main cast : junho , nichkhun
genre : family,romance,de el
el
rated : M (apa iya m !?) tau
lah saya mau buatnya kaya gimana nanti
chapters : 10 (kalo bisa
end)
tadinya saya mau
menceritakan tentang gimana junho berjuang di kantor nichkhun untuk
menggantikannya , gimana junho menahan emosinya sekuat tenaga saat banyak orang
yang menindasnya di kantor saya juga tadinya mau membuat beberapa konflik yang
membuat khunie itu stress tapi karena ini dan itu ... saya mau potong semua
cerita tadi dan langsung saja ke arah sini di karenakan ternyata banyak yang
merasa bosan dengan fic ini yang sudah ber-episod-episod dan juga belum kelar
... doain aja nih sekarang kelar tapi kalo di rasa sih masih ada satu chap lagi
...
ini dia story gaje kita yang
begitu teramat membosankan dan panjang bak sinetron indonesia yang abis di demo
gak ada tamatnya baru tamat
4 bulan kemudian (jadi
kandungan khunie udah 7 bulan nih ceritanya )
"tuan muda jangan
melakukan itu biar saya saja yang melakuannya ... " seorang pelayan yeoja
dewasa sekitar 40 tahun segera menghampiri nichkhun yang tengah berada di dapur
. nichhun yang tengah mencoba memasak untuk makan siang
"aku hanya diam selama
ini di rumah tanpa mengerjakan apapun ... itu sangat menyebalkan dan
membosankan ..." timpal nichkhun sama sekali tidak mau melepaskan pisau di
tanganya
"tapi tuan muda ...
tuan muda junho sudah berpesan pada saya agar tuan muda jangan mengerjakan
apapun dan terus saja beristirahat di kamar ... "
praakk
nichkhun melemparkan pisau
yang dia pegang itu ke atas papan potong "aku ini hamil bukan sakit keras
kenapa semua orang itu selalu saja menyuruhku untuk berbaring di ranjang
seperti mayat bernafas ..." nichkhun berjalan meninggalkan dapur dengan
wajah yang geram walau saat ini kandunganya sudah membesar membuat nichkhun
sedikit kepayahan untuk berjalan hingga kamar mereka yang tadinya di lantai
duapun saat ini berpindah ke lantai satu ,karena junho segera membangun kamar
baru di lantai satu guna memudahkan nichkhun agar dia tidak naik turun tangga
mengingat seberapa bahayanya hal itu
"tuan muda ... "
sapa seorang berseragam putih-putih yang baru saja masuk ke dalam rumah
nichkhun dengan menenteng satu tas hitam di tanganya
nichkhun mendengus kesal
membuang wajah dari perawat yang baru saja memasuki rumahnya itu "kenapa
kau datang lagi ?!! aku sudah bilang aku tidak butuh perawat !! pergi dari sini
sekarang juga !" titah nichkhun mengusir perawat yang memang sengaja di
sewa junho sebagai perawat pribadi nichkhun di rumah tapi mau bagaimana lagi
sejak awal nichkhun memang sudah menentang hal itu
"tuan muda tenanglah
... jangan emosi ...itu tidak baik bagi kandungan anda ..." perawat yeoja
itu mencoba menenangkan nichkhun tapi rupanya tidak berhasil
"jika tidak ingin aku
emosi cepatlah pergi dari sini !!! kau yang membuat aku emosi !" teriak
nichkhun pada perawat itu yang langsung menunduk
"tuan muda "
panggil pelayan tua tadi lembut pada nichkhun pelayan yang bekerja di rumah
junho itu sekarang setiap hari akan ada di rumah mereka hingga junho pulang ke
rumah untuk mengerjakan segela sesuatu di dalam rumah dan membatu nichkun
malakukan apapun walau sudah ada perawat di rumah mereka
"KAU JUGA !!!"
pelayan itu terjengkat saat nichkhun berbalik berteriak padanya "kau juga
pergi dari sini sekarang juga !!" nichkhun meninggalkan kedua orang itu
dan berjalan ke kamarnya
BLAAMM
dia juga tidak lupa untuk
membanting pintu keras2 saat masuk membuat kedua yeoja yang tadi dia bentak
kembali terjengkat
"bagaimana ini ?!"
tanya pelayan pada perawat yang sekarang berdiri di dekat sofa
"kita sebaiknya pergi
... jangan sampai saat tuan muda keluar kita masih ada di sini ... dia bisa
semakin emosi ... biar aku akan menelpon tuan muda junho untuk menjelaskan ini
semua ..." pelayan itupun mengangguk pasrah
in office
"direktur ... presdir
meminta anda untuk segera menemuinya !" junho mengacak wajahnya sediri
kemudian menjambak rambut merahnya dengan frustasi . menatap nanar layar laptop
yang ada di depannya mengingat kerjanya saat itu belum selesai
"aku akan menemuinya
sebentar lagi ..."timpal junho pada sekertaris nichkhun yang saat ini menjadi
sekertarisnya sejak junho menggantikan nichkhun sebagai direktur sementara di
perusahaan ayahnya
junho segera merapikan
pakainnya membenarkan dasi yang sudah tidak terpasang dengan rapih di lehernya
kemudian dia bercermin untuk sekedar merapikan rambutnya dengan menyisir rambut
itu dengan sela-sela jarinya.
tokk tokk tokk
"masuk !" begitu
mendengar teriakan dari dalam ruangan ayah nichkhun yang menyuruhnya masuk
junho langsung membuka pintu ruangan ayah mertuanya itu dan masuk kedalam sana
"anda memanggil ku
?!" tanya junho lembut berdiri di depan meja ayah nichkhun
"ne ... aku rasa
pembangunan proyek yang kau tangani tidak sesuai dengan apa yang di konsepkan
nichkhun ... bagaimana kau menjelaskannya ...?" tanya ayah nichkhun to the
point pada junho
"aku hanya melakukan
sesuai intruksi nichkhun ... tapi mungkin saat ini semuanya akan sulit ...
maafkan aku presdir ..." junho membungkuk minta maaf dengan kekacauan yang
di timbulkan akibat penggantian dirinya . menjalankan tugas nichkhun yang sama
sekali tidak dia mengerti sebelumnya membuat junho begitu pusing dan tertekan
belum lagi segala tekanan yang di berikan kakak nichkhun sebagai manager di
bawahnya. walau dia adalah manager dan junho direktur tapi bagaimanapun juga dia
adalah kakak nichkhun dan kariawan tetap perusahaan itu bukan pangganti seperti
dirinya
"tidak perlu minta maaf
padaku ... aku tahu pasi sangat sulit bicara dengan nichkhun dalam keadaan yang
seperti sekarang... karena semuanya
sudah terlalu jauh melenceng dari rencana awal ... aku harap kau bisa
memperbaikinya sesuai dengan pemikiran mu ..."
junho mengangkat wajahnya
dan memandang ayah nichkhun yang tersenyum lembut padanya "tapi ...aku
tidak berani malakukannya ... itu sangat..." junho terdiam dan kembali
menunduk
"aku percaya padamu ...
jadi ... lakukan saja--" ayah nichkhun menghentikan kata-katanya saat mendengar
ponsel junho berdiring dari dalam saku celananya. junho segera merogoh saku
celananya untuk melihat siapa yang menelpon "angkat saja !" ujar ayah
nichkhun pada junho dengan santai.
junho langsung menerima
panggilan masuk yang ternyata adalah dari sekolahnya "yeoboseyo "
"........."
"aku akan mengusahakan
nya ... songsaengnim ... " junho mentup matanya rapat saat mendengar
perkataan dari gurunya yang mengatakan jika junho tetap tidak masuk sekolah
padahal sudah hampir ujian ahir junho akan di keluarkan karena tidak memilki
kriteria kelulusan dalam segi absensi walau para guru juga mengetahui junho
pasti lulus dalam segi nilai tapi dari segi absensi dan tugas jelas2 junho tidak
akan lulus jika terus seperti itu
"............"
"ne ... gamsahamnida
" junho mengahiri percakapannya dengan salah satu guru di sekolah tempat
junho belajar dan kembali fokus memandang ayah nichkhun
"jeosonghamnida "
ujar junho meminta maaf atas kejadian barusan
"telpon dari sekolah
?!"
junho mengangguk lemah
"ne ..." jawabnya singkat
"dua minggu lagi kau
ujian ahir ... seharusnya saat ini kau sibuk belajar dan bukannya bekerja di
sini ..."
"aniya ... gwaenchana
..." junho lagi menghentikan pembicaraannya dengan ayah nichkhun saat
ponselnya kembali berdering namun berbeda halnya dangan tadi dimana junho
terlihat ragu dan berpikir untuk mengangkat telpon dari sekolahnya kali ini
tanpa basa basi junho langsung mengangkat telpon itu
"ada apa ?!" tanya
junho to the point karena dia sudah tahu orang yang menelponnya adalah perawat
pribadi nichkhun
"............"
"aku akan pulang
sekarang !" junho kembali menutup telpon dan kembali memandang ayah
nichkhun
"apa terjadi sesuatu
?!"
junho mengehela nafas dan
tersenyum ringan menandakan jika yang terjadi tidak separah apa yang di
bayangkan ayah nichkhun yang terlihat begitu khawatir dari wajahnya
"sepertinya aku harus pulang sekarang ayah "
in home
in khunho room
junho memasuki kamarnya bersama
dengan nichkhun saat dia membuka pintu dia sudah bisa melihat nichkhun duduk di
kursi santai yang mengarah ke jendela. dia berjalan semakin mendekati nichkhun
dan duduk di kursi yang ada di sampingnya memandang wajah nichkhun dan
tersenyum "bagaimana kabar mu hari ini chagy ..." junho bicara dengan tangan yang mengelus
perut nichkhun yang sudah semakin membesar mengingat kandungannya sudah
menginjak usia 7 bulan "apa kau merepotan ibu mu hari ini ?!" lanjut
junho dengan tangan yang masih membelai perut nichkhun . melihat masih tidak
ada respon dari nichkhun junho bangkit dari kursinya mencondongkan tubuhnya
kearah nichkhun untuk mencium keningnya
"kenapa kau hanya diam
saja ?! kau marah padaku ?!" nichkhun mendongak memandang wajah junho
sekilas tanpa ada raut ekspresi menjawab dan kembali melihat pemandangan
halaman pinggir rumah mereka dari jendela
junho menghembuskan nafasnya
ringan dan kembali duduk di samping nichkhun "chagya aku lelah sekari hari
ini ... ayah mu memarahiku tadi ..." junho merajuk dan menyandarkan
kepalanya di bahu nichkhun memeluknya dari samping
"ayah ku tidak akan
pernah memarahi mu ... kau menantu kesayangan nya ..." junho tersenyum
kecil masih menyandarkan dirinya di bahu nichkhun karena dia sudah bisa membuat
nichkun kembali bicara
"jinja ?! tapi ayahmu
masih saja marah padaku ..." junho mengakat wajahnya dan memandang
nichkhun
"pasti kau melakukan
kesalahan yang besar jika dia sampai marah padamu "
"aku tidak melakukan
kesalah yang besar ... hanya saja aku pulang lebih awal hari ini karena harus
membujuk seseorang yang sedang marah di rumah ku "
"YACH !!!" ptotes
nichkhun dengan apa yang junho katakan
"bagaimana kabar anak kita
hari ini ?! dia baik baik saja kan ?!" junho menempelkan telinganya di perut
nichkhun mencoba untuk mendengar sesuatu atau mungkin meraskaan sesuatu
"junho-ah ... kau tahu
... dia bergerak ... aku meraskan dia bergerak tadi ... " ujar nichkhun
antusias menceritakan pengalamannya pada junho yang saat ini sudah mulai jarang
sekali bersama dengannya "aku ingin kau juga merasakannya... saat anak
kita bergerak kau selalu tidak ada di sampingku ... hanya ada pelayan dan
suster ..." nichkhun berbicara dengan nada yang pelan terdengar sedih akan
hal yang baru saja dia katakan
"mianhae ... aku sangat
sibuk belakangan ini ...tapi itu juga tidak bisa kau jadikan alasan untuk
mengusir ahjumma dan juga perawat ... mereka ada untuk menjagamu ... "
junho mengangkat kepalanya dari perut nichkhun bicara dengan wajah yang sejajar
saat ini
"aku hanya ingin kau
yang menjagaku ... "
"tapi aku sibuk chagy
... aku tidak akan tenang meninggalkan mu sendirian di rumah ..."
