Dec 12, 2016

TRUE LOVE PART 2

 True love

Part 2


Ini adalah salah satu cerita yang saya secara pribadi sangat suka karena walaupun genre nya ber rate M tp tidak ada adegan porn ... seperti biasa segala macam yg ada hanyalah khayalan tidak bermutu saya jadi saya mohon untuk jgn bash saya ...









Nichkhun mengerjapkan matanya berulang kali mencoba mendapatkan penglihatan yang
lebih jelas dari sekedar cahaya buram. Perlahan pandangan matanya mulai terlihat jelas, cahaya buram tadi berubah jadi
sinar lampu kuning di langit2 ruangannya.

"kau sudah sadar " nichkhun menoleh ke samping kanan menemukan sahabatnya
tengah duduk di kursi samping ranjang

"taec ..." panggil nichkhun lirih, dia segera bangun dan duduk di atas ranjang dengan sedikit memijat pelipisnya sendiri mencoba mengurangi pening di kepalanya "aku pingsan " keluhnya menyadari apa yang sudah terjadi tadi malam.

"kau demam semalaman ... Membuatku panik " taec terdiam beberapa saat memperhatikan wajah nichkhun dengan ragu

"enggg nichkhun ..."

"wae ?"

"sebenarnya ... Apa yang terjadi semalam ... Aa. . . Apa . . . kau ..." taec semakin ragu untuk bertanya membuat nichkhun langsung menyelak kalimatnya begitu menyadari maksud taec.

Nichkhun segera berbalik memandang wajah taec dan tersenyum ceria "anii . . . Tidak ada yang terjadi ... Tidak ada apa2 " ujarnya meyakinkan namun taec malah diam dengan mata yang mengarah ke pergelangan tangan
nichkhun, nichkhun yang menyadari arah pandang taec juga ikut memperhatikan tangannya.

Nichkhun terkesiap dan segera memegang pergelangan tangan kirinya dengan tangan kanan.

"taec ... Gomawo ... Kau menjagaku semalaman , pasti kau sangat lelah setelah bekerja masih harus menjagku ... Aku sudah baik2 saja sekarang ... Pergilah beristirahat " titah nichkhun lembut. taec tersenyum semu seraya mengangguk,dia yakin nichkhun ingin menghindar takut jika dirinya kembali bertanya

"baiklah ... Aku pulang " taec beranjak dari duduknya membuat nichkhun dapat menghela nafas lega setelah dia keluar dari ruang istirahat nichkhun.

Nichkhun menggigit bibir bawahnya saat melihat cetakan warna biru ke unguan tercetak di atas kulit putih pergelangan
tangannya. Junho benar2 mencengkram tangannya dengan kuat ternyata.
.
.
**
"nichkhun ?! Kau mencari nichkhun ?" seorang security bertubuh besar dengan wajah garangnya bertanya pada namja kecil di depannya

"ne . . . Apa aku bisa menemuinya ?"tanya namja kecil itu lagi.

Security tadi memandang woo selidik dengan raut berfikir "kau benar2 ingin menemui nichkhun penari striptis itu ?! Memangnya
kau siapa ?" mata woo melebar,ketakutannya
selama ini terbukti. Berulang kali dia mencoba menyakal dari kecurigaannya terhadap nichkhun,namun pada akhirnya dia memberanikan diri untuk mencari kenyataan, dan mendapat jawaban yang benar2 tidak ingin dia terima.
**
.
.
"annyeonghaseyo . . . Jang wooyoung imnida " woo membungkuk hormat kepada salah seorang perwakilan perusahaan dimana dia bekerja magang.

"dia adalah mahasiswa yang dikirim universitas xxx untuk membantu perancangan apartement baru yang akan kita
bangun " jelas seorang yeoja pada atasannya yang tadi di beri hormat oleh woo.

"oh . . . . Baiklah selamat bergabung " namja itu mengulurkan tangan ke arah woo yang langsung dia sambut "hwang chansung" ucap namja tadi memperkenalkan diri.

Woo mengangguk satu kali dengan kaku saat melihat pancaran senyum tulus nan ramah dari chansung
.
.
.
Nichkhun berjalan mundar- mandir di depan pintu rumahnya sejak 15 menit yang lalu. Berulang kali dia mencoba menghubungi ponsel adik sulungnya namun ponsel itu tidak pernah aktif.

Nichkhun mendesah frustasi dan berlari ke arah kamar minji satu2nya gadis di rumah itu.

"minjia-ah ... Bangunlah sebentar chagy " nichkhun mengguncangkan lembut bahu
anak itu mencoba membangunkannya dari tidur.

"oppa ! ... Waeyo~ ?" rengeknya kesal karena tidurnya terganggu.

"minji ... Sejak kapan wooyoung oppa pergi ? Ini sudah jam 11 malam tapi dia belum pulang juga ... Ponselnya juga tidak aktif "
gadis kecil itu menguap seraya mengucek matanya

"wooyoung oppa pergi pagi2 sekali , dia bilang akan bekerja ... Oh, iya ... Ponsel wooyoung oppa di jual untuk membayar biaya rumah sakit "

"mwo ?! Biaya rumah sakit ? Rumah sakit untuk siapa ?" tanya nichkhun mulai panik

"wooyoung oppa berkelahi dengan anak jung ahjuma dan dia masuk rumah sakit , jung
ahjuma mengatakan akan melaporkan oppa ke polisi jika tidak memberikan uang " jelas anak itu panjang lebar.

Nichkhun tersenyum kaku mencoba untuk terlihat tenang seraya mengangguk,dia menyelimuti minji kembali

"tidurlah " ujarnya seraya mematikan lampu dan keluar dari kamar minji.

Debt !

Pintu masuk itu kembali tertutup membuat nichkhun yang mendengarnya segera menghampiri pintu masuk menemui wooyoung yang baru saja datang.

"kenapa kau baru pulang ? Kau kemana saja ?" mendengar berondongan pertanyaan dari
nichkhun woo hanya menatap hyungnya itu sinis dan berjalan hendak melewatinya begitu saja namun saat mereka berpapasan
nichkhun menyodorkan ponsel miliknya kepada wooyoung

"ambil ponselku ... Setidaknya kau harus memiliki ponsel agar aku bisa menghubungimu " woo hanya berdiri di hadapan nichkhun tanpa ada niatan untuk menjawab walau matanya menyiratkan tanda tanya "aku tidak akan bertanya kenapa kau
berkelahi ... Kau tidak mengatakannya berarti kau tidak ingin aku tahu ... Jadi ambilah " woo bersidekap dada dengan angkuh

 "siapa bilang aku tidak ingin hyung tahu ?! Aku berkelahi karena dia menghina mu ... Dia mengolok- ku ... Berteriak padaku tentang
apa yang kau kerjakan ... Aku memukulnya karena marah dan tidak terima ... Tapi belakangan aku tahu apa yang dia katakan itu benar ... Aku menyesal telah memukulnya " nichkhun hanya diam tak dapat berkutik dia tahu apa yang dia lakukan itu salah tapi dia tidak punya pilihan lain untuk jalan hidupnya

"aku benar2 malu karena mu ! Aku malu karena memukul orang yang hanya berkata kenyataan padaku !" lanjut woo berjalan meninggalkan nichkhun dengan menyenggol bahu hyungnya itu kasar hingga ponsel di tangan nichkhun terjatuh.

Nichkhun menutup matanya rapat2,menarik
nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Dia tidak ingin jika dirinya emosi
dan bertengkar dengan woo juga tidak ingin dirinya sampai menangis karena terluka dengan perkataan woo padanya barusan.
.
.
.
"apa kau ... " pria paruh baya itu berhenti sejenak memandang nichkhun dengan serba salah

"apa tuan muda itu bersikap kasar padamu ?!" tanya pria itu hati2.

Nichkhun menggeleng cepat "ani ... aku hanya tidak enak badan besok kembali bekerja seperti biasa " bohong nichkhun

"baiklah kalau begitu ... Sebaiknya kau beristirahat "

"manager !!"taec berlari kecil menghampiri nichkhun yang tengah berbincang dengan
managernya di salah satu lorong

"ada apa ?"

taec melirik nichkhun sekilas sebelum menjawab pertanyaan manager mereka "orang yang kemarin ... Dia datang lagi ... Dia ..." taec berbalik menghadap nichkhun "ingin menemui nichkhun lagi "

nichkhun hanya bisa memaksakan diri untuk
tersenyum mencoba untuk bersikap wajar dia tahu jika junho pasti akan datang kembali menemuinya dan itu terjadi "aku akan menemuinya "

.

Langkah kaki nichkhun terayun begitu pelan hingga jarak tak lebih dari 200 meter menuju
kamar vip dimana junhobmenunggunya begitu lama . Dia berjalan perlahan dengan telinga yang terus mendengungkan suara managernya beberapa waktu yang lalu
'lee junho ... Walau keluarganya tidak di catat secara resmi sebagai orang terkaya di asia tapi menurut kabar yang beredar harta dari hasil usaha legal maupun ilegal yang mereka
punya bahkan sudah tidak dapat terhitung , koneksinya bukan saja mafia2 jepang dan asia tapi juga para mentri dan pejabat
pemerintahan ... Hampir 80% mentri mendapatkan dana kampanye dari keluar lee
sehingga mereka juga bisa mengatur pemerintahan sesuai dengan kehendak mereka . . . Jangankan hanya menutup club ini ,mereka bahkan bisa menggulingkan presiden jika mereka ingin ... Dan laki2 yang menemui itu adalah pewaris tunggalnya '

nichkhun berhenti di hadapan sebuah pintu dia mengulurkan tangannya untuk mengetuk pintu itu namun baru satu kali ketukan pintu tadi langsung terbuka.

"nichkhun ..." gumam junho saat melihat orang yang dia tunggu telah datang. Nichkhun membungkuk hormat bersikap seolah begitu profesional.

"masuklah " ajak junho melebarkan daun pintu memberikannya ruang untuk masuk.

"malam itu ... Maaf aku tidak bisa menemani anda lagi ... Jika anda berkenan aku akan memanggil orang lain untuk menemani anda
malam ini " nichkhun bicara dengan formal dan penuh hormat bahkan dia terus menunduk tak menatap junho,entah karena
tatakrama atau hanya sekedar untuk menghindar.

"nichkhun " junho mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipinya namun gerakan refleks nichkhun membuatnya menghindar

"maaf ... Maaf tuan " ujarnya masih menunduk

"kenapa kau terus mengucapkan kata maaf padaku ?! Seharusnya aku yang mengucapkan kata itu padamu ... Aku benar2 menyesali tindakanku kemarin ... Aku benar2 minta maaf " ucap junho bersungguh2 penuh dengan ketulusan.

"tuan ... Aku benar2 minta maaf tapi aku harus pergi sekarang " nichkhun berjalan menuju pintu dan tanpa dia duga junho tiba2 saja memeluknya dari belakang melingkarkan tangannya di dada nichkhun menahannya. Tak bisa nichkhun pungkiri pelukan junho padanya memberikan rasa hangat yang menyelimuti hatinya.

"pergi dari sini ... Jadilah milik ku ... Aku pastikan kau akan hidup bahagia ... Aku tidak akan pernah membiarkan mu terus meminta
maaf pada orang lain, tidak akan ada yang merendahkan mu ... Kau tidak perlu bersikap penuh hormat pada orang2 lagi " ujar junho menumpukan dagunya di pundak nichkhun.

"junho-yah ..." panggil nichkhun melepaskan pelukan junho dan berbalik menghadapnya

"itulah perbedaan antara kita ... Aku mengucapkan kata maaf ribuan kali setiap hari hanya untuk bertahan hidup ... Dan kau adalah orang yang selalu mendapatkan
kata maaf ... Kita berlawanan ... Kita berbeda dan tidak bisa bersama ... Aku mohon lupakan aku anggap kita tidak pernah saling mengenal ... Jika kau tidak menemuiku lagi aku pastikan aku tidak akan pernah muncul di hadapan mu " ujarnya dengan lembut

"kau benar2 jahat ... Setelah membuaiku dengan kasih sayang dan membuatku jatuh di tangan mu lalu kau membuangku begitu
saja ?!" tanya junho dengan nada yang mulai meninggi.

"kau pewaris perusahaan , orang yang terhormat dan aku seorang pelacur yang hina ... Jadi sadarlah dan bangun dari alam
mimpimu !"

"geurae ... Jika itu masalahnya maka sangat sederhana ... Jika aku juga seorang pelacur kau mau menerimaku ?!" tanya junho dengan nada menantang.

"kau sudah gila ?!" bentak nichkhun

"jika hanya itu alasan nya . . . Hanya karena perbedaan itu , aku akan melenyapkan perbedaannya " junho begitu bersungguh2
keseriusan itu terpancar dari matanya

"aku mohon jangan menyulitkanku " ungkap
nichkhun terakhir kali sebelum keluar dari kamar vip itu meninggalkan junho.
.
.
.

Setelah hari dimana terjadi pembicaraan antara dirinya dan junho, nichkhun tetap menjalani hidup dan pekerjaannya seperti
biasa sedangkan lee junho ?! Sudah 3 hari setelah kejadian itu nichkhun tidak pernah
mendengar kabarnya . Walau dia memaksa dirinya untuk bahagia karena semua berjalan seperti yang dia rencanakan,membuat junho menjauhinya namun jauh dalam bagian perasaan terdalamnya nichkhun merasakan
sakit dan kecewa . Hati seorang nichkhun yang sebenarnya juga tidak ingin berpisah dari junho, orang yang dia sayangi, mendapati junho begitu mudah melepaskannya juga menyakiti hatinya.

Nichkhun membasuh wajahnya dengan air dari kran wastafel lalu memandang pantulan wajahnya dari cermin "fighting !" ujarnya
memberi semangat pada dirinya sendiri.

Selama ini nichkhun memang memikul semua bebannya sendiri tidak ada orang lain untuk berbagi atau seseorang yang menyemangatinya dan itu alasan mengapa dia memberikan semangat kepada dirinya sendiri saat ini. Setelah merasa siap dia segera keluar dari ruang istirahat pribadinya untuk melakukan pekerjaannya menari seperti malam2 sebelumnya.

"annyeong " nichkhun menyapa beberapa host club yang berkumpul di belakang panggung , ada yang tidak lajim di lihat oleh nichkhun orang2 itu segera berhenti berbincang setelah dirinya datang.

"semuanya ! Aku ada rekan baru untuk kalian " teriak manager dari arah belakang membuat nichkhun segera berbalik.

"perkenalkan . . . Ini lee junho ... "manager itu terdengar ragu dan takut saat memperkenalkannya

"dia akan bergabung di club malam kita " lanjutnya merampungkan kalimat.

Dukk

nichkhun menjatuhkan kaleng minuman yang dia pegang,menatap junho tak percaya dengan mulut yang terbuka lebar.

"namaku junho ... Aku mohon bantuannya " junho membungkuk ke arah orang2 yang akan menjadi rekan kerjanya itu. Membuat suasana menjadi canggung seketika.

"nichkhun giliran mu !" salah seorang namja yang baru saja turun dari stage berteriak kepada nichkhun,membuat dia melangkahkan kaki menjauhi junho dengan ragu.
.
.
"ada apa ? Kenapa ribut sekali " taec yang tengah meracik minuman di meja bar bertanya tanpa dia tujukan pada siapa walau jelas2 nichkhun duduk di hadapannya.

"molla ... " timpal nichkhun alakadarnya tanpa ada minat sedikitpun.

"nn ... Nich ... khun " gagap taec dengan mata yang memandang ke arah mini stage yang ada di belakang tubuh nichkhun

"wae ?!" taec menunjuk arah stage dengan dagunya membuat nichkhun membalikan badannya penasaran. Matanya membulat hampir saja keluar dari tempatnya saat melihat di atas stage terdapat seorang host
senior bernama jinwoon tengah berdiri di samping junho yang sudah topless menampakan tubuh bagian atasnya yang cukup atletis dan tentu saja pemandangan tadi membuat kegaduhan di antara para pengunjung yang termanjakan penglihatannya.

"perhatian pengujung semuanya malam hari ini ada seseorang yang baru saja bergabung
dengan kita dan seperti biasanya . . . Kita akan adakan pelelangan untuknya . . . "
jinwoon melirik junho dengan tatapan kagum "woah . . . Tampaknya rekan baru kita benar2 masih fresh . . . Lihat kulitnya ... " jinwoon memegang lengan atas junho merasakan kerasnya otot lengan namja itu

"dan ototnya ... Bayangkan kenyamanan saat di peluk dengan lengan kekar seperti ini "
ujarnya dengan ekspresi penuh minat membuat gemuruh penonton semakin riuh .

Jinwoon nyeringai dan berbalik kembali ke
arah penonton "baik kita mulai dari harga lima ratus ribu "

"700" teriak seorang yeoja paling belakang.

"satu juta " namja yang berdiri di bawah panggung ikut menawarkan.

"dua juta " ujar yeoja tadi

"tiga juta " namja di sebelah kiri juga ikut menawar

"sepuluh juta !" seorang namja yang baru saja datang langsung berteriak di depan pintu

"sebelas juta " namja di sisi kiri kembali berteriak

"dua puluh juta " namja di ambang pintu itu kembali berteriak , wajah tampannya mengukir ekspresi yang tidak dapat di tebak orang lain saat ini.

"sial " gumam junho pada dirinya sendiri memandang namja tadi dengan geram.

Sementara itu di salah satu sudut club nichkhun mendesah bingung dengan apa yang sebenarnya tengah junho lakukan saat ini.

.

Junho dan namja pemenang lelang tadi tengah berdiri di depan pintu sebuah kamar . Di samping kanan dan kiri namja tadi terdapat dua orang bodyguard yang tak lepas darinya sejak tadi.

"kau tidak benar2 berniat tidur denganku kan ?!" junho bertanya to the poin pada namja bernama minjun di hadapannya.

Minjun bersedekap dada memandang wajah junho santai "wae ?! Aku rasa itu menarik "

junho mendengus kesal "tidak kah ini lucu ?! Dua hari yang lalu kita bahkan saling menodongkan pistol di kepala masing2 ... Dan sekarang ?!"

"kemarin adalah hal yang berbeda dengan saat ini ... " minjun melangkah mendekati junho "yach ... Kau top atau bottom ?!" tanya minjun menyusuri jajaran kancing kemeja junho dengan jarinya

"menurut mu ?!" tanya balik junho. Tanpa sengaja junho melihat nichkhun berjalan ke arahnya membuat fikiran lain muncul di otaknya

"aku pikir kau benar2 tertarik denganku ... Kajja kita mulai " junho merangkul bahu minjun membuat namja itu berubah ekspresi kaget

"MM ... MWO ?!" junho hanya tersenyum puas dan mendorong minjun memasuki kamar.

Meninggalkan nichkhun yang melambatkan langkahnya. Dia menghela nafas dan berhenti berjalan dari jarak beberapa meter dari pintu kamar yang junho masuki "ya tuhan ... Apalagi ? Cobaan apa lagi ini ?"

.
.
.

Pagi ini masih seperti biasa sepulang dari club malam nichkhun segera menyiapkan sarapan dan membantu kakek untuk mandi lalu memandikan adik laki2 minji. Setelah semuanya siap dia juga masih harus menyuapi kakek dan mengantar adik minji ke sekolah

"tunggu ! Minji ... Bantu adik mu memakai sepatu. ne ? Dan antar dulu dia ke sekolah ... Oppa harus membawa kakek berobat "

"ne " gadis kecil itu mengambil tasnya dan berjalan keluar dari rumah dengan patuh.

.
.

Dret dret dret

nichkhun yang baru saja hendak masuk ke kamar kakek merogoh ponsel di sakunya saat mendengar suara getar ponsel namun ternyata bukan ponsel miliknya yang berdering. Dia lantas celingukan mencari sumber suara yang ternyata berasal dari sebuah ponsel yang di letakan di atas meja. Nichkhun mendekati ponsel itu dan melihat
satu panggilan masuk dari seseorang yang bernama chansung.

Nichkhun hendak mengangkat telpon itu namun wooyoung yang baru saja keluar dari kamar mandi segera merebutnya. Woo segera mengangkat telpon itu dan berjalan keluar dari rumah menjauhi nichkhun tanpa
mengatakan apapun.

"ponsel ? Darimana dia mendapatkan ponsel ?" nichkhun yang merasakan firasat buruk segera bergegas memasuki kamar wooyoung. Menyurusuri setiap sudut kamar itu dengan teliti. Nichkhun menutup mulutnya yang ternganga saat melihat tumpukan tas berisi pakaian dan juga sepatu bermerek di sudut lemari woo.

