Oct 21, 2012

ff 2pm khunyoung you are mine 8 end



you are mine









main cast : wooyoung
nichkhun


rate : entahlah

disclamer : yang milik saya adalah hanya ide cerita ini . dan yang main itu sebenarnya adalah suami saya #plaakk *ngakungaku


warning : boy x boy

( yaoi )

namja x namja

pairing : khunwoo/khunyoung

end



saya lagi sebel dan jadi gak mau buat yadong tapi kita lihat nanti aja ada atau engga adegan sensor itu … siapa tahu hari berikutnya saat saya ngetik saya dapet feel yadong itu … dan juga typos dan sebagainya saya tidak pernah mengecek lagi setelah saya mengetik dan juga kalimat yang rancu kalian silahkan perbaiki saja segala yang tidak baik dan tidak benar dalam ff ini dalam hati kalian sendiri oke ?!!!












Seorang namja yang tengah memegang erat tangan namja lain yang terbaring di depannya saat ini pandangan namja itu tidak pernah lepas dari wajah pucat sosok tak sadarkan diri itu . namja itu tersenyum lembut dan sesekali membelai wajah namja itu dengan sayang … mengisi waktu yang dia habiskan dengan memandang wajah namja tadi dan membenarkan rambut namja itu sesekali walau pada kenyataannya rambut namja itu tidak berantakan mengingat dia masih tidak bergerak sedikitpun masih tidak sadarkan dirinya. suasa yang begitu sunyi senyap dan juga tenang … hanya suara desiran halus angin yang berhembus di luar kamar yang terlihat dari jendela , angin musim gugur yang meniup dedaunan kering yang berjatuhan dari pohon menimbulkan suara seolah berbisik halus di telinganya


“bangunlah … sebentar lagi musim dingin … bukankah kau sangat menyukai musim dingin ?!” ucap namja itu pada namja yang masih enggan merespon perkataannya
Nichkhun mencondongkan tubuhnya yang tengah duduk di kursi samping ranjang agar dia bisa berbisik di telinga namja yang tak lain adalah wooyoung  “chagya ….. irona … aku sangat merindukan mu !” bisik nichkhun di telinga wooyoung dan mengecup pipi wooyoung sekilas sangat kilat seolah dia adalah yeoja remaja yang malu2 untuk mencium kekasihnya
Nichkhun menegakan kembali duduknya dan memandang wajah wooyoung lagi “aku tidak bisa lama menunggu lagi … kau tahukan jika aku ini tidak sabaran jadi cepat bangun sebelum aku bosan menunggumu …” ucap nichkhun dengan nada sedikit bercanda .

Tanpa dia sadari seorang wanita yang sejak beberapa waktu lalu berdiri di depan pintu memperhatikan ahirnya dia menutup kembali pintu itu rapat . dia tersenyum ceria walau dengan menyeka air matanya
“ini lebih baik … sungguh memalukan jika kau terus menerus mengejar orang yang sama sekali tidak menyukaimu bukan ?!” ucap yaeoja itu pada dirinya sendiri dan dengan segera berjalan keluar dari gedung rumah sakit

#
#
#
#
#
#
#


in home

“apa yang harus kita lakukan sekarang ?! aku bahkan sanggat pusing … tentu saja taecyeon oppa akan sangat marah dengan hal ini …. Putri mereka … bagaimana mungkin hanya dalam waktu satu bulan mereka akan bercerai ?!”Tanya min pada junsu yang berdiri di depan jendala besar di ruang baca rumah mereka
“lalu apa lagi yang bisa kita lakukan  ? zia sendiri yang mengajukan tuntutan cerai pada nichkhun ?!” min memandang junsu dengan selidik , min yang masih duduk di kursi samping junsu hanya bisa mendongak  memandangnya dengan tatapan heran.
“bukankah kau sangat marah dengan apa yang nichkhun lakukan  ? kenapa kau tidak keberatan dengan perceraian mereka ?” min tahu pasti jika junsu sangat  membenci kenyataan yang terjadi pada kedua putra mereka itu tapi kenapa dia malah menyetujui perceraian nichkhun dan zia seolah dia akan memberi kemulusan untuk hubungan woo dan nichkhun
“aku tidak bisa berkutik … bahkan untuk menghadapi anak anak-anakku sendiri aku tidak punya kekuatan…” min berdiri dan menggenggam tangan junsu dengan senyuman hangat di bibirnya
“dengarlah … tidak ada satu orangpun yang bisa menentang takdir tuhan … jadi ini sama sekali bukan salah mu ..”
“wooyoung … dokter bilang kesehatannya semakin membaik … kondisinya semakin stabil … begitu dia sadar dia bisa di operasi … “ ujar junsu dengan wajah yang tidak bisa menyembuyikan rasa bahagianya mengalihkan perhatian , min tersenyum dan mengangguk
“aku juga sudah mendengarnya … aku selalu berdoa agar wooyoung cepat sadar “

