Dec 25, 2016

don't remember me 7 (ptb new ver.)

 Don't remember me 7

Protect the boss new ver.

Pairing : masih khunho

Warning ini ff namjaxnamja tidak suka silahkan keluar dan jangan berurusan dengan saya karena saya tidak mau punya masalah dengan siapapun ....




Pengen bgd ni ff cpt kelar ... hahahaha ... tp blm ada ide buat sebuah cerita baru ... yah mau bagaimana lagi sekarang daya imajinasi saya jauh di bawah standar ... yg biasanya satu cerita aja blm kelar dah bnyak bgd ide hinggap di benak saya skrg malah gk ada ideu sama sekali ... pgn lah balil lg k awal bkn ff straight gtu ... tp lihat saja nanti...






Ini dia cerita terusan yang kemarin ...




" jadi ini alasan mu tetap tinggal di sisinya sekalipun kau sudah mengingat semuanya ?!" Minjun membuka kaleng bir yang ada di atas meja dan meminumnya.

"Ya ... aku hanya ingin menghabiskan sedikit waktu bersamanya sebelum aku melakukan operasi ... aku tidak ingin menyesali apapun jika sampai operasinya gagal ... " nichkhun tersenyum semu lalu mengigit kentang goreng di tangannya " sekalipun tidak terjadi apapun padaku setelah operasi ... aku akan tetap meninggalkan junho ... jadi anggap saja aku meminta sedikit keringanan dari ayah ku..."

Minjun menyangga dagu dengan tangan kirinya memperhatikan nichkhun yang sibuk memakan kentang goreng dengan saus tomat dan ayam crispy " Sifat mu memang luar biasa bahkan saat ayah mu sudah meninggal sekalipun kau masih saja bersikap curang pada nya "

Nichkhun mendongak dengan paha ayam yang masih ada di mulutnya " aku hanya meminta keringanan .. apa nya yang curang ?!"

" darimana kau tahu ayah mu memberi mu keringanan atau tidak ?! Dia bahkan tidak menjawabnya " timpal minjun mengambil satu ayam dari piring nichkhun

" aku punya ikatan batin yang kuat dengan nya " jawab nichkhun dengan yakin seraya mengangguk satu kali meyakinkan.

Minjun berdecih tak percaya " kau itu orang yang sangat kaya kenapa begitu menyukai junkfood seperti itu ?! " heran minjun memperhatikan nichkhun yang makan dengan lahapnya.

" orang tidak akan kaya jika mereka tidak irit"

" jadi kau makan itu agar irit ?!"

Nichkhun menahan tawanya dengan menutup mulut menggunakan telapak tangan karena mulutnya penuh dengan ayam ketika dia mendengar minjun bicara " tidak ... kau tahu makanan2 junkfood seperti ini rasanya sangar enak "

" juga tidak sehat ..." gumam munjun pelan dengan kembali meneguk bir dari kalengnya.

" lalu kau pikir minum bir itu sehat ?!"

"Tidak seperti itu juga !!!" Teriak minjun kesal terburu2 menyudahi tegukannya pada bir dalam kaleng.

" yach ... apa kau tidak akan di marahi minum2 di dalam ruang kerja mu seperti ini ?! Dalam rumah sakit ?!" Nichkhun menunjuk2 wajah minjun dengan kentang goreng yang berujung merah karena saus.

" tentu saja di marahi tapi aku tidak akan di pecat ... dan selama tidak di pecat semua akan baik2 saja " ucap minjun ikut memakan kentang goreng dari piring nichkhun.

" kenapa kau yakin tidak akan di pecat ?!"

" karena ... pemilik rumah sakit ini adalah junior ku di kampus " jawab minjun cepat dan yakin.

" ahh... yang menyalip kelulusan mu itu ya ?! Hehehehe " nichkhun tertawa senang dengan satu kenyataan pada hidup mereka ini.

Minjun mengunyah beberapa kali makanan di dalam mulutnya lalu menelannya " lalu berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk mempersiapkan diri menjalani operasi ?!"

" entanlah .. aku tidak tahu ... pada saatnya aku merasa bahwa jika akan jauh lebih baik jika aku mati di meja operasi ..." nichkhun tersenyum kecil setelah bicara dengan memperhatikan bentuk ayam di tangannya.

" dan aku di tuntut karena malpraktek ?!" Sambung minjun cepat.

" siapa yang mengatakan jika kau yang akan mengoprasiku ?! Aku akan memilih dokter muda yang kurang berpengalaman untuk melakukannya ... dengan begitu kemungkinan operasinya gagal jauh lebih besar " nichkhun membuka kaleng bir miliknya yang masih utuh dan menengak minuman itu hampir setengahnya.

" tentu ... otak mu memang terlalu sering terbentur dan di bongkar jadi pola pikir mu juga tidak seperti otak pada umumnya " 

" sudahlah ... " nichkhun mengambil tissue dan melap tangannya sebentar " terimakasih atas traktiran makan siang yang kita makan di waktu yang hampir saja waktu makan malam ini " 

" kau mau pulang ?!" Minjun mendongak melihat nichkhun yang sudah berdiri memakai jasnya.

Nichkhun mengangguk sebentar " iya ... tapi tidak juga ... aku akan ke kantor sebentar " jelasnya merapihkan jas yang sudah terpasang di tubuhnya.

" baiklah ... hati- hati "

" emmm " nichkhun melambaikan tangannya sekilas dan keluar dari ruangan minjun begitu saja menyisakan meja kerja minjun yang penuh dengan sisa2 makanan dan juga kaleng minuman.




In office


Dari kejauhan nichkhun yang tengah menyetir mobil sport pribadinya melihat junho yang tengah berdiri di depan pintu masuk kantor. Dia segera mendekati junho dan memarkirkan mobilnya tepat di depan orang tersebut.

Nichkhun menurunkan kaca jendela mobilnya untuk bisa berbicara dengan junho yang masih berdiri di sana " apa kau akan pergi keluar ? Atau pulang ?!" Nichkhun bicara dengan masih duduk dengan nyaman di dalam mobil memandang junho yang juga memandangnya dengan tersenyum.

" aku menunggu manager choi untuk pergi ke hotel sekarang " jawab junho santai.

" hotel ?!" Nichkhun menutup mulutnya dengan telapak tangan berekspresi shock yang sangat di buat2

" yach ! Hentikan ekspresi itu ... sangat tidak cocok untuk mu !" Ejek junho dengan wajah yang tak nyaman. Baginya melihat nichkhun bercanda adalah hal yang tidak biasa.

