Dec 8, 2016

dont remember me 5 (ptb new ver.)

Don't remember me

Protect the boss new ver.

Pairing tetap sama

Part 5

Note : selalu ingat jika saya hanya pinjam nama saja. Cerita tidak untuk di anggap nyata pada bagian apapun dan bagian manapun.

Cerita ini dan semua yang ada di dalam blog ini hanya di buat untuk hiburan semata, tidak untuk membentuk opini pembaca ataupun untuk mempengaruhi siapapun. Juga tidak untuk mengubah pandangan seseorang maupun golongan terhadap orang lain atau terhadap sebuah kelompok tertentu. Penulis dan pemilik blog tidak bertanggung jawab terhadap segala efek yang mungkin terjadi karena membaca cerita di blog ini.






Preview last part


"Baiklah ... " setuju junho

 "dengarkan baik2 apa yang akan aku katakan pada mu ... " junho kembali menatap lurus mata nichkhun dengan tangan yang mencengkram bahunya

 "aku ... " junho menahan nafasnya sesaat dan menelan ludahnya cepat sebelum kembali bicara


"Aku tidak pernah melakukan apapun yang membuat mu harus pergi dari ku ... berfikirlah bahwa kita tidak hidup sendiri dan kita hidup pada dunia yang tidak mudah untuk di kuasai ...." nichkhun menggelengkan kepalanya berulang kali menunjukan ketidak mengertianya

" katakanlah... jangan membuat ku merasa semakin sesak " ujar nichkhun kembali lemah.

" itu mungkin adalah sebuah alasan yang mungkin akan membuat mu kembali menjauh dan aku sudah berjanji pada ayah mu akan selalu berada di samping mu dan mendukung mu ... " junho melepaskan kedua tangannya dari bahu nichkhun dan berjalan mundur satu langkah " jadi... sampai dimana hari kau mengingat semua nya ... aku akan tetap berdiri di tempat ku ... dan tak akan melakukan lebih dari itu " tepat setelah junho menyelesaikan kalimatnya dia langsung berbalik dan pergi meninggalkan nichkhun yang sekarang tersenyum miris untuk dirinya sendiri.

"Kau membuat ku kembali jatuh pada titik awal ... " nichkhun bicara dengan hanya memandang meja makan yang berantakan. Baik dirinya ataupun junho sama sekali belum memakan sarapannya pagi itu dan bisa di pastikan jika setelah kejadian ini mereka tidak akan memiliki selera untuk melanjutkan sarapannya lagi.







Junho hanya terus mendesah frustasi di sepanjang kegiatannya mengemudi menuju kantor. Seusai acara sarapan yang bahkan belum usai itu junho segera keluar dari rumah nichkhun dan melajukan mobilnya untuk pergi ke kantor biarlah itu masih terlalu pagi dia anggap dirinya tengah memberi contoh baik pada bawahannya. Hanya saja perkataan nichkhun pagi ini setidaknya membuat suasana hati junho tidak terasa seperti biasanya. Ada rasa ragu, seolah akan goyah... apa yang nichkhun katakan pada nya adalah benar jika dirinya dan nichkhun masih saling mencinta tapi pada sisi lain junho merasa jika hal itu tidak lebih kuat dari kenyataan mengapa mereka harus berpisah.

"Jika kau tiba - tiba saja mengingatnya apa yang akan kau lakukan ?! " junho bertanya dengan suara yang lirih, semua tahu jika pertanyaan itu dia lontarkan untuk nichkhun tapi semua orang juga tahu jika saat ini orang itu tidak bersama dengannya untuk sekedar menjawab pertanyaan junho.





In office



Nichkhun sesekali melihat ke layar proyektor lalu beralih untuk menulis beberapa note Singkat pada dokumen nya saat salah satu dari bawahannya tengah melakukan presentasi di depan ruang rapat. Sementara junho juga hanya memperhatikan orang tadi dengan seksama.

"Jadi seperti itu presdir ... jika presdir menyetujuinya maka semua rencana ini akan segera di realisasikan "

Nichkhun mengangguk2 berpikir dengan tangan yang terus mengetuk2 meja dengan pena yang tengah dia pegang "baiklah ... tidak ada hal lain lagi selain ini... lakukan saja "

" baik presdir " ucap orang yang tadi melakukan presentasi lalu membungkuk hormat pada nichkhun sebelum kembali duduk.

" direktur lee .. " junho yang tengah menunduk memperhatikan garfik yang tercetak pada kertas di mejanya beralih memandang orang yang memanggilnya barusan

" sudah sejauh mana proyek resort aomori yang kau tangani ?!" Nichkhun bertanya ringan pada junho, sama sekali tidak ada raut wajah yang berbeda darinya seolah mereka tidak pernah terlibat dalam sebuah percakapan yang menguras emosi tadi pagi

" aku sudah memberikan laporannya tadi pagi ... bahwa proyek itu tidak akan bisa di kerjakan dalam waktu singkat karena kita sudah menandatangani perjanjian dengan pemerintah setempat untuk tidak merusak lingkungan .. jadi pengerjaan nya di lakukan dengan sangat hati2 " jelas junho juga dengan mencoba untuk bersikap dengan sewajarnya

" baiklah kalau begitu ... aku hanya belum sempat membacanya tadi .." bohong nichkhun masih dengan wajah santainya.








"Kenapa presdir berbohong ?!" Sekertaris yoon yang berjalan mengikuti nichkhun untuk kembali ke ruangannya setelah rapat bertanya dengan penasaran. Dia bahkan harus berlari- lari kecil untuk dapat mengimbangi kecepatan berjalan nichkhun saat ini

"Apa nya ?!" Nichkhuk bertanya tanpa berhenti juga sama sekali tidak berniat untuk melihat lawan bicaranya.

" laporan direktur lee ... presdir kan sudah membacanya... aku memberikan itu sebelum presdir pergi ke ruang rapat tadi "


Brugh ..

"Ahh !"  Sekertaris yoon terpekik saat tanpa sengaja menabrak nichkhun dari belakang saat nichkhun yang tadinya berjalan cepat tiba2 saja berhenti melangkah

Mendengar suara pekikan sekertaris yoon Nichkhun berbalik memandang sekertarisnya itu yang sudah jatuh terduduk di lantai dengan kening berkerut "apa yang kau lakukan di situ ?!" Tanya nichkhun dengan polosnya membuat sekertaris yoon mencelos.