#
#
#
#
#
#
#


in hospital

“bagaimana apa kau bisa berdiri dengan baik sekarang ?!” Tanya seorang dokter pada nichkhun , nichkhun yang tengah duduk di kursi  depan meja dokter dengan seorang suster yang tengah memeriksa keadaan kakinya itu hanya mengangguk
“aku bisa berdiri hanya saja saat aku berjalan … rasanya masih sakit … aku merasa penekan di sendi kakiku lebih kuat dari sebelumnya … aku merasa sakit sepeti tertusuk saat aku mencoba berjalan dengan normal ” keluh nichkhun pada sang dokter yang langsung menghampirinya dan berjongkok di depannya , dokter itu langsung mengambil tindakan memeriksa kaki nichkhun
“ini akan baik-baik saja … perlahan rasa sakitnya akan menghilang dengan terapi yang rutin “ nichkhun mengangguk dan dokter itu kembali berdiri dengan tegak
“lalu apa aku harus berjalan tanpa tongkat sekarang ?!”
“yah … untuk beberapa waktu berjalanlah tanpa tongkat … tapi saat kau merasa lelah gunakan tongkat itu lagi …” jelas dokter itu terhadap pertanyaan nichkhun
“ne … arraseo “


In wooyoung room

Nichkhun berjalan dengan pelan mondar mandir di depan kasur  wooyoung untuk melancarkan kakinya untuk berjalan tanpa bantuan tongkat . nichkhun yang masih mengenakan pakaian pasien rumah sakit dengan rambut pirang kecoklatan yang sudah agak panjang itu terlihat begitu memukau karena poni rambutnya yang berayun seiring dengan  gerakan-gerakannya yang masih kesusahan untuk berjalan . dia memandang wooyoung yang masih berbaring dengan tenang di ranjangnya membuat nichkhun tersenyum
“bangunlah … kau harus bangun dan menemaniku untuk terapi “ ujar nichkhun sekilas memandan g wooyoung , dia lantas kembali mencoba berlatih untuk berjalan
“AHHH !!!!” nichkhun yang dengan tiba-tiba mendengar sebuah teriakan seolah kesitan itu sontak terkaget dan karena dia yang masih belum bisa berjalan dengan baik membuat dia terjatuh kelantai. Dan langsung memandang kearah kasur dimana wooyoung berbaring dengan wajah yang menampakan sedikit ringisan
Mata nichkhun sontak membulat tat kala dia melihat wooyoung terengah-engah masih dengan posisi berbaring namun sekarang matanya sudah terbuka
“wo..wo…woyoung-ah ?!” panggil nichkhun tergagap dengan segera nichkhun mencoba untuk bangkit dan menghampiri wooyoung
“gwaenchana ?! kau sadar ? benarkah ? kau sadar ?! “ Tanya nichkhun memandang wooyoung tak percaya . wooyoung hanya diam memandang nichkhun tanpa kata wooyoung mengedipkan beberapa kali matanya untuk melihat nichkhun lebih jelas lagi
“kenapa kau berteriak ? huh ? apa ada yang sakit ? mana ? aku akan penggil dokter sekarang !” nichkhun mencoba untuk berjalan namun saat sudah melangkah dua langkah menjauhi ranjang wooyoung dia baru tersadar jika untuk memanggil dokter atau perawat hanya tinggal menekan tombol di samping ranjang . nichkhun dengan linglungnya kembali ke samping wooyoung dan segera menekan tombol itu
“tunggu aku akan menelpon eomma… tapi … dimana ponselku ? aku meninggalkannya dimana ? ah di kamarku iya mungkin di kamarku “ nichkhun bicara seraya meraba2 seluruh saku di baju yang diakanakan.  entah kenapa otaknya malah terganggu entah saking senang atau saking paniknya saat dia mendapati wooyoung yang sadar namun tidak berkata apapun dan malah diam tak bergerak kelakuan nichkhun jadi agak membingungkan untuknya sendiri begitupun untuk wooyong yang masih memandangnya dalam diam
“hyung ?!” Tanya wooyoung dengan nada pelan , yang sukses membuat nichkhun mengalihkan pandangannya pada wooyoung dengan sangat perlahan
“ne “ jawab nichkhun masih memandang wooyoung. Wooyoung menutup matanya dan memelingkan wajah dari nichkhun, membuat nichkhun bingung dan tidak mengerti dengan sikapnya

Nichkhun mendengar suara pintu di bukan dan dia juga mendengar derap langkah beberapa orang yang memasuki ruangan itu tapi dia sama sekali tidak menghiraukannya dan tetap focus memandang wooyoung
“maaf tuan anda bisa tunggu diluar sementara kami melakukan pemeriksaan ?!” seorang suster pada nichkhun dan dengan bantuan suster itu ahirnya nichkhun keluar dari ruangan wooyoung duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruangan itu