Nichkhun tertawa lepas mendengar omelan junho " kalau begitu tinggalkan saja manager choi dan ikut dengan ku ... ada hal yang lebih penting untuk kita kerjakan dari pada sekedar pergi ke hotel untuk inspeksi " 

" apa atasan selalu seperti ini ?!" Junho hanya dapat berjalan memasuki mobil nichkhun dengan patuh walau sempat mengajukan pertanyaan menyindir.

" ayo ... kita pergi bersenang- senang" nichkhun lalu melajukan mobilnya kembali meninggalkan pelataran kantor, kedua nya bahkan tidak mengingat bagaimana nasib manager mereka saat ini. 

Langit sudah berubah gelap ketika nichkhun memarkirkan mobilnya di sebuah sudut kota tak jauh dari sebuah kedai merah pinggir jalan di dirikan.

" ayo kita minum soju di sini ... orang- orang mengatakan view di kedai ini yang paling bagus... suasana nya nyaman " nichkhun membuka sabuk pengamannya dan keluar dari mobil memasuki kedai tadi di ikuti oleh junho

Mereka duduk di salah satu meja memesan beberapa makanan dan juga beberapa botol soju yang tak lama setelah di pesan segera di hidangkan di atas meja.

" terimakasih..." junho langsung menoleh pada nichkhun ketika dia mendengarnya bicara pada pelayan yang mengantar pesanan mereka.

" sejak kapan kau mengucapkan terimakasih pada orang lain ?!" Heran junho.

" sejak barusan ... " nichkhun menuang soju pada gelas kecil di depannya dengan mengulum senyum " mulai saat ini ... aku ingin belajar menjadi seorang manusia yang normal ... terimakasih ... maaf ... aku akan mengatakannya mulai sekarang "

" kenapa kau tiba2 seperti itu ?! " junho ikut menuang sojunya dalam gelas kecil miliknya yang langsung dia minum.

" hanya ... ingin jadi manusia ... mulai sekarang aku juga akan mengetuk pintu jika aku ingin masuk ke dalam ruangan orang lain ... " tambah nichkhun sebelum menenggak minumannya membuat kening junho semakin berkerut.

" kau tidak mabuk sebelum minum kan ?! " nichkhun terkekeh sembari menggelengkan kepalanya " lalu ada apa hingga dokter kim menelpon mu untuk datang ke rumah sakit ?!"

" aku hanya menemaninya makan siang ... dengan sedikit berbincang tentang masa lalu "

Junho memandang nichkhun dengan selidik " benarkah ?!" Sangsi junho tidak percaya

" iya ... aku makan dan dia minum bir ... " 

Junho mengambil sumpit kayu dari tempat sendok dan mematahkannya jadi dua bagian panjang untuk mengambil kerang yang terhidang dalam piring " kau tahu ... minum soju dan berbincang ringan menghabiskan waktu bersama mu seperti ini adalah kencan impian ku "

" benarkah ?! Jika benar itu sangat bagus ..."

Junho terdiam beberapa saat seolah berpikir "emmm.... nichkhun ... apa kau memerintahkan park jinyoung untuk mencari orang yang menyerang mu beberapa hari yang lalu ?!"

Nichkhun yang tengah meminum soju dari gelas sempat terdiam beberapa saat. Terlintas di otaknya bahwa mungkin junho mengetahui jika ingatannya sudah kembali saat ini tapi dia tetap bersikap wajar dan tenang " iya ..." jawabnya singkat kemudian.

" apa kau melenyapkannya ?!" Junho kembali menuang soju pada gelas kecil miliknya, intonasi junho terdengar sangat santai untuk ukuran bertanya pada seseorang tentang menghilangkan nyawa orang lain.

" tidak ... aku hanya bertanya satu hal padanya ... terlalu banyak orang ingin melenyapkan ku maka dari itu aku tidak bisa menduga2 siapa orangnya "

" lalu siapa orang itu ?" Junho masih saja memandang wajah nichkhun dengan serius sementara nichkhun malah santai saja.

" Kau tahu kan siapa orangnya ?! Jika kau mendapat laporan tentang aku yang memerintahkan park jinyong ... kau juga pasti mendapat laporan apa hasilnya " jawab nichkhun acuh memainkan kue beras di piring dengan sumpit 

" lalu apa yang akan kau lakukan padanya ?"

" aku ?! Aku akan memberikannya hadiah ... aku akan memberikannya salah satu hotel di luar negri "

" betapa gilanya jawaban mu kali ini ..." junho memalingkan wajahnya dari nichkhun seraya kembali minum

" kau tidak percaya ?!" Tanya nichkhun menyuapkan kue beras ke dalam mulutnya " haaahh... pedas sekali ini " keluhnya memeletkan lidah mencoba untuk mengusir rasa panas pada mulutnya

"Lalu kenapa kau tidak mengatakannya pada ku ?!"

" aku hanya tidak ingin kau khawatir ... aku bisa menyelesaikannya sendiri " nichkhum meminum kembali sojunya dari gelas

" bukan itu ... tapi kenapa kau tidak mengatakan padaku jika ingatan mu sudah kembali ?"

Nichkhun terdiam sesaat bahkan gelas yang dia pegang pun masih menempel di bibirnya.
Setelah beberapa saat dia menurunkan gelas itu dan meletakannya di atas meja, dia menghela nafas dalam dengan pandangan tak tentu menghindari junho.

" nichkhun ?!"

" karena aku masih ingin bersama mu " 

Suasana kembali hening baik nichkhun maupun junho tak ada yang melanjutkan kalimat masing2. Hanya diam bahkan tak saling memandang karena saat ini nichkhun sibuk memperhatikan jalanan dan junho hanya terus menunduk melihat meja.

" masih ?! Jadi kapan waktunya untuk mu tidak ingin bersama ku lagi ?!"

" junho ..." bantah nichkhun tidak setuju dengan apa yang junho ucapkan

" aku rasa mulai saat ini kita bisa menjalani hubungan yang sebelumnya ... antara kau dan aku ... seperti terakhir kali ... " lanjut junho berbicara dengan sama sekali tidak memandang wajah nichkhun

" bukankah kau mengatakan padaku jika semua ingatan ku kembali dan aku masih ingin bersama mu maka... kau akan memeluk ku dan tidak akan pernah melepaskan aku lagi ?!"

Junho mengangguk lemah masih tidak sanggup untuk melihat wajah nichkhun " tapi... aku berubah pikiran sekarang "

" lee junho !! Kau tahu aku ingin bersama mu ?!" Tanya nichkhun dengan nada tinggi memancing perhatian dari para pelanggan kedai yang lainnya dengan memandang mereka.

