Dec 17, 2016

don't remember me 6

 Don't remember me part 6
(Protect the boss new ver.)



Pairing : junho x nichkhun
Rate : T
Genre : romance


Saya sejak part awal ff ini pas ngetik psti berasa gatel trs soalnya kan kebiasaan dulu klo nulis ff pasti ada kata2 korea nya jadi pas bikin yg ini saya nyoba bersih dari kata2 korea malah jdi gak nyaman buat saya nya ... jadi begini readersdeul mulai sekarang klo penempatannya tepat dan enak mungkin saya pakek kata2 korea lagi dikit ....


Let's go !!!!






Suar dering ponsel yang nyaring sama sekali tidak memberikan efek pada seorang namja yang tertelungkup di bawah tangga tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dari kepalanya.

Sementara di tempat lain junho terus saja menghubungi ponsel nichkhun yang selalu saja terhubung ke kotak suara.

Dia berjalan tergesa2 dengan tangan yang tak henti2 nya bergerak mengoprasikan ponselnya untuk menghubungi nichkhun.

Betapa paniknya dia ketika tidak dapat menghubungi nichkhun dan mendapat kabar dari kediaman nichkhun bahwa presdir mereka itu belum sampai di rumah. sedangkan supir kim yang sudah menunggunya berjam2 di kantor sama sekali tak melihatnya bahkan setelah dia mencari ke dalam gedung kantor sekalipun.

"Kau dimana ???!!!" Junho menggeram sendiri saat untuk terakhir kalinya terhubung dengan kotak suara. Dia segera mamasuki mobilnya dan menyalakan mesin namun belum sempat junho menginjak pedal gas suara dering ponsel terdengar di telinganya.

Junho meraih ponsel hitam miliknya yang tergeletak di kursi samping, melihat layar ponsel itu yang menampakan panggilan dari nomor yang tidak di kenal

"Yeoboseyo " ucapnya begitu mengangkat telpon tadi.

*

*

*

*

Junho keluar dari mobilnya dengan tergesa2 saat dia tiba di depan sebuah gedung rumah sakit. Dia bahkan lupa untuk menutup pintu mobilnya kembali beruntung karena seorang security rumah sakit segera memarkirkan mobil junho dengan benar setelahnya.

Dia berlari dengan tergesa2 memasuki ruang unit gawat darurat hingga tanpa sengaja menyenggol atau menabrak beberapa orang yang juga berlalu lalang di sana.

Langkah kaki junho terhenti saat dia mengedarkan pandangan matanya pada setiap kasur yang berderet rapih di dalam ruangan mencoba untuk mencari sosok nichkhun.

Dia lantas kembali berlari menghampiri sebuah kasur saat melihat orang yang tengah dia cari terbaring di kasur yang ada di sudut ruangan.

Junho berdiri di sisi kasur dimana nichkhun terbaring menutup mata dengan perban yang melingkar di kepalanya.

" apa anda wali nya ?"

Junho berbalik mendapati seorang dokter muda yang asing baginya. Orang yang baru saja bertanya.

" nde " jawab junho dengan singkat kembali memperhatikan nichkhun yang masih setia terlelap.

Drap Drap Drap

Seorang dokter muda dengan pakaian casual berlari dengan terburu2 menghampiri kasur dimana junho berdiri di sampingnya.

Dia lantas berdiri di sisi junho dengan nafas tak beraturan dan dada yang naik turun dengan cepat karena nafasnya yang memburu.

" apa yang terjadi ? Aku... bahkan meninggalkan pacarku di tengah jalan saat mendengar kabar presdir di bawa ke mari karena terluka " masih dengan nafas yang tersengal dokter yang di ketahui bernama kim minjun itu bertanya.

" maksud senior orang ini ?!" Tanya dokter muda yang tadi bersama junho dengan polosnya.

" iya !! Lalu kau pikir siapa ? " omel minjun dengan tangan yang merampas paksa stetoskop dari tangan dokter magang yang jadi juniornya di rumah sakit ini " apa dia pingsan saat di bawa kesini ?"

" iya ... dua orang security di kantornya menemukan dia pingsan di bawah tangga darurat dengan luka di kepalanya .... dia belum sadarkan diri hingga saat ini "

Minjun mengambil senter kecil dari saku jas juniornya dan memeriksa mata nichkhun yang masih terpejam " mana hasil pemeriksaan nya ?!"

Dengan sigap junior minju itu memberikan hasil foto rongen pada tangan minjum yang sudah menadah. Minjun membuka amplop besar itu dan memperhatikan isinya dengan seksama

" dari hasil rongen nya luka yang dia alami hanya luka di luar tengkorak kepalanya saja ... "

Minjun yang masih memperhatikan foto itu mengangguk " aku akan melakukan MRI dan CT scan ... segera siapkan "

" baik senior !" Dokter muda tadi segera bergegas pergi untuk melaksanakan apa yang minjun perintahkan padanya.

" jadi bagaimana ? Apa dia baik2 saja ?!" Minjun berbalik mendapati junho berdiri di belakang tubuhnya

" ah ... iya untuk sementara aku tidak bisa mengatakan apapun ... jika hanya luka di luar tengkorak presdir tidak akan pingsan selama ini ... tapi aku juga belum bisa memastikan apapun sebelum hasil test nya keluar ... bisa saja presdir hanya mengalami shock "

Junho mengangguk " aku mengerti "

" aku akan langsung memindahkan presdir ke ruang rawatnya setelah melakukan test ... jika dia siuman dan masih berada di sini dia bisa mengamuk "

"Emmm" dehan junho menyetujui

*

*

*

*

" kau tidak tidur ?!" Minjun yang memasuki ruang rawat vvip yang nichkhun tempati bertanya dengan heran saat dia mendapati junho masih saja terjaga di 3/4 malam itu.