Min memicingkan matanya saat dia melihat nichkhun duduk di kursi ruang tunggu , itu sungguh janggal pikir min karena putranya itu tidak akan mungkin meninggalkan wooyoung sendirian di dalam sama. Min mempercepat langkah kakinya menghampiri nichkhun
“kenapa kau ada di sini ? apa yang terjadi ? “ Tanya min langsung begitu dia berhadapan dengan nichkhun
“wooyoung sudah sadar … “ jawab nichkhun lemah .
“jinja ? lalu bagaimana keadaannya ?!” min bertanya dengan wajah yang sangat bahagia hingga matanya terlihat berkaca-kaca
“dia sedang di periksa dokter …”
“ne … eomma akan menelpon appa … dia pasti akan sangat senang “ min langsung mengeluarkan ponselnya dan dengan segera menghubungi junsu sedangkan nichkhun memandang wajah bahagia min dalam diam
“chagya … wooyoung …dia sudah sadar …. Cepat datanglah kerumah sakit … dia sudah sadar … ne … aku akan menunggumu ! cepatlah “ nichkhun hanya mendengarkan percakapan min dengan junsu di telpon dengan seksama.
#
#
#
#
#
#

“bagaimana perasaan mu sekarang ?!” Tanya min menggenggam tangan wooyoung dengan kedua tangannya. Wooyoung tersenyum pada min
“aku marasa sangat baik eomma …” ujar wooyoung pelan
“kau masih lemah chagy … kau tahu kau terlihat sangat … sangat sangat … kurus sekarang …. Kau harus cepat sembuh …” min membelai pipi wooyoung dengan sayang sementara junsu yang berdiri di samping tembok hanya bisa tersenyum melihat putranya itu sudah  sadar. Wooyoung memandang nichkhun dengan sudut matanya dan dia juga bisa melihat nichkhunn yang tengah memperhatikannya juga
“AHHH!!!” wooyoung sontak melepaskan tangan min yang menggenggam tangannya dan memegangi kepalanya dengan kedua tangan bahkan terkesan menjambak rambutnya sendiri saat ini. Wooyoung duduk di atas kasur dengan kedua tangan yang menjambak rambutnya sendiri
“waeyo ? apa sakit ?!” Tanya nichkhun panic dan segera memeluk wooyoung dari samping , dia tidak sadar jika saat ini ada min dan juga junsu di sekitar mereka
Wooyoung hanya menggelangkan kepalanya lemah sedangkan min sudah sigap menekan tombol untuk memanggil dokter
“aku tidak apa2 “ ucap wooyong menenangkan nichkhun yang terus memegangi bahunya. Wooyoung mendongak menatap nichkhun danb tersenyum tanpa sengaja sudut mata wooyoung menangkap pandangan mata junsu yang terlihat tidak suka dengan apa yang mereka lakukan . wooyoung menuduk dengan canggung dan melepaskan tangan nichkhun dari bahunya dengan perlahan. Min yang melihat perubahan ekspresi wooyoung yang taditersenyum pada nichkhun sekarang meununduk dengan lesu langsung saja berbalik kebelakang dan mendapati junsu yang tengah memandang garang ke dua anaknya
“kau sebaiknya istirahat khunie …” ucap min pada nichkhun , nichkhun memandnag ibunya itu sekilas dan mengerti apa yang di maksud min , dia lalu mengangguk dan berjalan meninggalkan ruangan wooyoung
“kau juga …” ucap min pada wooyoung ,wooyoung mengangguk dan ahirnya kembali berbaring . min membanarkan letak selimut wooyoung dan membelai rambutnya

#
#
#
#
#
#
#

Nichkhun room in hospital


Nichkhun membuka pintu ruang inap miliknya dan masih berjalan masuk ke dalam ruangan itu dengan menunduk hingga dia mendengar sebuah suara memanggilnya
“oppa !” nichkhun perlahan mengangkat wajahnya memandang orang yang memanggilnya itu
“zia “

Flashback

"ada yang kalian sembunyikan dari ku ?!" tanya nichkhun pada zia saat min sudah keluar dari kamarnya . zia manggelengkan kepala seraya menatap dalam mata nichkhun

"anii ... aku tidak menyembunyikan apapun ... tapi ... walau aku tidak menyembunyikan apapun padamu ... aku ingin minta maaf ... mianhae ..." nichkhun mengerutkan dahi mendengar penuturan yang di ucapkan zia

"mianhae karena aku sudah mengganggu mu dan membuat mu berpisah dengannnya " bukan memberikan sebuah gambaran atau penjelasan yang bisa di mengerti nichkhun , apa yang zia katakan malah membuat nichkhun semakin bingung

"aku sudah memisahkan mu oppa ... dari wooyoung !" nichkhun refleks membuka matanya lebar saat mendegar apa yang zia katakan

"a...a..apa...maksud mu ?!" tanya nichkhun semakin memperjelas apa yang sebenarnya ingin di sampaikan oleh zia

