you are mine
main
cast : wooyoung
nichkhun
rate : entahlah
disclamer : yang milik saya adalah
hanya ide cerita ini . dan yang main itu sebenarnya adalah suami saya #plaakk
*ngakungaku
warning : boy x boy
( yaoi )
namja x namja
pairing : khunwoo/khunyoung
end
saya
lagi sebel dan jadi gak mau buat yadong tapi kita lihat nanti aja ada atau
engga adegan sensor itu … siapa tahu hari berikutnya saat saya ngetik saya
dapet feel yadong itu … dan juga typos dan sebagainya saya tidak pernah mengecek
lagi setelah saya mengetik dan juga kalimat yang rancu kalian silahkan perbaiki
saja segala yang tidak baik dan tidak benar dalam ff ini dalam hati kalian
sendiri oke ?!!!
Seorang
namja yang tengah memegang erat tangan namja lain yang terbaring di depannya
saat ini pandangan namja itu tidak pernah lepas dari wajah pucat sosok tak
sadarkan diri itu . namja itu tersenyum lembut dan sesekali membelai wajah
namja itu dengan sayang … mengisi waktu yang dia habiskan dengan memandang
wajah namja tadi dan membenarkan rambut namja itu sesekali walau pada
kenyataannya rambut namja itu tidak berantakan mengingat dia masih tidak
bergerak sedikitpun masih tidak sadarkan dirinya. suasa yang begitu sunyi
senyap dan juga tenang … hanya suara desiran halus angin yang berhembus di luar
kamar yang terlihat dari jendela , angin musim gugur yang meniup dedaunan
kering yang berjatuhan dari pohon menimbulkan suara seolah berbisik halus di
telinganya
“bangunlah … sebentar lagi musim
dingin … bukankah kau sangat menyukai musim dingin ?!” ucap namja itu pada
namja yang masih enggan merespon perkataannya
Nichkhun mencondongkan tubuhnya yang
tengah duduk di kursi samping ranjang agar dia bisa berbisik di telinga namja
yang tak lain adalah wooyoung “chagya
….. irona … aku sangat merindukan mu !” bisik nichkhun di telinga wooyoung dan
mengecup pipi wooyoung sekilas sangat kilat seolah dia adalah yeoja remaja yang
malu2 untuk mencium kekasihnya
Nichkhun menegakan kembali duduknya
dan memandang wajah wooyoung lagi “aku tidak bisa lama menunggu lagi … kau
tahukan jika aku ini tidak sabaran jadi cepat bangun sebelum aku bosan
menunggumu …” ucap nichkhun dengan nada sedikit bercanda .
Tanpa dia sadari seorang wanita yang
sejak beberapa waktu lalu berdiri di depan pintu memperhatikan ahirnya dia
menutup kembali pintu itu rapat . dia tersenyum ceria walau dengan menyeka air
matanya
“ini lebih baik … sungguh memalukan
jika kau terus menerus mengejar orang yang sama sekali tidak menyukaimu bukan
?!” ucap yaeoja itu pada dirinya sendiri dan dengan segera berjalan keluar dari
gedung rumah sakit
#
#
#
#
#
#
#
in home
#
#
#
#
#
#
in home
“apa yang harus kita lakukan sekarang
?! aku bahkan sanggat pusing … tentu saja taecyeon oppa akan sangat marah
dengan hal ini …. Putri mereka … bagaimana mungkin hanya dalam waktu satu bulan
mereka akan bercerai ?!”Tanya min pada junsu yang berdiri di depan jendala
besar di ruang baca rumah mereka
“lalu apa lagi yang bisa kita
lakukan ? zia sendiri yang mengajukan
tuntutan cerai pada nichkhun ?!” min memandang junsu dengan selidik , min yang
masih duduk di kursi samping junsu hanya bisa mendongak memandangnya dengan tatapan heran.
“bukankah kau sangat marah dengan apa
yang nichkhun lakukan ? kenapa kau tidak
keberatan dengan perceraian mereka ?” min tahu pasti jika junsu sangat membenci kenyataan yang terjadi pada kedua
putra mereka itu tapi kenapa dia malah menyetujui perceraian nichkhun dan zia
seolah dia akan memberi kemulusan untuk hubungan woo dan nichkhun
“aku tidak bisa berkutik … bahkan
untuk menghadapi anak anak-anakku sendiri aku tidak punya kekuatan…” min
berdiri dan menggenggam tangan junsu dengan senyuman hangat di bibirnya
“dengarlah … tidak ada satu orangpun
yang bisa menentang takdir tuhan … jadi ini sama sekali bukan salah mu ..”
“wooyoung … dokter bilang kesehatannya
semakin membaik … kondisinya semakin stabil … begitu dia sadar dia bisa di
operasi … “ ujar junsu dengan wajah yang tidak bisa menyembuyikan rasa
bahagianya mengalihkan perhatian , min tersenyum dan mengangguk
“aku juga sudah mendengarnya … aku
selalu berdoa agar wooyoung cepat sadar “
#
#
#
#
#
#
#
in hospital
#
#
#
#
#
#
in hospital
“bagaimana apa kau bisa berdiri dengan
baik sekarang ?!” Tanya seorang dokter pada nichkhun , nichkhun yang tengah
duduk di kursi depan meja dokter dengan
seorang suster yang tengah memeriksa keadaan kakinya itu hanya mengangguk
“aku bisa berdiri hanya saja saat aku
berjalan … rasanya masih sakit … aku merasa penekan di sendi kakiku lebih kuat
dari sebelumnya … aku merasa sakit sepeti tertusuk saat aku mencoba berjalan
dengan normal ” keluh nichkhun pada sang dokter yang langsung menghampirinya
dan berjongkok di depannya , dokter itu langsung mengambil tindakan memeriksa
kaki nichkhun
“ini akan baik-baik saja … perlahan
rasa sakitnya akan menghilang dengan terapi yang rutin “ nichkhun mengangguk
dan dokter itu kembali berdiri dengan tegak
“lalu apa aku harus berjalan tanpa
tongkat sekarang ?!”
“yah … untuk beberapa waktu
berjalanlah tanpa tongkat … tapi saat kau merasa lelah gunakan tongkat itu lagi
…” jelas dokter itu terhadap pertanyaan nichkhun
“ne … arraseo “
In wooyoung room
Nichkhun berjalan dengan pelan mondar
mandir di depan kasur wooyoung untuk
melancarkan kakinya untuk berjalan tanpa bantuan tongkat . nichkhun yang masih
mengenakan pakaian pasien rumah sakit dengan rambut pirang kecoklatan yang
sudah agak panjang itu terlihat begitu memukau karena poni rambutnya yang
berayun seiring dengan gerakan-gerakannya yang masih kesusahan untuk berjalan
. dia memandang wooyoung yang masih berbaring dengan tenang di ranjangnya
membuat nichkhun tersenyum
“bangunlah … kau harus bangun dan
menemaniku untuk terapi “ ujar nichkhun sekilas memandan g wooyoung , dia
lantas kembali mencoba berlatih untuk berjalan
“AHHH !!!!” nichkhun yang dengan
tiba-tiba mendengar sebuah teriakan seolah kesitan itu sontak terkaget dan karena
dia yang masih belum bisa berjalan dengan baik membuat dia terjatuh kelantai.
Dan langsung memandang kearah kasur dimana wooyoung berbaring dengan wajah yang
menampakan sedikit ringisan
Mata nichkhun sontak membulat tat kala
dia melihat wooyoung terengah-engah masih dengan posisi berbaring namun
sekarang matanya sudah terbuka
“wo..wo…woyoung-ah ?!” panggil
nichkhun tergagap dengan segera nichkhun mencoba untuk bangkit dan menghampiri
wooyoung
“gwaenchana ?! kau sadar ? benarkah ?
kau sadar ?! “ Tanya nichkhun memandang wooyoung tak percaya . wooyoung hanya
diam memandang nichkhun tanpa kata wooyoung mengedipkan beberapa kali matanya untuk
melihat nichkhun lebih jelas lagi
“kenapa kau berteriak ? huh ? apa ada
yang sakit ? mana ? aku akan penggil dokter sekarang !” nichkhun mencoba untuk
berjalan namun saat sudah melangkah dua langkah menjauhi ranjang wooyoung dia
baru tersadar jika untuk memanggil dokter atau perawat hanya tinggal menekan
tombol di samping ranjang . nichkhun dengan linglungnya kembali ke samping
wooyoung dan segera menekan tombol itu
“tunggu aku akan menelpon eomma… tapi
… dimana ponselku ? aku meninggalkannya dimana ? ah di kamarku iya mungkin di
kamarku “ nichkhun bicara seraya meraba2 seluruh saku di baju yang diakanakan. entah kenapa otaknya malah terganggu entah
saking senang atau saking paniknya saat dia mendapati wooyoung yang sadar namun
tidak berkata apapun dan malah diam tak bergerak kelakuan nichkhun jadi agak
membingungkan untuknya sendiri begitupun untuk wooyong yang masih memandangnya
dalam diam
“hyung ?!” Tanya wooyoung dengan nada
pelan , yang sukses membuat nichkhun mengalihkan pandangannya pada wooyoung
dengan sangat perlahan
“ne “ jawab nichkhun masih memandang
wooyoung. Wooyoung menutup matanya dan memelingkan wajah dari nichkhun, membuat
nichkhun bingung dan tidak mengerti dengan sikapnya
Nichkhun mendengar suara pintu di
bukan dan dia juga mendengar derap langkah beberapa orang yang memasuki ruangan
itu tapi dia sama sekali tidak menghiraukannya dan tetap focus memandang
wooyoung
“maaf tuan anda bisa tunggu diluar
sementara kami melakukan pemeriksaan ?!” seorang suster pada nichkhun dan
dengan bantuan suster itu ahirnya nichkhun keluar dari ruangan wooyoung duduk
di kursi tunggu yang ada di depan ruangan itu
Min memicingkan matanya saat dia
melihat nichkhun duduk di kursi ruang tunggu , itu sungguh janggal pikir min
karena putranya itu tidak akan mungkin meninggalkan wooyoung sendirian di dalam
sama. Min mempercepat langkah kakinya menghampiri nichkhun
“kenapa kau ada di sini ? apa yang
terjadi ? “ Tanya min langsung begitu dia berhadapan dengan nichkhun
“wooyoung sudah sadar … “ jawab
nichkhun lemah .
“jinja ? lalu bagaimana keadaannya ?!”
min bertanya dengan wajah yang sangat bahagia hingga matanya terlihat
berkaca-kaca
“dia sedang di periksa dokter …”
“ne … eomma akan menelpon appa … dia
pasti akan sangat senang “ min langsung mengeluarkan ponselnya dan dengan
segera menghubungi junsu sedangkan nichkhun memandang wajah bahagia min dalam
diam
“chagya … wooyoung …dia sudah sadar ….
Cepat datanglah kerumah sakit … dia sudah sadar … ne … aku akan menunggumu !
cepatlah “ nichkhun hanya mendengarkan percakapan min dengan junsu di telpon dengan
seksama.
#
#
#
#
#
#
“bagaimana perasaan mu sekarang ?!” Tanya min menggenggam tangan wooyoung dengan kedua tangannya. Wooyoung tersenyum pada min
#
#
#
#
#
“bagaimana perasaan mu sekarang ?!” Tanya min menggenggam tangan wooyoung dengan kedua tangannya. Wooyoung tersenyum pada min
“aku marasa sangat baik eomma …” ujar
wooyoung pelan
“kau masih lemah chagy … kau tahu kau
terlihat sangat … sangat sangat … kurus sekarang …. Kau harus cepat sembuh …”
min membelai pipi wooyoung dengan sayang sementara junsu yang berdiri di
samping tembok hanya bisa tersenyum melihat putranya itu sudah sadar. Wooyoung memandang nichkhun dengan
sudut matanya dan dia juga bisa melihat nichkhunn yang tengah memperhatikannya
juga
“AHHH!!!” wooyoung sontak melepaskan
tangan min yang menggenggam tangannya dan memegangi kepalanya dengan kedua
tangan bahkan terkesan menjambak rambutnya sendiri saat ini. Wooyoung duduk di
atas kasur dengan kedua tangan yang menjambak rambutnya sendiri
“waeyo ? apa sakit ?!” Tanya nichkhun
panic dan segera memeluk wooyoung dari samping , dia tidak sadar jika saat ini
ada min dan juga junsu di sekitar mereka
Wooyoung hanya menggelangkan kepalanya
lemah sedangkan min sudah sigap menekan tombol untuk memanggil dokter
“aku tidak apa2 “ ucap wooyong
menenangkan nichkhun yang terus memegangi bahunya. Wooyoung mendongak menatap
nichkhun danb tersenyum tanpa sengaja sudut mata wooyoung menangkap pandangan
mata junsu yang terlihat tidak suka dengan apa yang mereka lakukan . wooyoung
menuduk dengan canggung dan melepaskan tangan nichkhun dari bahunya dengan
perlahan. Min yang melihat perubahan ekspresi wooyoung yang taditersenyum pada
nichkhun sekarang meununduk dengan lesu langsung saja berbalik kebelakang dan
mendapati junsu yang tengah memandang garang ke dua anaknya
“kau sebaiknya istirahat khunie …”
ucap min pada nichkhun , nichkhun memandnag ibunya itu sekilas dan mengerti apa
yang di maksud min , dia lalu mengangguk dan berjalan meninggalkan ruangan
wooyoung
“kau juga …” ucap min pada wooyoung
,wooyoung mengangguk dan ahirnya kembali berbaring . min membanarkan letak
selimut wooyoung dan membelai rambutnya
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
Nichkhun room in hospital
Nichkhun membuka pintu ruang inap
miliknya dan masih berjalan masuk ke dalam ruangan itu dengan menunduk hingga
dia mendengar sebuah suara memanggilnya
“oppa !” nichkhun perlahan mengangkat
wajahnya memandang orang yang memanggilnya itu
“zia “
Flashback
"ada
yang kalian sembunyikan dari ku ?!" tanya nichkhun pada zia saat min sudah
keluar dari kamarnya . zia manggelengkan kepala seraya menatap dalam mata
nichkhun
"anii
... aku tidak menyembunyikan apapun ... tapi ... walau aku tidak menyembunyikan
apapun padamu ... aku ingin minta maaf ... mianhae ..." nichkhun
mengerutkan dahi mendengar penuturan yang di ucapkan zia
"mianhae
karena aku sudah mengganggu mu dan membuat mu berpisah dengannnya " bukan
memberikan sebuah gambaran atau penjelasan yang bisa di mengerti nichkhun , apa
yang zia katakan malah membuat nichkhun semakin bingung
"aku
sudah memisahkan mu oppa ... dari wooyoung !" nichkhun refleks membuka
matanya lebar saat mendegar apa yang zia katakan
"a...a..apa...maksud
mu ?!" tanya nichkhun semakin memperjelas apa yang sebenarnya ingin di
sampaikan oleh zia
“Apa maksud mu dengan memisahkan aku
dengan wooyoung ?” nichkhun yang baru saja terdengar gugup sekarang kembali
menenangkan dirinya sendiri
“aku tahu semuanya oppa … tentang oppa
dengan wooyoung , “
“apa maksud mu dengan aku dan wooyoung
… kami …” balum nichkhun selesai mencoba untuk memberikan penjalasan pada zia
yang walau mungkin akan berupa sebuah kebohongan zia suah menyela perkataan
nichkhun
“wooyoung sekarang koma !” ucap zia
menyela
“mwo ?”
“wooyoung sekarang koma … di hari kita
berangkat ke resort … wooyoung pingsan dan koma hingga saat ini … dia ….
Mengidap tumor otak … dan sekarang masih tidak sadarkan diri !”