" aku tidak bisa tidur ... mungkin insomnia "

" hasil test nya sudah keluar ... sejauh ini dia baik2 saja ... hanya mengalami shock ringan pada otak ... besok dia pasti akan sadar tapi ... " kalimat minjun yang menggantung membuat junho mendongak memandang dokter muda yang berdiri di hadapannya dengan terhalang kasur nichkhun itu.

" tapi ?!"

" itu mungkin shock yang bisa memancing ingatan presdir kembali " lanjutnya dengan ragu seolah mengerti jika apa yang dia ucapkan bisa memberikan efek bagi kehidupan junho.

" benarkah ?? " junho tersenyum semu dengan menunduk " sangat baik jika seperti itu " lanjutnya dengan suara yang pelan.

.

Nichkhun mengerjapkan matanya saat mencoba untuk bangun dari berbaring dengan membuka mata. Dia merasa sangat pusing dengan rasa mual yang sangat parah pada perutnya ketika dia bisa duduk dengan sempurna di atas ranjang.

Tangan kanannya menutup mulutnya dengan kuat saat di merasa jika isi perutnya memberontak ingin keluar, dan dengan tenaga yang masih lemah dia memaksakan turun dari ranjang dan berdiri untuk berjalan kearah toilet.

Sekembalinya dari toilet Nichkhun berdiri di tengah ruang rawatnya memandang jam dinding yang terpajang di salah satu tembok lalu mengalihkan pandangan matanya pada sebuah tv yang masih menyala walau dengan suara yang pelan. Dan di depan tv tersebut di atas sebuah sofa terlelaplah seorang pria dengan posisi duduk bersandar.

" apa yang kau lakukan di sini ?!" Tanya nichkhun pada orang tersebut yang sama sekali tidak menyadari pertanyaannya.

.

Jam terus berputar dan nichkhun masih dengan setia duduk di atas sebuah meja dengan kepala menyender pada tiang infus yang menempel di punggung tangannya, memandang orang yang masih tertidur di hadapannya. Hingga tanpa dia sadari di luaran sana matahari mulai menggeliat keluar dari sarang memberikan cahaya pada mahluk di bumi.

" annyeong " sapa nichkhun dengan ringan dan polos ketika dia melihat junho mulai membuka mata. Membuat orang tersebut tersentak kaget.

" ya tuhan !" Kaget junho segera menegakan posisi duduknya " kau sudah sadar ? Kenapa tidak membangunkan ku ? Sedang apa kau duduk di situ ?!" Tanya junho dengan bertubi2

Nichkhun memajukan bibirnya mengejek " hanya ingin melihat mu saja... jadi aku memutuskan untuk tetap diam hingga kau bangun "

" apa kepala mu tidak sakit ?!"

" tentu saja sakit ... "

Junho berdiri dari kursinya menghampiri nichkhun yang masih duduk di meja. Dia perlahan menarik tangan nichkhun untuk berdiri dan menuntunnya kembali ke atas ranjang

" kau bilang kepala mu sakit jadi beristirahatlah " ucap junho sembari menyelimuti nichkhun yang masih salam posisi duduk di atas ranjang.

" apa kau gila ? Aku pingsan sejak semalam dan kau masih menyuruh ku tidur ??! Ini bahkan sudah pagi " keluh nichkhun yang sudah duduk di atas kasur dengan paksaan dari junho itu.

" benarkah ?!" Junho merunduk membuka tirai pada jendela yang ada di samping nichkhun " ahh ... iya sudah pagi ... hehehehe ...."

" aku lapar " keluh nichkhun lagi singkat dengan wajah yang dia buat terlihat sedih yang sangat di buat2

" aku akan membelikan makanan untuk mu... tunggulah sebentar aku akan mencuci muka dan keluar membelinya " junho berbalik hendak menuju kamar mandi

" aku ingin ayam goreng crispy pedas " teriak nichkhun membuat junho kembali berbalik memandangnya.

Kening junho berkerut bingung " karena kepala mu terbentur kau jadi berpikiran kacau ... kau baru saka siuman ... aku akan membelikan mu bubur " bantahnya

" aku tidak akan memakannya ! Yang terbentur itu kepala ku bukan lambung ku ... jadi apa masalahnya dengan ayam pedas ?!" Nichkhun juga ikut membantah membuat mereka berdua ada dalam posisi saling menatap tajam satu sama lain tak ada yang ingin mengalah.

Tok tok tok

" MASUK !"  Teriak junho dan nichkhun berbarengan, walau sejak tadi mereka berseteru karena perbedaan pendapat tentang makanan tapi kali ini hati mereka kompak untuk berteriak.

" presdir sudah sadar ?" Minjun yang merupakan dokter pribadi nichkhun masuk ke dalam ruangan di ikuti oleh seorang suster di belakang nya " bagaimana perasaan presdir sekarang ?"

" baik ... sangat baik " jawab nichkhun cepat dan penuh keyakinan membuat minjun tersenyum menyaksikannya

" hasil CT scan dan MRI nya baik ... dan kelihatannya presdir juga baik2 saja "

" jadi aku boleh pulang ?!"

" ya ... jika presdir ingin begitu ... presdir bisa pulang hari ini juga ... tapi tetaplah ingat datang setiap bulan untuk check up "

" dia ingin makan ayan crispy pedas " sela junho pada percakapan antara dokter dan pasiennya.

Nichkhun mendelik ke arah junho dengan sudut matanya " tidak jadi ! Aku pulang saja makan di rumah !" Ketusnya membuat junho tersenyum menang dan tanpa mereka sadari dokter muda bermata panda di hadapan mereka akhirnya bisa bernafas lega karena masih bisa menyaksikan pertengkaran yang akrab antara junho dan nichkhun.



In car

" kenapa kau bisa jatuh ?!" Junho menoleh ke samping kanannya sekilas sebelum memutar kemudi kearah kiri pada perempatan jalan.