“Apa maksud mu dengan memisahkan aku dengan wooyoung ?” nichkhun yang baru saja terdengar gugup sekarang kembali menenangkan dirinya sendiri
“aku tahu semuanya oppa … tentang oppa dengan wooyoung , “
“apa maksud mu dengan aku dan wooyoung … kami …” balum nichkhun selesai mencoba untuk memberikan penjalasan pada zia yang walau mungkin akan berupa sebuah kebohongan zia suah menyela perkataan nichkhun
“wooyoung sekarang koma !” ucap zia menyela
“mwo ?”
“wooyoung sekarang koma … di hari kita berangkat ke resort … wooyoung pingsan dan koma hingga saat ini … dia …. Mengidap tumor otak … dan sekarang masih tidak sadarkan diri !”
“dimana dia ?!” nichkhun bertanya pada zia yang tengah terisak dan tidak menjawab pertanyaanya mebuat nichkhun geram
“DIMANA DIA !!!???” Tanya nichkhun berteriak pada zia
“dia ada di ruangan ICU … “
Nichkhun langsung mencabut selang infus yang tepasang di tangan kirinya dengan kasar membuat darah mengalir dari luka yang di sebabkan jarum infus tadi , dengan susah payah nichkhun turun dari ranjang rumah sakit yang cukup tinggi
“oppa … apa yang kau lakukan ?!” Tanya zia pada nichkhun yang sibuk berusaha untuk berdiri tak mengindahkan pertanyaan zia
BRUUKKK
Nichkhun terjatuh tepat di samping zia yang masih memandang lurus ke depan , kearah ranjang dimana nichkhun berada tadi
“oppa … kau …” ucap zia di sela tangisannya berbalik ke samping memandang nichkhun yang sudah berdiri lagi. Nichkhun bejalan dengan susah payah menyeret kakinya yang terluka keluar dari kamar itu membuat zia hanya bisa menangis dengan menutup mulutnya menahan isakan
‘kau begitu mencintainya … kau membuat aku merasa sangat rendah dan tidak berarti oppa’ zia terduduk di lantai dan mulai menangis dengan tersedu-sedu sekarang tak kuasa untuk menahan tangisnya lagi

end of flashback


“ini “ zia menyodorkan sebuah dokumen di atas meja pada nichkhun . mereka sekarang duduk berhadapan di kamar inap nichkhun
“apa ini ?!” Tanya nichkhun mengambil dokumen itu dan membukanya
“dokumen perceraian kita “ nichkhun terdiam memandang dokumen yang ada di tangannya sekarang , dia beralih memandang zia yang tersenyum getir padanya
“perceraian ?!”
“ne… kita memang harus segera berceraikan ? tidak mungkin kita tetap dalam status suami istri setelah semua kejadian ini …”
“ini bisa menjatuhkan harga dirimu ! ayahmu … wartawan pasti akan membesar-besarkan berita ini … kita bisa berdiam sampai waktu yang tepat “
“menunggu  ?! agar tidak ada lagi namja yang akan mendekatiku dan nanti mereka akan melihat status jandaku tiba-tiba ?!” Tanya zia dengan nada bercanda
“bukan itu … maksud ku …”
“arraseo … tapi jika kita lama menunggu waktu untuk bercerai maka semakin lama pula oppa akan bisa bersama dengan wooyoung “
“zia-ah …”
“gwaenchana … bukankah lebih baik seperti ini dari pada aku harus mengetahui semuanya ketika aku sudah semakin menyukai mu oppa … ini akan jauh lebih sakit !” zia memegang dadanya sendiri dan memberikan ekspresi sakit yang di dramatisir
Nichkhun tersenyum dan mengangguk “lalu aku harus memanda tangani ini ?!” Tanya nichkhun menaruh kembali dokumen itu ke meja
“ne … setelah itu … kita bisa segera mengirimnya ke pengacaraku … dan seperti apa yang oppa katakan kita tidak perlu menjelaskan apapun … tidak perlu mengatakan apa2 pada media “
“geurae … arraseo …”

In wooyoung room

Wooyoung tengah duduk bersandar di atas kasur dengan sebuah headphone yang terpasang di telinganya . wooyoung hanya serius mendengarkan musik sesekali bersenandung kecil dan tidak menyadari jika sudah ada seseorang yang mendekatinya
Orang itu membuka headphone yang di pakai wooyoung membuat wooyoung berbalik menatapnya
“zia “ ucap wooyoung setengah kaget , lalu dia tersenyum pada zia
Zia duduk di sebuah kursi yang ada di samping kasur wooyoung, sedkit menghela nafas dan ahirnya memandang wooyoung seraya tersenyum
“bagaimana kabar mu ?!” Tanya zia pada wooyoung. Wooyoung membuka headphone yang masih tergantung dilehernya karena tadi zia membuka headphone itu dengan menurunkannyake leher wooyung
“aku baik-baik saja “
“aku sudah bercerai dengan nichkhun oppa … ” ujar zia membuat wooyoung menatapnya dengan perasaan bersalah
“ke…kenapa kau mengatakan itu padaku ? kenapa kalian bercerai ?!” Tanya wooyoung tergagap memandang zia dengan  ragu tapi zia hanya tersenyum dan menghela nafasnya
“kau tahu yang terjadi ?!” Tanya wooyoung lagi
Zia mengangguk “aku tahu semuanya … jangan merasa kasihan padaku … aku sangat tidak suka di kasihani “
“bukan kasihan … aku minta maaf … aku merasa bersalah padamu …”  wooyoung menundukan wajahnya tak berani menatap zia lagi.
“jangan seperti ini … aku baik-baik saja … aku serius…” zia memegang tangan wooyoung dan membelainya pelan seraya tersenyum

