence strom ?!" gumam nichkhun mencerna keadaan karena beberapa orang yang menyusup itu menggunakan pistol dengan peredam suara menembak dengan tiba2 semua orang yang ada di sana saat mereka lengah
tanpa pikir panjang lagi nichkhun langsung kembali ke kamarnya dia tahu jika kali ini hanya akan membunuh . mereka akan di bunuh dan yang terlintas di benak nichkhun adalah jang wooyoung yang harus dia selamatkan

braak
pintu kamar mereka di buka . membuat wooyoung tersentak kaget . dia langsung berbalik menghadap nichkhun dengan tangan kanan yang di sembunyikan di balakang tubuhnya .
"kajja kia harus segera keluar dari tempat ini !!" nichkhun menarik tangan kanan wooyoung yang dengan sigap wooyoung memindahkan pistolnya ke tangan kiri

DORR
DOOR
DORR
DORR
DORR

nichkhun yang masih ada di lantai dua itu melihat ke bawah dimana anak buahnya mulai menyadari kehadiaran penyusup dan mereka mulai saling adu tembak. nichkhun memindahkan wooyoung di samping kanannya memegang tangan kiri wooyoung sementara pistol dia pegang di tangan kiri karena nichkhun memang bisa melakukan segala sesuatu dengan kedua tangannya

DOOR
DOOR
DORR

nichkhun menembak beberapa orang yang berlari menaiki tangga juga beberapa orang yang berhasil menapakan kaki mereka di depan nichkhun . dengan tanpa melepaskan pegangan tangannya pada wooyoung nichkhun terus menembak seraya berjalan maju untuk segera sampai ke pintu keluar

Dorr
Dorr

nichkhun mengeratkan pegangan tanganya di pergelangan tangan kiri wooyoung dan berjalan hendak menuruni tangga hanya saja saat langkah ke tiga nya .. di anak ke tiga tangga itu dia merasakan jika wooyoung berhenti melangkah karena tanganya tertahan saat ini . nichkhun menoleh dengan cepat kearah belakang dengan geram ingin mengingatkan wooyoung betapa berbahaya situasi ini bagi nyawa mereka dan.....

nichkhun terdiam ... tangannya yang memegang pistol terjuntai ke bawah seolah tak bertulang membeku di tempat hanya memadang lurus dan kosong namja di depannya saat ini . wooyoung yang menatapnya dengan terluka bibirnya bergetar tidak tentu membuat wooyoung harus sesekali menahan nafas agar tidak terisak . karena tangan kanan wooyoung saat ini tengah mengarahkan ujung pistolnya tepat di tengah kening nichkhun
'mian' jerit wooyoung dalam hati begitu kuat untuk terlontar dari mulutnya tapi dia tidak bisa mengatakan hal itu . lagi-lagi itu hanya bisa memberikan efect bagi nafasnya yang kian sesak dan berat hingga mulutnya terus terbuka mencari sendiri pasokan udara

seolah sama dengan wooyoung yang nichkhun lakukan hanya sama menahan nafasnya yang tersengal . bingung shock ... bercampur dengan begitu kalut dalam pikirannya orang yang selama ini dia lindungi orang yang dia pertahankan mengorbankan semua yang dia miliki saat ini menantang meminta nyawanya. nichkhun tersenyum pahit segala ke angkuhan dan kejantanannya runtuh satu bulir air bening turun dari pelupuk matanya

perasaan bagai jatuh dari gedung brlantai 50 .... perasaan seperti itulah hati wooyoung saat ini . melihat nichkhun menitikan air mata di hadapannya dengan segala tanggung jawab beban dan ke angkuhan yang dia miliki sama sekali tidak mengijinkan wooyoung untuk menitikan barang satu tetes air matanya saat ini , tidak perduli semerah apa matanya tidak perduli sepertih apa mata itu , tidak perduli serabun apa lagi penglihatannya yang tertutup air mata wooyoung tidak bisa membiarkan air mata itu keluar dari matanya. dalam keadaan yang sama . dirinya hanya bisa mengarahkan pistol di tangannya itu tepat di titik mati nichkhun

dengan langkah cepat nichkhun menarik tanganganya keatas membuat wooyoung juga menggerakan tangannya saat melihat pistol nichkhun mengarah padanya dan ...


DORR
DORR

wooyoung menutup matanya rapat2 membuat bulir air matanya jatuh ke dua pipi wooyoung hanya dua suara tembakan itu yang seolah terdengar di telinganya walau sejak tadi suara tembakan memang saling manyahut di bawah sana tapi dua tembakan itu seolah jadi berada di daun telinganya membaut bisa mendengar kian jelas dua suara itu yang nyaris berbarengan
beberapa detik menutup mata perlahan dia membukanya dengan bingung sama sekali tidak ada rasa sakit di sekujur tubuhnya membuat dia bingung dengan apa yang terjadi .
BRUUGHH