" nichkhun ..." sanggah junho mencoba untuk menenangkan namun sepertinya sama sekali tidak berhasil

" jadi kali ini kau ingin pergi dari ku ?! Mencampakan aku ?! Kau tahu betapa sulitnya ini bagiku ?! Kau tahu seberapa besar alasan ku untuk tetap bersama mu ??!!!" Nichkhun berteriak semakin kencang dan histeris membuat orang2 di sekitar mereka semakin terganggu hingga ada yang mulai berbisik2 tidak jelas di antaranya.

" alasan apapun itu ... aku tidak bisa membiarkan mu menghianati ayah mu sendiri "

" apa yang kau katakan ??!!" Kali ini nada bicara nichkhun mulai melemah namun tetap terlihat emosi

" aku ... mendengar dan melihat semuanya ... di pemakaman mendiang presdir waktu itu " junho menjelaskan dengan suara yang amat pelan namun tetap bisa nichkhun dengar.

Dan di sisi lain setelah mendengar penjelasan junho nichkhun hanya bisa diam dengan bibir yang bergetar menahan tangis, dia lalu mengambil sebuah gelas yang lebih besar dan menuang soju ke dalamnya hingga penuh dia lalu meneguknya sampai habis dalam sekali teguk untuk mengusir perasaan tidak nyaman dalam hatinya. Tak sampai di situ saja nichkhun kembali menuang soju pada gelas besar tadi dan kembali meneguknya dan terus berulang- ulang.

Melihat apa yang nichkhun lakukan, hampir menghabiskan 6 botol soju junho mulai khawatir " nichkhun !" Panggil junho mencoba untuk menghentikan apa yang nichkhun lakukan.

" apa yang kau katakan ??!!! Kenapa kau berani sekali menyebut nama ku ?? KAU PIKIR SIAPA KAU INI ?! Kau !! Hanya bawahan ku " desis nichkhun tajam dan kembali meneruskan aktifitas minumnya tanpa menghiraukan junho sedikitpun.

" kau sudah mabuk ... ayo pulang !" Junho mencoba untuk membantu nichkhun untuk berdiri namun segera dia tepis dengan kasar.

" jangan menyentuh ku !" Nichkhun mencoba untuk berdiri sendiri namun kepalanya terasa sangat berat dan pusing hingga dia kembali duduk dengan memegangi kepalanya.

" presdir ... anda harus segera pulang ..." 

nichkhun memandang junho sengit dengan ujung matanya " aku bisa pulang sendiri " nichkhun berdiri dan dengan sempoyongan dia berjalan kearah mobil

" duduklah ... aku yang akan mengemudi ... aku akan mengantar presdir pulang " junho mendorong nichkhun memasuki mobil mendudukannya di samping kursi kemudi.

Junho memasuki mobil dan duduk di kursi kemudi dia sempat menoleh kearah nichkhun yang menutup mata di sampingnya saat dia mengenakan sabuk pengaman dan setelah itu dia segera melajukan mobil tersebut menuju kediaman nichkhun.

Di sepanjang jalan nichkhun hanya diam menutup mata, sesekali kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan dengan gelisah, hanya suara nafasnya yang tak beraturan yang di dengar junho.

Setelah melalu beberapa waktu akhirnya mereka sampai di depan rumah nichkhun. Junho segera keluar untuk membantu nichkhun namun belum sempat terjadi nichkhun sudah keluar terlebih dulu.

Dia berjalan dengan terhuyung hingga hampir saja terjatuh pada undakan di depan pintu jika saja junho tak segera memegangnya 

"Lepaskan aku !" Nichkhun bergerak berontak saat junho masih memegang pinggangnya hingga terlepas " kau ... orang yang sangat jahat pada ku ... kau tidak pernah mengerti apapun ... mulai saat ini ... kau ... jangan pernah bicara pada ku ! Jangan pernah muncul di hadapan ku ! KAU MENGERTI ?!!" bentak nichkhun dengan memegangi kepalanya, dia lalu kembali berjalan dengan susah payah masuk ke dalam rumah meninggalkan junho yang masih berdiri di tempatnya sama sekali tidak bergerak sedikitpun.


Flash back


Plakkk

Suara tamparan membahana di ruang baca rumah keluarga nichkhun dimana saat ini di dalam ruangan itu hanya terdapat dirinya dan sang ayah yang tengah berdiri saling berhadapan di depan meja.

" katakan sekali lagi apa yang baru saja kau ucapkan pada ku ?!" Titah ayah nichkhun dengan penuh penekanan. Wajahnya merah padam mengeras menahan amaran.

" aku tidak akan menikah dengan ok taecyeon ... aku mencintai lee junho dan kami sudah lama berhubungan !" Ulang nichkhun dengan patuh walau dia tahu ayahnya tidak dengan serius memintanya melakukan itu, namun seolah menantang dia kembali mengucapkan kalimat yang sama dengan sebelumnya.

Plaakkk

Dan satu tamparan keras kembali mendarat di pipi kirinya yang sudah terlihat merah, bahkan wajah nichkhun harus berpaling ke kanan dengan paksa akibat kerasnya tamparan sang ayah.

" kau tahu siapa lee junho ?! Dia adalah anak yang aku besarkan bersama mu selama 25 tahun ... dia adalah orang yang aku jadikan sebagai sodara mu ! Kau tahu pasti hal itu bukan ?!" Bentak ayah nichkhun dengan penuh emosi geram dengan apa yang tiba2 saja nichkhun katakan padanya hari ini.

" lalu apa masalah nya ?! Bukankah ayah sangat menyukai lee junho ?! Bukankah bagi ayah dia adalah anak terbaik ayah yang jauh lebih berbakti dari pada aku ?! Jadi kenapa aku tidak boleh mendapatkan orang terbaik itu untuk jadi pasangan ku ?!" Timpal nichkhun dengan nada yang sama tinggi.

" nichkhun !! Apa kau tidak sadar jika dia adalah bagian dari keluarga mu  ?!"

" iya ... tapi aku tidak pernah menganggapnya sebagai sodara ku ... bahkan sejak aku kecil sekalipun ... dia adalah bagian dari keluarga ayah dan ibu ... tapi dia adalah kekasih bagiku !" 

" NICHKHUN !!!" Suara teriakan ayah nichkhun semakin keras di setiap kalimat yang nichkhun ucapkan hanya terus menyulut emosinya.