"aku bisa menjaga
diriku sendiri ... sama sekali tidak perlu khawatir ... sejak bulan ke enan aku
baik-baik saja ... tidak perlu setiap hari di awasi perawat ..." kekeh
nichkhun lagi
"khunie-ah ..."
sergah junho tapi nichkhun kembali menyelak perkataannya
"jaeball ... aku ini
hamil bukan sakit ... jadi jangan perlakukan aku seperti orang yang sakit
..." junho terdiam wajahnya seolah merasakan sesuatu membuat dia terlihat
bingung karena keningnya malah berkerut . perlahan junho mengarahkan matanya ke
perut nichkhun dimana telapak tanganya masih bertengger di sana sejak tadi
“bergerak !!!” junho
langsung memandang wajah nichkhun dengan takjub . nichkhun langsung tersenyum
seraya mengangguk setelah dia juga ikut merasakan jika bayi dalam kandungannya
mulai bergerak lagi
“ne … dia bergerak ….” Seru
khunie juga tidak kalah bahagia sama halnya dengan junho
“woah … dia menendang …”
junho terus saja merasakan pergerakan anak yang ada di dalam perut nichkhun
dengan telapak tangannya yang di letakan di perut nichkhun itu
“dia memukul junho …” timpal
nichkhun memprotes
“dia menendang … kau tahu
dia pasti menendang …”
“dia itu memukul … aku yang
merasakannya …” kekeh nichkhun lagi sama sekali tidak mau kalah dengan junho
“yach …. Bagaimana jika dia
malah tauran di dalam sana …. Memukul dan menendang ?! bagaimana jika anak kita
kembar dan mereka berkelahi di dalam sana ?!” tanya junho dengan bodohnya
membuat nichkhun menutupi perut buncitnya dengan kedua tangan dari junho
“jangan pegang lagi aku
tidak mau anak ku nanti suka tauran seperti mu “ ujar nichkhun dan segera
berdiri dari kursi meninggalkan junho begitu saja
Junho marik kedua tangan
nichkhun dengan memanyunkan bibinya sebal “yach aku ini kan ayahnya … jadi dia
memang akan mirip dengan ku “
“jika kau ayahnya maka kau
pasti akan berdoa supaya dia tidak seperti mu !” ketus nichkhun yang sudah
berdiri di samping junho dimana tangannya masih saja junho pegang
*
*
*
*
“kau baik-baik saja kan ?!” nichkhun memegangi pinggangnya yang semakin hari terasa semakin sakit saja dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegangi ponsel yang dia letakan di telinga kanannya
*
*
*
“kau baik-baik saja kan ?!” nichkhun memegangi pinggangnya yang semakin hari terasa semakin sakit saja dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegangi ponsel yang dia letakan di telinga kanannya
“ne … aku baik-baik saja ….
ahjumma sudah pulang karena aku yang menyuruhnya tadi ….”
“baguslah … satu mata pelajaran lagi maka semua ujian telah selesai dan aku
akan segera pulang … tunggu aku “
“ne ….” Nichkhun menutup
sambungan telpon yang masih tersambung itu dengan menekan ikon merah di layar
ponselnya . dia lantas kembali berjalan menuju kamarnya untuk berbaring seperti
biasanya
Nichkhun melangkahkan
kakinya berjalan pelan-pelan menuju kamar tapi segera memgangi perutnya yang
terasa sakit. Nichkhun kembali berjalan hendak menuju kamarnya namun kali ini
perutnya terasa semakin sakit saja
“akhh !!!!” nichkhun meremas
perutnya yang terasa semakin sakit sedangkan tangan kanannya berpegangan pada
meja yang ada di sampingnya. Nichkhun mencoba mengatur nafasnya dengan menarik
nafas dalam –dalam dan mencoba untuk tenang dia mengambil ponsel yang
tergeletak di meja itu untuk menghubungi siapa saja yang bisa menolongnya.
Nichkhun menekan ikon hijau di ponselnya yang menampakan nomor junho sebegai
panggilan terahir . matanya memandang lekat layar ponsel itu dia tahu jika
junho saat ini tengah ujian dan mana mungkin dia akan mengganggunya tapi ke
sakitan ini ? bagaimana dia akan menanganinya sendiri ?!
“aegy-ah …. Bersabar sedikit
… arraci ?!” nichkhun membelai lembut perutnya sendiri dan tanpa dia sadari
setetes air mata meluncur dari pelupuk matanya karena tak kuasa menahan sakit .
nichkhun meringis saat dia mencoba untuk duduk di lantai dan bersadar di sofa .
nafasnya kian tersengal saat ini .”rumah sakit “ gumam nichkhun dan setelah itu
dia segera menelpon rumah sakit untuk meminta kiriman ambulans ke rumahnya
*
*
*
*
namja dengan rambut yang masih saja merah menyala berjalan di tengah hari yang terik seusai dia turun dari bus , setelah berhenti di halte terdekat rumanya namja itu memang harus berjalan menuju rumah walau hanya beberapa menit saja . junho mengkerutkan keningnya saat melihat ambulan parkir di depan rumahnya .
*
*
*
namja dengan rambut yang masih saja merah menyala berjalan di tengah hari yang terik seusai dia turun dari bus , setelah berhenti di halte terdekat rumanya namja itu memang harus berjalan menuju rumah walau hanya beberapa menit saja . junho mengkerutkan keningnya saat melihat ambulan parkir di depan rumahnya .
“khunie !” junho langsung
berlari begitu saja menuju rumahnya saat kakinya masih menginjak tanah yang ada
di pekarangan rumahnya junho bisa melihat beberapa petugas berdiri di depan
pintu dengan kebingungan
“ada apa ini ?!!” tanya
junho saat dia sudah berada di belakang para patugas rumah sakit yang berdiri
di depan pintu rumahnya
“ada yang menelpon untuk di
kirim bantuan karena akan melahirkan dan alamatnya di sini tapi kami tidak di
buka kan pintu “ jelas salah satu namja dengan pakaian serba putih pada junho .
Tanpa menunggu lama junho
segera membuka pintu rumahnya dia masuk dengan sangat terburu-buru bahkan dia sama
sekali tidak mengganti sepatunya , dia sampai tersadung tangga kecil di pintu
masuk saking terburu-burunya dia melangkah
“khunie-ah !!!!” junho
berteriak memanggil nichkhun dengan wajah yang terus berpaling ke kanan ke kiri
mencari dimana nichkhun berada “nichkhun-ah !!!!!” panggil junho lagi berjalan
semakin dalam ke rumah mereka “KHUNIE !!!” junho berlari menghampiri nichkhun
yang tergeletak di lantai dengan konsisi yang lemah tak berdaya hingga dia
tidak bisa membuka pintu atau hanya sekedar untuk menjawab panggilan junho
barusan “ di sini tolong !!!!” teriak junho yang sekarang sudah mengangkat
khunie ke pangkuannya . junho duduk di lantai memangku kepala nichkhun yang
berbaring dengan lemah di sana
In hospital
“minumlah !” junho yang
tengah duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruang operasi itu mendongak
menatap orang yang menyodorkannya sebuah kaleng minuman. Junho tersenyum dan
segera menerima kaleng itu menggenggamnya erat-erat hingga dia bisa merasakan
dingin yang berasal dari kaleng itu menjalar ke kulit telapak tangannya
“gomawo ….” Ucapnya pelan ,
namja yang memberikan kaleng itu pada junho menepuk bahunya ringan seolah
mencoba untu menenangkan junho yang sejak tadi terlihat begitu gugup dan cemas
.