" karena terpeleset "

" kenapa bisa terpeleset ?" Tanya junho lagi walau kali ini tanpa menoleh ,dia berfokus mengemudi karena lampu lalu lintas sudah menunjukan warna kuning

" lantai nya licin !" Jawab nichkhun cepat namun dia segera menatap junho tajam dengan posisi menghadapnnya " apa kau akan bertanya kenapa lantainya licin sekarang ?!" Terka nichkhun dengan yakinnya

" tidak ... " jawab junho dengan menoleh kearah nichkhun yang masih memandangnya " aku ingin bertanya kenapa kau turun dengan tangga darurat dan bukannya naik lift "

" lihat ke depan !!" Bentak nichkhun membuat Junho yang baru sadar jika dirinya mengemudi dengan pandangan mata yang malah melihat nichkhun langsung menghadap kearah depan kembali " kau bukan seorang polisi yang bertugas mengintrogasi ku kan ?!"

" apa tidak boleh aku bertanya ?!"

" tidak boleh !" Ketus nichkhun menyilangkan tangan di depan dada kembali memandang kedepan dengan bersandar nyaman di jok mobil.

Junho berdecih kesal dengan sikap nichkhun padanya hingga dia memutuskan untuk berdiam diri di sepanjang sisa perjalanan mereka menuju kediaman nichkhun. Sementara di sisi lain nya nichkhun juga hanya diam tanpa merasa bersalah dengan sikapnya pada junho.

Akhirnya setelah melalui setengah perjalanan dengan saling berdiam diri mereka telah sampai di depan gerbang rumah nichkhun, junho segera membuka sabuk pengamannya dan keluar dari mobil dan begitu juga dengan nichkhun.

" masuklah... makan dan istirahat " junho hanya bicara dengan singkat pada nichkhun saat mereka berdua berdiri di depan gerbang. Dia bahkan langsung pergi meninggalkan nichkhun yang masih di luar begitu saja.

" kau marah pada ku ?!" Teriak nichkhun menghentikan langkah kaki junho yang sudah ada di samping mobilnya

" iya " jawab junho singkat dengan nada yang malas. Dia segera membuka pintu mobilnya namun baru saja pintu itu terbuka dan belum sempat dirinya masuk dia merasakan seseorang memeluknya dari belakang

" aku sangat takut " nichkhun mengeratkan pelukannya pada junho sementara dia membenamkan wajahnya di punggung pria itu " saat aku sadar ... aku bahkan tidak mau memakai otak ku ini ... aku takut jika tiba2 aku akan mengingat sesuatu ... dan harus pergi meninggalkan mu "

Junho memegang tangan nichkhun yang melingkar di perutnya " itu sebabnya kau duduk di atas meja dan diam tak bergerak "

" emmm..... " nichkhun merubah posisinya hingga saat ini pipi mulusnya itu bertumpu pada punggung junho " aku menunggu ... apa yang akan terjadi saat itu "

Junho melepaskan pelukan nichkhun padanya dan berbalik hingga dapat berhadapan dengan nichkhun " lalu apa yang terjadi ?"

" kau menarik ku ke atas ranjang "

Junho terkekeh mendengar jawaban dari nichkhun yang sebenarnya sama sekali tidak salah " baiklah ... sekarang masuk dan makanlah ... kau sama sekali belum makan apapun pagi ini ... "

" kau tidak ikut masuk ?!"

Junho menggelengkan kepalanya pelan " aku akan ke kantor sekarang "

" baiklah ... aku mengerti " junho mengelus lembut pipi nichkhun dengan ibu jarinya sebelum dia beranjak memasuki mobil dan pergi meninggalkan nichkhun yang masih berdiri di depan rumahnya.

Sepeninggalan junho nichkhun segera mengeluarkan ponsel yang ada di saku celananya untuk menghubungi seseorang " ini aku ... apa kau sudah melakukan apa yang aku perintahkan semalam ?!"

"............................................"

" bagus ... aku akan ke sana dalam setengah jam " nichkhun memutus sambungan telponnya dan berjalan masuk ke dalam halaman rumah miliknya dengan santai.

*

*

*

Sebuah mobil sport merah berlogo kuda terparkir di depan sebuah bangunan tua yang di penuhi dengan puing2 reruntuhan berdebu yang kotor. Hingga seseorang keluar dari mobil tersebut dan berjalan masuki bangunan gedung yang masih belum runtuh.

Orang itu terus melangkahkan kakinya menaiki satu persatu anak tangga hingga matanya menangkap sebuah pemandangan. Beberapa orang berpakain preman tengah berkumpul dengan satu orang berlutut di antara mereka dengan tangan terikat dan wajah menunduk.

" boss ini orang nya " sang boss hanya diam memperhatikan cairan merah yang menetes ke atas debu pada lantai bangunan dari wajah menunduk seseorang di hadapannya

Pria tadi berjalan semakin mendekat dan saat jarak antara dirinya dan orang yang berlutut itu hanya beberapa meter salah satu dari preman menjambak rambut belakang orang yang menunduk hingga dia terpaksa mendongak.

Pria yang di panggil boss itu meringis seolah ikut merasa sakit ketika melihat wajah orang yang menunduk itu sudah sangat hancur dan berlumuran darah

" wajah mu bahkan tidak akan dapat di kenali ... semuanya bengkak dan berdarah "

Pria itu lantas berjongkok mensejajarkan dirinya dengan tawanan itu " kenapa kau keras kepala ? Seharusnya kau jawab saja apa yang mereka tanyakan padamu ... tanpa harus bertemu dengan ku "

Nichkhun, orang yang para preman itu panggil dengan sebutan boss akhirnya tersulut emosi ketika orang yang dia ajak bicara hanya diam terlebih lagi tidak menjawab pertanyaan nya.