" kenapa ayah begitu marah ?! Karena junho hanyalah anak yatim piatu yang ayah besarkan ?! Jadi sebaik apapun dia... aku tidak boleh menikah dengannya karena itu berarti tidak akan ada merger ... investasi ... atau ekspansi ke luar negri ... begitu bukan ?!" Tuduh nichkhun kembali seolah terus menantang.

Brakk

Pintu ruang baca terbuka dengan tiba2 bahkan tanpa ada yang mengetuknya. Dan orang yang sudah dengan tidak sopannya membuka pintu itu adalah lee junho yang saat ini berjalan menghampiri nichkhun.

Dia membungkuk hormat pada ayah nichkhun seperti biasanya setelah dia berdiri di samping nichkhun dan setelah itu dia memandang nichkhun yang masih mematung

" direktur seperti nya anda perlu istirahat agar pikiran anda lebih baik " junho menarik tangan nichkhun hendak menyeretnya keluar ruangan namun nichkhun menghempaskan tangan junho dengan kencang.

" jika kau menyeretku keluar dari sini saat ini maka ... kaki ku akan melangkah ke altar dengan orang lain ... jadi ... apa kau akan melepaskan ku begitu saja sekarang ?!"

Junho yang sudah menghadap pintu keluar memandang nichkhun yang berlawanan arah darinya dari samping dia diam untuk beberapa saat mencari jawaban akan apa yang nichkhun tanyakan.

Dia lalu kembali berbalik memandang ayah nichkhun dengan menunduk dalam " aku mohon ampuni aku presdir ... aku sudah melakukan kesalahan yang begitu besar saat ini " junho bicara masih dengan menunduk tidak berani memandang wajah ayah nichkhun.

Nichkhun tersenyum getir menyaksikan apa yang junho lakukan di sampingnya

" sekarang ... perbaiki semua kesalahan mu itu ! Dan sadarkan lah orang di samping mu ini akan kesalahannya " ucap ayah nichkhun dengan suara berat masih menahan geram

" aku benar2 minta maaf ... tapi aku tidak bisa memperbaiki kesalahan ini ... aku ... " junho berhenti bicara sejenak dan memandang nichkhun yang berdiri di sampingnya sekilas " tidak bisa melepaskan... nichkhun " 

" LEE JUNHO !! APA OTAK MU ITU JUGA SUDAH GILA ??!! BAGAIMANA KAU BISA MENGATAKAN ITU SEMUA ???!!" 

" aku tidak tahu kenapa ... aku bahkan tidak tahu apa alasan ku hingga aku berani memutuskan hal ini... aku bahkan tidak punya apapun sebagai jaminan untuk bisa membahagiakan nya ... tapi presdir ... aku bersumpah bahwa aku akan selalu bersamanya ... tidak akan pernah membiarkan dia sendiri dan kesepian..."

Junho perlahan memandang tangan kirinya saat merasakan jika seseorang menggenggam tangannya dia lalu melihat wajah nichkhun yang tersenyum haru kepadanya.

" ayah ... aku mohon ... biarkan kami  ... aku mohon " kali ini nichkhun bicara dengan memelas dia bahkan hampir menangis saat ini matanya sudah sangat basah, air matapun menggenang di pelupuk matanya dengan banyak.

" TIDAK AKAN PERNAH !" Tolak ayah nichkhun dengan menggebrak meja dengan kepalan tangannya.

" jika seperti itu maka ... kami akan pergi ... " tantang nichkhun lagi

" NICHKHUN !"

" sekalipun tidak punya apa2 ... sekalipun kami hidup dengan sulit ... aku tetap akan pergi asalkan bisa bersamanya "

Ayah nichkhun memandang wajah junho yang hanya diam tanpa kata hanya mendengarkan apa yang nichkhun ucapkan " apa kau tidak dengar ?! Saat ini otak nichkhun sudah tidak berfungsi ! Dia akan meninggalkan semuanya ... APA KAU PIKIR ITU BENAR ?!" ayah nichkhun berteriak semakin emosi dengan tangan yang bergetar hebat menyalurkan emosi

" maafkan aku ... tapi aku juga akan melakukan hal yang sama dengan direktur !" Timpal junho yakin

" KAU !!! " ayah nichkhun membentaknya dengan keras namun kalimatnya terhenti. Ayah nichkhun memegani dadanya dengan kuat nafasnya pun mulai tersengal- sengal membuat nichkhun dan junho berubah waspada

Brugh !

" ayah !" Teriak nichkhun menghampiri sang ayah yang jatuh ke lantai.

" presdir ! Presdir !" Junho berulang kali memanggil ayah nichkhun yang sudah tidak sadarkan diri 

" panggil ambulan !" Junho segara bangun dan mendekati meja untuk menelpon rumah sakit sementara nichkhun masih sibuk berusaha untuk menyadarkan ayahnya.


Para medis segera memasukan ayah nichkhun yang terbaring di atas kasur dorong ke dalam ambulan dan nichkhun berjalan hendak ikut naik namun tiba2 aja ibu tirinya mendorong tubuh nichkhun dengan kasar menjauhi ambulan 

" apa yang kau lakukan ???!! " bentak nichkhun pada ibu tirinya itu

" ini semua gara2 kalian !! Kalian yang sudah membuat presdir seperti ini ... jika sampai terjadi sesuatu pada presdir ... ITU SEMUA SALAH MU !!!" Han jae hui segara naik ke dalam ambulan dan setelah itu ambulan tadi segara melaju meninggalkan rumah nichkhun menuju rumah sakit meninggalkan nichkhun yang masih berdiri mematung di tempatnya.

" dia pikir SIAPA DIRINYA ITU !!???" teriak nichkhun menyalurkan kekesalan

" berhenti bicara dan cepat kemari kita harus segera ke rumah sakit !" Teriak junho sembari berjalan kearah mobilnya. Nichkhun juga segera berlari menyusul junho untuk menuruti apa yang junho katakan.

*

*

*

Satu persatu orang yang mengelilingi sebuah makam berjalan pergi meninggalkan tempat itu, hingga kini hanya terdapat tiga orang yang masih berdiri di tenpatnya masing2 memandang makam dari ayah nichkhun.

Han jae hui berdiri di sisi kiri makam sementara di sampingnya juga berdiri dengan setia sekertaris ahn yang merupakan kaki tangannya, dan di hadapan jae hui lah nichkhun berdiri saat ini.