“semuanya akan baik-baik
saja junho-ah …” ayah junho namja yang memberikan anaknya minum itu mencoba
untuk semakin menguatkan putra semata wayangnya ini karena dia melihat wajah
junho yang sejak beberapa waktu lalu terlihat sangat pucat dan acak-acakan masih
mengenakan seragam dan malah tas ranselnya saja masih dia pakai saat datang ke
rumah sakit tadi untung saja ayah dan ibu junho segera datang menemaninya
begitupun orang tua nichkhun yang segera datang begitu mereka mendapatkan kabar
dari ayah junho bahwa nichkhun akan melahirkan
“ne … “ junho menjawab
perkataan ayahnya dengan singkat walau semua yang ayahnya katakan sama sekali
tidak membuat junho tenang apa lagi melupakan segala yang tengah terjadi di
dalam dirinya , hanya dia yang mengetahui seberapa berbahayanya nichkhun di
dalam sana sedangkan orang lain tidak mengetahui hal itu . junho mencoba untuk
membuka minuman kaleng yang sudah ada di tangannya sejak tadi, tangannya yang
gemetar mencoba membuka kaleng itu namun tentu saja sia-sia karena selain gemetaran
dengan hebat junho juga merasa tangannya begitu lemas seolah tak bertulang sama
sekali tidak bertenaga bahkan hanya untuk membuka minuman. Dia masih saja terus
mencoba untuk membuka minuman itu hingga tiba-tiba sebuah tangan mengambil
kaleng itu dari tangannya membuat junho lagi-lagi mendongak
“appa …” panggil junho pada
ayah mertuanya yang mengambil keleng minuman itu dari tangan junho
“aku memperhatikan tangan mu
begitu gemetaran … bagaimana bisa membuka kaleng ini jika seperti itu …” ujar
tuan horvejkul dan membuka kaleng menuman junho lalu menyodrokannya kembali
pada anak menantunya
“gomawo appa …” ujar junho
menerima kaleng minumannya
“sepertinya dia sangat gugup
karena akan menjadi ayah sebentar lagi …”
“dia pasti gugup karena dia
takut anaknya nanti akan sama bandelnya seperti dia “ gurau ayah junho untuk
memancing sebuah percakapan antara dirinya junho dan juga sang besan , beliau
hanya ingin membuat junho lebih rileks dalam keadaan saat ini
Cleekkk
Pintu ruang operasi itu
dibuka menampakan sang dokter dengan pakaian hijau hijaunya keluar dari dalam
ruang operasi dengan wajah yang begitu lelah. Dangan hampir serempak semua
orang yang menunggu sejak beberapa jam yang lalu di depan runag operasi segera
mendekati dokter itu dengan wajah yang begitu kalut
“bagaimana keadaan nichkhun
?! dan anak nya ?!!” junho yang sekarang berdiri di paling depan berhadapan
langsung dengan sang dokter segera bertanya , dia menelan ludahnya pahit saat
dokter itu menunduk menyembunyikan wajahnya untuk beberapa saat pasalnya sama sekali
tidak ada tangis bayi yang terdengar oleh junho sebelum dokter itu keluar
“kami sudah melakukan yang
terbaik !” ujar dokter itu pada junho dengan nada yang teramat menyesal
Tuuckkk
Kaleng yang ada di tangan
junho itu seketika terjatuh ke lantai dan setelahnya di iringi dengan suara
tangis dari ibu nichkhun yang langsung pecah begitu mendengar kabar dari dokter
yang saat ini sudah meninggalkan mereka
Kahi yang segera menutup
mulutnya yang ternganga dengan telapak tangan itu segera berbaik memandang
wajah junho yang hanya terdiam , dia sama sekali tidak menangis ataupun
bersuara hanya memandang kosong kearah depan “ju….junho-ah ….” Panggil kahi
dengan sangat pelan dan lembut mencoba untuk memegang bahu junho
Seperti orang linglung junho
hanya melirik ke kanan dan ke kiri malihat kahi dan ayahnya yang ada di samping
kanan junho sedangkan di sisi kirinya ibu nichkhun menangsi dengan tersedu sedu
di dalam pelukan suaminya. Setelah melihat kedua sisi itu junho berbalik
membelakangi ruang operasi dan berjalan begitu saja meninggalkan kahi dan yang
lain tanpa kata berjalan dengan begitu ringan entah kemana
“junho-ah !!!” kahi sempat
ingin menahan junho tapi tuan lee segera memegangi pundak kahi menghalangi ,
ayah junho tahu pasti jika anaknya itu membutuhkan waktu untuk sendirian saat
ini
*
*
*
*
*
*
*
Satu bulan kemudian
In hospital
Junho terduduk dengan
pandangan yang kosong memandang sosok yang ada di depannya , sosok yang sejak
beberapa waktu yang lalu terbaring koma . sesekali junho akan tersenyum ceria
dan mengajak orang itu bicara walau junho tahu dia tidak akan mendapatkan
respon apapun dari orang yang dia ajak bicara. Dia akan bersikap manja dan
memberikan lelucon-lelucon sama hanya dengan sebelum hal ini menimpa keluarga
kecilnya bersama dengan nichkhun .
“pagi ini … sudah berapa
kali aku mengatakan … saranghae … ?!” tanya junho pada sosok yang berbaring tak
bergerak sedikitpun . “emhh …. Aku rasa baru 20 kali …anii …21 kali … benarkan
?!” junho meremas selimut yang mentupi tubuh nichkhun saat memandang wajah
damainya dalam tidur panjang nichkhun yang dia rasa tidak berkesudahan, dia
segera mendongakan kepalanya ke atas mencoba untuk menghambat genangan air yang
ada di pelupuk matanya untuk mengalir keluar . junho tahu setiap dirinya
berbicara dengan nichkhun bercanda dan bermanja-manja dengannya dia tidak akan
mendapatkan respon apapun dan dia juga tahu setiap tidak ada respon dari lawan
bicaranya dia akan merasakan matanya mulai memanas dan perih tapi dia tetap
saja melakukan hal itu karena ingin nichkhun tetap mengingatnya dan segera
kembali sadar
Junho menggenggam tangan
nichkhun dengan erat menatap genggaman tangannya itu “khunie-ah …. Kau tahu ..”
junho berhenti bicara dan menarik nafas dalam sebelum dia kembali bicara “aku
sudah di terima masuk di universitas … kau bangga kan padaku ?!” junho kembali
memandang wajah nichkhun yang masih saja memejamkan matanya rapat . dia sudah
tidak dapat lagi menahan perasaannya yang begitu sedih hingga tiba-tiba saja
junho terisak dengan nada yang cukup keras “khinei-ah … aku sangat merindukan
mu … aku mohon segera bangun … hiks … kau tahu … aku …hiks … bangunlah …tidak
ada orang yang tidur selama ini …” junho menggenggam tangan kanan nichkhun
dengan kedua tangannya “asalkan kau mau bangun aku … tidak akan pernah marah
atau menghalangi mu untuk memukulku … jika kau banguan hanya karena ingin
memukulku …. Aku mau kau pukul setiap hari tapi ceatlah bangun !“ junho
menghela nafas merasa miris akan dirinya yang terdengar seperti orang gila saat
ini . dia menyeka air mata yang sempat mengalir di kedua pipinya lantas berdiri
hendak menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya
*
*
*
Cleek
Junho membuka pintu kamar
mandi dengan sangat pelan wajahnya masih saja menuduk lesu sedikit menggaruk
lengannya yang baru saja di gigit nyamuk di dalam kamar mandi yang terasa gatal
“kenapa kau gatal gatal
seperti itu ?! apa tidak mandi selama berhari-hari …” junho mengerjapkan
matanya beberapa kali hingga ahirnya dia memutuskan untuk mengangkat wajahnya
melihat kearah kasur dimana nichkun terbaring di sana dengan keadaan yang lemah
hanya saja saat ini matanya sudah terbuka
“nichkhun-ah !!” junho
berjalan dengan cepat menghampiri nichkhun pandangan matanya seolah tidak
percaya jika mahluk di depannya inilah yang bersuara barusan. Juno segera
menekantombol di samping ranjang nichkhun untuk memanggil dokter sementara dia
segera duduk di kursi yang ada di samping ranjang nichkhun
“kau … sudah sadar ?!” tanya
junho tidak percaya tangannya terulur membelai lembut pipi nichkhun yang
menolehkan wajahnya kearah junho , nichkhun menggerakan tangannya menyentuh
tangan junho yang ada di wajahnya dan tersenyum
“aku membuat mu khawatir ?!”
tanya nichkhun dengan suara yang nyaris saja tidak dapat di dengar junho karena
kondisinya yang masih sangat lemah saat ini
“tentu saja … kau bodoh …
kenapa tidak menelpon ku atau ibu … kau membuat aku hampir gantung diri karena
putus asa …”
“kau masih saja selalu
melebih-lebihkan …” ajek nickhun tapi beberapa saat kemudian dia tertegun saat
junho yang tersenyum memandangnya perlahan mulai menangis kembali tanpa suara .
nichkhun segera mengulurkan tangannya menyentuh pipi junho mengahapus aliran
air matanya “uljima … “ nichkhun bicara dengan suara yang begitu lirih seraya memandang
kedua mata junho yang hanya tersenyum lalu menutup matanya seraya menunduk
membuat bulir air matanya kembali mengalir.
*
*
*
*
*
Setelah nichkhun sadar dan
segera di periksa dokter junho juga tidak lupa untuk memberikan kabar kepada
orang tua nichkhun maupun orang tuanya . hingga mereka segera datang untuk
melihat keadaan nichkhun beberapa saat mereka menemani nichkhun dan junho yang
masih di rumah sakit . walau mereka terkadang harus menghindari pertanyaan
nichkhun tentang anaknya yang meninggal saat di lahirkan . yang di khawatirkan
oleh semua orang adalah jika nichkhun shock dan mempengaruhi kondisinya jika
dia di beri tahu tentang hal itu.
Dan sekarang kedua orang tua
mereka sudah pulang meninggalkan junho dan nichkhun yang masih ada di salah
satu kamar rumah sakit berdua
“junho … anak kita …
laki-laki atau perempuan ?!”junho yang tengah mengupas buah apel di tangannya
sontak menghentikan kegiatannya itu , dia menyimpan apel yang belum selesai di
kupas tadi keatas piring yang ada di atas meja setelah itu kembali menghadap
nichkhun yang terduduk di atas kasur
Junho tersenyum lembut dan
memegang kedua tangan nichkhun dengan tangannya “chagya …. Mungkin tuhan ….
Belum percaya pada kita untuk mengurus seorang anak …” junho bicara dengan nada
yang lembut mencoba untuk tidak membuat nichkhun shock . junho berpikir jika
nichkhun memang harus mengetahui hal ini cepat atau lambat dan dia sudah
memikirkan akan konsekuensi yang akan dirinya terima jika mengatakan hal ini
pada nichkhun
Junho bisa merasakan jika
tangan nichkhun yang tengah dia genggam sedikit gemetaran ,hingga dia
memberanikan diri melihat ekspresi nichkhun saat ini , nichkhun yang terdiam
seribu bahasa memandang junho dengan nanar “a…apa….apa … maksud mu ?!” nichkhun
bertanya dengan susah payah hingga kalimatnya terpotong-potong
“tuhan hanya ingin
memberikan kita waktu untuk … mempersiapkan diri agar kita bisa menjadi orang
tua yang baik untuk anak-anak kita kelak “ nichkhun menarik paksa tangannya
dari junho dia mengalihkan pandnagan matanya kearah yang berlawanan dengan
junho berada saat ini , junho bisa melihat jika bahu nichkhun bergetar dan
suara isakan kecil terdengar dari nichkhun , nichkhun yang membelakanginya.
Nichkhun menekan telapak tangannya yang saat ini sudah menutup mulutnya sendiri
mencoba untuk menahan suara tangisnya keluar
Melihat bahu nichkhun yang
terus bergetar junho mencoba untuk memegang pundak nichkhun “nichkhun-ah …”
panggil junho pelan
“a…aku … aku …mau tidur !”
nichkhun segera berbaring miring membelakangi junho menarik selimut hingga
dadanya , tangan kanannya meremas kuat ujung selimut itu sementara tangan
kirinya masih menutup mulutnya sendiri . perlahan pandangan nichkhun semakin
mengabur karena genangan air mata yang menunpuk di pelupuk matanya hingga saat
nichkhun menutup mata seraya menggigit bibir bawah dan atasnya sekaligus air
matanya meluncur dari sudut mata nichkhun mengalir melalu hidungnya mengalir
hingga melewati matanya yang lain
Beberapa hari kemudian
In khunho home
“semuanya masih terasa sama
… tidak ada yang berubah …” nichkhun berdiri di depan pintu masuk rumah mereka
memperhatikan setiap sudut rumahnya yang sudah lama dia tinggalkan. Matanya
terus berputar memperhatikan setiap sudut
Junho berjalan membawa
beberapa tas masuk kedalam rumah melewati nichkhun yang masih saja berdiri di
depan pintu masuk “kau istirahat saja … aku akan membeli makanan untuk makan
siang kita hari ini …” nichkhun mengangguk menangapi apa yang junho katakan dia
lalu berjalan masuk semain dalam , nichkhun tersenyum saat melewati dapur
dimana dia selalu saja bertengkar dengan junho di sana, melihat ruang tv dimana
dia dan junho sering berbicara bersama , seolah terdapat para aktor bermain
drama secara live disana memerankan dirinya dan junho dalam bentuk persisi
seperti mereka memainkan cerita sama persis dengan apa yang pernah mereka
lakukan di setiap ruangan yang nichkhun lewati
Clekk
Nichkhun membuka pintu
kamarnya bersama junho yang ada di lantai bawah kakinya melangkah dengan sangat
perlahan memasuki kamar itu , nichkhun berdiri di tengah kamar memutar
pandangannya memperhatikan seluruh isi kamarnya itu
Drep
Drep
Drep
Kaki nichkhun melangkah
dengan perlahan mendekati sebuah objek yang terdapat di sisi kanan kamar mereka
, sebuah box bayi dengan alas berwara biru dan kelambu putih di atasnya.