“dimana dia ?!” nichkhun bertanya pada
zia yang tengah terisak dan tidak menjawab pertanyaanya mebuat nichkhun geram
“DIMANA DIA !!!???” Tanya nichkhun
berteriak pada zia
“dia ada di ruangan ICU … “
Nichkhun langsung mencabut selang
infus yang tepasang di tangan kirinya dengan kasar membuat darah mengalir dari
luka yang di sebabkan jarum infus tadi , dengan susah payah nichkhun turun dari
ranjang rumah sakit yang cukup tinggi
“oppa … apa yang kau lakukan ?!” Tanya
zia pada nichkhun yang sibuk berusaha untuk berdiri tak mengindahkan pertanyaan
zia
BRUUKKK
Nichkhun terjatuh tepat di samping zia
yang masih memandang lurus ke depan , kearah ranjang dimana nichkhun berada
tadi
“oppa … kau …” ucap zia di sela
tangisannya berbalik ke samping memandang nichkhun yang sudah berdiri lagi.
Nichkhun bejalan dengan susah payah menyeret kakinya yang terluka keluar dari
kamar itu membuat zia hanya bisa menangis dengan menutup mulutnya menahan
isakan
‘kau begitu mencintainya … kau membuat
aku merasa sangat rendah dan tidak berarti oppa’ zia terduduk di lantai dan
mulai menangis dengan tersedu-sedu sekarang tak kuasa untuk menahan tangisnya
lagi
end of flashback
“ini “ zia menyodorkan sebuah dokumen
di atas meja pada nichkhun . mereka sekarang duduk berhadapan di kamar inap
nichkhun
“apa ini ?!” Tanya nichkhun mengambil
dokumen itu dan membukanya
“dokumen perceraian kita “ nichkhun
terdiam memandang dokumen yang ada di tangannya sekarang , dia beralih
memandang zia yang tersenyum getir padanya
“perceraian ?!”
“ne… kita memang harus segera
berceraikan ? tidak mungkin kita tetap dalam status suami istri setelah semua
kejadian ini …”
“ini bisa menjatuhkan harga dirimu !
ayahmu … wartawan pasti akan membesar-besarkan berita ini … kita bisa berdiam
sampai waktu yang tepat “
“menunggu ?! agar tidak ada lagi namja yang akan
mendekatiku dan nanti mereka akan melihat status jandaku tiba-tiba ?!” Tanya
zia dengan nada bercanda
“bukan itu … maksud ku …”
“arraseo … tapi jika kita lama
menunggu waktu untuk bercerai maka semakin lama pula oppa akan bisa bersama
dengan wooyoung “
“zia-ah …”
“gwaenchana … bukankah lebih baik
seperti ini dari pada aku harus mengetahui semuanya ketika aku sudah semakin
menyukai mu oppa … ini akan jauh lebih sakit !” zia memegang dadanya sendiri
dan memberikan ekspresi sakit yang di dramatisir
Nichkhun tersenyum dan mengangguk
“lalu aku harus memanda tangani ini ?!” Tanya nichkhun menaruh kembali dokumen
itu ke meja
“ne … setelah itu … kita bisa segera
mengirimnya ke pengacaraku … dan seperti apa yang oppa katakan kita tidak perlu
menjelaskan apapun … tidak perlu mengatakan apa2 pada media “
“geurae … arraseo …”
In wooyoung room
Wooyoung tengah duduk bersandar di
atas kasur dengan sebuah headphone yang terpasang di telinganya . wooyoung
hanya serius mendengarkan musik sesekali bersenandung kecil dan tidak menyadari
jika sudah ada seseorang yang mendekatinya
Orang itu membuka headphone yang di
pakai wooyoung membuat wooyoung berbalik menatapnya
“zia “ ucap wooyoung setengah kaget ,
lalu dia tersenyum pada zia
Zia duduk di sebuah kursi yang ada di
samping kasur wooyoung, sedkit menghela nafas dan ahirnya memandang wooyoung
seraya tersenyum
“bagaimana kabar mu ?!” Tanya zia pada
wooyoung. Wooyoung membuka headphone yang masih tergantung dilehernya karena
tadi zia membuka headphone itu dengan menurunkannyake leher wooyung
“aku baik-baik saja “
“aku sudah bercerai dengan nichkhun
oppa … ” ujar zia membuat wooyoung menatapnya dengan perasaan bersalah
“ke…kenapa kau mengatakan itu padaku ?
kenapa kalian bercerai ?!” Tanya wooyoung tergagap memandang zia dengan ragu tapi zia hanya tersenyum dan menghela
nafasnya
“kau tahu yang terjadi ?!” Tanya
wooyoung lagi
Zia mengangguk “aku tahu semuanya …
jangan merasa kasihan padaku … aku sangat tidak suka di kasihani “
“bukan kasihan … aku minta maaf … aku
merasa bersalah padamu …” wooyoung
menundukan wajahnya tak berani menatap zia lagi.