" aku tidak menyangka secepat ini presdir meninggal... dia bahkan meninggal karena ulah anaknya " 

Nichkhun mengehala nafas dalam, jengah dengan orang yang ada di hadapannya itu " aku malas berdebat dengan mu saat ini ... jadi lebih baik kau pulang dan segera kemasi barang2 mu... ambilah apapun yang bisa kau ambil sebelum aku menendang mu ke jalan " 

" kau !" Jae hui menggeram, dia bahkan hendak melangkah untuk memukul nichkhun jika saja sekertaris ahn tidak menahannya. Kalimat yang dia lontarkan untuk mengejek dan menekan nichkhun malah di tanggapi dengan dingin olehnya.

" nyonya sebaiknya kita kembali ... sebentar lagi akan turun hujan " sekertaris ahn mencoba untuk melerai perdebatan antara jae hui dan nichkhun dengan mengajaknya pulang dan akhirnya itu berhasil.

 jae hui mendelik tajam pada nichkhun ketika dia berjalan melewatinya untuk meninggalkan area pemakaman.

Sepeninggalan jae hui nichkhun berjongkok di samping makam ayahnya yang di penuhi dengan bunga melati yang harum. Dia lantas mengusap pusara ayahnya dengan lembut

" maafkan aku ... " suara nichkhun tercekat perasaan kali ini dia rasa lebih sakit dari sebelumnya. Dia pernah mengalami kejadian hampir serupa ketika sang ibu meninggal, nichkhun merasa hati nya hancur seolah sebagian nyawanya telah pergi saat itu juga. Begitu menderita, namun kali ini perasaan itu bercampur dengan rasa bersalah darinya membuat dia tak dapat berkata2 dan hanya dapat menunduk dengan uraian air mata.

" seumur...hidup ini..." nichkhun bicara dengan suara yang bergetar menggambarkan begitu sulitnya dia untuk bicara " aku tidak... pernah... mendengarkan ayah... seumur hidup ku ... aku hanya melakukan apapun yang aku inginkan... tanpa perduli dengan yang lainnya " nichkhun terisak sekuat apapun pertahanannya saat ini tidak dapat membendung perasaan nya yang kacau " bahkan... perkataan terakhir ayah... aku tetap membantahnya "

Tanpa nichkhun sadari sepasang kaki berhenti di satu meter di belakang tubuhnya memperhatikan dirinya yang tengah menangis tersedu.

" aku... tidak akan bersamanya ayah... hanya ini... hanya ini permintaan ayah padaku ... " nichkhun mengusap wajahnya yang sudah basah dengan air mata " aku berjanji aku ..
Akan berpisah dengan junho.. aku hanya berharap ayah akan tenang dan bahagia selamanya " 

Junho hanya dapat diam, terus berdiri di belakang nichkhun tanpa bicara baginya apa yang nichkhun inginkan maka itulah tujuan hidupnya, sekalipun itu... perpisahan.

END OF FLASH BACK


in office


Sekertaris yoon memperhatikan nichkhun dengan cemas saat melihat boss nya itu terus saja menjambak rambutnya sendiri dengan meringis.

" presdir Apa anda baik2 saja ?!" Tanya sekertaris yoon dengan khawatir pada nichkhun yang tengah duduk di kursinya sementara sekertaris yoon berdiri di depan meja

" emmhh ... yah ... aku baik2 saja ... semalam aku mabuk jadi kepala ku sakit " jelas nichkhun menghentikan tangannya yang tengah menjambak rambutnya sendiri.

Nichkhun menutup mata dan mulutnya dengan rapat saat merasa mual yang amat sangat pada perutnya. Dia langsung berlari ke toilet meninggalkan sekertaris yoon yang berteriak khawatir padanya.

"Presdir !!" Teriak sekertaris yoon mengikuti langkah kaki nichkhun dengan pandangan matanya.

" hoek...hoek.... uhuk....uhuk .... hoek " 


Sekertaris yoon hanya bisa berjalan mundar mandir di depan meja kerja nichkhun dengan menggigit jari tangannya " apa yang terjadi pada presdir ??" Tanyanya pada diri sendiri.

" presdir apa yang terjadi ? Apa anda baik2 saja ?!" Sekertaris yoon memberondong nichkhun dengan pertanyaan yang bertubi2 ketika melihat nichkhun keluar dari toilet yang ada di ruangannya.

" yah ... tidak perlu khawatir ... bukankah ada rapat yang harus aku hadiri sekarang ?!" Tanya nichkhun acuh melap bibirnya dengan tissue walau tak dapat di pungkiri keningnya masih berkerut menahan rasa sakit.

" nde ..." 


Di ruang rapat


Nichkhun memasuki ruang rapat dengan angkuh seperti biasanya, dia sempat melihat junho berdiri di kursinya seperti biasa sekilas pandang dan segera duduk di kursinya sendiri.

Rapatpun di mulai, semua berjalan dengan sebagaimana mestinya baik junho maupun nichkhun dapat menjalankan tugas mereka masing2 dengan profesional.

" pembahasan berikutnya mengenai ekspansi hotel kita ke shanghai ... pada awal bulan depan  tuan ok taecyeon sebagai perwakilan dari ilshin grup akan datang ke korea untuk membicarakan kerja sama ini dengan DN grup "

Gerakan pena di tangan nichkhun yang tengah mencatat terhenti begitu saja juga dengan junho yang langsung terkaget ketika mendengar nama orang yang di sebutkan oleh salah satu manager di depan podium.

" aku yang akan menemuinya langsung ... dan akan mengambil alih semuanya ... jadi kalian bisa berkonsentrasi pada proyek yang lainnya " nichkhun kembali membaca lembaran laporan yang tersaji di hadapannnya tanpa perduli pada junho yang menengguk air mineral dari botolnya hingga habis dalam satu tegukan.


*

*

*

*


Minjun hendak mengambil sebuah minuman di rak minimarket namun sebelum dia sempat mengambilnya sudah ada orang yang mendahuluinya mengambil minuman itu membuat minjun menoleh ke samping untuk melihah orang itu.

" kau ... " 

Orang yang tadi mengambil minuman incaran minjun menoleh kearahnya " dokter kim " sapa orang itu ramah menundukan kepalanya sekilas memberi hormat.

" tidak usah bersikap seperti itu pada ku .. aku tidak terlalu tua bukan ?! Kita hanya berbeda usia beberapa tahun " omel minjun mengangkat tangannya berpura2 untuk menjitak kepala orang tersebut.

Orang yang tak lain adalah junho itu tertawa tanpa dosa " nde ... jaesonghamnida " ujarnya kemudian membungkuk masih dengan kalimat formal 

" tch ... kenapa masih mengejek ku ?! Ini bukan di rumah sakit ... kenapa masih bicara formal padaku ? " minjun semakin kesal dengan candaan junho padanya.