Nichkhun memegang bagian atas box bayi itu lalu tangannya menyusuri tiang tiang
box tadi dengan lembut , wajahnya menampakan sebuah senyuman saat dia
melakukannya walau matanya sudah memarah tak kuasa menahan tangis, dia
menengadahkan wajahnya keatas menahan air matanya agar tidak terjatuh
“khu- …” junho yang memasuki
kamarnya untuk bertanya pada nichkhun makanan apa yang ingin dia makan hari ini
terdiam saat melihat nichkhun masih meletakan tangannya di atas box bayi .
junho menunduk sekilas lalu berjalan menghampiri nichkhun . junho memegang
tangan nichkhun yang ada di atas box bayi lalu menariknya hingga nichkhun
menghadap junho saat ini . pandangan mereka bertemu menatap dalam mata satu
sama lain . junho tahu jika nichkhun pasti ingin sekali menangis walau dia
selalu menahannya. Junho tersenyum lembut pada nichkhun yang membuat Nichkhun
tersenyum paksa membalasnya.perlahan junho mengulurkan tangannya membelai pipi
nichkhun menjalar hingga ke tengkuk lehernya kemudian menarik nichkhun untuk
memeluknya dan menumpukan kepala nichkhun di bahu junho . nichkhun mencengkram
kuat punggung junho dengan kedua tangannya memeluk junho dengan sangat erat
karena hanya dengan cara itulah dia bisa merasa sedikit lebih tenang dan nyaman
saat ini
“lebih baik kita pindah ke
kamar kita yang dulu …” gumam junho menawarkan ,dan nichkun hanya mengangguk di
bahu junho dengan lemah sama sekali tidak mau bicara ataupun melepaskan
pelukannya dari junho
Malam hari
Junho mengeratkan pelukannya
pada nichkhun saat mereka tidur bersama dalam posisi yang berpelukan , dia
mencoba untuk menyamankan posisi tidurnya saat ini dengan hati-hati di setiap
junho bergerak dia akan memperhatikan wajah nichkhun takut jika gerakannya akan
mengusik tidurnya .
“nichkhun…” junho menggumam
saat melihat wajah nichkhun yang tersenyum dalam tidurnya , perasaan junho
begitu sakit seolah tertusuk ribuan jarum menghujamnya secara bersamaan saat
melihat nichkhun tertidur dengan wajah yang tersenyum namun air mata keluar
dari sudut-sudut matanya
“aegy-ah ….” Igau nichkhun
dalam tidurnya yang bisa junho dengar walau samar-samar. Junho membuka mulutnya
untuk bernafas dia mengarahkan matanya untuk memandang keatas tidak ingin
menangis lagi saat ini tapi itu sangat sulit hingga junho menggigit kepalan
tangan kananya menyalurkan segala rasa sakit sekaligus menahan tangisnya dia
tidak mau nichkhun terbangun karena mendengarnya menangis itu hanya akan
menambah beban berat bagi nichkhun. Jika mereka sama-sama terpuruk lalu
bagaimana mereka akan menjalani kehidupan mereka selanjutnya
In morning
Suasana sarapan pagi itu
terrasa canggung dan hambar , junho dan nichkhun sama sekali tidak terdengar
bersuara sepanjang acara sarapan mereka . hanya makan dengan tenang menikmati
setiap suapan makanan yang masuk kedalam mulut mereka masing-masing. Nichkhun
meletakan sumpitnya di samping mangkuk nasi dan perlahan memandang junho yang
duduk di depannya
“junho-ah …. Semalam aku
bermimpi ….” Junho menghentikan gerakan tangannya yang tengah menyuapkan sup
kedalam mulutnya hingga saat ini sendok itu masih mencuat di mulut junho. “aku
bermimpi … bertemu dengan anak kecil sekitar 2 tahunan … “ junho menarik sendok
itu dari mulutnya lalu memandang nichkhun untuk memperhatikannya berbicara ,
mungkin menjadi pendengar yang baik adalah hal yang bijak saat ini pikir junho
Nichkhun menghela nafas
dengan mata yang berkaca-kaca hingga dia menyeka air mata yang baru saja hendak
keluar dari matanya membuat air mata itu tidak sempat mengalir keluar “seorang
kakek berkata padaku … jika dia adalah anak kita …” setelah bisa menyelesaikan
kalimatnya nichkhun menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya dan
menunduk di hadapan junho bahunya bergetar dengan hebat walau sama sekali tidak
ada suara isakan junho tahu nichkhun menangis tentu saja dia tahu akan hal itu
karena nichkhun ada di hadapannya dengan bahu yang bergetar hebat dan air mata
yang mengalir deras di kedua pipinya dada nichkhun juga naik turun dengan cepat
seolah meyakinkan junho jika nichkhun saat ini sangat kesakitan
Junho meletakan sendok yang
ada di tangannya itu di atas meja lalu berjalan mengitari meja makan itu untuk
berdiri di belakang nichkhun , junho mencondongkan tubuhnya kedepan memeluk
nichkhun yang tengah duduk dari belakang menumpukan dagunya di atas kepala
nichkhun dan kedua tangannya melingkar di dada nichkhun “percayalah padaku ….
Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita…. Suatu saat nanti kita
pasti punya sepasang anak yang cerdas dan juga ceria …. Yang perempuan itu akan
mirip dengan mu … dan yang laki-laki akan… “junho mendongak keatas dan menarik
nafas dalam untuk kembali bicara dengan menahan nafasnya agar tidak terdengar
parau “dia akan mirip dengan ku …. Tapi kau tenang saja … itu hanya fisiknya
saja karena mereka pasti akan jadi anak yang baik seperti mu …”
Nichkhun memegang tangan
junho yang melingkar di dadanya dengan kuat lalu membuka matanya “aku tahu ….
Itu pasti akan terjadi …. Anak-anak yang akan memusingkan karena dia berkelahi
dengan temannya di sekolah … atau bertengkar di malam hari dengan kita karena
tidak mau ngerjakan tugas sekolahnya … benarkan ?!” tanya nichkhun dengan air
mata yang masih saja mengalir deras. Nichkhun bisa merasakan jika junho
mengangguk karena dia masih menumpukan dagunya di atas kepala nichkhun …..
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Satu tahun kemudian
Seorang namja dengan rambut
kecoklatan duduk sendirian di sebuah restoran menunggu seseorang dengan begitu
sabar walau sesekali dia akan melirik jam di pergelangan tangan kirinya atau
sekedar meminum kopi yang ada di hadapannya saat ini .
Plakk
Sebuah pukulan mendarat di
atas kepalanya ,membuat namja itu segera memalingkan wajahnya ke belakang
melihat siapa yang datang ,
“EOMMA !!!” teriak namja itu
pada sang ibu , kahi hanya cengengesan saja saat junho membenarkan rambutnya
dengan jari-jari tangan karena baru saja dia pukul dengan menggunakan dokumen
yang ada di tangan kahi
“kau lama menunggu ?” kahi
segera mengambil posisi duduk di depan junho menaruh tas tangannya di kursi
yang ada di sampingnya lalu meletakan dokumen yang dia bawa di atas meja
“cukup lama …. Tapi tidak
apa-apa aku bisa melihat banyak yeoja sexy berkeliaran di sini sejak tadi …”
jawab junho dengan sekenanya membuat kahi mengangkat kembali dokumen tadi hendak
memukul junho lagi
“eomma aku bercanda !” kilah
junho mengehalangi kepala dengan tangan dalam posis menangkis dokumen itu .
“eomma bagaimana penampilan ku sekarang ?! aku terlihat semakin tampan kan ?!”
tanya junho dengan nada bangganya memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri
memperlihatkan model baru rambutnya “ aku terlihat semakin dewasa saja …. Apa
warna rambut ini cocok dengan ku ? ahh … tidak ada yang tidak cocok untuk aku …
wajahku yang tampan dan kulit yang putih seperti ini pasti akan cocok di
sandingkan dengan apapun iya kan eomma ?!” junho masih saja mengoceh dengan
percaya diri pada kahi
Kahi segera mengambil tasnya
dan membereskan dokumen yang ada di atas meja hendak pergi meninggalkan junho
tapi segera di halangi anaknya itu yang langsung memegang tangan kahi yang
memegang dokumen tadidi atas meja .”eomma mau kemana ?!” tanya junho bingung
Kahi melemparkan map dokumen
itu keatas meja lagi “apa kau sudah selesai dengan acara puji memuji dirimu
sendiri ?!” tanya kahi jengkel dan junho hanya mendengus kesal saja
“aku merubah penampilan ku
agar aku bisa menjadi direktur yang baik … dan bisa menggantikan ayah … “ ujar
junho lagi dengan nada yang terlampau percaya diri
Kahi hanya bisa memutar bola
mata jengkel dengan sikap junho yang satu ini “sudahlah itu dokumen yang ayahmu
katakan … ambilah !” junho mengangguk dan mengambil dokumen itu dari atas meja
untuk membukanya memperhatikan apa isi dari dokumen itu . saat ini junho sudah
bekerja di perusahaan ayahnya sekaligus juga kuliah , junho akan bekerja dari
senin hingga jumat di kantor dan kulian di kelas kariawan pada hari sabtu dan
minggu
“junho bagaimana kabar
nichkhun ?!” junho mengangkat wajahnya dari dokumen itu untuk memandang kahi ,
dia lalu kembali menutup dokumennya dan berfokus untuk bicara dengan kahi saat
ini
“masih sama saja … terkadang
dia masih menangis saat mengira aku sudah tidur …. Aku tidak tahu harus berbuat
apa lagi untuk nya …. Saat aku menawarkan dia bayi tabung dia tidak mau …”
“saran mu itu hanya akan
melukai harga dirinya saja …” timpal kahi serius
“lalu eomma ingin aku
melakukan apa ?! aku sudah menggarapnya tiap malam … bahkan aku sudah
mengganjalnya dengan dua bantal sekaligus tapi tidak berhasil juga !” keluh
junho terdengar sedikit emosi
“yach … pelankan suaramu …
berkata hal seperti itu dengan berteriak … “ omel kahi membuat junho kembali
mendengus “mungkin karena setiap malam makanya benihmu tidak dalam kualitas
yang baik … itu sebapnya tidak berhasil juga ….”