" kau pasti tahu bukan ?! Julukan ku ... aku " nichkhun meletakan telapak tangannya di dada seolah menegaskan siapa dirinya.

" iblis berwajah malaikat ! Sekalipun wajahku ini sangat baik tapi tidak dengan hati ku ... aku akan membiarkan mu hidup atau mati dengan tenang jika kau menjawab pertanyaan ku ... tapi jika tidak ... aku akan membuat kematian mu sangat sulit jadi jawab pertanyaan ku ! "

Nichkhun memperhatikan wajah yang sudah tak berupa di depannya sejenak " siapa yang menyuruh mu melakukannya ?! " nichkhun terdiam memandang orang itu tajam menunggu jawaban namun orang itu tetap bungkam hanya berusaha untuk menghirup udara selagi dia bisa.

Nichkhun mendesah putus asa seraya berdiri menjauhi orang tadi " terserah jika kalian ingin mengulitinya hidup2 atau melemparnya ke kandang anjing gila yang lapar .... atau menenggelamkannya di tengah laut ... yang jelas buat dia sadar jika dia sudah salah memilih orang untuk bermain " ucapnya dengan santai berjalan dengan membelakangi orang2 tadi hendak menuju ke mobilnya

" HAN JAE HUI ! " teriak orang yang berlutut itu lantang membuat langkah kaki nichkhun yang hendak menyentuh anak tangga terhenti " nyonya han jae hui yang ... menyuruh ku "

Nichkhun menghela nafas dalam sebelum kembali melangkah "Lepaskan dia ... pastikan mulutnya tertutup " Masih dengan posisi yang tidak berubah , membelakangi semua orang tadi nichkhun bicara. Dia lalu berjalan menuruni anak tangga untuk meninggalkan tempat itu.

*

*

*

Nichkhun duduk dengan santai di dalam suatu ruangan dimana hanya terdapat dua buah kursi yang saling berhadapan dengan terhalang sebuah meja persegi panjang kecil.

Tak lama setelah dia duduk masuklah dua orang wanita ke dalam ruangan itu. Seorang wanita di antaranya mengenakan pakaian tahanan. Wanita berpakaian tahanan itu langsung duduk di hadapan nichkhun tanpa bicara sepatah katapun sementara wanita yang membawanya tadi sudah keluar

" untuk apa kau datang ke sini ?!"

Nichkhun mengedikan bahu acuh "seharusnya kau bertanya apa kabar ku ... setidaknya itu yang akan di lakukan seorang ibu "

Wanita yang ada di hadapan nichkhun itu memandangnya dengan tajam, kedua tangannya yang ada di bawah mejapun terkepal dengan kuat

Nichkhun menegakan punggungnya untuk duduk dengan baik " melihat ekspresi mu sepertinya kau sangat kesal karena aku masih hidup "

" tentu saja ... aku sangat kesal karena masih bisa melihat wajah mu "

" kau satu2 nya wanita yang tidak suka dengan wajah ku ini "

" pergi kau dari hadapan ku !!!! " usir wanita itu dengan nada yang tinggi seraya menggebrak meja membuat ekspresi nichkhun yang sejak tadi santai seketika berubah dingin

" kenapa kau masih berusaha untuk menyingkirkan ku .. seharusnya kau tahu bahwa begitu aku mendapatkan semua harta itu maka aku akan membuat surat wasiat yang tentu saja isinya tidak akan ada nama mu "

"Karena aku sangat membenci kalian !!!" Ucap wanita itu dengan dingin.

" karena aku mendapat semua harta itu dan junho menjebloskan mu ke penjara ?!"

" bukan ! " wanita itu tersenyum sinis " untuk apa aku membenci lee junho ?! Dia bahkan hanya anjing peliharaan !"

Kali ini nichkhun yang meradang ketika wanita yang sangat dia benci ini menghina junho di hadapannya " lalu apa kau bukan ?!"

" iya ... karena itulah aku sangat membenci mu yang selalu berusaha untuk menyingkirkan ku "

" aku tidak berusaha untuk menyingkirkan mu... hanya saja berbaik hati untuk mengembalikan mu ke tempat asal mu !"

" kau dan ayah mu adalah orang2 yang mengerikan ... kau begitu membenciku dan terus menjerat leher ku hingga aku tidak bisa bernafas ... dan ayah mu ... sekalipun kau dan junho yang sudah membunuh nya tapi dia tetap saja seperti itu... dia bahkan hanya perduli pada mu ... bahkan hingga akhir hidupnya dia selalu memikirkan mu"

" tentu saja... karena aku anak nya !"

" lalu apa anak yang aku kandung ini bukan ??!! Anak yang aku kandung juga anak presdir ... darah dagingnya !"

" apa ?!" Tanya nichkhun tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar, bahwa ibu tirinya ini tengah mengandung anak dari ayahnya.

" kenapa dia bahkan tidak memikirkan anak ini ?? Walaupun aku hanya anjing peliharaannya ... tapi anak ini anak presdir juga " wanita yang tak lain adalah han jae hui ibu tiri dari nichkhun itu saat ini menitikan air matanya untuk pertama kali dengan perasaan yang tulus. Tidak ada nada tinggi atau tatapan tajam darinya lagi yang ada hanya uraian air mata dan wajah terluka darinya.

 " kenapa presdir tidak perduli pada anaknya ini ? Kenapa hanya kau ? Semua harta itu dia berikan pada mu bahkan saat dia tahu betul kau pasti akan langsung menendangku ke jalanan ketika dia mati " jae hui menunduk dalam dengan air mata yang semakin deras mengalir dari kedua matanya sementara nichkhun hanya diam bergeming dalam duduknya dengan wajah yang datar.