Dia lalu memandang wajah junho dengan ragu setelah itu " apa kau tahu sesuatu tentang nichkhun ??" Penasarannya menanti jawaban junho

Lagi2 junho tersenyum ringan " ingatan presdir sudah kembali... aku sangat bersyukur karena itu " jawabnya santai memilih beberapa kaleng minuman soda

" aahhh ... iya ... " minjun mengangguk beberapa kali tanpa arti " jadi sekarang kau bisa dengan tenang duduk di sampingnya tanpa harus khawatir tentang kapan ingatannya akan kembali "

" aku rasa tidak seperti itu... saat ini... kami sudah kembali berjalan di jalan masing2 " 

Minjun membulatkan mata kaget dengan penuturan junho " apa ?! Apa maksud mu ?"

" sekalipun presdir ingin berada di sisi ku... aku tidak ingin dia mendapatkan beban dan penyesalan lagi di masa depan "

Minjun menyilangkan tangan di dada menatap junho dengan serius " kau tahu betapa sulitnya nichkhun untuk bertahan ? Seberapa sulitnya beban yang dia hadapi hingga ingin bersandar pada mu ?!"

Kali ini keadaan berbalik junho yang mengerutkan kening tak mengerti dengan apa yang minjun coba sampaikan padanya " apa maksud mu ?"

" pasti sangat sulit baginya untuk menghianati janji yang dia ucapkan pada ayahnya " minjun menepuk bahu junho ringan dengan memberi senyum semangat " aku pergi duluan " pamitnya meninggalkan junho

*

*

*

*


Nichkhun yang tengah duduk dengan memeluk lutut di samping jendela kamarnya  memandang mangkuk sup yang di letakan di atas meja oleh pelayan di rumahnya.

" kenapa bibi membawa sup kemari ? Aku tidak memintanya " heran nichkhun mendongak untuk dapat melihat wajah wanita di hadapannya itu.

" sejak pagi presdir tidak makan apapun ... minumlah sup nya selagi hangat atau presdir bisa sakit jika terus seperti ini " 

Nichkhun tersenyum ringan " terimakasih "

" iya ??!" Kaget pelayan itu mendengar apa yang di ucapkan nichkhun

" kenapa ? Aku hanya mengatakan terimakasih " heran nichkhun melihat ekspresi shock dari lawan bicaranya.

" ahh... iya ... " pelayan itu tertawa kecil, lebih pada menertawakan dirinya. Bagaimanapun juga dia sudah mengurus nichkhun sejak kecil namun tidak pernah satu kalipun dia mendengar nichkhun mengucapkan kata terimakasih pada orang lain dan hari ini pertama kali nichkhun mengucapkannya dan itu sempat membuat dirinya kaget.

" bibi ... sejak kecil bibi sudah mengurus ku ... bahkan saat masih kecil setiap aku sakit bibi rela tidak tidur semalaman untuk menjaga ku ... saat kecil mungkin bibilah orang yang paling banyak menghabiskan malam untuk menjaga ku bahkan di bandingkan dengan ibu kandung ku sendiri " nichkhun memegang tangan pelayannya itu dan tersenyum ceria membuat pelayan tadi semakin terkejut " terimakasih sudah begitu menyayangi ku " ujarnya tulus.

Pelayan wanita itu malah semakin merengut bingung " apa yang presdir katakan... itu semua sudah tugas ku "

" aku baru menyadari hal ini sekarang ... tapi kenapa bibi tidak menikah ? Bibi tidak akan selamanya mengurusku bukan ?!"

Pelayan itu tersenyum " sekalipun tidak akan mengurus presdir selamanya... tapi aku akan mengurus anak presdir kelak ... dan jika umurku panjang maka aku juga akan mengurus cucu presdir "

Nichkhun kembali duduk dengan memeluk lututnya dengan memajukan bibirnya mencibir  " atas dasar apa bibi yakin dengan hal itu... tidak ada yang tahu apakah aku akan tetap hidup untuk bisa menikah dan punya anak " 

" tentu saja bisa... karena saya selalu berdoa agar presdir panjang umur dan juga sehat " 

" darimana bibi tahu jika tuhan akan mengabulkan doa bibi ?!"

" presdir !"

Nichkhun tertawa lepas " bagaimanapun juga bibi harus menikah ... aku akan mencari pria yang baik untuk bibi dan akan mengatur kencan buta untuk kalian .. oke ?!" Nichkhun membentuk simpul O dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.

" sudahlah ... lekas minum sup nya ... saya akan kembali bekerja " pelayan itu membungkuk hormat pada nichkhun dan keluar dari kamarnya setelah itu.

Nichkhun berdiri dari kursinya untuk mengambil sup yang di bawakan oleh pelayan tadi. tapi cuaca di luar jendela menarik perhatiaannya hingga dia berdiri di sana untuk melihat keadaan di luar rumah, nichkhun terdiam sesaat menyaksikan cuaca cerah di sore hari ini kemudian berjalan kearah meja nakas di samping ranjangnya untuk mengambil dompet dan keluar dari kamar.








Junho berdiam diri dengan santai di dalam mobilnya yang dia parkir beberapa meter dari rumah nichkhun. Entah mengapa alasannya hanya saja pada hari minggu ini dia begitu merindukan nichkhun terlebih karena sejak beberapa hari yang lalu mereka juga jarang bertatap muka di kantor. Walau hanya dengan memandang gerbang rumah nichkhun dari jauh saja sudah membuat perasaannya lebih baik sekarang.

Junho memicingkan mata mempertajam penglihatannya ketika dia melihat sosok nichkhun dengan baju casualnya berjalan keluar dari rumah " apa yang dia lakukan ? Dia mau pergi kemana ?" 

Junho masih terus memperhatikan nichkhun yang berjalan terus keluar dari area kompleks hingga junho memutuskan untuk mengikutinya.

Junho menghentikan mobil dalam jarak beberapa meter dari halte bus dimana nichkhun berdiri saat ini " kenapa dia naik bus ? Apa dia bisa naik bus ?! " junho malah panik sendiri ketika melihat nichkhun masuk ke dalam bus yang berhenti di depannya

Dengan perasaan yang bingung akhirnya junho mengikuti bus yang nichkhun tumpangi. Bus itu terus melaju entah akan kemana. mungkin sudah hampir 45 menit dia mengikuti bus yang nichkhun tumpangi hingga akhirnya bus itu berhenti dan beberapa penumpangnyapun keluar satu persatu.