“yach …eomma jangan
menghinaku … suami anda saja tidak bisa membuat anda hamil ! masih menghinaku !
anda tahu benihku itu adalah benih unggul … ” kahi langsung memukul kepala
junho dengan tangannya menggunakan power yang cukup bisa membuat junho pening
dan mengelus-ngelus kepalanya
“kau tahu suamiku itu adalah
ayahmu !” timpal kahi geram dia sangat ingin mengacak-ngacak wajah junho hingga
menjadi carut marun seperti jalanan ibu kota
“tapi …. “ junho
menghentikan kata-katanya sekaligus menghentikan gerakannya yang tengah
mengusap-ngusap kepalanya itu “apa ini keturunan ?! eomma keguguran dan tidak
bisa hamil lagi … nichkhun juga begitu … jangan-jangan …. ” junho bicara dengan
nada yang terdengar begitu misterius yang begitu di dramatisir oleh junho
“mungkin nichkhun stres dan
tertekan karena mu … jangan-jangan kau berselingkuh ?!” tuduh kahi menunjuk
wajah junho seolah mempersalahkan , junho membulatkan matanya dan menepis
tangan kahi
“jangan sembarangan … aku
ini tipe orang yang setia … hanya satu pasangan dalam hidupku … hanya ada
nichkhun seorang … “ timpal junho tidak suka dengan tuduhan kahi
“kalau begitu … buat dia
merasa nyaman dan bahagia … ajak dia berlibur … mungkin nichkhun stres siapa
tahu saja dengan suasana yang menyenangkan dia bisa hamil “ kahi memberikan
saran pada junho .
Junho terdiam berpikir
sejenak menimbang perkataan kahi yang memang ada benarnya juga “baiklah aku
akan mencobanya !” jawab junho mantap
*
*
*
*
*
In khunho home
“nichkhun !!” junho
berteriak memanggil nama orang yang paling dia cintai itu saat dia baru saja
memasuki rumah sekembalinya dari kantor . junho celingukan mencari dimana namja
berparas imut itu
“AKU DI DAPUR !” teriak
nichkhun dari arah dapur menjawab terikan junho . junho menaruh tas kerjanya di
atas sofa lalu berjalan menuju dapur dengan cepat. Junho tersenyum saat melihat
nichkhun tengah berdiri membelakanginya menghadap ke arah kompor. Junho
melangkah dengan pelan-pelan dan memeluk nichkhun dari belakang kamudian
memutarnya 180 derajat dan berahir dengan mendududkan nichkhun dia atas meja
“HUWAAA !!!! apa yang kau
lakukan ?!! mengagetkanku saja !” umpat nichkhun kesal saat junho sudah
mendudukannya di atas meja saling berhadapan dengan junho
“eh ?!bertatapan dengan
jarak yang sangat dekat seperti ini … “ junho mengapit kedua pipi nichkhun
denga jari telunjuk dan ibu jari tangan kanannya menarik wajah nichkhun hingga
menoleh ke kanan dan ke kiri “ kulitmu terlihat sangat kusam … kau sudah lama
tidak kesalon yah ?! ckckckck …. Berapa usiamu ?! jika tidak mau semakin
terlihat tua cepat rawat dirimu !”
Nichkhun memegang pipi
kirinya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya masih memegangi spatula
“yach !!! kenapa menghinaku seperti itu ?!” protes nichkhun tidak suka menekuk
wajahnya dengan kesal
“itu benar lihat saja dirimu
ini … bokong mu juga sudah tidak sekenyal dan semontok dulu … “
Pletak
Spatula yang ada di tangan
nichkhun kini mendarat di kepala junho dengan indahnya sebagai jawaban atas apa
yang junho katakan “dasar kurang ajar !!! siapa yang mebuat ku seperti ini ?!
kau yang melakukannya … setelah aku seperti ini kau menghinaku !” timpal
nichkhun mulai geram
“aku hanya bercanda … “
junho menempatkan kedua tangannya di atas meja di samping kiri dan kanan
nichkhun yang duduk di atas meja itu “eomma memberikan tiket pesawat untuk kita
berlibur ke itali … kau mau berangkat ?! eomma bilang mungkin kau stres jadi
jika kita berlibur kau bisa merasa lebih rileks dan siapa tahu saja kau bisa
hamil “
Nichkun terdiam dia
tersenyum kecil dan menunduk sedih setelahnya “mianhae “ gumam nichkhun pelan.
Junho mengakat dagu nichkhun untuk kembali memandangnya
“waeyo ?! kenapa kau minta
maaf ? kau tidak mau pergi ?!”
Nichkhun menggelengkan
kepalanya menyangkal “anii … aku minta maaf karena … aku … aku … tidak bisa
memberikan mu anak …”
“nichkhun-ah …. Aku
mencintai mu … kau tahu itu kan ?!”
“tapi tetap saja- …” junho
menaruh jari telunjuknya di bibir nichkhun menghentikan nichkhun yang masih
ingin berbicara
“apa aku pernah memberikan
mu sarat agar kau memberikan aku anak saat aku akan mencintaimu ?!” junho
memandang dalam mata nichkhun yang juga tengah menatapnya , perlahan tangan
junho bergerak pindah dari bibir nichkhun untuk membelai pipinya “aku mencintai
mu …. Tanpa sarat apapun … aku tidak pernah memberikan sarat agar kau
melahirkan anak ku … atau memberikan mu sarat agar kau selalu terlihat muda dan
menarik di depan ku … aku mencintaimu karena diri mu …. “ nichkhun menggenggam
tangan junho yang masih membelai lembut pipinya dengan seutas senyum yang dia
tunjukan untuk junho
“jadi … sekalipun kau tidak
pernah memberikan aku anak … atau kulitmu yang kusam ini menjadi keriput … atau
rambutmu sudah putih semua …. dan juga bokong mu itu sudah tidak sexy lagi …
aku tetap mencintaimu … karena tidak ada sarat yang aku ajukan untumu …. Hanya
perlu terus berada di sampingku dan mencintaiku selamanya … aku sangat bahagia
bersama dengan mu …”
“menyebalkan !!!” umpat
nichkhun memukul bahu junho dengan kedua tangannya dengan pelan berpura-pura
marah dengan semua perkataan junho yang menyiratkan penghinaan untuknya ,
“yach aku serius …. !”
“apa nya yang serius ?!”
“tentang kulit kusam mu itu
…” jawab junho polos tapi nichkhun tahu junho hanya ingin menggodanya saja ,
membuat nichkhun malah tersenyum dan memeluk junho dengan erat
“gomawo …” gumam nichkhun
yang masih menunpukan kepalanya di bahu junho , junho hanya tersenyum dan
membelai rambut belakang nichkhun dengan penuh sayang
“jadi … ???!!!! di ganjal
bantal lagi malam ini ?!” tanya junho menggoda dan nichkhun hanya bisa tertawa
seraya memukul punggung junho dengan tangannya
*
*
*
*
“junho … hari ini kau pulang cepatkan ?!” nichkhun bertanya saat dirinya berjalan di samping junho yang mengunjunginya di kantor . karena mereka saat ini punya kesibukan sendiri-sendiri yang padat junho dan nichkhun selalu menghabiskan waktu makan siang bersama di sela-sela aktifitas mereka terlebih junho juga harus kulian saat weekend sedangkan nichkhun tinggal di rumah sendirian saat itu
*
*
*
“junho … hari ini kau pulang cepatkan ?!” nichkhun bertanya saat dirinya berjalan di samping junho yang mengunjunginya di kantor . karena mereka saat ini punya kesibukan sendiri-sendiri yang padat junho dan nichkhun selalu menghabiskan waktu makan siang bersama di sela-sela aktifitas mereka terlebih junho juga harus kulian saat weekend sedangkan nichkhun tinggal di rumah sendirian saat itu
“ne … tentu saja … aku akan
mengantar mu ke rumah sakit nanti … “ jawab junho berhenti berjalan
“kalau begitu … bertemu di
rumah sakit saja … aku ada urusan mendadak …”
“emhh …. Baiklah kalau
begitu aku tunggu saja di rumah sakit … aku pergi …” junho mencium pipi kanan
nichkhun sekilas dan kemudian meninggalkan nichkhun untuk kembali ke kantor
ayahnya
In hospital
Junho dan nichkhun duduk di
depan meja dokter kandungan yang merawat nichkhun sejak kahamilannya dulu ,
dokter yang di rekomendasikan oleh dokter keluarga junho padanya . nichkhun
selalu menajalani pemeriksaan untuk memantau keadaan agar suatu saat nanti saat
dia hamil keadaannya tidak selemah dulu
“pulang dari rumah sakit
kita ke salon … lihat kulit mu benar-benar kasar !” junho menunjuk wajah
nichkhun dengan tetapan mengejek membuat nichkhun geram dan mencubit lengan
junho kuat-kuat
“awwh … kalau tidak mau ke
salon bagaimana jika ke dokter kulit saja … di rumah sakit ini juga ada dokter
kulit “ lanjut junho lagi masih saja bicara hal-hal yang tidak penting
“yach kau bilang mencinatiku
tanpa sarat ?!!!” nichkhun memperotes dengan kekesalan yang sudah memuncak
walau junho malah cengengesan saja . sebenarnya junho hanya ingin menggoda
nichkhun yang belakangan ini tidak percaya diri dengan penampilannya sendiri
yang malas berdandan dan juga mengalami penambahan berat badan membuat pipinya
menjadi chuby
“ini hasil pemeriksaanya !”
dokter yang mereka tunggu ahirnya datang dan memberikan amplop hasil
pemeriksaan rutin yang biasa nichkhun jalani
“gamsahamnida …” ujar
nichkhun ramah sedangkan junho langsung membuka isinya begitu saja masih di
depan dokter itu . junho mengertutkan dahinya saat dia membaca hasil
pemeriksaan nichkhun
“apa artinya ini ?!” tanya
junho pada dokter itu walau matanya masih saja memandang kertas itu dengan
wajah shock
“wae ?!” nichkhun juga
menjadi panik dan ikut memperhatikan isi kertas hasil pemeriksaannya
“ini ??!!!” tanya nichkhun
shock pada dokter yang saat ini diam memandnag keduanya dengan mengulum senyum
“selamat untuk kalian berdua
!”
Nichkhun tersenyum bahagia
hingga matanya terasa basah tak kuasa menahan haru , dia menutup mulutnya yang
ternganga bahagia dengan kedua telapak tangannya sementara junho hanya
tersenyum dengan wajah yang masih terlihat tidak percaya dengan kabar bahagia
yang mereka terima
“karena nichkhun selalu
menjalani perawatan secara rutin … aku rasa kehamilannya kali ini akan berjalan
dengan baik …. Tapi kabar buruknya liburan ke itali kalian harus di batalkan
hingga nichkhun melahirkan nanti … karena sepanjang kehamilan dia masih tetap
tidak boleh kelehan , melakukan perjalanan jauh dan juga stres ….”