terdengar suara seseorang terjatuh hanya itu dari arah belakang wooyoung dia sangat yakin akan hal itu suara itu ada di balakangnya .  wooyoung segera menolehkan 130 derajat ke samping membuat dia melihat sosok namja yang dia kenal terjatuh ke lantai .
"ji...jinwoon ???!!!" wooyoung kembali menatap lurus ke depan . matanya membulat dengan mulut yang terbuka snagat lebar tidak dapt terbuka lebih dari itu lagi saat dia melihat nichkhun memegangi dadanya dengan tubuh yang limbung . nichkhun mundur beberapa senti hingga hampir turjatuh dari tangga namun tangan kirinya berhasil meraih pegangan tangga membuat dia tidak jatuh sementara tangan kanannya memegangi dadanya yang berdarah , darah itu mengalir di dada nichkhun keluar dari sela sela jarinya yang menekan luka itu dengan kuat menahan rasa sakit
mulut wooyoung terbuka serempak dengan kakinya yang melangkah satu langkah ke depan seolah ingin menghampiri nichkhun dan meneriakan namanya tapi tangan wooyoung yang sudah terulur ke udara itu hanya mengapung di sana , tidak dapat sampai ke tempat tujuan dimana nichkhun lah tujuannya

nichkhun merasakan sesuatu menempel di pelipisnya satu todongan jarak dekat menempel di pelipis nichkhun dari orang yang sama sekali tidak dia kenal walau orang itu juga membantu nichkhun hingga dia tidak terjatuh karena memeganginya dari samping. nichkhun menatap nanar wooyoung di hadapannya yang perlahan menurunkan uluran tangannya tadi

'menyesal ?! aku menembak nichkhun ... orang yang aku katakan ... sebagai orang yang aku cintai ... karena menganggap dia akan melukaiku ... tapi dia ... orang yang aku hianati menembak temannya yang akan melukaiku walau ... aku menghianatinya ' wooyoung pov


hah segini aja dulu silahkan di komentar oke !!!! satu chap lagi tamat

13 comments:

  1. lanjut terus kakak...
    semangat!!

    ReplyDelete
  2. duh khun demi woo mau ngelakuin apa aja demi woo dia malah nembak temennya sendiri. sedih bacannya. semoga happy ending please bikin khunwoo bersatu un

    ReplyDelete
  3. Hikz. . .hikz. . .hikz .. . Baby Uyoungku yang polos & Khun yang Malang.

    Nuneo partnya dikit tapi * * * * * thor aku mau donk jadi JR nya ekekkeek

    ReplyDelete
  4. Lanjut thor :'( lanjutt~ :'(

    ReplyDelete
  5. Ya ampun...ngeri q bcanya plus kasihan bgt T.T hiks hiks..*plakkk* khunnie ...wooppa ... Please endingnya harus yg happy !
    Junhoppa oh junhoppa...duh JR q mau jdi JR yp bsa ma junho d ff ini *plakkk* xxD

    Dgn sgla perjuangan akhirnya q bsa coment huhu syukur...fyuhhh..eon jln hidup kta sama penuh perjuangan :D *author: loe ajj kali gw enggak* ok deh eon lanjuttttttt..and Always figthing...DON'T STOP CAN'T STOP EONNIE GOOOOOOOO !!!

    ReplyDelete
  6. Hiks..hiks..hiks.. Knp klu mereka slng mencintai,berakhir tragis kayak gini :'(

    ReplyDelete
  7. Hoppa mu suka khunnie atau jr? Pi lebih baik jr kali ya ppa,soalnya jr menyukaimu,khunnie dlm ff ni gak ada rasa samamu hoppa, kalau gitu sama aku aja deh #plak
    Ya sudah hoppa lbh baik mu nerima org yg mencintaimu aja dr pda mu berharap pada org yg g punya rasa sama mu oppa dlm ff ni,annyeong hoppa ,aku mau beres2 dulu ok? Jaga jr yaw

    ReplyDelete
  8. huaaa...miris bgt bacanya..hikz..
    critanya bnr2 sweet..tapi jg sedih dsaat yg brsamaan..
    kasian bgt babywoo yg lg dilema..pasti nyesel deh dia..~_~
    khunnie..sabar ya beb..babywoo itu cnta ma km..hueee...
    junho ma jr wlaupun dkit partnya tp lucu n ngena bgt..hihi..pngen bgt eon jitak junho saat dia ngmong frontal gt ma anak kcil..kkk
    ga sbr bca chap end nya..buat keajaiban utk khunyoung ya thor..jebaal..#wink
    fighting^o^

    ~weny~

    ReplyDelete
  9. lanjuut doong thor, rasanya lama banget nunggu ff author. padahal pengen baca banget,

    ReplyDelete
  10. huwwaaaaaa,,,
    uyongku dilema banget disini,,
    sedih banget liat mereka berdua,,
    lanjut chap terakhir secepatnya author-nim T__T

    ReplyDelete
  11. wooyounggg... please don't let your love die, TT TT
    udooonnggg.. please... khuuuun TT TT
    kalo beneran ada cowo kaya khun yaampun.. dia ngebunuh temennya sendiri demi nyelamatin seseorang yang dia cintai yang telah mengkhianatinya ..

    Junhoooo T.T..
    Lanjuuut thor eon =]

    ReplyDelete
  12. Lanjutannya mana niy...
    yack Udong~ah...
    rasa'a aq juga mau nodongin pistol ke Woo...
    please Woo...
    jngan lakuin itu...
    Hiks...hiks...T^T

    ReplyDelete