Junho segera mencari area parkir yang tak jauh dari halte dimana nichkhun turun dan segera memarkirkan mobilnya. Dia segera turun untuk mengikuti nichkhun lagi yang sekarang berjalan memasuki sebuah tempat wisata sendirian.

Junho sedikit berlari kecil untuk memperpendek jarak antaranya dan nichkhun walau masih berjalan di belakangnya, mereka memasuki sebuah tempat wisata alam dimana terdapat sebuah jalan yang di kedua sisinya berderet pohon bunga sakura yang berguguran seperti hujan bunga.

Dia tersenyum geli ketika melihat nichkhun yang tengah berjalan dengan mendongak melihat guguran bunga hingga dia tersandung dan menabrak seseorang di depannya.

Nichkhun segera membungkuk dan meminta maaf pada orang tersebut membuat junho terperangah. Dia sempat berpikir bagaimana bisa nichkhun berubah sebanyak itu hingga bisa membungkukan badan pada orang lain yang tak pernah dia lakukan sejak kecil

Nichkhun kembali berjalan ke depan masih dengan menikmati pemandangan dan begitupun juga junho yang melangkahkan kakinya mengikuti nichkhun.

Cuaca sore hari itu cukup cerah namun udaranya masih terasa sejuk, junho tersenyum memperhatikan nichkhun yang berjalan di depannya, tanpa sengaja junho melihat bayangan nichkhun yang tercetak di jalanan hingga dia mengulurkan tangannya membuat bayangan dirinya dan bayangan nichkhun seolah tengah berpegangan.

Mereka terus berjalan menyusuri jalanan taman itu. Nichkhun berhenti melangkah di depan penjual minuman untuk membelinya. 

" terimakasih " ucap nichkhun riang dan kembali berjalan sementara junho juga ikut membeli minuman yang sama.

Nichkhun duduk di sebuah kursi panjang yang ada di bawah salah satu pohon menghadap ke depan melihat ramainya orang2 yang berlalu lalang. Sebagian besar dari mereka adalah pasangan yang tengah menghabiskan waktu bersama.

Sedangkan junho juga duduk di salah satu kursi yang ada tak jauh dari kursi yang nichkhun duduki, dia meletakan sikutnya di sandaran kursi menopang kepalanya dengan sebelah tangan sementara satu tangannya lagi memegang gelas minuman. Dia tersenyum memperhatikan nichkhun yang tengah menutup sebelah matanya dengan tangan yang dia angkat ke atas menghalangi silaunya cahaya matahari.

Junho mengigit sedotan pada minumannya dengan menahan tawa ketika nichkhun mendongak membuat beberapa bunga jatuh di wajahnya.

" apa yang tengah kau lakukan itu ?" Gumam junho bertanya entah pada siapa. Keadaan santainya itu segera terhenti ketika nichkhun kembali berdiri dan berjalan pergi membuat junho terburu2 bangun untuk mengikuti nichkhun lagi.

Nichkhun kembali menaiki bus di halte yang sebelumnya dan junho juga segera mengambil mobilnya untuk kembali mengikuti bus yang nichkhun tumpangi.

Junho melajukan mobilnya di belakang sebelah kiri bus hingga dia sedikit mempercepat laju mobilnya membuat bus dan mobil itu berjalan berdampingan sekarang. Junho dapat melihat nichkhun yang duduk di samping jendela dengan menutup mata. Pemandangan yang amat indah baginya, ketika melihat nichkhun yang mengenakan kemeja biru muda dan rambut coklat bagian depannya yang terurai menutupi sebagian matanya yang tertutup.

Junho lalu kembali berfokus ke jalanan dan melajukan mobilnya mendahului bus itu tepat saat nichkhun membuka mata dan menoleh kearah dimana mobil junho tadi berada.

Sesampainya di halte tempat dia menaiki bus untuk berangkat nichkhun segera turun. Dia berjalan agak cepat untuk menuju rumahnya sementara di belakang nichkhun junho masih tetap berjalan mengikutinya dengan setia. 

Saat tinggal beberapa meter lagi menuju gerbang rumah nichkhun junho menghentikan langkahnya, hanya berdiri melihat nichkhun yang berlari kecil memasuki gerbang.

" selamat tinggal " junho tersenyum semu dan segera berbalik menjauhi rumah nichkhun sementara saat ini nichkhun tengah bersandar di tembok pinggir gerbang rumahnya dengan tersenyum miris menahan tangis.

Nichkhun membalikan tubuhnya 90° hingga saat ini dia berdiri di depan pintu pagar berbahan logam bercat hitam memperhatikan punggung junho yang berjalan menjauhinya " nan jeongmal bogoshipo " ujarnya dengan sangat pelan dengan segenap perasaannya.










In office


Nichkhun berjalan di lantai dua kantornya dengan di ikuti oleh sekertaria yoon di belakangnya. Dia berhenti melangkah saat melihat kumpulan direktur perusahaannya tengah berjalan berlawanan arah dengannya.

" presdir !"

" presdir !" Sapa para bawahannya itu hormat dengan hampir serempak membungkukan badan dan junho juga berada di antara mereka.

" apa ada yang aku lewatkan ?!" Tanya nichkhun memandang para bawahannya dengan selidik satu persatu.

" tidak ... kami hanya membicarakan tentang proyek pengembangan rumah sakit ... " jawab salah satu direktur dengan sopan.

Nichkhun sempat melihat junho dengan sudut matanya namun orang itu hanya menunduk menyembunyikan wajah darinya.

" baguslah ... aku senang karena kalian bekerja keras "

" presdir ... tuan ok taecyeon sudah tiba di seoul beberapa jam yang lalu ... aku baru saja mendapat laporannya " ujar sekertaris yoon setelah membaca pesan yang di kirim staf hotel pada ponselnya

Nichkhun mengangguk mengerti " kalau begitu siapkan jamuan makan malam.. dan cari tahu apa yang dia sukai "

" tidak perlu menyiapkan apapun untuk ku ... hanya cukup kau yang duduk di hadapan ku saat makan malam ... karena kau yang aku sukai " sebuah suara menyeruak dari arah tangga menampakan sang pemilik nama yang tengah di bicarakan berjalan dengan tersenyum mendekat kearah mereka.

Sekertaris yoon menggigit bibir bawahnya waspada dengan pandangan mata yang memandang junho dan nichkhun bergantian sementara nichkhun dan junho hanya berekspresi datar melihat taecyeon yang masih menapaki anak tangga satu persatu.
Bisikan2pun terdengar dari orang2 yang ada di sekitar mereka.