“ne … aku akan
membatalkannya sekarang juga !” timpal junho bahagia seraya memeleuk nichkhun
dengan gemas
*
*
*
*
*
*
*
In khunho home
Junho mengaduk cairan
berwarna coklat di dalam gelas dengan menggunakan sendok setelah itu dia
meletakan sendok tadi ke bak cuci . junho membawa gelas berisi susu coklat itu
kearah ruang tv mencari sosok nichkhun disana walau ternyata nichkhun tidak
berada di ruang tv. Junho kembali celingukan dan berjalan kearah taman belakang
rumahnya karena semenjak nichkhun hamil dia suka sekali duduk-dudk santai di
sana
“khunie aku bawakan …” junho
tersenyum saat melihat nichkhun duduk di bangku taman yang ada di taman
belakang rumahnya itu dengan memegang gelas yang masih menempel di mulutnya .
sebuah gelas dengan isi yang sama dengan apa yang junho bawa
Nichkhun menoleh kearah
junho setelah dia selesai minum “aku sudah minum susu …. “ nichkhun cemberut
dengan menunjukan gelas kosong yang sudah habis dia minum isinya barusan merasa
bersalah pada junho yang sudah susah susah membuatkan dia susu
“gwaenchana …. Aku hanya
takit kau lupa saja makanya aku membuatkan mu susu …”
Kehamilan nichkhun kali ini
tidak seberat yang sebelumnya dia tidak terlalu lemah di bandingkan dulu walau
dia masih saja muntah-muntah di pagi hari tapi ini terlihat lebih wajar tidak
seperti sebelumnya dimana nichkhun selalu sakit-sakitan dan tidak bisa
beraktifitas. Nichkhun juga bersikap lebih santai dan tenang nichkhun saat ini
tidak keberatan saat junho menempatkan pelayan di rumah mereka untuk mengawasi
nichkhun . nichkhun juga menuruti perintah junho untuk tidak berangkat ke
kantor selama kahamilannya dan hanya mengerjakan pekerjaannya di rumah .
*
*
*
*
*
*
*
saat ini kehamilan nichkhun sudah menginjak usia 7 bulan . usia kandungan yang membuat dia khawatir pasalnya dia kehilangan anak pertamanya di usia 7 bulan kehamilan .
“apa anda ingin saya
mengambilkan air panas untuk merendam kaki anda ?!” tanya seorang pelayan pada
nichkhun yang duduk di kursi santai yang ada di halaman belakang rumahnya
“ne … tolong ambilkan “
jawab nichkhun singkat
Pelayan itu segera berjalan
kearah dapur guna mengambil air hangat untuk merendam kaki nichkhun yang
bengkak , sejak bulan ke enam nichkhun mengalami pembengkakan pada kadua
kakinya walau pembengkakan itu masih di kategorikan wajar selama tidak bengkak
keseluruh tubuhnya .
Tit tit tit tit tit tit
(tiap aku ketik suara menakan kode pintu gak pernah di itung berapa digit …
kayanya beda tiap kali aku ngetik .. (=.=”)
Junho memasuki rumahnya
dengan tangan yang menenteng tas kerja , tanpa sengaja dia melihat pelayan di
rumahnya berjalan dari arah dapur hendak ke halaman belakang dengan membawa
baskon di tangannya. Junho yakin jika air itu adalah air hangat untuk merendam
kaki nichkhun karena dokter yang menyarankannya untuk merendam kaki nichkhun
dalam air ngatak untuk mengurangi bengkak di kakinya
“bagaimana jika saya yang
mengoleskan oil nya …. Tangan anda sepertinya tidak sampai !” pelayan itu
meletakan baskom berisi air hangat di bagian bawah kursi yang nichkhun duduki
lalu berdiri kembali menawarkan diri untuk membantu nichkhun yang sepertinya
sangat kesulitan untuk menyentuh ujung kakinya dalam posisi yang duduk
selonjoran seperti ini
“biar aku saja yang
melakukannya !!!” nichkhun dan pelayan tadi sontak memandang kearah pintu masuk
saat mendengar suara junho barusan.
“kau sudah pulang ?!” tanya
nichkhun tersenyum pada junho walau tubuhnya tidak bergerak . junho berjalan
mendekati nichkhun seraya membuka jas yang dia kenakan lalu membuka kancing
kedua lengan kemeja panjangnya melipat bagian lengan kemeja itu hingga sikutnya
.
“ne … apa kau baik-baik saja
?!” nichkhun mengangguk semangat membuat junho ikut tersenyum padanya . junho
memberikan jas yang dia buka kepada pelayan yang tadi melayani nichkhun setelah
itu pelayan tadi membungkuk hormat pada junho dan berlalu meninggalkan mereka
berdua di sana
Junho berjongkok di bawah
kursi tepat di bawah nichkhun yang duduk selonjoran di kursi santai tadi seraya
membuka dasi yang masih terpasang di lehernya nichkhun yang melihat itu dengan
sigap mengambil dasi tadi dari tangan junho, perlahan junho mengangkat kaki
nichkhun membuatnya berbalik kearah junho . junho memasukan kaki nichkun
kedalam air hangat satu persatu “apa tidak terlalu panas ?!” tanya junho
mendongak menatap wajah nichkhun yang memperhatikan kakinya
“anii … “ jawab nichkhun
singkat . nichkhun meletakan tangan kanannya di atas kursi untuk menopang bobot
tubuhnya yang condong ke belakang karena dia akan merasa sangat sesak jika
duduk dengan posisi yang biasanya di karena perutnya yang membuncit itu akan
tertekan
“sepertinya kaki mu semakin
bengkak …” junho membasuh kaki nichkhun dengan air yang merendam kakinya itu
dari atas betis hingga terus ke bawah .mengelus ngeus lembut kaki nichkhun yang
terendam air
“aku juga merasa seperti itu
… “ nichkhun menghela nafas lalu memandang wajah junho dia tersenyum penuh
syukur karena memiliki pasangan seperti junho yang selalu siap siaga dan juga baik
padanya menyayangi dirinya dengan tulus selama ini “junho … kau tahu pelayan
itu mengetakan padaku mungkin anak kita kembar …. Karena aku tidak bisa
menyentuh ujung kaki ku saat duduk selonjoran …”
Junho mendongak lagi
memandang nichkhun “kau yang tidak mau melakukan USG …”
“tapi aku kan ingin kejutan
…. Saat anak kita lahir nanti … apa dia itu anak permpuan atau laki-laki …”
junho hanya tersenyum menanggapi perkataan nichkhun .
“apa sudah lebih baik ?!”
nichkhun mengangguk menjawabnya dan setelah itu junho segera mengeluarkan kaki
nichkun dari dalam air . meletakan kaki nichkhun di atas kain yang menjadi
alasnya , junho berdiri dan duduk di samping nichkhun meletakan sebuah anduk
kecil di pahanya lalu mengangkat kaki nichkhun untuk menempatkannya di atas
pangkuan junho mengeringkannya dengan handuk itu . Junho mengoleskan oil untuk
mengurangi bengkak nichkhun , minyak yang terasa hangat di permukaan kulit kaki
nichkhun yang di olesi minyak tadi dengan tangannya satu persatu
“sebaiknya besok kita ke
rumah sakit saja …”
“tapi jadwal chek up nya
minggu depan …”
“kakimu sudah sangat bengkak
… aku takut ini akan berbahaya …”
Nichkhun segera mengangguk
patuh saat melihat wajah junho mulai mengeras menandakan jika perkataan junho
saat ini adalah sebuah titah yang tegas “baiklah … “
“eh ?!” junho melihat wajah
nichkhun dengan selidik memperhatikan wajahnya dengan lekat “apa ini ?! pipi mu
juga ikutan bengkak yah ? lihat jadi chuby begini ??!” junho mencubit pipi
nichkhun dengan tanganya menarik pipi chuby nichkhun itu dengan gemas
“yach !!! appo !! …aish …lepas
lihat minyaknya menempel di pipiku !!! “ nichkhun melepaskan tangan junho yang
mencubit pipinya lalu memukuli junho dengan tenaga yang pelan karena dia masih
belum bisa memukul junho dengan power yang normal saat ini . setelah itu
menghapus bekas minyak yang ada di pipinya dengan punggung tangan
“tapi lihat … kau
benar-benar chuby … atau jangan-jangan kau itu sekarang gemuk yah ?! orang lain
hamil hanya naik berat badan 8 kg tapi kau malah naik 16 kg … bagaimana ini ? bagaimana
jika anak kita lahir dia mengira eommanya boneka panda ?!”
“YACH !!!!” protes nichkhun
lagi yang sama seklai tidak di tanggapi junho
Ke esokan harinya
“keadaan ini akan berbahaya
jika terus berlanjut … jadi bagaimana jika kita melakukan operasi saja …
kandungan nichkhun sudah 7 bulan lebih jadi ini juga sudah waktu yang cukup
untuk nichkhun melahirkan “ nichkhun mengeratkan genggaman tangannya pada junho
saat mendnegar penjelasan dokter kendungannya barusan .
“tapi … “ nichkhun terlihat
bingung seketika tangannya menjadi dingin dan itu bisa di rasakan junho yang
masih menggenggam tangan nichkhun yang duduk di sampingnya saat ini
“justru jika kau menunggu
hingga usia kandungan mu 9 bulan akan berbahaya … jika sampai seluruh tubuh mu
membengkak “
Junho mengelus lembut pundak
kiri nichkhun saat nichkhun duduk di samping kirinya karena satu tangan junho
memang sejak tadi merangkul bahu nichkhun “tenanglah …. Operasi ini adalah
langkah terbaik untuk mu dan anak kita … kau mau kan ?!” walau sempat berpikir
dalam waktu yang tidak sebentar ahirnya nichkhun menganggukan kepalanya lemah
mengikuti saran dokter padanya
“baiklah … jika kau setuju …
aku akan menyiapkan kamar untuk mu … kau harus berpuasa selama satu hari
sebelum operasi … “
“ne …”
*
*
*
*
*
*
*
*
*
“semuanya akan baik baik
saja …. Jangan khawatir … “ kahi berbisik di telinga nichkhun yang tengah
berbaring di kasur dalam perjalanan ke ruang operasi saat ini . nichkhun mengangguk
tanpa kata seraya memandang wajah kahi yang tersenyum padanya kahi tahu
nichkhun begitu gugup dan ketakutan saat ini.
“nichkhun-ah … kau pasti
bisa …. “ ujar ibu nichkhun pada anaknya ikut memberikan dukungan sementara
ayahnya dan juga tuan lee hanya mengangguk meng-iayakan perkataan nyonya
horvejkul. Nyonya hervejkul dan juga kahi berdiri di sisi kanan nichkhun
berjalan serempak dengan laju kasur yang di dorong oleh pera perawat itu menuju
runag operasi sementara junho berdiri di sisi kanan bersama dengan para ayah
Tanpa terasa nichkhun sudah
sampai di depan pintu ruang operasi saat ini hingga semua orang yang
mengantarkannya harus berhenti mengikuti nichkhun untuk menunggu di luar
ruangan. Nichkun mengeratkan pegangan tangannya pada junho seolah tidak mau
melepaskan tangan itu
“waeyo ?!” tanya junho
lembut dan mencondongkan tubuhnya kedepan mengarah di samping wajah nichkhun
“a..aku…takut ….” Junho
membelai rambut nichkhun lembut dan tersenyum memenangkannya
“jangan pikirkan apapun …
karena semuanya akan berjalan dengan baik … aku akan menunggumu … ne ?!” perlahan
genggaman tangan nichkhun melonggar seiring dengan kembalinya di dorong kasur
itu masuk ke dalam ruang operasi tangan mereka semakin terpisah hingga saat ini
hanya ujung jari nichkhun yang masih menyentuh ujung jari junho dan setelah itu
tangan mereka terlepas sempurna dengan di tutupnya pintu ruang operasi
Lama waktu berjalan hampir 3
jam junho dan seluruh keluarganya menunggu di depan ruang operasi namun sama
sekali tidak ada tanda-tanda akan operasi itu akan segera selesai. Junho sudah
mundar madir di depan pintu sejak beberapa menit yang lalu entah sudah yang ke
berapa kalinya dia melakukan hal itu saat ini.