" aku tidak pernah berniat untuk mencelakakan mu jika saja ... kau mau menghormati ku sedikit saja dan membiarkan aku hidup dengan tenang untuk membesarkan anak ini... di tempat dimana dia seharusnya berada "

" jangan melewati batas ! Aku diam bukan berarti hati ku berubah " air mata jae hui berhenti menetes seketika dengan wajah tak percaya jika nichkhun kembali bicara dengan dingin tanpa iba padanya " tempat seharusnya dia berada bisa saja tempat yang berbeda dalam persepsi ku !" Nichkhun segera berdiri meninggalkan ruangan itu meninggalkan jae hui yang tertawa getir sepeninggalannya.

*

*

*

In nichkhun home

" apa ? Kenapa bibi tidak melarangnya pergi ?! Dia bahkan baru saja keluar dari rumah sakit " nichkhun terkekeh dengan memajukan bibirnya ketika dia menyaksikan pemandangan junho yang tengah mengomel pada pelayan di rumahnya karena sudah membiarkan dia berkeliaran keluar rumah.

" apa kau pikir aku tipe orang yang akan menuruti perintah orang lain ?!" Teriakan nichkhun yang berdiri di ambang pintu itu sukses membuat kedua orang yang tengah berbicara serius itu menoleh padanya.

" kau darimana ?"

Nichkhun hanya berjalan santai mendekati junho dan pelayannya tanpa menjawab apa yang junho tanyakan " bibi .. aku lapar ... siapkan makanan untuk ku ya?!"

Pelayan yang sudah merawat nichkhun dari kecil itu hanya tersenyum melihat kelakuan nichkhun yang memang selalu seenaknya
" nde " ucapnya patuh dan bergegas untuk menyiapkan makanan yang nichkhun minta.

" aku baik2 saja ... jangan khawatir ... " jelas nichkhun dengan di selingi tawa kecilnya seraya menggandeng tangan junho menuju ruang makan.

" terimakasih " seperti biasanya pelayan itu menaruh mangkuk makanan di atas meja dimana nichkhun dan junho sudah duduk di sana dengan antusias melihat semua makanan yang tersaji.

" junho "

" emmm ?"

" kenapa kau tidak pernah mengajak ku ke rumah mu ?! Bukannya seseorang akan membawa pacar mereka pulang ke rumahnya untuk menghabiskan malam ?!"

" uhuk ... uhuk ... " junho menghalangi mulutnya yang terbatuk dengan tangan yang masih memegang sumpit sementara mulutnya penuh dengan makanan.

" wae ?? Kita bukan pasangan remaja yang masih bersekolah bukan ??! Kita sudah sama2 dewasa ... kenapa respon mu seperti itu ?!" Gerutu nichkhun dengan kesal mengambil kerang dari piring dengan sumpit dan memasukannya ke dalam mulut.

Junho dapat melihat pelayan yang tengah menuang air putih ke dalam gelasnya dengan menahan senyum sementara nichkhun hanya terus makan dengan santai

" kenapa kau bicara seperti itu di hadapan bibi ?!" Geram junho setelah pelayan tadi pergi meninggalkan mereka berdua di ruang makan.

" waeyo ? Bibi bukan anak di bawah umur bukan ?!"

" nichkhun !"

" apa ?" Sungut nichkhun sama sekali tak menciut ketika junho memanggil namanya dengan penuh penekanan menandakan jika dirinya tengah emosi.




In office


" presdir yakin dengan ini semua ?!" Sangsi chansung. Seorang pengacara muda bernama lengkap hwang chansung itu mencoba untuk meyakinkan dirinya dan juga sang klien sebelum dia benar2 melaksanakan perintah klien nya itu.

" aku yakin ! Jadi lakukan saja " jawab nichkhun mantap mengambil gelas berisi jus di hadapannya " lakukanlah " lanjutnya sebelum menyedot jus miliknya itu dengan tersenyum.

" baiklah presdir " setuju chansung pada akhirnya membereskan semua map yang ada di atas meja.

" selamat siang presdir.. " nichkhun dan pengacara hwang langsung menoleh pada sumber suara yang tak lain adalah junho.

" direktur lee " sapa chansung membungkukan badan dengan hormat pada junho.

" kenapa kau ada di sini ?!"

" aku juga kariawan di sini bukan ?! Kenapa aku tidak boleh datang ke cafetaria kantor ini ?!" Jawab junho sekaligus tanya nya.

Melihat gelagat dan juga bahasa yang di gunakan oleh junho dan juga nichkhun bukanlah bahasa formal chansung merasa bahwa dirinya memang tidak seharusnya berada di sana lebih lama lagi hingga dia memutuskan untuk pergi

" presdir sepertinya saya harus segera kembali ... saya akan mengabari presdir tentang hal ini secepatnya "

" baiklah... " setuju nichkhun

" saya permisi presdir ... direktur " chansung membungkuk hormat pada nichkhun dan junho bergantian lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Junho duduk di hadapan nichkhun mengisi kursi kosong yang di tinggalkan chansung " apa yang presdir bicarakan dengan pengacara hwang ?!"

" rahasia "

Junho mendengus mendengar jawaban nichkhun yang amat singkat dan padat

" sikahkan direktur ..." seorang pelayan menghampiri meja dimana junho berada dan menaruh gelas kopi di atasnya beserta beberapa makanan

" aku akan pulang cepat hari ini "

" wae ? "

" aku ingin membawa pacarku pulang ke rumah malam ini " ujar junho ringan bahkan saat pelayan tadi masih di meja mereka membuat pelayan itu terkaget hingga hampir menjatuhkan piring di tangannya.

" uhuk .... uhuk ... uhuk ..." nichkhun yang tengah meminum jus pun terbatuk karena tersedak saat mendengar apa yang junho katakan padanya. Dia memandang tajam junho yang malah memasang wajah cool di hadapannya.