*

*

*

*


Nichkhun memainkan garpu di tangannya dengan memperhatikan taec yang tengah menikmati makan malam " kau masih menyukai ku ?!" Tanyanya tiba2.

Taecyeon yang tengah mengunyah makan pembuka segera menelannya dengan tergesa2 untuk menjawab " lalu kenapa jika seperti itu ?!"

" segera tanda tangani kontraknya dan kembalilah ke shanghai besok ... dan semuanya beres itu bisa kau lakukan sebagai wujud rasa suka mu padaku " ujar nichkhun dengan santai tanpa memandang wajah lawan bicaranya sama sekali dan hanya terus makan.

Taec menaruh garpu nya di atas piring dan memandang wajah nichkhun dengan tersenyum " kau tahu aku sangat menyukai mu ... "

" sekarang aku tahu " timpal nichkhun singkat

" aku tahu hubungan mu dan direktur lee ..." taec kembali memakan makanannya membuat keadaan berbalik sekarang, nichkhun yang menatapnya penasaran.

" apa yang kau tahu ?"

" semuanya ... termasuk berpelukan di toilet " nichkhun membulatkan mata kaget.

" kau memata-matai ku ?" Tuduh nichkhun tidak suka.

Taecyeon terkekeh " bagaimana bisa kau berpikir seperti itu ... sejak mendiang presdir meninggal semuanya terangkat ke permukaan ... dan menjadi rahasia umum hingga ayahku membatalkan perjodohan kita " jelas taec dengan tertawa kecil.

" bawahanku pasti sangat senang bisa bergosip tentang ku "

" apa kau tahu... sejak kapan aku menyukai mu ?"

" apa aku harus tahu ?!" Ketus nichkhun tidak perduli

" saat usiaku 8 tahun ... saat pertama kali aku melihat mu di hotel kami ... aku pikir kau datang bersama ayah mu ke shanghai untuk berlibur seperti apa yang biasa aku lakukan setiap kali ayahku pergi ke luar negri ... tapi aku salah karena saat itu kau malah ikut rapat dan menjadi penterjemah untuk ayah mu " nichkhun hanya diam tidak terlalu perduli dengan apa yang taec katakan

 " saat itu kita sebaya tapi kau sudah mengikuti rapat dengan bahasa inggris ... kau juga sudah mahir berbahasa mandarin hingga menjadi penterjemah untuk ayah mu " 
" itu hanya karena ayah ku sangat hemat hingga dia membawaku ke sana agar tidak perlu membayar penterjemah dari luar "

" yach... bagaimana mungkin seperti itu ! Karena itulah aku belajar bahasa korea ... agar bisa bicara pada mu dengan bangga " 

Nichkhun menghentikan aktifitas makannya dan merogoh ponsel yang dia simpan di saku celana saat mendengar ponselnya itu berdering " iya pengacara hwang " 

".................................................."

" oh... iya ... aku ke sana sekarang !" Nichkhun segera mengambil jaket yang dia simpan di kursi sampingnya seraya berdiri " maaf .. aku ada urusan mendadak ... kita akan berbicara lagi nanti " nichkhun membungkuk untuk segera meninggalkan taec yang meneriakan namanya.

" nichkhun-ah !" Panggil taec menghentikan walau sama sekali tidak nichkhun hiraukan.

*

*

*

Nichkhun berdiri di depan gedung apartement junho, dia mendongak melihat betapa tingginya bangunan tersebut dengan pikiran yang melayang entah kemana.

" sebenarnya apa yang terjadi saat ini ?!" Nichkhun menunduk melihat sebuah lipatan kertas lusuh di tangannya.

Sementara itu di dalam gedung apartement, junho baru saja selesai mandi dia hendak melemparkan handuk yang baru saja dia pakai ke atas kursi yang ada di samping pintu kamar mandi namun lemparannya meleset hingga handuk itu jatuh ke lantai.

Junho berjongkok untuk mengambil handuk tersebut namun gerakan tangannya terhenti saat tanpa sengaja melihat noda pada karpetnya. Noda yang terbentuk saat beberapa hari yang lalu dia menjatuhkan botol wine di atas karpet itu.

" bahkan noda pada karpetpun mengingatkan ku pada mu " ujar junho seraya berdiri


Ting tong !

" siapa yang datang malam2 ?!" Junho menaruh handuknya di atas kasur dan berjalan keluar kamar untuk melihat siapa orang yang datang.

Junho menekan tombol pada intercome dan betapa herannya ketika dia melihat ternyata nichkhun yang berdiri di depan pintu. Dengan segera dia berjalan kearah pintu dan membukanya

" presdir " ujar junho berdiri di ambang pintu dengan tangan yang masih bertengger di gagang pintu menahannya agar tidak tertutup

" apa ... aku mengganggu mu ?"








Tbc dulu aja ya.... maaf ff nya semakin kacau dan tidak seru .... silahkan di komen ...

12 comments:

  1. Ugh..bittersweet~~~ ga sabar menunggu kelajutan ceritanya, ga sabar menunggu cerita2 terbarunya <3 please lanjut lanjut...

    Author ga ada niatan bikin ff pairing khunwoo ya? hehe *modus* XD

    ReplyDelete
  2. thor, updatenya jangan lama lama yaa hehehe... btw ff yg lain updet juga dong thor 😅

    ReplyDelete
  3. selalu bikin penasaran, ceritanya bagus.
    saya suka, saya suka.
    :)
    #Namii

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Tolong segerakan updatenya ya thor, ku menunggu.. :')

    Salam kenal aku Karen, nama panjangku Karenaku Cinta Taecyeon dan Junho ^^
    huh maaf garing :D

    ReplyDelete
  6. Thorrr jangan lama2 ya updatenya. Kepo nih kepo :"(

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. Author... eodiya?
    Update segera dong

    ReplyDelete
  9. Anyeong Eonni,,,,
    penasaran banget ma lanjutan ceritanya,, kenapa di pending?
    Fighting eon...

    ReplyDelete
  10. Lanjutannya gmn??? Semakin penasaran. Agak sangsi sih waktu author bilang susah nulis lagi, tapi dari ternyata nggak. Author msih jago bgt kalo mnrut aku. Cpetan update thor....

    ReplyDelete
  11. Hubungannya KhunHo selanjutnya gimana tuh nanti...

    Ditunggu kelanjutannya...

    *ReiYuki*

    ReplyDelete
  12. Kak hez, aku mau ngomong dong sekalian minta izin

    ReplyDelete