Cleekk
Junho segera mendekati pintu
ruang operasi yang sudah terbuka, hanya ada minjun dokter pribadi keluarga junho
yang keluar dari sana karena dia juga ikut masuk ke dalam ruang operasi walau
dokter yang menangi nichkhun adalah dokter lain yang merupakan dokter kandungan
. hati junho terasa tidak karuan saat ini semua terulang kembali bagi junho,
dokter yang keluar dari ruang operasi sendirian dengan wajah lelah dan lesu di
tambah lagi sama sekali tidak ada tangisan yang terdengar dari ruangan itu
sebelum minjun keluar membuat pikiran junho kembali melayang ke penderitaan
yang dia rasa akan kembali terulang
“nichkhun ?!” tanya junho
lemah pada minjun dokter muda yang begitu dekat dengannya . minjun hanya
mengehla nafas dan memandang junho dengan tatapan yang sulit di artikan . junho
hanya menanyakan keadaan nichkhun saat ini dia tahu jika mungkin anaknya tidak
akan selamat lagi saat ini tapi nichkhun ? junho sangat ingin mengetahui
keadaannya
“dia akan sadar setelah 3
jam …” jawab dokter muda itu dan tersenyum kecil
Oweee owee oweee …. Owee
..oweee … oweeee
(yah kira2 gitu lah suara
tangisan bayinya)
Junho terdiam memandang
pintu ruang operasi dengan wajah bingung saat mendengar suara tangisan bayi
saling menyahut di dalam sana
“selamat !” ujar minjun
menepuk bahu junho sekilas dan tersenyum masih dengan wajah yang lelah
Junho tersenyum bahagia dia
segera berbalik melihat kedua orang tuanya lalu berlaih ke arah orang tua
nichkhun . dimana ayah junho tersneyum padanya dan kahi menghala nafas lega
seraya duduk di kursi ruang tunggu sedangkan ibu nichkhun mengelus-ngelus
dadanya bersyukur.
“AKU JADI AYAH !!!” teriak
junho dan memeluk minjun sebagai orang yang paling dekat denganya saat ini karena
dia ada di depan junho . junho memeluk minjun dengan sangat erat atau lebih
tepatnya kuat-kuat hingga minjun terbatuk batuk karen sesak nafas
“yach !! junho lepaskan
!!!!” protes minjun dengan segenap kekuatan yang tersisa mendorong tubuh junho
menjauh darinya
*
*
*
*
*
*
*
Nichkhun mengerjapkan
matanya berulang kali saat dia merasakan cahaya lampu putih yang terpasang di
bagian langit-langit kamar yang dia tempati itu menusuk matanya apa lagi lampu
itu terpasang tepat di atas nichkhun yang tengah terbaring. Nichkhun merasakan
jika dirinya masih lemas dan juga pusing akibat obat bius yang di suntikan pada
dirinya sebelum operasi hingga dia memegangi kepala yang terasa berkeliyengan
Mata nichkhun yang sudah
terbuka tanpa sengaja melihat perutnya yang sudah rata membuta dia panik ingin
segra mengetahui bagaimana keadaan anaknya . “junho !!! junho !!! JUNHO !!!”
nichkhun berteriak meneriakan nama junho berulang kali memangilnya. Junho yang
tanpa sengaja tertidur di sofapun segera terbangun dan menghampiri nichkhun
“khunie-ah !! kau sudah sadar
?!!” junho berjalan dengan cepat menghampiri nichkhun bahkan dia sempat
tersandung hingga terhunyung kedepan saing terburu-burunya menghampiri nichkhun
“junho anak kita ?! anak nya
?!! bagaimana dia ?! dia mana ?!! mana dia kenapa tidak ada di sini ??! junho
!!! katakan padaku !!!!” nichkhun bertanya dengan paniknya memberondong junho
dengan berbagai pertanyaan tanpa henti bahkan itu malah membuat junho tidak
sempat menjawab pertanyaannya karena nichkhun sama sekali tidak memberikan dia
kesempatan untuk bicara
“khunie-ah … tenang dulu ….
!!!jangan bergerak ! kau baru saja melakukan operasi … ” junho memegang kedua
tangan nichkhun menghentikan semua gerakannya
“anak kita ?!” tanya
nichhkun lagi lemah jelas sekali terlihat kekhawatiran dan juga ketakutan di
dalam ruat wajah nichkhun saat ini
“anak kita baik-baik saja ….
Karena dia lahir prematur … dia ada di ruang inkubator … tapi dia baik-baik
saja … dokter bilang dia sangat sehat !”
“benarkah ?! kau tidak
berbohong padaku kan ?!” sangsi nichkhun masih tidak percaya dengan apa yang
junho katakan. Junho mengangguk semangat
“jadi tenanglah …. Jika kau
sudah lebih baik aku akan membawamu melihatnya…. Aku punya kejutan untuk mu ….”
Hari berikutnya
Junho mendorong kursi roda
yang nichkhun duduki berjalan melewati koridor rumah sakit menuju ke ruang bayi
“kau mau memberikan kejutan
apa ?!” nichkhun bertanya dengan penasaran karena kemarin junho mengatakan
padanya dia akan memberikan nichkhun kejutan saat mereka melihat anak mereka
yang ada di ruangan bayi
“lihat saja … aku yakin kau
suka !” ujar junho dengan nada yang di buat semakin misterius membuat nichkhun
hampir mati penasaran
“dasar pelit !” kesal
nichkhun yang masih duduk nyaman di atas kursi roda yang junho dorong
Di ruang bayi
Junho berhenti mendorong
kursi roda yang nichkhun duduki di depan inkubator dimana terdapat seorang bayi
yang tertidur di dalamnya dengan keadaan tengkurap tanpa mengenakan kain apapun
, nichkhun bisa melihat cahaya keunguan yang menyinari bayi itu .
“ada apa dengannya ?!” tanya
nichkhun menyentuh kaca inkubator dengan telapak tanganya memandang sosok
anaknya dengan pandangan nanar , nichkhun menggigit bibir bawahnya saat melihat
tubuh ringkih anak pertamanya itu
“karena dia lahir prematur
dia harus di tempatkan di sini … dan lagi dia harus mendapatkan penyinaran
ultra violet … mata dan kulitnya terlihat kuning tapi itu tidak parah dengan menyinaran
yang rutin dia akan baik-baik saja …” jelas junho lembut dan memeluk nichkhun
yang masih duduk itu dari belakang
Nichkhun menyeka air matanya
tak kuasa menahan kesedihan karena melihat anaknya yang ada di dalam kondisi
lemah “uljima … dia tidak akan apa-apa … dokter bilang anak kita sehat-sehat
saja … “
“tapi dia … dia terlihat
sangat lemah junho !” kekeh nichkhun menyakinkan junho bahwa anak mereka dalam
keadaan yang tidak baik
“khunie…. Jangan panik
seperti itu … seorang ibu harus bisa mengurus anaknya … dan jika kau panik
bagaimana bisa kau mengurus anak mu nanti …”
Nichkhun mengehela nafas
berat dan menahan tangisnya “lalu apa kejutan yang ingin kau berikan padaku
?!” nichkhun menolehkan wajahnya kearah
kanan melihat junho yang masih memeluknya dari belakang dengan kepala yang
junho tempatkan di bahu kanan nichkhun
“tunggu sebentar … dan tutup
matamu !”
“wae ? “
“tutup saja matamu dan
tunggu di sini !” nichkhun mengedikan bahunya acuh lalu menuruti perintah junho
untuk mentup mata .
Setelah beberapa manit junho
meninggalkan nichkhun ahirnya dia kembali ke tempat dimana dia meninggalakn
nichkhun tadi . junho meminta bantuan salah satu perawat untuk membenarkan
posisi tangan nichkhun yang masih menutup matanya hingga dalam posisi benar
untuk menggendong bayi
“ada apa ini ?!” tanya
nichkhun bingung
“tutup saja matamu !” titah
junho lagi , dan nichkhun masih saja menutup matanya. Junho perlahan meletakan
bayi yang dia gendong keatas pangkuan nichkhun dengan sangat perlahan . junho
bisa melihat kening nichkhun yang berkerut saat dia merasakan sesuatu bergerak
di pangkuannya
Perlahan nichkhun membuka
matanya melihat apa yang junho berikan . seketika mata nichkhun membulat ketika
dia melihat seorang bayi ada di pangkuannya “ju…junho … bayi siapa ini ?!”
tanya nichkhun tergagap
“dia anak kita !” jawab
junho singkat
“anak kita lalu ….?! “
nichkhun mengalihkan pandangannya kearah inkubator yang masih di isi seorang
bayi di sana “bukankah dia anak kita ?!” tanya nichkhun lagi
“kau tahu … kau melahirkan
anak kembar … anak permpuan dan laki-laki ….” Junho tersenyum dan memadang anak
yang ada di pangkuan nichkhun saat mengatakan anak permpuan dan mengalihkan
pandangannya keara inkubator saat mengatakan anak laki-laki membuat nichkhun
tahu bagaimana membedakan kedua anaknya itu
“jadi !!!” nichkhun masih
saja tidak mempercayai anugrah yang tuhan berikan padanya , dia memandang anak
yang ada di pangkuannya dengan wajah yang menahan haru , wajahnya tersenyum
tapi matanya memerah dan meneteskan air mata
“selamat !! kau jadi ibu …”
junho memeluk nichkhun dari samping dan mencium kepala nichkhun di bagian
samping
“kau juga jadi ayah !!”
jawab nichkhun mengangakat wajahnya memandang junho . junho mengangguk dan
kembali memeluk nichkhun dalam perasaan bahagia yang begitu besar hingga dia
terus saja tersenyum sama halnya dengan nichkhun yang saat ini juga terus
mengumbar senyum bahagianya
Epilog
5 tahun kemudian
“yoobin-ah … eomma ingin
bertanya padamu kenapa kau memukul teman sekelas mu tadi ?!” nichkhun bertanya pada
anak perempuannya saat mereka sekeluarga duduk duduk selonjoran di runga tv ,
dimana yoobin anak perempuan mereka tengah menggambar di meja belajar kecil
miliknya dan JB tengah belajar menulis bersam dengan junho . yah anak perempuan
mereka ini memang adalah cetakan junho dalam versi gadis kecil yang lincah
sedangkan anak laki-laki mereka adalah anak yang lebih pendiam namun sangat
jenuis seperti ayahnya walau dia mengalami diseleksia
“ayah mengatakan padaku …
jika ada yang menggangguku pukul saja … apa lagi tadi orang itu menghina JB dia
mengatakan JB bodoh karena tidak bisa menulis “ yoobin menjawab pertanyaan ibu
dengan santai dan hanya terus mewarnai gambarnya tanpa memandang nichkhun .