"Ya tuhan ... aku terjatuh karena menabrak presdir yang tiba2 saja berhenti ... dan sekarang presdir bertanya apa yang aku lakukan ??!!" Kesal nya masih dengan duduk di lantai dengan wajah mendongak memandang nichkhun.

"Ahh... kau jatuh ... " ujar nichkhun mengerti namun sama sekali tidak ada niatan untuk membantu " aku sengaja berbohong padanya karena sejak pagi ini dia selalu saja menyembunyikan wajahnya dari ku ... bahkan sepanjang rapat dia hanya terus menunduk "

" lalu kenapa direktur melakukan itu ?! Apa kalian bertengkar ?" Sekertaris yoon yang malah penasaran hanya bertanya dengan masih mendongak sama sekali tidak ingat untuk bangun.

" tidak ... kami tidak bertengkar ... hanya saja tadi pagi aku membicarakan tentang sesuatu yang berhubungan dengan resort aomori "

" jadi sekarang presdir sudah ingat jika ibu presdir yang membangun resort itu ... "

" apa ?!"

" alasan mengapa selama ini presdir begitu melindungi resort aomori ... karena itu adalah tempat yang di bangun berdasarkan mimpi ibu presdir ... semua yang ada di sana... bahkan lokasinyapun ibu presdir sendiri yang memilihnya"

Nichkhun terdiam, dia hanya berdiri dengan tatapan kosong mendengar penjelasan yang di katakan sekertaris yoon padanya. Alasan junho melindungi resort itu bukanlah hal sederhana seperti yang dia pikirkan. Tentang kenangan mereka bersama namun lebih dari itu semua. Karena itu adalah kenangan nichkhun terhadap ibunya.

*

*

*

*

*

 " apa presdir sudah berangkat ?!" Junho yang baru saja tiba di depan ruangan nichkhun segera bertanya pada sekertaris yoon yang tengah memperhatikan layar laptopnya.

"Ah... iya direktur ... presdir sudah pulang beberapa menit yang lalu ... mungkin beliau kurang sehat hingga pulang cepat hari ini ... dia membatalkan pertemuannya dengan pihak kangsan tadi " sekertaris yoon segera berdiri dan menjawab pertanyaan junho dengan sigap.

" kurang sehat ?!! Kenapa kau tidak mengatakan nya padaku ??! Kenapa kau tidak menyuruhnya pergi ke rumah sakit ?!" Karena kepanikan nya junho malah berteriak seolah marah kepada sekertaris yoon yang langsung melangkah mundur dengan memegang erat pulpen di tangannya di depan dada.

"Ma..maaf direktur ... tapi aku sudah menyarankan agar presdir segera ke rumah sakit tapi beliau mengatakan hanya akan beristirahat di rumah " walau dengan tangan yang masih memegang erat pulpen di tangannya tepat di dada dan juga wajah yang menunduk takut sekertaris yoon berusaha agar bisa menjawab pertanyaan junho padanya.

Junho menghela nafas, melihat ekspresi lawan bicara ini dia baru sadar jika dirinya sudah membuat seorang gadis takut karena teriakannya " maaf ... maafkan aku ... aku tidak bermaksud untuk berteriak pada mu " ujar junho setelah mengatur nafas berusaha untuk tenang.

"Iya direktur ... aku mengerti " sekertaris yoon mengangguk dengan wajah yang tidak merengut lagi.

"Aku akan ke rumah presdir sekarang ... kau bisa melanjutkan pekerjaan mu " junho langsung bergegas keluar dari kantor dan tentu saja hal itu dia lakukan untuk pergi ke rumah nichkhun. Mengingat kondisi nichkhun saat ini sungguh wajar bagi junho untuk sangat khawatir, nichkhun bahkan masih dalam tahap pemulihan dengan pengawasan dokter pribadi.









In nichkhun home


Nichkhun menarik gagang pintu yang dia pegang untuk menutup kembali pintu kamarnya, setelah beberapa waktu yang lalu dia memutuskan untuk tidur sepulang dari kantor. Dan saat ini setelah acara tidurnya selesai dia kaluar dari kamar untuk sekedar menghabiskan waktu dengan santai di halaman depan rumah.

" presdir sudah bangun ... saya pikir presdir akan beristirahat lebih lama jadi saya membersihkan dulu kamar tuan muda junho sebelum menyiapkan makanan dan obat presdir " pelayan di rumah nichkhun yang tanpa sengaja melewati kamarnya menyapa nichkhun yang masih berdiri di depan pintu.

" iya ... tidak apa-apa ... bibi tidak perlu menyiapkan makanan aku tidak ingin makan sekarang ... bibi bisa bawakan makanan kecil dan obat ku ke halaman depan... aku ingin duduk di sana "

Pelayan itu mengangguk dengan senyum "baik presdir " dan setelahnya berjalan meninggalkan nichkhun.

Setelah pelayan itu pergi nichkhun juga langsung melangkahkan kakinya searah dengan pelayan tadi namun beberapa langkah setelahnya dia kembali berhenti. Dia berbalik kearah berlawanan mendapati lorong rumah sebelah kiri menuju kamar junho.

Entah mengapa namun nichkhun menyadarinya bahwa seorang lee junho telah menariknya begitu dalam hingga semua tentangnya begitu menyita perhatian nichkhun dan begitu juga dengan kamarnya karena saat ini langkah kaki nichkhun malah mengarah ke tempat itu dan bukan ke halaman depan seperti yang dia rencanakan.

Nichkhun memutar gagang pintu kamar junho dengan pelan lalu mendorong daun pintu bercat putih itu ke dalam seiring dengan langkah kakinya yang mulai masuk.

Dia memutar pandangan matanya ke segala arah begitu dirinya sudah berdiri di dalam kamar. Melihat semua benda yang ada di sana bahkan langit2 kamarpun tak luput dari pandangan nya.

Nichkhun berjalan kearah dinding sekat antara ruang belajar dan kasur dimana tembok berwarna abu tua itu di penuhi dengan berbagai foto.

 Mulai dari foto dirinya yang mengenakan toga tengah merangkul bahu junho dengan tersenyum lebar, lalu foto dirinya beserta kedua orang tua nya dan juga junho yang tengah duduk mengelilingi sebuah meja dengan sebuah kue tart bertuliskan happy birthday nichkhun, atau foto dua orang anak kecil mengenakan pakaian seragam sekolah dasar yang berpose di depan kandang beruang di sebuah kebun binatang.