“jangan seperti ini … aku baik-baik
saja … aku serius…” zia memegang tangan wooyoung dan membelainya pelan seraya
tersenyum
#
#
#
#
#
#
#
wooyoung yang tengah duduk di atas ranjang pasien hanya diam menunduk tak berkata apapun selama hampir satu jam ini , begitu juga dengan namja lainnya yang duduk di samping wooyoung , hanya diam sesekali memandang wooyoung dan bertanya hal2 kecil seperti ‘kau mau minum ?’ atau ‘bagaimana apa ada yang sakit ?’ sekedar pertanyaan yang sangat singkat dan di jawab juga dengan singkat oleh wooyoung , dan kemudian Susana menjadi hening kembali
#
#
#
#
#
#
wooyoung yang tengah duduk di atas ranjang pasien hanya diam menunduk tak berkata apapun selama hampir satu jam ini , begitu juga dengan namja lainnya yang duduk di samping wooyoung , hanya diam sesekali memandang wooyoung dan bertanya hal2 kecil seperti ‘kau mau minum ?’ atau ‘bagaimana apa ada yang sakit ?’ sekedar pertanyaan yang sangat singkat dan di jawab juga dengan singkat oleh wooyoung , dan kemudian Susana menjadi hening kembali
“kau mau jalan2 “ Tanya nichkhun pada
wooyoung seraya tersenyum mencoba peruntungannya kambali mungkin saja sekarang
Susana tidak akan menjadi hening kembali
Wooyoung mengangguk mengiyakan ajakan
nichkhun “ne … aku ingin keluar “ ucapnya sebagai jawaban
Nichkhun dan wooyoung berjalan bersama
di jalan taman rumah sakit , dengan wooyoung yang membawa tempat gantungan
infus di sampingnya yang dia seret sedari tadi sedangkan nichkhun yang masih
berjalan dengan menggunakan tongkat , mereka berdua sama2 memakai baju pasien
“hari ini kau akan melakukan operasi … semuanya pasti akan berjalan dengan baik “ nichkun bicara saat dia dan wooyoung duduk di kursi taman di halaman rumah sakit
“aku dengar hyung akan keluar dari
rumah sakit besok tepat di hari aku di operasi …” wooyoung menoleh kesamping
dimana nichkhun duduk si sampingnya
“ne … tapi aku pasti akan menemanimu …
aku akan menunggumu di depan ruang operasi … jangan khawatir …” ujar nichkhun
dengan lembut membalas tatapan wooyoung. Wooyoung mengalihkan pandangan matanya
memandang lurus ke depan sedikit menahan nafasnya dan kemudian menghembuskannya
dengan cepat
“aku takut hyung …” ucap wooyoung
masih dengan memandang lurus ke depan.
Nichkhun menggenggam tangan wooyung
erat dan berpindah dengan sedikit susah ahirnya nichkhun bisa berjongkok dengan
satu kaki yang dia luruskan di hadapan wooyoung yang tengah duduk di kursi
“hyung jangan bagini … kakimu masih
sakitkan ?!” wooyoung mencoba membangunkan nichkhun tapi nichkhun langsung
menggelangkan kepalanya
“anii …. Tidak sakit …” ucap nichkhun
menenangkan nichkhun membelai rambut wooyoung dengan saying “jangan takut …
semuanya akan berjalan dengan baik … kau … pasti akan sembuh …” ujar nichkhun
meyakinkan tapi wooyoung menggelengkan kepalanya cepat
“bukan itu … appa … dia …” wooyoung
menghentikan kalimatnya dan menduk menyembunyikan matanya yang sudah mulai
berair “aku tidak mau berpisah dengan mu hyung ….hiks ..”
Nichkhun beranjak dari berjongkoknya
dan menarik dagu wooyoung untuk mendongak menatapnya , nichkhun mencium kening
wooyoung seraya menuntup matanya cukup lama sedangkan woooyung yang di
perlakukan seperti itu juga menutup matanya dengan rapat membuat air matanya
jatuh begitu saja melewati pipinya
“kita tidak akan berpisah lagi … sekalipun
harus mati bersama mu … kita akan selalu bersama … sekalipun kita harus pergi
meninggalkan eomma dan appa … aku akan tetap bersama dengan mu … jadi … yang
harus kau lakukan …” nichkhun menghentikan kata2nya dan menahan nafas dan
menengadahkan wajahnya agar air matanya tidak jatuh setelah itu dia kembali
memandang wooyoung yang masih mendingak menatapnya dengan berurai air mata “kau
hanya harus sembuh … arrachi ?!” lanjut nichkhun Manahan tangisnya . wooyoung
mengangguk dengan cepat masih dengan air mata yang tidak mau berhenti mengalir
Nichkhun segera memeluk wooyoung yang
masih terduduk itu menempatkan kepala wooyoung di dadanya sesekali mencium
puncak kepala wooyoung sedangkan wooyoung membalas pelukan nichkhun dengan erat
menempatkan kedua telapak tangannya di punggung nichkhun.
#
#
#
#
#
#
#
junsu min dan juga nichkhun masih duduk di kursi ruang tunggu operasi , sudah hampir 4 jam dan belum juga ada kabar tentang wooyoung yang ada di dalam ruang operasi sana
#
#
#
#
#
#
junsu min dan juga nichkhun masih duduk di kursi ruang tunggu operasi , sudah hampir 4 jam dan belum juga ada kabar tentang wooyoung yang ada di dalam ruang operasi sana
“berapa lama lagi mereka aka nada
disana ?!” Tanya min khawatir dan tidak sabaran dan mondar mandir dengan tidak
karuan di depan ruang operasi , junsu sehera mendekati min dan memeluknya
“tenanglah … semuanya akan baik2 saja
“ ucap junsu dan membawa min untuk dudukdi kursi kembali. Junsu menoleh kearah
nichkhun yang sejak tadi hanya berdiam diri duduk di salah satu kursi yang ada
di sudut ruangan . matanya tertutup rapat dengan kedua telapak tangannya yang
dia satukan di depan wajahnya sejajar dengan bibir (?) gak ngerti singkat
cerita kaya tangan orang lagi berdoa di dalam gereja . dengan mulut yang
kadang2 terlihat berkomat kamit
Junsu memandnag nichkhun dengan lekat
memperhatikannya dengan seksama , dia sungguh ingin membiarkan nichkhun dan
wooyoung bersama tapi hatinya terkadang masih tidak bisa menerimanya
“dokter !!” min langsung menghampiri
dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi, junsu dan nichkhun yang
mendengar teriakan min juga langsung menghampiri dokter itu
“bagaimana ?! anakku ?!” Tanya min dengan
cepat saat sudah berhadapan dengan dokter itu
“operasinya berjalan dengan lancar …
jika pengeruh obat biusnya sudah habis dia akan segera sadar !” jawab dokter
itu dan kemudian menunduk dan meninggalkan mereka semua . tidak dapat di
pungkiri lagi sekarang nichkhun junsu dan juga min bisa bernafas lega sekarang
Satu minggu setelah operasi wooyoung
sudah bisa pulang ke rumah . dia hanya tinggal melakukan beberapa pengobatan
berjalan setelah ini .