Pletakk
Nichkhun melemparkan tempat
pensil kearah kepala junho dan sukses mengenai begian belakang kepalanya itu
“YACH !!! WAEYO ?!!” junho
berteriak tidak suka saat nichkhun melemparnya
“kenapa kau mengajarkan
yoobin untuk berkelahi ??! kenapa kau mengatakan agar dia memukul temannya ,eoh
?!” tanya nichkhun kesal pada junho yang masih megelus kepalanya
“oh … itu dari pada anak
kita yang di pukul bukankah lebih baik dia yang memukul temannya ?!” timpal
junho dengan santai tanpa beban seolah apa yang dia katakan itu adalah benar.
“aish !!” nichkhun
berjengkat mendekati junho dan memukuli junho menggunakan bantal sofa hingga
terjadi pertangkaran yang sengit antara junho yang menghindari pukulan nichkhun
dan nichkhun yang bersikukuh ingin memukuli junho
“yach hentikan !!!” teriak
junho masih menghindar
“yach !!! ayah macam apa kau
ini ?! anak mu di ajarkan berkelahi ?apa kau ingin yoobin ikut tauran seperti
mu saat dia besar nanti ?!” tanya nichkhun masih memukuli junho dengan bantal
“kau tahu kekerasan itu adalah hal yang tidak baik sama sekali tidak pantas
untuk di ajarkan pada anak-anak ! dalam hal apapun kekerasan bukanlah
penyelesaian yang baik !”
“eomma !!” panggil JB yang
tengah menulis membuat nichkhun menghentikan pukulannya pada junho memandang JB
yang juga tengah memperhatikan dirinya yang masih memegang bantal yang ada di
atas kepalanya siap untuk di pukulkan kepada junho
“waeyo ?!”
“eomma bilang kekerasan
adalah hal yang tidak pantas … tidak baik di lakukan dalam hal apapun tapi
kenapa eomma memukul ayah setiap hari ?!” tanya JB polos dengan menempatkan ujung
pensil yang dia pegang di pelipisnya berpikir
“hahahahaha ….”junho tertawa
renyah saat melihat ekspresi nichkhun yang mencelos dengan pertanyaan yang di
lontarkan JB padanya barusan “itulah keunggulan saat kau punya anak yang jenius
… “ujar junho bangga dan mengelus-ngelus puncak kepala JB “kau pintar sekali
chagy … ayah bangga padamu !” lanjut junho masih mengelus-ngelus rambut JB
“ayah tidak sayang padaku
?!” tanya anak perempuannya yang bernama yoobin itu kesal dan mencoret coret
gambarnya sendiri dengan crayon
“aniya … ayah sayang kalian
berdua … kemarilah … kita menggambar bersama !” ajak junho merentangkan
tangannya siap untuk memeluk anak perempuannya yang langsung berlari ke arah
junho duduk di pangkuannya dengan membawa buku beserta crayon di tangannya
“tch … dasar !! ya sudah
kalau kalian tidak menyanyangiku !” umpat nichkhun kesal dan meninggalkan junho
dan kedua anaknya itu menuju dapur
*
*
*
*
*
“selamat malam chagy !”
nichkhun menarik selimut hingga menutupi tubuh JB hingga ke dadanya lalu mencium
kening JB mengantarkannya untuk tidur . “selamat malah yoobin chagya … “
nichkhun juga mnarik selimut untuk menutupi tubuh yoonin dan mencium keningnya
saat kedua anak itu sudah berbaring dengan nyaman di kasur mereka masing-masing
walau masih ada di satu ruangan kamar yang sama . nichkhun menarik tirai yang
ada di tengah ruangan membelah ruangan itu menjadi dua lalu mematikan lampu
kamar itu . nichkhun tersenyum kembali berbalik memperhatikan kedua anaknya
yang tengah tertidur lalu keluar dari kamar itu dan menutup pintunya perlahan
“huwaaa !!!” nichkhun
berteriak kaget walau tidak terlalu kencang saat merasakan seseorang tiba-tiba
memluk tubuhnya dari belakang saat dia baru saja keluar dari kamar anaknya
“saku mencitaimu !” bisik
orang itu di telinga nichkhun membuat nichkhun tersenyum dan menolehkan
kepalanya kearah samping
“aku juga mencintaimu !”
jawab nichkhun sepenuh hati
“chagya … kita buat baby
lagi yuk ?! malam ini … !” ajak junho dengan manja memeluk nichhun semakin erat
, junho memajukan bibirnya dengan lucu saat merajuk pada nichkhun seperti saat
ini .
Nichkhun menggigit bibir
bawahnya dengan ekspresi yang sensual dan mengangguk seraya mengedipkan sebelah
matanya nakal
Dan tamat !!!!!! gaje ???!!!
tu adalah kelebihan saya …. Mohon di komentar saja oke !!!! buat penyemangat
untuk menyelesaikan romantic prince dan juga love in art
sumpah unn, aku ga bisa berhenti ketawa bacanya XDD koclak banget... itu junho masa nyeritain hubungan pribadi pake treak treak sih ..wkwk
ReplyDeleteitu lagi pke diganjel pake bantal... apanyasih unn yang diganjel.. *pikiran menjalar kumat*
Unnie sumpah unn, aku suka bgt part ending ini Sedih, ketawa, senang.. semuanya kerasa.. aku mau nangis waktu bayi mereka meninggal.. khunnienya kasihan TT TT...
Bonus part dong unnnie bonuspar *bawa spanduk* (Unnie : gilaa ni anak banyak banget maunya =,=)
God Job Author-Nim <3
hikz .. Q ampe nangis pas anak mrka gak bsa d slamatkan..ya alloh q mlh jdi ikutan nangis kyk khunHo ....
ReplyDeleteFyuhhh tpi untunglah ternya ada hikmah d balik semua itu...aduh mrka bahagia bgt...aku ampe ketawa2 sendiri..yg tadinya ampe nangis2 tpi ff ini happy endingnya dapet bgt eon...complete ni ff bsa bikin orng nangis bsa bikin orang ngakak2 sendiri..haha...gak tau knpa baca ending nya q berasa happy bgt...DAEBAKKKK THOR DAEBAKKK!!! ... aku suka semua ff author...termasuk yg ini yg sukses bikin q ketawa2 and nangis2..:D gomawo eon....Keep figthing eon..Figthing DON'T STOP CAN'T STOP EONNIE GOOOOO!!! ^_^
ADOOH AUTHOR KENAPA CEPAT BANGET NIIH FF TAMAT
ReplyDeleteTAPI NGAK PP LAH AKU AKAN DENGAN SEMANGAT 45 MENUNGGU FF JUNHO - NICHKHUN LAGI
POKOK NYA AUTHOR WAJIB BUAT FF JUNHNICK YANG BANYAK
SEMANGAT THOR!!!
Heu. . .heu . ..heu. . . aku terharu baca sambil mangku tisu kadang nangis kadang seyum2 gak jelas.
ReplyDeletefeelnya dapet banget. . . critanya sangaaaaat memuaskan pantesan updatenya lama.
Endingnya sweet bangeeeeet kaya senyumnya khunho.
gak rela bangeeet ni ff udah end aku suka.bangeeet eon please bikin ff khunho yg kaya.gini lagi.
makasih bangeeeet eon aku puas bangeeet am ff nie.
terus berkarya eon
semangaaaaaaaaaat !!!!
^_<
Jadi cerita ini udah end?? T___T yahh padahal masih mau lanjut terus bacanya T___T tapi waktu baca chapter ini, aku sampai nangis, chingu... Waktu adegan anak khun tdk bisa diselamatkan sampai-sampai khun koma :( tapi untung aja junho tetep setia di sampingnya sampai dia sadar walaupun habis itu khun sedih banget pas tahu anaknya meninggal T__T tapi untung aja khun bisa hamil lagi, bahkan melahirkan dua anak kembar :') aduh ceritanya bagus banget trus junho sampai akhir masih aja yadong minta tambah anak XD ahaha pokoknya suka banget lah sama cerita ini ~
ReplyDeletelanjut lg thor sama ff bruuu... Mau khunyoung thoor
ReplyDeleteGood thor,semangat terus ya....
ReplyDeleteKecewa bgt rasanya pas liat kata2 awalnya..yg akan menceritakan situasi Junho pas dikantor...tp dicut krn ada yg protes FF ini begitu panjang..
ReplyDeletesiapapun yg protes itu mohon tunjuk tangan dan tauran ama aku sekarang!!!!
Justru situasi itu yg aku tunggu..
Junho bisa membedakan kapan brsikap sbg mantu dan karyawan..saat bekerja dia manggil PresDir..tp ketika dpt kbr dr rumah, Junho kembali memanggil ayah..(tp pas nunggu khun ngelahirin knp berubah jd appa yah manggilnya..junho ga konsisten nih..)
Suasana sedih paling kerasa saat Junho nemenin Khun yg koma..kehilangan anak aja udah sedih..
Bisa ngerasain rasanya Junho yg berusaha tegar sendiri krn kehilangan anak dan ditinggal Khun koma..
Tapi saat Khun sadar..Khun menjadi alasan buat Junho untuk benar2 kuat..
Karna dikebut jd 1 chap ini..pemotongan ceritanya agak janggal thor..tapi selebihnya SAYA SUKAAAA BANGEETTT... ^.^
MAAF THOR KOMEN LAGI
ReplyDeleteINI SUDAH PAS YANG KE 10 KALI SAYA BACA FF INI HARI INI !!
OH YA THOR BUAT SEQUEL NYA DONG THOR
KALO ADA WAKTU BUATTIN YA THOR
GOMAWO!!
hueee...nyesek bgt thor..
ReplyDeletesedih bgt pas mreka hrz khlangan anak..blu lg pas khunie koma..
mataku bnr2 krasa panas gara2 mewek baca chap ini..hiks
huaaa...nuneo-yaa..kau memang suami yg daebak..*ngelap ingus*
sosok junho sangat sempurna dsini..
dan akhirnya kluarga mereka bhgia..hehe
truslah kembangkan imajinasimu yg daebak itu thor..hasilkan lg karya2 yg daebak lainx..
plis jangan dngrn kata2 org yg cm bs protes dan ga mnghargaimu..masih ada kami readers dan tman2mu yg slalu mendukungmu..
fighting\^0^/
kutunggu ff2 slanjutx..^^
*weny*
hahahahahahaha,,,,,gak bisa berhenti ketawa pas baca nie FF tapi juga gak bisa berhenti nangis,,,,(gaje),,,,,haduh thor aku kecewa ni ff berakhir,,,,,akau maunya lanjut.................ya gak apa-apa lah yang penting harus ada gantinya ya.............. :)
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletehiks..hiks T_T awalnya bikin aku nangis waktu nichkhun oppa keguguran,,
ReplyDeletetapi crita selanjutnya bikin aku ketawa mulu eoni... mianhe ya eoni, aku baru bisa comen di chap terakhir...eoni bikin chapter waktu khunni ma junho oppa ngrawat anak*nya waktu masih bayi donk #nich anak baru comen banyak maunya# please eoni ya!!!