#
#
#
#
#
#
#

wooyoung yang tengah duduk di atas ranjang pasien hanya diam menunduk tak berkata apapun selama hampir satu jam ini , begitu juga dengan namja lainnya yang duduk di samping wooyoung , hanya diam sesekali memandang wooyoung dan bertanya hal2 kecil seperti ‘kau mau minum ?’ atau ‘bagaimana apa ada yang sakit ?’ sekedar pertanyaan yang sangat singkat dan di jawab juga dengan singkat oleh wooyoung , dan kemudian Susana menjadi hening kembali
“kau mau jalan2 “ Tanya nichkhun pada wooyoung seraya tersenyum mencoba peruntungannya kambali mungkin saja sekarang Susana tidak akan menjadi hening kembali
Wooyoung mengangguk mengiyakan ajakan nichkhun “ne … aku ingin keluar “ ucapnya sebagai jawaban
Nichkhun dan wooyoung berjalan bersama di jalan taman rumah sakit , dengan wooyoung yang membawa tempat gantungan infus di sampingnya yang dia seret sedari tadi sedangkan nichkhun yang masih berjalan dengan menggunakan tongkat , mereka berdua sama2 memakai baju pasien

“hari ini kau akan melakukan operasi … semuanya pasti akan berjalan dengan baik “ nichkun bicara saat dia dan wooyoung duduk di kursi taman di halaman rumah sakit
“aku dengar hyung akan keluar dari rumah sakit besok tepat di hari aku di operasi …” wooyoung menoleh kesamping dimana nichkhun duduk si sampingnya
“ne … tapi aku pasti akan menemanimu … aku akan menunggumu di depan ruang operasi … jangan khawatir …” ujar nichkhun dengan lembut membalas tatapan wooyoung. Wooyoung mengalihkan pandangan matanya memandang lurus ke depan sedikit menahan nafasnya dan kemudian menghembuskannya dengan cepat
“aku takut hyung …” ucap wooyoung masih dengan memandang lurus ke depan.
Nichkhun menggenggam tangan wooyung erat dan berpindah dengan sedikit susah ahirnya nichkhun bisa berjongkok dengan satu kaki yang dia luruskan di hadapan wooyoung yang tengah duduk di kursi
“hyung jangan bagini … kakimu masih sakitkan ?!” wooyoung mencoba membangunkan nichkhun tapi nichkhun langsung menggelangkan kepalanya
“anii …. Tidak sakit …” ucap nichkhun menenangkan nichkhun membelai rambut wooyoung dengan saying “jangan takut … semuanya akan berjalan dengan baik … kau … pasti akan sembuh …” ujar nichkhun meyakinkan tapi wooyoung menggelengkan kepalanya cepat
“bukan itu … appa … dia …” wooyoung menghentikan kalimatnya dan menduk menyembunyikan matanya yang sudah mulai berair “aku tidak mau berpisah dengan mu hyung ….hiks ..”
Nichkhun beranjak dari berjongkoknya dan menarik dagu wooyoung untuk mendongak menatapnya , nichkhun mencium kening wooyoung seraya menuntup matanya cukup lama sedangkan woooyung yang di perlakukan seperti itu juga menutup matanya dengan rapat membuat air matanya jatuh begitu saja melewati pipinya
“kita tidak akan berpisah lagi … sekalipun harus mati bersama mu … kita akan selalu bersama … sekalipun kita harus pergi meninggalkan eomma dan appa … aku akan tetap bersama dengan mu … jadi … yang harus kau lakukan …” nichkhun menghentikan kata2nya dan menahan nafas dan menengadahkan wajahnya agar air matanya tidak jatuh setelah itu dia kembali memandang wooyoung yang masih mendingak menatapnya dengan berurai air mata “kau hanya harus sembuh … arrachi ?!” lanjut nichkhun Manahan tangisnya . wooyoung mengangguk dengan cepat masih dengan air mata yang tidak mau berhenti mengalir
Nichkhun segera memeluk wooyoung yang masih terduduk itu menempatkan kepala wooyoung di dadanya sesekali mencium puncak kepala wooyoung sedangkan wooyoung membalas pelukan nichkhun dengan erat menempatkan kedua telapak tangannya di punggung nichkhun.

#
#
#
#
#
#
#


junsu min dan juga nichkhun masih duduk di kursi ruang tunggu operasi , sudah hampir 4 jam dan belum juga ada kabar tentang wooyoung yang ada di dalam ruang operasi sana
“berapa lama lagi mereka aka nada disana ?!” Tanya min khawatir dan tidak sabaran dan mondar mandir dengan tidak karuan di depan ruang operasi , junsu sehera mendekati min dan memeluknya
“tenanglah … semuanya akan baik2 saja “ ucap junsu dan membawa min untuk dudukdi kursi kembali. Junsu menoleh kearah nichkhun yang sejak tadi hanya berdiam diri duduk di salah satu kursi yang ada di sudut ruangan . matanya tertutup rapat dengan kedua telapak tangannya yang dia satukan di depan wajahnya sejajar dengan bibir (?) gak ngerti singkat cerita kaya tangan orang lagi berdoa di dalam gereja . dengan mulut yang kadang2 terlihat berkomat kamit
Junsu memandnag nichkhun dengan lekat memperhatikannya dengan seksama , dia sungguh ingin membiarkan nichkhun dan wooyoung bersama tapi hatinya terkadang masih tidak bisa menerimanya
“dokter !!” min langsung menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi, junsu dan nichkhun yang mendengar teriakan min juga langsung menghampiri dokter itu
“bagaimana ?! anakku ?!” Tanya min dengan cepat saat sudah berhadapan dengan dokter itu
“operasinya berjalan dengan lancar … jika pengeruh obat biusnya sudah habis dia akan segera sadar !” jawab dokter itu dan kemudian menunduk dan meninggalkan mereka semua . tidak dapat di pungkiri lagi sekarang nichkhun junsu dan juga min bisa bernafas lega sekarang