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
In wooyoung room
“wooyoung ?!” panggil nichkhun saat
dia sudah masuk ke dalam kamar wooyoung tanpa mengetuk pitntu dan berjalan kearah
tempat tidur bagitu saja
“ah !!! ne !” ucap wooyoung dengan
panic dia langsung mengenakan kupluk dengan tergesa-gesa saat nichkhun
menghampirinya
“ada apa ?!” tanya wooyoung merapihkan
rambutnya yang masih sedikit keluar dari kupluk yang dia kenakan
“wae ? kau sepertinya sangat keget aku
masuk ke kamarmu ?!” Tanya nichkhun heran dan menunjuk pintu lalu menunjuk
wooyoung tanpa arti
“aku hanya tidak suka ada orang yang
melihatku dengan rambut yang acak-acakan seperti ini … hyung tahukan saat
operasi dokter memontong rambutku … mereka memotongnya dengan asal … membuat
model rambutku hancur …” keluh wooyoung sedikit malu dan tersenyum kecil
“kau tidak perlu seperti itu … kau
tetap sangat mempesona bagaimanapun juga dan kapanpun juga !” ucap nichkhun
mendekati wooyoung dan mengelus pundaknya dengan lembut
“ah ….anii …. Aku hanya tidak percaya
diri saja … “
“eomma sudah menyiapkan makanan
kesukaan mu … semuanya dari ayam … bagaimana ? kau pasti sangat senang kan ?!”
Tanya nichkhun meledek , wooyoung hanya bisa memajukan bibirnya dengan kesal
“kajja … kita turun saja … aku lapar
!” wooyoung berjalan mendahului nichkhun keluar dari kamarnya dan menuju ke
ruang makan . nichkhun tertawa kecil dan mengekori wooyoung ahirnya
Di ruang makan
“makanlah yang banyak … kau harus
segara sembuh !” min memasukan beberapa lauk kedalam mangkuk nasi wooyoung .
“aku sudah sembuh eomma … jangan
khawatir lagi padaku !” ucapnya dan kembali makan dengan lahap
Junsu memandang wooyoung dan nichkhun
bergantian , dan yang dia tangkap adalah nichkhun dan wooyoung sekarang tidak
suka berinteraksi dalam bentuk apapun saat di hadapannya
#
#
#
#
#
#
#
#
junsu tengah duduk dengan tidak nyaman di sofa yang ada di dalam kamarnya dia memutar-mutar gelas yang ada di tangannya itu dengan malas . min yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum kecil dan langsung saja menghampiri junsu , min sangat tahu apa yang tengah mengganggu pikiran suaminya itu
#
#
#
#
#
#
#
junsu tengah duduk dengan tidak nyaman di sofa yang ada di dalam kamarnya dia memutar-mutar gelas yang ada di tangannya itu dengan malas . min yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum kecil dan langsung saja menghampiri junsu , min sangat tahu apa yang tengah mengganggu pikiran suaminya itu
“wae ? kau sangat kesal hari ini ?!”
Tanya min pada junsu dengan nada menggodanya dan duduk di samping junsu . Junsu
memandang min dengan tidak suka seraya berdecak satu kali
“aku tidak suka tapi juga tidak bisa
menghentikannya “ ucap junsu yang terdengar ambigu tapi min mengerti kemana
arah pembicaraan junsu sekarang
“sudah aku bilang ini takdir kau tahu
?!” ucap min memeluk junsu dari samping, junsu menumpukan kepalanya di atas
kepala min yang tengah bersandar di bahunya
“aku tahu … biarkan saja semuanya
terjadi …” min mendongak dan mencubit hidung junsu dengan gemas menariknya ke
kanan dan kekiri
“yachh appo !” junsu melepaskan tangan
min yang tidak sopan itu dari hidungnya
“semua akan baik-baik saja … tentang
anak mereka bisa mencari ibu pengganti … yang pentingkan mereka bahagia jangan
terlalu banyak berpikir tuan presdir “
“emm… baiklah !!!” junsu memeluk min yang
duduk di sampingnya dari depan membuat dia mengurung min di antara sandaran
kursi dan tubuhnya
“keluarga kita harus hidup bahagia “ ucap
junsu menatap mata min dalam . min mengangguk dan mengecup bibir suaminya itu
In wooyoung room
“sampai kapan kita akan seperti ini ?!”