" sebenarnya ini kamar ku atau kamarnya ?? Semua foto2 ini milik ku .." tanpa sengaja nichkhun melihat foto yang di letakan paling bawah dia segera mengambil foto itu dan memperhatikannya dengan lekat.

Sekelebat ingatan akan seseorang yang menggendongnya tempo hari kembali muncul. Seorang pria dengan rambut merah yang menyatakan perasaannya pada nichkhun dengan tidak sopannya " orang itu ... junho ... " gumam nichkhun dengan memegang sebuah foto junho tengah duduk di lorong depan sebuah kelas dengan mengenakan seragam SMA dalam posisi melihat kearah lain bahkan seolah tidak menyadari jika ada yang tengah mengambil gambar dirinya.










Nichkhun berjalan gontai menuju kursi yang ada di halaman depan rumahnya. Pikirannya kembali terganggu akibat apa yang dia temukan di kamar junho barusan

" tidak ada hubungan atau perasaan yang mendalam ?! Kita bahkan berkencan sejak SMA "  gerutunya sediri. Nichkhun berdiri di depan meja yang sudah terdapat beberapa makanan kecil satu gelas air putih juga 3 butir obat yang di letakan dalam piring kecil.

" rasanya mulut ku sudah kebas karena terus minum obat setiap hari " walau dengan sebuah keluhan nichkhun tetap duduk di kursi dan bersiap meminum obatnya.

Mata nichkhun memicing saat dia tanpa sengaja melihat junho yang tengah berjalan dengan cepat kearahnya " kenapa dia ada di sini ?!"

"Kenapa kau tidak mengatakan pada ku jika kau sakit ?!" Tanpa ada basa basi ataupun tata krama dan sopan santun junho yang saat ini sudah berdiri di hadapan nichkhun bertanya dengan nafas yang tersengal. Mengingat luasnya jarak dari pintu gerbang ketempat mereka berdiri saat ini sungguh wajar jika junho yang berlari merasakan rasa lelah.

" kenapa kau ada di sini ?!"

Sekalipun junho mendengar pertanyaan nichkhun namun dia sama sekali tidak menghiraukannya dan malah tanpa sengaja melihat makanan dan juga obat yang ada di atas meja " kau bahkan tidak meminum obat mu ... bagaimana bisa semuanya akan baik2 saja jika kau bersikap seperti itu "

" apa yang kau katakan ?! Kau bahkan tidak tahu apa yang aku lakukan dan apa yang aku pikirkan ... kenapa kau berbicara seperti itu padaku ?! Bahkan dengan nada yang tinggi !"  Nichkhun mendongak memandang junho yang berdiri di hadapannya yang masih terduduk.

" benar ... aku tidak tahu apa yang kau pikirkan hingga kau malah duduk di sini dan bukannya pergi ke rumah sakit !"

Nichkhun mendengus kesal untuk sesaat dia membuang muka pada junho " jadwal check up ku masih 3 hari lagi ... untuk apa aku ke sana ?!"

" sekertaris mu mengatakan kau tidak sehat hingga pulang lebih awal "

Nichkhun berdiri mensejajarkan dirinya dengan junho untuk dapat berbicara dengan lebih nyaman " tapi aku sekarang sudah baik2 saja "

" aku tidak bisa mempercayai ucapan mu !" Junho menarik tangan kiri nichkhun dan menariknya pergi menuju pintu gerbang dengan langkah cepat

" apa yang kau lakukan ?!" Nichkhun berjalan dengan terseret karena junho tetap menarik tangannya

" membawa mu ke rumah sakit " ketus junho masih terus berjalan memandang lurus ke depan sama sekali tidak melihat keadaan orang yang ada di belakangnya

" tapi aku sudah mengatakannya bukan !? ... aku sudah lebih baik "

"Dan aku juga sudah mengatakan pada mu bahwa aku tidak percaya dengan apa yang kau katakan " timpal junho masih tidak memperdulikan nichkhun

" kenapa kau tidak berpikir jika aku sakit karena mu ... " perkataan nichkhun kali ini dengan sukses menghentikan langkah junho yang langsung berbalik memandangnya " aku sangat sakit karena sikap mu " lanjut nichkhun dengan tatapan mata yang begitu mewakili kalimatnya

Tanpa berkata apapun untuk menimpali apa yang nichkhun ungkapkan junho malah hanya kembali menarik tangannya mendekati mobil.

Junho membuka pintu mobilnya dan berdiri untuk menunggu nichkhun masuk namun orang itu malah hanya tetap membatu di tempatnya sama sekali tidak berniat untuk masuk.

"Masuklah ... bukankah kau sangat suka ketika bisa duduk di sampingku saat dalam mobil ?! Agar kau bisa bertanya tentang banyak hal padaku " nichkhun masih tetap diam, tak bergerak dan juga bungkam membuat junho berinisiatif untuk mendorong nichkhun masuk walau dengan hati2 dan begitu melindungi terlihat dari gerakan tangannya yang menghalangi kepala nichkhun dari benturan pintu mobil.

Dia lantas mengitari bagian depan mobilnya dan segera masuk untuk duduk di kursi kemudi dan melajukan mobil hitam miliknya menuju rumah sakit

Di sepanjang perjalanan nichkhun hanya diam tanpa bicara tanpa bergerak ataupun memandang junho yang tengah mengemudi di sampingnya hanya terus memandang lurus ke depan. Berbeda halnya dengan junho yang sejak awal tidak dapat berkonsentrasi dan terus memperhatikan nichkhun di sela sela kegiatannya mengemudi. Sama sekali tidak ada yang membuka percakapan hingga akhirnya waktu telah berlalu dan saat ini junho menghentikan mobilnya di parkiran sebuah rumah sakit.

Junho membuka pintu di sampingnya dan segera keluar dari mobil " ayo turun ... " ajak junho lembut setelah membukakan pintu untuk nichkhun

Dengan masih memandang lurus ke depan nichkhun bicara " aku tidak mau ! Kau bahkan menyeretku ke sini tanpa melihat ku ... "

"Apa ?!"

" aku tidak akan masuk sekalipun kau menyeretku lagi " tandas nichkhun dengan tegas melipat kedua tangannya di dada sama sekali tidak memandang junho dan hanya fokus ke depan.











Saat ini junho dan nichkhun kembali saling berdiam diri di dalam mobil yang melaju kencang di jalanan yang cukup sepi. Setelah nichkhun bersikukuh untuk tidak masuk kerumah sakit dan mengatakan jika dirinya belum makan dan juga belum minum obat itu semua karena junho yang tiba2 datang dan menyeretnya pergi tanpa menanyakan kejelasan darinya terlebih dulu, junho akhirnya luluh dan merasa bersalah hingga dia menuruti nichkhun untuk mengantarnya pulang.

" kenapa kau hanya diam ?!" Satu kalimat tanya yang keluar dari mulut junho menjadi awal dari berakhirnya keheningan yang tercipta diantara mereka.

" lalu aku harus apa ?? Aku sudah menyadari jika kau tidak memiliki perasaan yang sama dengan ku ... setidak nya saat ini.. kau mengatakan padaku jika kita tidak memiliki perasaan yang mendalam ... bahkan sekalipun kita sudah bersama sejak SMA "

Junho menoleh kearah kanannya menemukan nichkhun yang malah menggulirkan bola matanya untuk melihat keluar jendela di sampingnya seolah menghindari kontak mata di antara mereka

" kau terluka karena sikap ku bukan ?? Aku hanya berpikir jika saja kau sudah mengingat semuanya ... dan masih ingin tetap bersama dengan ku maka ... aku akan memeluk mu dan tidak akan pernah melepaskan mu lagi " kali ini seolah berganti, perkataan junho mampu untuk memancing nichkhun melihat kearahnya yang saat ini sudah kembali fokus mengemudi.

" bagaimana jika aku hanya perduli pada perasaan ku saat ini... jika aku tidak perduli dengan semua masa lalu dan hanya melihat mu saat ini ??!!"

" lalu jika suatu saat kau mengingat semua nya dan perasaan mu berubah ... apa yang akan kau lakukan ??! " junho memandang nichkhun yang masih terus menatapnya " apa kau akan kembali meninggalkan aku ?! Dan itu akan sangat melukai ku "

Nichkhun terkesiap, namun dengan segera membuka mulut untuk kembali bicara atau setidaknya untuk bertanya mengapa junho tidak mengatakan semua kenyataan padanya agar semua bisa berjalan dengan baik. Namun belum sempat kalimat itu terlontar dari dirinya tanpa sengaja nichkhun menangkap pemandangan pantai pasir putih dari jendela di samping junho.

" dimana ini ? Kenapa kau tidak membawa ku pulang ?!" Heran nichkhun pada junho, mengubah pertanyaan yang ingin dia ucapkan tadi

" kau mengatakan padaku jika aku membuat mu tidak makan ... jadi aku akan menebus kesalahan ku dengan membawa mu makan... ke tempat makan favorit mu ... setidaknya sebelum kau kehilangan ingatan "

Nichkhun hanya menutup mulut, walau pada kenyataan nya dia begitu tertarik untuk memperhatikan keindahan pemandangan pantai di sepanjang jalan yang mereka lewati.

*

*

*

*

" selamat datang ! " seorang pramusaji berseragam langsung menyambut kedatangan nichkhun dan junho di pintu masuk "silahkan " gadis itu berjalan menunjukan tempat duduk untuk kedua tamunya. Sementara nichkhun dan junho juga berjalan mengikutinya

"Kau sukses membuat ku terlihat seperti orang bodoh dengan datang ke tempat seperti ini dengan apa yang aku pakai " junho berhenti berjalan dan melihat nichkhun dari atas hingga bawah. Rambut bangun tidur yang acak- acakan, mengenakan t-shirt putih dengan gambar sayap berwarna hitam dan celana bahan selutut berwarna biru muda.

"Apa yang kau lihat ? Apa kau baru sadar jika aku memakai pakaian rumah ?!" Nichkhun berdecak kesal lalu berjalan meninggalkan junho yang masih diam menuju meja yang di tunjukan pramusaji tadi. Sedangkan junho terkekeh saat melihat orang yang ada di sana dan membandingkan penampilan mereka dengan nichkhun. Tentu saja akan sangat berbeda mengingat mereka datang ke sebuah restoran yang mewah.

*

*

*

*

Setelah acara makan mereka selesai junho berjalan mengikuti nichkhun yang tengah menyusuri bibir pantai di senja hari itu, hanya berjalan mengikutinya dari belakang tanpa membuka suara. Kencangnya angin yang berhembus kadang membuat tubuh mereka oleng memaksa agar mereka berdiam sejenak untuk mempertahankan posisinya agar tetap berdiri tegak.

" seperti nya air laut akan pasang ... angin di sini kencang sekali " junho berteriak dengan kalimatnya dia tahu bahwa mungkin saja suaranya akan tersamarkan angin jika dia bicara dengan nada normal.

" aku tahu " nichkhun yang berjalan membelakangi junho menghentikan langkah kakinya dan berbalik " pulanglah ... aku akan menyuruh supir ku untuk datang jadi kau bisa pulang duluan " nichkhun kembali berbalik membelakangi junho dan melanjutkan perjalanannya

" apa kau masih marah padaku karena aku menyeret mu tadi ?" Junho berlari kecil mengejar nichkhun dan begitu dia bisa, dia segera memegang tangannya untuk menahan langkah nichkhun

"Apa yang kau lakukan?!" Tanya nichkhun tajam dengan mengangkat tangan kirinya dimana pergelangan tangan tersebut junho genggam

"Memegang tangan mu " junho tahu apa maksud pertanyaan nichkhun namun dia sengaja menjawab dengan kalimat yang salah dengan nada polosnya untuk menghindar

"Kenapa kau memegang tangan ku apa untuk menyeretku lagi ??! Aahh ... iya tentang pertanyaan mu tadi ... apa aku masih marah karena kau menyeret ku ??!" Nichkhun terdiam sejenak menunggu jawaban junho namun dia hanya diam memaksa nichkhun untuk menjawab pertanyaannya sendiri " kenapa aku harus marah pada mu hanya karena masalah itu sedangkan aku punya alasan yang lebih besar untuk marah pada mu ?!"

" apa salah ku ?!" Tanya junho masih memegang tangan nichkhun dalam posisi saling berhadapan

" salah mu adalah kau hanya memikirkan perasaan mu saja !!! Kau bisa mengatakan padaku apa yang sebenarnya terjadi agar aku bisa berpikir dan memutuskan untuk tetap bersama mu atau tidak ... tapi kau tidak mau melakukannya dan hanya ingin semua berjalan tetap seperti ini ... kau ingin aku mengingat semua nya sendiri dan jika mungkin aku akan kembali pada mu suatu saat nanti ... " nichkhun menghempaskan tangan junho dengan kasar hingga terlepas

" kau mungkin menikmati keadaan ini tapi aku tidak bisa ... bagaimana jika selamanya aku tidak mengingat semua itu ?! Apa aku harus tetap berdiri di tempat yang jauh walau kau ada di samping ku ?! Membiarkan perasaan ku yang seperti ini yang menyiksaku hingga mati ??!! " angin semakin kencang membuat suara gemuruh di telinga keduanya. deburan ombakpun sudah menjadi ganas, bergulung dengan banyak saling berkejaran ke pinggir pantai. Nichkhun bahkan merasakan hempasan air laut pada kakinya yang hanya memakai sandal.

" apa kau sadar jika kau itu egois sekarang ??!" Setelah menyelesaikan kalimat terakhirnya nichkhun langsung berjalan pergi meninggalkan junho yang terdiam dengan otak yang bekerja sangat keras.

Beberapa saat setelah berkutat dengan semua pemikiran nya dengan segala pertimbangan junho segera berbalik dan kembali mengejar nichkhun. Dia menarik bahu nichkhun membuatnya berbalik berhadapan dalam jarak yang sangat dekat

" kalau begitu jangan mengingatnya !!! Mulai sekarang jangan mengingat apapun lagi ... dengan begitu kita ... akan bisa bersama " tanpa nichkhun duga sebelumnya junho menariknya masuk ke dalam pelukan junho. Dia meletakan telapak tangan kanan nya di kepala bagian belakang nichkhun menahannya agar tidak bergerak saat junho mulai menempelkan bibir mereka dengan cepat. Nichkhun menutup matanya begitu ia memiringkan wajahnya agar junho dapat memperdalam ciuman mereka, tangan nichkhun bergerak memeluk punggung junho ketika mereka mulai saling melumat dengan penuh perasaan.

Junho menjauhkan wajahnya dari nichkhun menyudahi aktifitas mereka walau tidak dengan jarak yang sangat jauh " berjanjilah kau tidak akan mengingat apapun mulai sekarang ... hingga kau tak akan punya alasan lagi untuk pergi dari ku "

"Apa ?" Junho terkekeh. Kalimat yang dia ucapkan barusan ternyata malah terbang bersama angin dan sama sekali tidak dapat di dengar nichkhun.

Junho kembali mendekatkan dirinya dan memeluk nichkhun, menempatkan wajahnya di telinga kanan nichkhun untuk berbisik " aku bilang ... aku mencintai mu "

"Bohong !! Tadi kalimat mu sangat panjang tidak mungkin hanya mengatakan aku mencintai mu saja !" Nichkhun mendorong junho menjauh darinya membuat junho tertawa pelan.

Junho menengadah dengan tangan yang juga dalam posisi menadah merasakan butiran air yang jatuh dari langit pada kulitnya " hujan... ayo kita harus segera ke mobil hujan nya pasti akan deras " junho bicara dengan masih mendongak memandang langit saat bicara hingga saat dia menurunkan wajahnya dia malah mendapati nichkhun sudah berjalan menjauhinya

" apa yang kau tunggu ! Ayo cepat !" Teriak nichkhun yang sudah berada jauh di depan junho, dia bahkan hanya terus berjalan cepat setelah menyelesaikan kalimatnya tanpa menunggu junho yang tertawa lepas seraya berlari mengejarnya.

Dengan sedikit berlari akhirnya mereka bisa sampai di mobil. Dengan posisi yang masih sama, junho duduk di kursi kemudi dan nichkhun di sampingnya.

" woah ... hujan nya deras sekali ... mengemudi dalam cuaca seperti ini resiko kecelakaan nya pasti sangat tinggi " nichkhun mencondongkan tubuhnya ke depan memperhatikan pemandangan di kaca depan mobil yang malah tidak terlalu terlihat. Yang ada hanya warna putih dari derasnya air yang jatuh di atas kaca mobil hingga terlihat seperti kabut meskipun junho sudah mengaktifkan wipper mobilnya.

" pasti tidak akan bisa melihat jalanan dengan jelas saat ini " junho juga ikut memperhatikan kaca jendela di samping nya " kita tunggu sampai hujan nya sedikit reda baru pulang ... bagaimana ?!"

" iya " nichkhun sedikit menurunkan sandaran kursinya lalu menjatuhkan tubuhnya dengan nyaman di sana " ini akan lama " gumam nichkhun pelan yang hanya
Mendapat anggukan dari junho

Junho menupukan dagunya pada stir mobil dengan mata yang masih setia melihat derasnya hujan untuk beberapa waktu. Dia menghembuskan nafas panjang mengusir bosan ketika hujan masih saja mengguyur bumi dengan derasnya kala itu.

" kau tahu dulu kau- " junho yang bicara dengan menoleh ke samping kanan hanya bisa menghentikan kalimat dan tersenyum saat dia melihat nichkhun sudah menutup mata, tertidur dengan pulasnya.

Masih dengan senyum yang terkembang di bibirnya junho membuka jas yang dia kenakan dan meletakannya di tubuh bagian atas nichkhun sebagai selimut dan setelah itu dia juga menurunkan sandaran kursi miliknya dan ikut berbaring dengan nyaman di sana memperhatikan wajah orang di sampingnya dengan lekat hingga tanpa dia sadari matanya mulai terasa berat dan ikut tertutup.


*

*

*

*

*

Nichkhun memperhatikan pintu masuk gedung kantornya dengan wajah sedih, memprihatinkan dirinya yang sebentar lagi akan masuk ke dalam sana. Suasana kantor juga terlihat ramai karena para kariawan sudah banyak yang berdatangan dan memilih untuk berbincang2 di loby sebelum masuk ke ruangannya masing2.

"Kenapa hanya diam ? Kau bahkan tadi berteriak memaki ku untuk segera pergi ke kantor dan sekarang kau malah diam saja ... tidak masuk !?" Nichkhun mendelik kearah junho yang duduk di sampingnya semakin emosi mendengar perkataan junho yang seolah menyindirnya.

" karen kau malah ikut tidur di mobil hingga pagi jadi sekarang aku harus masuk ke dalam kantor dengan pakaian seperti ini kau tahu ?!" Nichkhun bicara dengan nada tinggi menyalurkan kekesalannya pada junho.

kemarin dimana mereka tanpa sengaja tertidur di dalam mobil saat menunggu hujan reda tanpa mereka sadari hari sudah berganti, mereka sama2 terbagun di pagi hari berikutnya dan karena nichkhun ada jadwal meeting dengan klien yang sangat penting pagi ini, dia tidak sempat untuk pulang ke rumah terlebih dulu dan langsung datang ke kantor.

" ini semua bukan salahku ... kenapa kau juga tidur dengan sangat pulas kemarin sampai tidak ingat kalau sudah pagi " kilah junho membantah semua omelan nichkhun padanya.

" AAAAHHHH ! dasar kau !" Nichkhun sudah berancang2 untuk marah2 lagi tapi tanpa sengaja matanya melihat jam yang dia kenakan di tangan kirinya " aish ... 15 menit lagi ... aku harus segera ganti baju " ucapnya dengan terburu2 keluar dari mobil.

Nichkhun memasuki kantor dengan pakaian rumah yang dia kenakan sejak kemarin membuat semua kariawan yang melihat dan menyapanya memandang dia dengan bingung.

"Presdir apa yang terjadi ?!" Sekertaris yoon segera menghampiri nichkhun dengan satu setel pakaian di kedua tangannya yang seolah tengah memegang nampan.

" orang itu menculik ku membuat aku jadi tontonan semua orang di kantor hari ini !"

"Apa ?!" Sekertaris yoon mengerutkan dahi tidak mengerti apa yang nichkhun ucapkan " aku sangat bingung kenapa tadi presdir menelpon dan menyuruhku mengambil pakaian presdir di rumah padahal aku sudah sampai di kantor ... aku jadi harus pergi ke rumah presdir lalu ke kantor lagi "

" jadi kau keberatan melakukan itu ?!"

Seertaris yoon langsung menggelengkan kepalanya cepat dan kuat " tidak presdir ! Aku tidak keberatan !" Ucapnya mantap



In junho room

" direktur tidak pulang semalam ?" Mendengar pertanyaan yang aneh dari sekertarisnya junho mendongak memandang orang itu dalam duduk nyamannya

"Apa ?"

" direktur masih memakai pakaian yang sama dengan kemarin ... " jelas sekertaris junho itu dengan mata yang memperhatikan pakaian yang junho kenakan.

Junho mengangguk mengerti " iya ... aku lupa ... suruh seseorang untuk mengambil pakaian ku ... sekarang mungkin pelayan paruh waktu di rumah ku belum pulang "

"Baik direktur " sekertaris junho langsung membungkuk dengan hormat untul selanjutnya keluar dari ruangan junho melaksanakan tugasnya.

*

*

*

*

" kau melihat tidak kejadian tadi pagi ?"

" kejadian apa ?"

" presdir datang ke kantor dengan menggunakan pakaian casual ... aku bahkan baru pertama kali melihat presdir berpenampilan seperti itu "

Nichkhun yang tengah mencuci tangan di wastapel berhenti bergerak dengan memandang pantulan wajahnya di cermin dia mengumpat tanpa suara mendengar percakapan dua orang yang ada di dua bilik berdeda di dalam toilet.

" oh ... iya tentang itu ... kau tidak tahu hal yang lebih menarik lagi "

"Apa ?"

" presdir dan direktur lee datang ke kantor bersama dan yang paling hebat adalah direktur lee masih memakai pakaian yang sama dengan kemarin "

"Jadi maksud mu mereka berdua tidak pulang semalam ? Mereka bersama ?"

" mana aku tahu ... tapi sepertinya mereka sekarang kembali berhubungan "

Nichkhun berdecak kesal karena sudah menjadi bahan gosip para kariawannya sendiri. Dengan kesal dia menarik tissue untuk mengeringkan tangannya.

Krieeettt

Mendengar suara pintu salah satu bilik toilet di buka nichkhun segera bersembunyi di belakang pintu tersebut hingga kariawan yang tadi memperbincangkannya hanya keluar dari toilet begitu saja tanpa melihatnya.

" apa-apaan ini ? Baru datang bersama saja sudah menjadi bahan gunjingan " nichkhun menendang pintu bilik toilet itu dan berbalik hendak keluar namun tanpa di duga pintu bilik lain terbuka hingga seorang pria keluar dari sana.

" ya tuhan !" Ucapnya terjengkat kaget saat junho tiba2 muncul di hadapannya.

" kau juga ada di sini ?! Kau juga mendengar percakapan tadi ?!"  Tanya junho dengan senyum jahilnya membuat nichkhun semakin kesal saja.

" itu semua gara2 kau yang tukang tidur !!" Nichkhun melangkahkan kaki kanannya ke depan dengan tangan yang sudah terangkat ke udara hendak memukul junho namun sayang naas nasibnya karena lantai yang dia pijak licin membuat kakinya terpeleset dan malah berakhir dalam pelukan junho.

Nichkhun mengerjapkan matanya berulang kali saat tatapan matanya bertemu dengan mata junho dalam jarak yang amat dekat

" kenapa ? Apa aku terlihat sangat tampan ?"

" iya... tampan ada kotoran di sudut mata mu itu !" Sungut nichkhun jengkel walau pada kenyataannya apa yang dia katakan adalah bohong.

"Tch ... dasar tukang bohong "

Tanpa sepengetahuan mereka berdua seorang kariawan yang tadi berbincang dari dalam bilik sudah keluar. Dia bahkan menggaruk2 kepalanya yang tidak gatal dan berjalan maju mundur dengan perasaan ragu karena melihat adegan di depannya. Dia sungguh serba salah antara harus keluar dengan melewati kedua atasannya itu dan mengganggu mereka atau malah harus terus berdiri di sana melihat kedua atasannya yang tengah melakukan aktifitas pribadi.

"Aaakkhh !!!!!!!" Nichkhun berteriak saat tanpa aba2 junho yang tiba2 melihat mahluk lain dalam ruangan itu malah mendorong tubuhnya menjauh membuat dia hampir jatuh ke belakang karena terpeleset lagi tapi lagi2 junho menangkap nya " apa yang kau lakukan kenapa mendorong ku seperti itu ???!" Omel nichkhun tidak menyadari keberadaan orang lain di sekitarnya.

" aish !" Junho melepaskan tangannya yang tadi memegang pinggang nichkhun setelah memastikan jika orang tersebut tidak akan terpeleset lagi.

" hey kau ... kenapa berdiri di situ saja ... kau mau keluar atau masuk ke toilet lagi " mendengar junho berbicara dengan pandangan mengarah ke belakang tubuhnya nichkhun ikut memutar tubuhnya dan mendapati seorang kariawan yang mematung di tempat.

" tidak direktur ... " kariawan tadi berjalan mendekat ke arah junho dan nichkhun yang memang berdiri di dekat pintu keluar dengan ragu "permisi presdir ... " orang itu membungkuk dengan kikuk lalu membuka pintu keluar namun dia kembali berbalik saat mengingat jika dirinya belum berpamitan pada junho yang juga atasannya " permisi direktur " ucapnya menyusul dan setelah itu segera keluar dari sana dengan terburu2.

Nichkhun tertawa renyah sepeninggalan kariawannya itu baginya kejadian barusan sangatlah lucu

" kenapa kau tertawa seperti itu ?!"

"Kenapa ? Tidak boleh ? " nichkhun berhenti tertawa walau masih dengan tersenyum " datang ke kantor bersama tadi pagi saja sudah jadi bahan gosip orang2 kantor ... apalagi jika orang tadi mengatakan pada orang2 kalau dia melihat kita berpelukan dalam toilet ... pasti mereka akan berpikiran yang tidak2 "

" tidak2 apanya ? Memang apa yang kita lakukan di sini ?!"

" orang mungkin akan berpikiran kita melakukan sesuatu yang aneh "

" tapi kita tidak melakukannya kan ?!"

Nichkhun mengangguk meng-iyakan. Dia mencondongkan tubuhnya ke arah junho untuk bicara dengan nada seolah berbisik " tapi ... karena mereka pasti akan berpikir hal yang tidak2 walau kita tidak melakukannya ... jadi bagaimana kalau kita lakukan saja ?!"

"Errgghh ... sana pergi lanjutkan kerja mu !" Junho berbalik keluar dari toilet begitu saja meninggalkan nichkhun yang tertawa jahil sambil mengikutinya kaluar.

*

*

*

*

" sana turun ... masuklah dan cepat tidur " junho memarkirkan mobilnya di depan gerbang rumah nichkhun, melakukan hal yang biasa pasangan lain lakukan. Mengantar kekasihnya pulang ke rumah dengan selamat.

Tangan nichkhun bergerak membuka sabuk pengaman pada kursinya namun dia tidak segera turun seperti yang di perintahkan junho " kenapa kau tidak tinggal di sini lagi ... bersama ku ... pasti akan sangat menyenangkan bukan jika kita bisa tinggal bersama "

" kau pasti berpikir untuk melakukan kejadian yang tidak2 seperti yang kau katakan di toilet tadi ... iya kan ?!"

" tidak ... tidak seperti itu " nichkhun yang tadi berbicara dengan menghadap ke samping kirinya memandang junho kembali duduk dengan benar menghadap ke depan

" akan sangat baik jika seperti ini ... bisa mengantar mu pulang ... kadang juga bisa dengan tidak sabar menunggu mu keluar saat aku menjemput mu untuk berkencan "

Mendengar apa yang junho ucapkan tanpa nichkhun sadari wajahnya berbinar menahan senyum " benar ... karena kau berkata tentang kencan ... jadi kapan kita akan berkencan ?! Besok ??!!"

" apa ? Kau tidak ingat besok hari apa ? Aku sangat sibuk "

"Owh ... iya ... aku juga sangat sibuk besok " ucap nichkhun dengan lemah mengingat kepadatan jadwal kerjanya yang sama saja dengan junho.

Mendengar desahan frustasi dan kecewa dari orang yang ada di sampingnya junho berinisiatif untuk menghibur. Dia memegang bahu nichkhun dan menuntunnya untuk bergerak memandangnya.

" tidak perlu khawatir ... besok pagi aku akan datang menjemput mu ... sangaaat pagi sekali agar kita bisa sarapan bersama dan ... soal kencan pertama kita ... " junho sengaja menggantungkan kalimatnya membuat nichkhun penasaran

"  kencan kita ?!" Tanya nichkhun mengulang kalimat akhir junho padanya barusan

" akhir pekan ini ... aku akan mengajak mu ke suatu tempat "

" kemana ?" Tanya nichkhun antusias

" berkencan ..."

Nichkhun berdecih meremehkan karena junho mulai menggodanya lagi dengan merahasiakan tempat yang akan mereka kunjungi walau pada akhirnya bibi indah itu tetap mengukir senyum bahagia.





Esok hari



Junho berjalan di pinggir kolam renang mengikuti gerakan orang yang tengah asik berenang di dalam sana. Begitu orang tadi sampai di ujung kolam dia menangkupkan kedua tangannya di pinggir kolam dengan badan yang masih terendam air.

Junho berjongkok di depan orang itu " kau tahu aku akan datang untuk sarapan bersama dengan mu tapi kau malah berenang "

" aku sengaja ... agar terlihat seksi di depan mu " goda nichkhun mengigit bibir bawah sebelah kirinya dengan ekspresi sensual yang di buat2.

" cepat mandi ... kita bisa terlambat kalau kau terus berusaha terlihat seksi di mata ku " tanpa merespon godaan nichkhun padanya junho mengulurkan tangan untuk membantu nichkhun keluar dari kolam dan nichkhun langsung menerimanya namun dengan maksud yang berbeda.

Nichkhun menarik tangan junho yang hendak berdiri membuatnya kembali berjongkok dan dengan posisi nichkhun yang sudah dia persiapkan akhirnya bibir junho tepat mendarat di bibirnya.

Beberapa saat kemudian junho menarik diri dari nichkhun membuat bibir mereka terlepas. Dia menghela nafas sesaat dengan mata yang saling memandang satu sama lain. Junho kemudian kembali mendekatkan wajahnya kearah nichkhun yang juga langsung menutup mata saat bibir junho menekan bibirnya, nichkhun membuka sedikit bibirnya saat junho mulai melumat bibir atasnya untuk dapat mengimbangi permainan junho dan ciuman itupun berlanjut dengan penuh perasaan.




In office



Nichkhun berjalan bersama dengan sekertaris yoon di koridor untuk menuju kembali ke ruangannya dan tanpa di duga dari arah berlawanan junho juga berjalan kearahnya bersama beberapa staf marketing.

Junho langsung membungkuk hormat pada nichkhun saat mereka berpapasan begitu juga dengan semua staf yang berjalan bersama junho. Sementara sekertaris yoon juga membungkuk hormat pada junho.

" apa kau sudah selesai rapat ?!"

" iya presdir ... apa presdir akan keluar untuk makan siang ?!"

" ehem ... presdir sepertinya ada hal yang harus aku kerjakan ... aku akan pergi ke ruang sekertariat .. " sekertaris yoon segera membungkuk kilat sebagai tata krama sebelum berjalan dengan cepat meninggalkan tempat dia berdiri barusan.

" oh... iya sebaiknya kami juga segera pergi melaksanakan tugas yang direktur perintahkan ... kami permisi presdir... direktur " orang2 yang tadi berjalan di belakang junhopun ikut pergi meninggalkan mereka berdua membuat keduanya bingung.

" sepertinya mereka sengaja meninggalkan kita " ucap nichkhun menganalisis keadaan dimana semua orang seolah meninggalkan mereka berdua

" iya ... pasti gosip yang lebih hangat dari kemarin sudah terbit hari ini " timpal junho santai memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana

" tentang kejadian di toilet ?!" Junho mengangguk meng-iyakan.

" ya sudahlah ... aku tidak perduli ... makan siang ku hari ini bebas bagaimana jika kita makan berasama ? "

" baiklah ... ayo berangkat " junho mengulurkan tangannya yang segera nichkhun sambut hingga akhirnya mereka berjalan dengan bergandengan menuju lift.

Saat pintu lift terbuka mereka berdua segera masuk dan ternyata lift nya kosong hingga saat ini hanya ada mereka berdua di dalamnya.

" akhir pekan ini kau ingin kencan seperti apa ?!"

Junho yang berdiri di samping nichkhun menoleh dengan sudut matanya " jangan katakan kau ingin kita berkencan dengan menghabiskan malam di hotel !!?"

" siapa yang akan mengatakan itu !!! Asal kau tahu saja ternyata pikiran mu yang tidak senonoh ... aku bahkan memikirkan tentang mendaki gunung bersama atau pergi jalan2 ke museum "

Junho tertawa menertawakan dirinya sendiri " jadi tidak seperti itu ya ?!" Tanyanya dengan polos dan tanpa beban yang hanya mendapat delikan tajam dari lawan bicaranya " jika aku yang di tanya ... bagaimana jika kita hanya berjalan2 saja... mendaki gunung terlalu menguras tenaga padahal kita masih harus mengerjakan banyak pekerjaan setelahnya "

" baiklah ... kemana ?"antusias nichkhun bergerak memandang junho yang berdiri di sampingnya

" ke suatu tempat yang banyak pohon dengan bunga yang berguguran di sepanjang jalan "

" aahhh ... aku tahu tempat itu ... tempat yang ada di drama proseckutor princess ..." tebak nichkhun memang dengan tepat tapi rupanya ketepatan nichkhun menebak tidak begitu menarik bagi junho.

" kau menonton drama percintaan ?!" Tanya junho tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar bahwa seorang nichkhun menonton drama percintaan di televisi

" hanya tidak sengaja melihatnya saja ... " kilah nichkhun membela diri "lalu setelah itu kita kemana lagi ?"


" minum soju sampai mabuk ... lalu .... pergi ke hotel ......hehhehehe...!" Goda junho membuat nichkhun hanya bisa memeketkan lidah mencibir.


*

*

*

*

# aku ada pertemuan dengan perwalitan taesan ... tidak bisa mengantar mu pulang #

# gwaenchana ... aku sudah menyuruh supirku datang #


Tok tok tok !

Nichkhun mengalihkan pandangan matanya dari layar ponsel kearah pintu setelah dia selesai membalas pesan singkat yang junho kirim padanya.

" masuk !" Teriaknya memberi perintah dan tak lama munculahbsekertaris yoon dari balik pintu

" presdir ... supir kim sudah menunggu " lapor sekertaris yoon setelah dia mendekat kearah meja nichkhun dan membungkuk

" baiklah ... kau boleh pulang sekarang ... aku akan turun sebentar lagi "

" baik presdir ... " sekertaris yoon kembali membungkuk dan berbalik keluar dari ruangan nichkhun untuk selanjutnya pulang sementara nichkhun masih menunggu proses peng-copyan data pada komputernya selesai.

Dia melirik jam dinding merah yang terpasang di samping kirinya lalu.mencabut flashdisk yang ada pada komputer. Dengan santai dia mengambil jas miliknya yang tergantung di sudut ruangan dan memakainya seraya berjalan keluar.

Nichkhun berjalan kearah lift dan begitu sampai di depannya dia segera menekan tombol namun layar pada bagian atas lift itu terlihat error sama sekali tidak menampakan angka yang menunjukan dimana keberadaan lift itu sekarang. Dia lalu berpindah pada lift di sebelahnya dan malah pada tombol lift itu terdapat tulisan rusak

"Aneh sekali ... tadi siang tidak apa2 " gumamnya santai dan tanpa curiga berjalan masuk ke dalam pintu tangga darurat. Hingga tanpa nichkhun sadari seseorang berbaju serba hitam mencabut kertas berisi tulisan rusak pada tombol lift dan berjalan dengan cepat mengikutinya masuk kedalam pintu tangga darurat.

Nichkhun yang tengah berjalan santai  menuruni tangga tiba2 merasakan jika ada seseorang yang mengikutinya dari belakang namun saat dia berbalik tidak ada siapapun dan itu membuatnya curiga. Hingga tiba2 nichkhun melihat sebuah bayangan pada lantai dan dengan cepat dia berbalik menemukan seseorang dengan pakaian serba hitam dan mengenakan topi yang juga berwarna sama menyerangnya. Dengan kemampuan berkelahi yang tidak seberapa nichkhun melawan dan juga menghindar tapi ternyata orang itu tidak bermaksud untuk melukai nichkhun secara langsung dan malah mendorongnya agar terjatuh, berguling2 dari tangga teratas.

"Engghh " nichkhun mengerang kesakitan dalam keadaan yang tidak sepenuhnya sadar. Dia membuka mata dan dapat melihat ponselnya terpental jauh dari dirinya.

Dia merasakan rasa sakit pada kepalanya yang tidak dia sadari sudah mengeluarkan banyak sekali darah hingga beberapa detik kemudian matanya tertutup tanpa mengingat apapun.





Dah tbc dulu .... panjang bgd ya ?? Iya nih mian lama update soalnya biasalah banyak kendala kerusakan properti dan juga mood .
. Ayo dong ... yang baca komentarnya biar semangat .... sedih ni saya klo gini ...


3 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. ff yg menarik.. tetap jd author ff yg selalu semangat menulis ������ lanjut lanjut plis

    ReplyDelete