" permisi presdir ... direktur " ujar pelayan itu sebelum pergi

" waeyo ?!" Tanya junho dengan sok polosnya ketika pelayan tadi sudah menjauh dari mereka

" kenapa kau bicara seperti itu ?!"

" kenapa ? Pelayan itu bukan wanita di bawah umur bukan ??!" Nichkhun hanya bisa berdecak kesal dengan sikap junho yang sudah balas dendam padanya.


.


" ayo masuk !"

Junho saat ini sudah berada di dalam apartement nya walau masih tak jauh dari pintu karena menunggu nichkhun yang masih berdiri di luar dan belum melangkahkan kakinya untuk masuk.

" apartement ku sangat bersih dan rapih walau hanya aku sendiri yang tinggal di sini karena akan ada orang yang membersihkannya setiap hari "

Nichkhun perlahan mulai masuk ke dalam apartement junho, dia memutar pandangannya ke segala arah memperhatikan setiap detil ruangan tersebut " apartement mu sangat mewah ... pasti kau mendapat gaji yang sangat besar dari perusahaan tempat mu bekerja "

Junho tersenyum seraya membuka jas yang dia pakai  dan menaruhnya di atas sofa " mungkin itulah salah satu keberuntungan ku ... karena aku bekerja pada sektor swasta "

" dimana kamar mu ?"

Junho menunjukan sebuah pintu di belakang tubuh nichkhun dengan dagunya sama sekali tak bersuara namun nichkhun tetap mengerti terlihat dari sikapnya yang langsung berbalik melihat pintu itu

" kita belum makan malam ... aku akan memasak sesuatu untuk mu ... kau mau apa ?"

" pasta " nichkhun membuka pintu kamar junho dan masuk ke dalamnya tanpa permisi namun itu sama sekali tidak membuat junho keberatan.

" mandilah ... dan ganti pakaian mu sembari menunggu pasta nya siap !" Junho membuka lemari dapurnya mengambil bahan2 yang dia perlukan untuk membuat spaghetti carbonara. Dia lalu menyiapkan panci dan mendidihkan air yang di beri garam dan minyak zaitun di dalamnya untuk merebus pasta yang tadi dia ambil.

" aku akan mandi setelah makan saja" nichkhun duduk di kursi yang ada di pentri sementara junho berdiri di hadapannya dengan terhalang meja pentri dan kompor

" apa kau benar2 bisa memasaknya ?!"

" lihat saja " jawab junho santai merebus pasta begitu dia merasa cukup dia segera menuangkan isi panci itu ke atas sebuah saringan hingga pasta dan airnya terpisah. Junho menyisihkan pasta tadi dan mulai membuat sausnya,

Dia mengiris bawang bombay dan bawang putih dengan lihainya membuat nichkhun takjub saat menyaksikan hal itu.

" apa kau pernah bekerja di restoran ?!" Gumam nichkhun bertanya dengan heran saat melihat keahlian junho yang satu ini. Bahkan junho bisa dengan cepatnya memecahkan telur dengan satu tangan dan mengocoknya dalam mangkuk.

" tidak pernah "  dia lalu menumis bawang putih dan bawang bombay yang tadi dia iris lalu memasukan cream cheess dan juga cream kental berserta merica dan garam ke dalam wajan, setelah itu dia menuangkan susu dan telur kocok ke dalamnya mengaduknya dengan spatula hingga sausnya mengental sempurna.


" kau benar2 terlihat seksi saat seperti ini... " nichkhun menopang dagunya dengan sebelah tangan di atas meja sementara matanya tidak pernah lepas untuk memperhatikan junho yang tengah memasak dengan masih memakai kemeja kerjanya yang berwarna putih dengan lengan yang di gulung.

" bukannya kau ingin terlihat seksi ?! Kemarilah dan masak bersama ku jika begitu" junho memasuk pasta yang tadi dia sisihkan dan menggoyangkan gagang wajan di atas kompor untuk mengaduknya.

" aku akan terlihat seksi saat melakukan hal lain " elak nichkhun melepaskan diri untuk tidak terlibat dalam acara memasak junho.

" diamlah dan dekatkan bibir mu pada ku !" Mendengar perintah junho kali ini nichkhun dengan patuhnya segera melaksanakan hal itu. Dia berdiri dari kursinya untuk bisa mencondongkan tubuhnya lebih dekat kearah junho yang masih terhalang meja pentri begitupun dengan junho yang ikut mencondongkan tubuhnya semakin mendekat pada nichkhun.

Junho memiringkan wajahnya saat hidung mereka hampir bersentuhan dan akhirnya kedua bibir mereka bertemu. Junho melumat bibir atas nichkhun dan nichkhunpun melumat bibir bawah junho berulang kali. Nichkhun memiringkan wajahnya kearah berlawanan untuk berganti posisi sementara lidahnya saat ini sudah dengan terampil bermain di dalam mulut junho.

" ada apa ? Apa kau ingin mengatakan sesuatu ?!" Heran junho saat tiba2 saja nichkhun menarik diri membuat ciuman mereka berakhir.

"Mmm "

" mwoya ?"

" pastanya bisa hangus jika kita terus seperti itu "

" ya tuhan ! " junho langsung mematikan kompor di dekatnya. Untung saja nichkhun terasadar pada waktu yang tepat untuk mengingatkan junho hingga makan malam mereka kali ini masih bisa berjalan dengan baik.

Junho meletakan pastanya pada piring dia lalu membubuhkan pitersely di atas hidangannya sebagai hiasan " tada ~ makan malam nya sudah siap "

Junho memberikan dua piring pasta tadi kepada nichkhun yang langsung membawanya ke meja pendek yang ada di depan tv sementara junho mengambil botol wine dan gelas.

" mana lilin aroma terapi nya ?!" Teriak nichkhun bertanya seraya mengacak2 laci yang ada pada meja kecil di samping sofa.