Tanya nichkhun yang tengah berbaring di ranjang wooyoung . sedangkan wooyoung
yang sibuk menyiapkan pakaian untuk dia kenakan besok hanya tetap focus pada
pekerjaannya
“apanya ? “ jawab wooyoung dengan
pertanyaan lagi yang terdengar acuh tak acuh
“hubungan kita … keluarga kita …. Dan
appa … ” ucap nichkhun dengan nada yang bagitu serius dan duduk di kasur
wooyoung . mendengar kata2 nichkhun yang begitu serius ahirnya wooyoung
berbalik menatap nichkhun
“aku tidak tahu ” ucac wooyoung dengan
nada yang sangat pasrah dan putus asa
“kita harus meminta restu appa secara
resmi ” wooyoung terlihat berpikir tapi kemudian dia mengangguk dengan lemah
“kita harus mecari waktu yang tepat …
aku masih takut dan belum siap sekarang “ nichkhun mengangguk seraya tersenyum
dia lalu bengun dan menghampiri wooyoung memeluknya dari belakang dengan hangat
“emh … wae ?” Tanya wooyoung dengan
sikap nichkhun yang tiba2 manja padanya . sinyal sudah menunjukan waspada bagi
woooyoung sekarang hingga dia melepaskan pelukan nichkhun dengan perlahan
hingga merenggang tapi belum terlepas
“aku hanya merindukan mu saja … apa aku tidak boleh memeluk mu …?! ”
nichkhun kembali tersenyum dan memeluk wooyoung lagi tanpa wooyoung sadari
nichkhun melepasakan topi yang dia pakai selama ini membuat wooyoung marah
“yachhh hyung kenapa kau melepaskan
topi ... “ belum wooyoung melanjutkan kata2nya nichkhun sudah membungkam
wooyoung dengan mulutnya sendiri . nichkhun melumat bibir wooyoung berulang
kali membuat wooyoung hanya diam tak berkutik
“kenapa kau selalu menggunakan topi
setiap saat bahkan di depanku … sudah aku katakan aku sangat menyukaimu …
bagaimanapun juga … aku menyukai segala yang ada padamu … jadi jangan halangi
apapun lagi di depanku !”
“tapi rambutku …” kesal wooyoung dan
berusaha mengambil topinya lagi dengan wajah yang sangat geram
“bukankah rambut yang acak2kan itu
sekarang sedang tren ?!” Tanya nichkhun dengan nada sedikit bercanda
“Aku tidak ingin bercanda dengan mu
!!!” ucap wooyoung dengan emosi
nichkhun mencakup kedua pipi wooyoung
dan dengan segera menyerang bibir wooyoung lagi beberapa lama wooyoung terdiam
dengan tangan yang sudah memegang topi tadi , setelah beberapa waktu wooyoung
membalas perbuatan nichkhun padanya tangan wooyoung melemas dan menjatuhkan
topinya ke lantai . mereka saling melumat dan mengulum beberapa saat berikutnya
nichkhun sudah memasukan lidah terampilnya ke dalam wooyoung . ciuman itu kian
menjadi panas dengan tautan bibir yang tidak terlepas nichkhun sedikt mendorong
tubuh wooyoung hingga menyentuh meja di belakangnya
“ahhh…. nghh… “ wooyoung mendesah
dengan nikmat hingga dia mendongakan kepalanya saat nichkhun sekarang mulai
beralih untuk mengisap lehernya dengan kuat meninggalkan beberapa jejak di
sana. Tangan nichkhun kini sudah membuka kancing baju wooyoung satu persatu
tanpa menghentikan aktifitasnya yang tengah mengeksplor leher wooyoung dengan
ganas
“ummphh … annnghhh …. “ tangan
wooyoung meremas rambut balakang nichkhun yang sekarang mulai menurunkan bagian
bahu kanan kemeja wooyoung , bibirnya menyusuri leher wooyoung hingga ke
bahunya dengan ciuman-ciuman dan juga tidak lupa meninggalkan beberapa jejak
disana.
Wooyoung mencoba menggapai kancing
baju nichkhun dan juga ikut membukanya tangannya menyusuri tubuh nichkhun
dengan lembut merasakan lembutnya kulit putih itu (mau !!!!) wooyoung memegang
dagu nichkhun dan sekarang dia yang memulai untuk menyerangnya dengan ciuman
penuh nafsu
Cut !!!!!! saya lagi gak feel buat nc
…. Hohohohohoho …. Yang punya nc khunyoung saya mau donk ….
Nichkhun tengah berbaring di kasur
wooyoung sedangkan sang pemilik berbaring dengan miring kearahnya menyangga
kepalanya dengan satu tangan .
“hyung …” panggil wooyoung pada
nichkhun yang masih sibuk menciumi tangannya dalam keadaan berbaring . mereka
hanya menggunakan selimut untuk menutupi tubuh neked mereka saat ini
“wae ?”
“Aku …” ucap wooyoung menggantung saat
ada yang membuka pintu dan masuk kedalam kamarnya . karena memang saat nichkhun
masuk kedalam kamar wooyoung dia tidak mengunci pintunya
“APPA !!!”
“A..appa ..”