Nichkhun juga menemukan laptop baru dan beberapa tas ransel bermerk yang sudah di
gunakan walau masih terlihat baru . Alat2 lukis dan juga buku2 pelajaran yang tidak dapat wooyoung beli sebelumnya karena terlalu mahal.

Clekk

pintu kamar itu terbuka oleh sang pemilik.

"hyung ! ! kenapa hyung masuk ke kamar ku ?!" tanya woo murka saat mendapati nichkhun berada di dalam kamarnya tanpa ijin.

"darimana kau mendapatkan semua itu ?!! DARI MANA KAU DAPATKAN SEMUA BARANG MAHAL ITU ??!!" teriak nichkhun emosi.

Woo terdiam sejenak seolah berfikir "aku bekerja !" jawabnya singkat dan bergegas menuju meja belajar dan memasukan buku2nya ke dalam tas.

Nichkhun menarik bahu woo kasar menghadapnya "kau pikir aku bodoh ?!!! Kau hanya pekerja magang dari universitas ! Kau
juga baru bekerja beberapa hari ... Tidak mungkin mendapatkan uang sebanyak
itu !! Darimana kau mendapatkannya ?!!!" bentak nichkhun tak sabaran.

Woo menghempaskan tangan nichkhun dari bahunya dan menatap nichkhun tajam "yang
jelas aku tidak mendapatkan semua itu dengan cara menjual diri atau mempertontonkan tubuhku di hadapan orang2 dengan meliuk-liuk menjijikan
seperti apa yang hyung lakukan !"

PLAKK

sebuah tamparan keras mendarat dengan mulus di pipi kiri woo .

"hyung !" panggilnya penuh penekanan dengan tangan kiri yang memegang pipinya yang terasa berdenyut dan panas.

Nichkhun mengepalkan kedua tangannya yang bergetar hebat,matanya mulai memerah
dengan gurat wajah yang mengeras "kau benar-benar ..."

BLAM !
pintu kamar itu di banting oleh nichkhun yang berjalan cepat meninggalkan rumah.

.
.
.

Junho menghitul gepok demi gepok uang yang dia dapat di hadapan jinwoon dan juga taec.

"satu juta . . . Dua juta ... Ini untuk mu " junho menghitung dua gepok uang di depan wajah
jinwoon yang sudah tidak sabar untuk menerima komisi darinya atas pelelangan malam kemarin walau dia menghitung dua gopok uang tapi dia mencabut beberapa
lembar uang dan memberikannya pada jinwoon.

"YACK ! ! LEE JUNHO !" protes jinwoon tak terima karena junho mengerjainya sedangkan taec hanya dapat tertawa terbahak2 menyaksikan hal itu.

"itu sudah cukup untuk mu " timpal junho sok tak berdosa yang terlihat menyebalkan.

"hey nichkhun " tiba2 saja taec berhenti tertawa membuat junho juga segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk.

"nichkhun " junho segera turun dari kursi dan berlari menghampiri nichkhun yang terlihat tidak baik. Wajahnya pucat dan tubuhnya gemetaran

"gwaenchanayo ?" panik junho memegangi bahunya.

Nichkhun hanya membisu dengan manatap mata junho sekilas sebelum dengan tiba2 dia
memeluk junho dengan kuat. Junho tersentak kaget atas perlakuan nichkhun namun kedua tangannya tetap membalas pelukan nichkhun padanya

"ada apa ?" tanya junho lagi antara bingung dan penasaran namun ternyata nichkhun masih enggan bersuara dan malah semakin mengeratkan pelukannya menenggelamkan wajahnya di bahu junho .

Walau junho tidak mengerti apa yang tengah terjadi namun dia tetap membelai punggung
nichkhun lembut menenangkan. Mereka sama sekali tidak menyadari pandangan aneh dan shock dari dua orang yang sejak
tadi memperhatikan mereka berdua.

.
.

"minumlah dulu " junho memberikan segelas air pada nichkhun . Nichkhun segera menerima gelas itu namun karena tangannya masih gemetar gelas tadi malah terjatuh dan
membasahi celananya.

"akh !" junho segera mengambil tisu lalu berlutut di hadapan nichkhun membersihkan celananya

"aa... Aku memukul wooyoung " gerakan tangan junho terhenti dan mendongak.

"kau bertengkar dengannya ?"

"aku tidak tahu kenapa dia terus berkata kasar padaku ... aku hanya tidak ingin dia hidup sepertiku " junho menggenggam
tangan nichkhun seraya bangkit dan duduk di sampingnya.

"aku tahu ... " junho menarik tengkuk leher nichkhun mendekat padanya menenggelamkan tubuh lemah itu dalam pelukannya "dia hanya belum menyadari kasih sayang mu "

beberapa menit terdiam dalam pelukan junho yang menenangkannya nichkhun mulai meregangkan pelukan itu menatap wajah junho dalam jarak yang cukup dekat.

Menyadari jika junho juga tengah memandangnya membuat jantung nichkhun berdegup kencang,seakan terjadi peningkatan suhu dia merasakan tubuhnya mulai tidak nyaman dan wajahnya terasa terbakar membuat nichkhun mencoba untuk menarik diri dari junho namun junho tetap menahannya dalam posisi semula. Perlahan
junho mulai mendekatkan wajahnya ke arah nichkhun membuat nichkhun semakin
gelisah saat hidung mereka bersentuhan nichkhun merasa jika jantungnya berdebar
kencang membuatnya menahan nafas. Junho menyusuri lekuk hidung nichkhun dengan ujung hidungnya hingga berakhir di
pipi nichkhun dan menghirup wanginya.

Dada nichkhun bergerak naik turun dengan cepat , tangan kanannya mulai meremas sofa menyalurkan kegugupan dan itu
cukup di sadari oleh junho. Junho mengarahkan bibirnya melumat bibir atas nichkhun bersamaan dengan tangan kirinya yang menggenggam tangan kanan nichkhun yang tengah meremas sofa, dia menautkan jemarinya di antara jemari nichkhun sedikit
meremasnya memberi isyarat agar nichkhun tak segan untuk meremas tangannya.

Sementara tangan kanan junho perlahan
mendorong tubuh nichkhun untuk terbaring. Seiring dengan detik yang berjalan nichkhun
mulai meremas agresif tangan junho saat ciuman mereka semakin dalam dan ...

CUT ! ! !
*buahahahahahaha (ketawa setan)*
.
.
.

Nichkhun menghela nafas panjang masih dengan memandang wajah junho yang tertidur lelap di sampingnya .

Tangannya terulur untuk menyentuh rambut junho namun terurung sebelum terjadi.
Nichkhun hanya bisa memandang junho tanpa keberanian untuk menyentuhnya, dia lantas memutuskan untuk segera keluar dari ruang istirahat pribadinya di club meninggalkan junho yang masih terlelap.
.
.
Drep drep ...

Langkah nichkhun terhenti di sebuah gang sempit menuju rumahnya. Otak nichkhun seakan terganggu membuat tangannya bergerak sendiri menyusuri lengannya hingga mendekap tubuhnya sendiri dengan
menutup mata seolah kembali meresapi setiap sentuhan junho padanya malam tadi.

Beberapa detik berikutnya dia membuka
mata. Nichkhun menadahkan tangannya dan tersenyum "salju pertama ... Sudah turun " gumamnya sendirian .

.
.
.

Junho mengepalkan tangannya kuat menyalurkan amarah. Matanya bergulir ke samping kiri melihat tumpukan uang yang
terdapat di atas meja. Junho berdecih sinis memandang tumpukan uang itu sebelum
mengambil uang tadi dan melemparkannya sekuat tenaga hingga lembaran2 uang itu
berhamburan di udara.

"ARRGHH !" junho mengusap wajahnya kasar
.
.
.
.

TBC !!!!! yuk mari di komen yg mau lanjutan nya ... cman biar saya tau aja apa ff ini ada yg baca atw engga ... gtu doang sih ...

2 comments:

  1. hadooohhhh,pas konsentrasi baca,, malah tbc...
    lanjuut kak,, pliss jangan lama-lama..
    tiap harin kepoin blog kaka terus..

    ReplyDelete
  2. lanjot thor.. ceritanya kerreenn

    ReplyDelete