Satu minggu setelah operasi wooyoung sudah bisa pulang ke rumah . dia hanya tinggal melakukan beberapa pengobatan berjalan setelah ini .
#
#
#
#
#
#


In wooyoung room

“wooyoung ?!” panggil nichkhun saat dia sudah masuk ke dalam kamar wooyoung  tanpa mengetuk pitntu dan berjalan kearah tempat tidur bagitu saja
“ah !!! ne !” ucap wooyoung dengan panic dia langsung mengenakan kupluk dengan tergesa-gesa saat nichkhun menghampirinya
“ada apa ?!” tanya wooyoung merapihkan rambutnya yang masih sedikit keluar dari kupluk yang dia kenakan
“wae ? kau sepertinya sangat keget aku masuk ke kamarmu ?!” Tanya nichkhun heran dan menunjuk pintu lalu menunjuk wooyoung tanpa arti
“aku hanya tidak suka ada orang yang melihatku dengan rambut yang acak-acakan seperti ini … hyung tahukan saat operasi dokter memontong rambutku … mereka memotongnya dengan asal … membuat model rambutku hancur …” keluh wooyoung sedikit malu dan tersenyum kecil
“kau tidak perlu seperti itu … kau tetap sangat mempesona bagaimanapun juga dan kapanpun juga !” ucap nichkhun mendekati wooyoung dan mengelus pundaknya dengan lembut
“ah ….anii …. Aku hanya tidak percaya diri saja … “
“eomma sudah menyiapkan makanan kesukaan mu … semuanya dari ayam … bagaimana ? kau pasti sangat senang kan ?!” Tanya nichkhun meledek , wooyoung hanya bisa memajukan bibirnya dengan kesal
“kajja … kita turun saja … aku lapar !” wooyoung berjalan mendahului nichkhun keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang makan . nichkhun tertawa kecil dan mengekori wooyoung ahirnya


Di ruang makan
“makanlah yang banyak … kau harus segara sembuh !” min memasukan beberapa lauk kedalam mangkuk nasi wooyoung .
“aku sudah sembuh eomma … jangan khawatir lagi padaku !” ucapnya dan kembali makan dengan lahap
Junsu memandang wooyoung dan nichkhun bergantian , dan yang dia tangkap adalah nichkhun dan wooyoung sekarang tidak suka berinteraksi dalam bentuk apapun saat di hadapannya

#
#
#
#
#
#
#
#


junsu tengah duduk dengan tidak nyaman di sofa yang ada di dalam kamarnya dia memutar-mutar gelas yang ada di tangannya itu dengan malas . min yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum kecil dan langsung saja menghampiri junsu , min sangat tahu apa yang tengah mengganggu pikiran suaminya itu
“wae ? kau sangat kesal hari ini ?!” Tanya min pada junsu dengan nada menggodanya dan duduk di samping junsu . Junsu memandang min dengan tidak suka seraya berdecak satu kali
“aku tidak suka tapi juga tidak bisa menghentikannya “ ucap junsu yang terdengar ambigu tapi min mengerti kemana arah pembicaraan junsu sekarang
“sudah aku bilang ini takdir kau tahu ?!” ucap min memeluk junsu dari samping, junsu menumpukan kepalanya di atas kepala min yang tengah bersandar di bahunya
“aku tahu … biarkan saja semuanya terjadi …” min mendongak dan mencubit hidung junsu dengan gemas menariknya ke kanan dan kekiri
“yachh appo !” junsu melepaskan tangan min yang tidak sopan itu dari hidungnya
“semua akan baik-baik saja … tentang anak mereka bisa mencari ibu pengganti … yang pentingkan mereka bahagia jangan terlalu banyak berpikir tuan presdir “
“emm… baiklah !!!” junsu memeluk min yang duduk di sampingnya dari depan membuat dia mengurung min di antara sandaran kursi dan tubuhnya
“keluarga kita harus hidup bahagia “ ucap junsu menatap mata min dalam . min mengangguk dan mengecup bibir suaminya itu

In wooyoung room

“sampai kapan kita akan seperti ini ?!” Tanya nichkhun yang tengah berbaring di ranjang wooyoung . sedangkan wooyoung yang sibuk menyiapkan pakaian untuk dia kenakan besok hanya tetap focus pada pekerjaannya
“apanya ? “ jawab wooyoung dengan pertanyaan lagi yang terdengar acuh tak acuh
“hubungan kita … keluarga kita …. Dan appa … ” ucap nichkhun dengan nada yang bagitu serius dan duduk di kasur wooyoung . mendengar kata2 nichkhun yang begitu serius ahirnya wooyoung berbalik menatap nichkhun
“aku tidak tahu ” ucac wooyoung dengan nada yang sangat pasrah dan putus asa  
“kita harus meminta restu appa secara resmi ” wooyoung terlihat berpikir tapi kemudian dia mengangguk dengan lemah
“kita harus mecari waktu yang tepat … aku masih takut dan belum siap sekarang “ nichkhun mengangguk seraya tersenyum dia lalu bengun dan menghampiri wooyoung memeluknya dari belakang dengan hangat
“emh … wae ?” Tanya wooyoung dengan sikap nichkhun yang tiba2 manja padanya . sinyal sudah menunjukan waspada bagi woooyoung sekarang hingga dia melepaskan pelukan nichkhun dengan perlahan hingga merenggang tapi belum terlepas
 “aku hanya merindukan mu saja  … apa aku tidak boleh memeluk mu …?! ” nichkhun kembali tersenyum dan memeluk wooyoung lagi tanpa wooyoung sadari nichkhun melepasakan topi yang dia pakai selama ini membuat wooyoung marah
“yachhh hyung kenapa kau melepaskan topi ... “ belum wooyoung melanjutkan kata2nya nichkhun sudah membungkam wooyoung dengan mulutnya sendiri . nichkhun melumat bibir wooyoung berulang kali membuat wooyoung hanya diam tak berkutik
“kenapa kau selalu menggunakan topi setiap saat bahkan di depanku … sudah aku katakan aku sangat menyukaimu … bagaimanapun juga … aku menyukai segala yang ada padamu … jadi jangan halangi apapun lagi di depanku !”
“tapi rambutku …” kesal wooyoung dan berusaha mengambil topinya lagi dengan wajah yang sangat geram
“bukankah rambut yang acak2kan itu sekarang sedang tren ?!” Tanya nichkhun dengan nada sedikit bercanda
“Aku tidak ingin bercanda dengan mu !!!” ucap wooyoung dengan emosi
nichkhun mencakup kedua pipi wooyoung dan dengan segera menyerang bibir wooyoung lagi beberapa lama wooyoung terdiam dengan tangan yang sudah memegang topi tadi , setelah beberapa waktu wooyoung membalas perbuatan nichkhun padanya tangan wooyoung melemas dan menjatuhkan topinya ke lantai . mereka saling melumat dan mengulum beberapa saat berikutnya nichkhun sudah memasukan lidah terampilnya ke dalam wooyoung . ciuman itu kian menjadi panas dengan tautan bibir yang tidak terlepas nichkhun sedikt mendorong tubuh wooyoung hingga menyentuh meja di belakangnya
“ahhh…. nghh… “ wooyoung mendesah dengan nikmat hingga dia mendongakan kepalanya saat nichkhun sekarang mulai beralih untuk mengisap lehernya dengan kuat meninggalkan beberapa jejak di sana. Tangan nichkhun kini sudah membuka kancing baju wooyoung satu persatu tanpa menghentikan aktifitasnya yang tengah mengeksplor leher wooyoung dengan ganas
“ummphh … annnghhh …. “ tangan wooyoung meremas rambut balakang nichkhun yang sekarang mulai menurunkan bagian bahu kanan kemeja wooyoung , bibirnya menyusuri leher wooyoung hingga ke bahunya dengan ciuman-ciuman dan juga tidak lupa meninggalkan beberapa jejak disana.
Wooyoung mencoba menggapai kancing baju nichkhun dan juga ikut membukanya tangannya menyusuri tubuh nichkhun dengan lembut merasakan lembutnya kulit putih itu (mau !!!!) wooyoung memegang dagu nichkhun dan sekarang dia yang memulai untuk menyerangnya dengan ciuman penuh nafsu

Cut !!!!!! saya lagi gak feel buat nc …. Hohohohohoho …. Yang punya nc khunyoung saya mau donk ….

Nichkhun tengah berbaring di kasur wooyoung sedangkan sang pemilik berbaring dengan miring kearahnya menyangga kepalanya dengan satu tangan .
“hyung …” panggil wooyoung pada nichkhun yang masih sibuk menciumi tangannya dalam keadaan berbaring . mereka hanya menggunakan selimut untuk menutupi tubuh neked mereka saat ini
“wae ?”
“Aku …” ucap wooyoung menggantung saat ada yang membuka pintu dan masuk kedalam kamarnya . karena memang saat nichkhun masuk kedalam kamar wooyoung dia tidak mengunci pintunya
“APPA !!!”
“A..appa ..”
Nichkhun dan wooyoung sontak mebulatkan mata shock saat junsu tiba2 masuk kedalam kamar itu , nichkhun dengan spontan bangun dari berbaringnya dan duduk di atas kasur begitupun dengan wooyoung. Junsu yang malihat kedua anaknya dalam keadaan yang tidak pantas hanya kembali berbalik meninggalkan kamar wooyoung
Wooyoung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan seraya menggelengkan kapalanya “eothokae ?” Tanya wooyoung yang tidak di tujukan pada siapa2 sedangkan nichkhun menggigit bibir bawahnya bingung
#
#
#
#
#

di ruang keluarga

Nichkhun duduk di kursi sebelah kanan dengan wooyoung yang duduk di sampingnya sedangkan junsu dan min duduk berhadapan dengan mereka