Bukan menjawab pertanyaan nichkhun junho malah terdiam di tempat, tangannya yang hendak menuang wine pada gelaspun terhenti.

" junho !" Panggil nichkhun membuyarkan lamunan junho hingga dia terjengkat kaget.

" iya ..." jawabnya setelah sadar dan menuang wine pada gelas yang dia bawa dengan hati2 karena pikirannya sekarang sedikit terusik.

" mana lilinnya ?"

" di laci dapur ... aku lupa membereskannya "

" biar aku ambil " nichkhun segera berdiri untuk berjalan kearah dapur sementara junho hanya terus memperhatikannya dengan seksama hingga nichkhun yang sudah berada di dapur langsung membuka sebuah laci di samping microwape dan mengambil dua buah lilin berwarna lavender.

Nichkhun kembali menghampiri junho yang saat ini sudah berada di ruang tv dan duduk berselonjor di hadapan junho dengan terhalang meja. Dia lalu menaruh kedua lilin tadi di atas meja kecil di samping sofa yang tak jauh dari tempat duduknya dan menyalakan lilin tersebut.

" waeyo ?" Tanya nichkhun heran melihat ekspresi junho yang hanya terus memandang wajah nichkhun tanpa berkedip.

" aniya " junho menggelengkan kepalanya dan tersenyum " ayo makan ... cobalah masakan ku " ujar junho sebelum menyuapkan pasta ke dalam mulutnya.

.

Suara gemericik air dapat tertangkap indra pendengaran junho saat ini karena dia tengah duduk di sofa single yang di letakan di samping kamar mandi dalam kamarnya.

Dan tentulah sang pembuat suara gemericik tak lain adalah nichkhun yang tengah mandi di dalam sana.

Junho menghela nafas berat seolah menerima beban besar di otaknya hingga membuatnya merasa penat dan akhirnya mengambil botol wine yang tersimpan di meja di sampingnya dan langsung menenggak minuman itu dari botolnya.

Clekk

" apa kau haus ?!" Nichkhun yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan kimono handuknya bersandar di bingkai pintu memandang junho yang tengah menenggak wine dari botolnya dengan heran.

Junho tersenyum kecil dan malah kembali melanjutkan aktifitasnya tak menghiraukan pertanyaan nichkhun.

" tch ... " nichkhun berjalan hendak melewati junho namun tanpa dia duga junho menarik tangannya hingga dia masuk ke dalam pelukan junho dengan hidung yang saling bersentuhan.

" kau tahu ... kau ... begitu indah " junho membelai pipi kanan nichkhun dengan tangan kirinya dengan pandangan mata yang tak lepas memperhatikan setiap detil wajah nichkhun sementara tangan kanannya masih memegang botol wine

" kau mabuk ?! Atau salah makan obat ?!"

Junho terkekeh, dia lalu membingkai kedua sisi wajah nichkhun dengan telapak tangannya, menjatuhkan botol wine yang tadi dia pegang begitu saja ke atas karpet hingga tumpah membasahi karpet berbulu krem itu " bagaimana bisa aku mabuk karena meminum satu teguk anggur ... tapi kau ... bisa membuat ku mabuk dalam sekejap " ucap junho begitu dekat dengan wajah nichkhun karena saat ini hidung merekapun masih bersentuhan.

" jangan banyak bicara ... otak mu semakin kacau " nichkhun mengalungkan kedua tangannya di leher junho, dia lalu mengeliminasi jarak antara dirinya dan junho dengan menyatukan bibir mereka sementara tangan junho mulai menarik kimono nichkhun ke belakang hingga pundak mulusnya itu terekspos jelas di mata junho.


And than ... all you know what they are to do .
...



In office


Junho celingukan ke kanan dan ke kiri ketika dia tiba di ruangan kerja nichkhun yang dia dapati kosong bahkan sekertaris yoon juga tak terlihat di sana.

" direktur !" Sapaan seorang wanita dari arah belakang tubuhnya membuat junho berbalik dan tersenyum

" apa presdir sedang rapat ?!"

Sekertaris yoon menggeleng, masih dengan berdiri di ambang pintu sekembalinya dari toilet " presdir pergi ke rumah sakit ... "

" apa presdir sakit ?"

" tidak ... sepertinya presdir baik- baik saja hari ini ... hanya saja dokter kim tadi menelpon dan memintanya untuk datang ke rumah sakit "

Junho mengangguk mengerti " baiklah kalau begitu " dia lalu berjalan maju mendekati sekertaris yoon yang memang masih ada di pintu keluar ruangan

" enngg ... direktur !" Panggil sekertaris yoon menghentikan langkah kaki junho yang hampir saja melewati dirinya

" iya "

Sekertaris yoon menelan salivanya cepat menghilangkan ke raguan nya untuk bicara "beberapa hari yang lalu presdir memerintahkan park jin young secara pribadi untuk mencari orang yang menyerang beliau di tangga darurat "

" apa ??! Jadi malam itu presdir terjatuh karena ada orang yang mencoba untuk mencelakakannya ?!" Kaget junho. Dia sama sekali tidak mengetahui apa2 tentang itu karena memang nichkhun seolah menutup-nutupi itu semua darinya dengan bersikap santai dan terus menghindar setiap kali di tanya.

" tta...ta..tapi ... direktur ... masalahnya bukan itu sekarang ... orang yang menyerang presdir sudah di temukan ... dan presdir sudah memberikan sanksi secara pribadi padanya hanya saja .... " sekertaris yoon berhenti bicara dengan menunduk. Dia menggerakan bola matanya tak tentu arah

" ada apa ?!"