Nichkhun dan wooyoung sontak
mebulatkan mata shock saat junsu tiba2 masuk kedalam kamar itu , nichkhun
dengan spontan bangun dari berbaringnya dan duduk di atas kasur begitupun
dengan wooyoung. Junsu yang malihat kedua anaknya dalam keadaan yang tidak
pantas hanya kembali berbalik meninggalkan kamar wooyoung
Wooyoung menutup wajahnya dengan kedua
telapak tangan seraya menggelengkan kapalanya “eothokae ?” Tanya wooyoung yang
tidak di tujukan pada siapa2 sedangkan nichkhun menggigit bibir bawahnya
bingung
#
#
#
#
#
di ruang keluarga
#
#
#
#
di ruang keluarga
Nichkhun duduk di kursi sebelah kanan
dengan wooyoung yang duduk di sampingnya sedangkan junsu dan min duduk
berhadapan dengan mereka
“kalian “ ucap junsu dengan pelan
namun itu cukup untuk membuat badan nichkhun dan wooyoung sontak menegang
“aku …” ucap junsu lagi
terpotong-potong “pergi ke amerika “ lanjutnya menggantung.
Wooyoung memandang min dengan tatapan
Tanya tapi min hanya tersenyum penuh arti yang malah wooyoung tidak dapat
mengartikanya
“menikahlah disana …” ahirnya junsu
menyelesaikan kalimatnya .
“NE ?!” Tanya wooyoung dan nichkhun
kompak , dengan nada yang di naikan
“kalian menikahlan di sana … jangan
seperti ini … “ junsu berdiri dan meninggalkan ruangan keluarga , meinggalkan
nichkhun dan wooyoung yang masih terbengong2 bingung dan belum dapat mengerti
apa yang terjadi
“eomma !” nichkhun berdiri dan menghampiri
min segara “apa yang terjadi ?!” Tanya nichkhun pada min dengan wajah yang
masih bingung
Min tertawa dan mengelus lengan
nichkhun “kalian menikahlah di amerika … jangan berpacaran seperti yang kalian
lakukan selama ini … itu tidak baik !” jawab min dengan nada manggoda dan juga
sedikit bercanda
“Appa mengijinkan kami menikah ?! dia
merestui kami begitu ?!” Tanya wooyoung yang juga mendekati min dan duduk di
sebelah kirinya sedangkan nichkhun masih berdiri di samping kanan min
“ne “ ucap min singkat dengan senyuman
bahagia
“jinjja ???!” Tanya wooyoung antusias
dan memeluk min dari samping dengan sangat kencang saat min mengangguk .
nichkhun juga ikut tertawa bahagia dan tidak mau ketinggalan untuk memeluk min
juga …
“eomma akan membantu kalian menyiapkan
semuanya “ ujar min yang tengah di peluk oleh nichkhun dan wooyoung .walau
terasa begitu sesak min tidak ingin melepaskan pelukan kedua putranya yang
tengah meluapkan kebahagiaan itu. Dan hanya tersenyum ikut merasakan apa yang
kedua anaknya rasakan karena itulah seorang ibu . sedangkan di suatu sudut
ruangan junsu tersenyun kecil memperhatikan anak2 dan istrinya yang tengah
berpelukan .
Huwa … tambah gaje …. Tambah aneh ?
dan tambah tidak bagus … dan tambah tidak bermutu dan tambah maksa ?! saya gak
tahulah .. walau sudah di repisi tetap tidak memperbaiki ini ….
Bagusss..bagusss..sedihhhh....senengggg..cemburruuuuu (kenapa bukan gw yg diposisi woo)
ReplyDeletega nyangka bakalan happy ending kirain woo nya bakal mati #plakkkk (ditabok woo)
uuhh...co cweet...
ReplyDeletebkin squelx donk chingu..jebaaaalll....^_^
~weny~
laalallalalan
ReplyDeleteseneng udah pernah baca yg chapter ini sebelumnya dan sangat tampak perbedaannya disini. disini khunwoo happy ending banget... haaaa adegan yg "iya-iya" nya walau dikit tapi udah hot #plaaakk
wah happy ending...di kira woo bkal mati ternya enggak...
ReplyDeletewahh akhirx end juga yah...
ReplyDeletesenegnya Khunyoung Happy ending..XD
oh yah aku ikutan shok loh waktu junsu tiba2 masuk kamar woo secara khunyoung lagi.... ohhhh seruuu de pokonya...
huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa autornya daeback dah hiks hiks hiks T.T
ReplyDeletehuwwwaaa,,,,thor kalo khunyoung nikah undangan jangan lupa kasih ke aku :D
ReplyDeleteakhirx happy ending T^T *terharu*
ReplyDeletebikin sequelx dong thoor..NCx jgn d cut doong XD
Hoooooaaaaaa... setelah selama 45 hari gag bisa buka internet gara2 lg KKN, akhir'a skrg bsa buka blog ini lgi.. ternyata q udah ktinggalan jauh bgt, huhuhuu.. ;( *Curcol*
ReplyDeleteAkhir'a ending juga ya ff ini..
thor, q blh request ChanHo (Chansung_Junho) couple gag,? soal'a q juga suka couple ituu, hehehe..
Kalo d'bikinin q mkasiih bgt lho thoor..
skian dr q dch, udh pnjg jg comment'a, hehe..
Gomawo thor, annyeong.. :D
-Putri LEN-
Ini sudah ke 8 kali aku baca ff ini dari part pertama sampai tamat
ReplyDeletekapan - kapan buat ff kayak gini lagi ya min
di tunggu ^,^
Baaaaaggggguuuuuuuuussssssssss thor nyesel baru nemu fic sebagus ini.
ReplyDelete