“kalian “ ucap junsu dengan pelan namun itu cukup untuk membuat badan nichkhun dan wooyoung sontak menegang
“aku …” ucap junsu lagi terpotong-potong “pergi ke amerika “ lanjutnya menggantung.
Wooyoung memandang min dengan tatapan Tanya tapi min hanya tersenyum penuh arti yang malah wooyoung tidak dapat mengartikanya
“menikahlah disana …” ahirnya junsu menyelesaikan kalimatnya .
“NE ?!” Tanya wooyoung dan nichkhun kompak , dengan nada yang di naikan
“kalian menikahlan di sana … jangan seperti ini … “ junsu berdiri dan meninggalkan ruangan keluarga , meinggalkan nichkhun dan wooyoung yang masih terbengong2 bingung dan belum dapat mengerti apa yang terjadi
“eomma !” nichkhun berdiri dan menghampiri min segara “apa yang terjadi ?!” Tanya nichkhun pada min dengan wajah yang masih bingung
Min tertawa dan mengelus lengan nichkhun “kalian menikahlah di amerika … jangan berpacaran seperti yang kalian lakukan selama ini … itu tidak baik !” jawab min dengan nada manggoda dan juga sedikit bercanda
“Appa mengijinkan kami menikah ?! dia merestui kami begitu ?!” Tanya wooyoung yang juga mendekati min dan duduk di sebelah kirinya sedangkan nichkhun masih berdiri di samping kanan min
“ne “ ucap min singkat dengan senyuman bahagia
“jinjja ???!” Tanya wooyoung antusias dan memeluk min dari samping dengan sangat kencang saat min mengangguk . nichkhun juga ikut tertawa bahagia dan tidak mau ketinggalan untuk memeluk min juga …
“eomma akan membantu kalian menyiapkan semuanya “ ujar min yang tengah di peluk oleh nichkhun dan wooyoung .walau terasa begitu sesak min tidak ingin melepaskan pelukan kedua putranya yang tengah meluapkan kebahagiaan itu. Dan hanya tersenyum ikut merasakan apa yang kedua anaknya rasakan karena itulah seorang ibu . sedangkan di suatu sudut ruangan junsu tersenyun kecil memperhatikan anak2 dan istrinya yang tengah berpelukan .




Huwa … tambah gaje …. Tambah aneh ? dan tambah tidak bagus … dan tambah tidak bermutu dan tambah maksa ?! saya gak tahulah .. walau sudah di repisi tetap tidak memperbaiki ini ….

11 comments:

  1. Bagusss..bagusss..sedihhhh....senengggg..cemburruuuuu (kenapa bukan gw yg diposisi woo)

    ga nyangka bakalan happy ending kirain woo nya bakal mati #plakkkk (ditabok woo)

    ReplyDelete
  2. uuhh...co cweet...
    bkin squelx donk chingu..jebaaaalll....^_^

    ~weny~

    ReplyDelete
  3. laalallalalan
    seneng udah pernah baca yg chapter ini sebelumnya dan sangat tampak perbedaannya disini. disini khunwoo happy ending banget... haaaa adegan yg "iya-iya" nya walau dikit tapi udah hot #plaaakk

    ReplyDelete
  4. wah happy ending...di kira woo bkal mati ternya enggak...

    ReplyDelete
  5. wahh akhirx end juga yah...
    senegnya Khunyoung Happy ending..XD
    oh yah aku ikutan shok loh waktu junsu tiba2 masuk kamar woo secara khunyoung lagi.... ohhhh seruuu de pokonya...

    ReplyDelete
  6. huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa autornya daeback dah hiks hiks hiks T.T

    ReplyDelete
  7. huwwwaaa,,,,thor kalo khunyoung nikah undangan jangan lupa kasih ke aku :D

    ReplyDelete
  8. akhirx happy ending T^T *terharu*
    bikin sequelx dong thoor..NCx jgn d cut doong XD

    ReplyDelete
  9. Hoooooaaaaaa... setelah selama 45 hari gag bisa buka internet gara2 lg KKN, akhir'a skrg bsa buka blog ini lgi.. ternyata q udah ktinggalan jauh bgt, huhuhuu.. ;( *Curcol*

    Akhir'a ending juga ya ff ini..

    thor, q blh request ChanHo (Chansung_Junho) couple gag,? soal'a q juga suka couple ituu, hehehe..
    Kalo d'bikinin q mkasiih bgt lho thoor..

    skian dr q dch, udh pnjg jg comment'a, hehe..
    Gomawo thor, annyeong.. :D

    -Putri LEN-

    ReplyDelete
  10. Ini sudah ke 8 kali aku baca ff ini dari part pertama sampai tamat

    kapan - kapan buat ff kayak gini lagi ya min

    di tunggu ^,^

    ReplyDelete
  11. Baaaaaggggguuuuuuuuussssssssss thor nyesel baru nemu fic sebagus ini.

    ReplyDelete