Sekertaris yoon kembali mengangkat wajahnya memandang junho " aku .. tidak pernah mengatakan hal apapun tentang orang2 itu ... tentang park jinyoung dan semua anak buahnya pada presdir sejak beliau mengalami kecelakaan ... jadi ... bagaimana bisa presdir menghubungi mereka sendiri " keluh sekertaris yoon walau dengan raut wajah yang berbeda seolah mencurigai ada sesuatu yang terjadi pada presdirnya

Junho tertawa pilu setelah mendengar penuturan sekertaris yoon. Jika sekertaris nichkhun itu juga sudan mencurigai keanehan dari nichkhun saat ini.

Junho masih saja tertawa tanpa alasan walau matanya terasa mulai memanas. Dia kembali mengingat kejadian di apartement nya beberapa hari yang lalu. Saat tiba2 saja nichkhun menanyakan lilin aroma terapi padanya, junho sempat berpikir bahwa itu hanya kebetulan, mungkin nichkhun tanpa sengaja bisa mengingat kebiasaan dirinya tentang makan malam dengan lilin aroma terapi yang menyala namun junho kembali memutar otak saat nichkhun juga tahu betul di laci mana dia biasanya menyimpan barang tersebut walau di dapur itu ada lebih dari 10 laci tapi nichkhun ingat pasti dimana junho biasa meletakannya.

" jadi .... presdir sudah kembali ..." ucap junho terakhir kali dengan satu tetes air mata yang jatuh dari pelupuk matanya yang langsung dia seka dengan cepat.



In hospital


" berhenti berputar ! Kau membuat ku pusing melihatnya "

Nichkhun yang sejak tadi memutar2 kursi yang dia duduki langsung berpegangan pada ujung meja membuat putaran kursinya seketika terhenti " yach kenapa kau berteriak seperti itu pada pasien mu ?! Dasar tidak sopan !" Omel nichkhun juga tidak sopan pada orang di hadapannya.

" aku juga tidak mengerti kau itu sebenarnya pasien atau presdir kami ... aku bahkan mengira kau pasien dari bangsal anak yang kabur ke sini " timpal minjun kesal dengan kelakuan nichkhun hari ini yang berbeda dari biasanya.

" yach ! Aku sangat bosan mendengarkan suara mu yang berbicara formal pada ku ... itu membuat telinga ku gatal kau tahu ?!" nichkhun memainkan stetoskop minjun dengan memasangnya di telinga lalu ujungnya dia gunakan untuk memeriksa suara jantung meja kerja minjun.

" baiklah ... dengarkan aku ... sekarang aku tidak akan berbicara formal pada mu ... aku sekarang berbicara sebagai senior mu di kampus yang bahkan kau salip kelulusannya"

Nichkhun tertawa renyah saat mendengar apa yang minjun katakan. Memang benar minjun adalah senior nichkhun di kampus walau berbeda fakultas. Dan saat minjun sudah menginjak semester 2 nichkhun baru saja masuk universitas namun nichkhun lulus lebih cepat dari nya.

" nichkhun-ah ... aku tahu kau orang yang sangat keras kepala tapi .... hanya kali ini saja dengarkan aku ... kau... harus segera di operasi ... pembengkakan pembuluh darah di otak mu mungkin masih kecil hingga tidak muncul saat ct scan pertama tapi ... kau tahu betul saat ini itu sudah sangat membahayakan jiwa mu "

" kau sangat cerewet sekarang " nichkhun melepaskan stetoskop dari telinganya dan meletakan benda itu di meja.

" kau bisa mati kapan saja karena hal itu... seharusnya begitu kau merasa sakit kepala yang hebat dan muntah2 kau segera datang ke mari dan memeriksakan keadaan mu"

Nichkhun mengangkat kedua kakinya lalu menapakannya pada dinding meja untuk kemudian dia tendang dengan pelan agar kursinya terdorong ke belakang mendekati sebuah monitor yang menyala di belakang tubuhnya " pada kondisi ini kemungkinan operasinya berhasil cukup besar ... sampai 80% tapi ... aku takut jika keberuntungan yang tuhan berikan pada ku sudah habis ... kau tahu betapa beruntung nya aku ?! Aku di lahirkan di keluarga yang kaya raya... berwajah tampan dan otak jenius .. bahkan pada kecelakaan itu ... aku masih bisa hidup sampai sekarang " nichkhun bicara dengan memperhatikan hasil ct scan otaknya sendiri dia lalu memutar kursinya untuk bisa melihat minjun yang duduk di belakangnya

" jika kali ini keberuntungan ku habis maka aku mungkin akan ada pada 20% yang lainnya ... bisa saja aku lumpuh .... buta ... koma ... bahkan mati ... atau ... " nichkhun menyilangkan tangan di dada dengan pandangan mata yang beralih pada lantai putih di bawahnya dengan tatapan kosong "hilang ingatan lagi... "

Minjun terperangah " lagi ??!! " pertanyaan yang cukup singkat memang namun nichkhun mengerti arti dari intonasi kalimat dan juga ekspresi wajah minjun padanya.

Nichkhun mengangguk pelan mengiyakan maksud pertanyaan dari minjun padanya " emmm.... jangan katakan apapun pada junho ... tentang ku ... ataupun kesehatan ku "


Well .... tbc dulu ya ... biasa komen nya di tunggu ... see u !

5 comments:

  1. Jadi sedih,,
    Penasaran gmna lanjutannya.. (?)

    ReplyDelete
  2. Thor, aku salah satu penggemar ff ptb ini dari yang pertama. Awalnya kaget kok sifatnya nichkhun beda dari ptb yang pertama wkwkwk. Tapi lama kelamaan, asik juga bacanya. Alurnya ringan tapi menarik. Lanjut terus thorrrrr, kepo nih. Jangan lama2 yaa

    ReplyDelete
  3. jadi sebenernya khun ilang ingatan gak sih thor?? aakk makin seruuuu

    ReplyDelete
  4. jadi sebenernya khun ilang ingatan gak sih thor?? aakk makin seruuuu

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete