Nov 28, 2016

TRUE LOVE PART 1

    True love 1
note : **(dua bintang) tetap flashback dan * (satu bintang) sebelum dan sesudah kalimatadalah bicara dalam hati.

Satu lagi ini ff genre sesat kelanjutan dari true love , jika tidak ingat bisa
baca lagi di halaman belakang blog yang sudah lama .






.
.
.
"ini semua salahmu ! Kenapa kau kabur dari rumah ?! Sekarang kita bahkan tidak punya uang untuk makan " gerutu chansung tanpa
henti

" gara2 menemanimu kabur . . . Kakekmu juga memblokir rekeningku . . . Kau
harus benar2 berterimakasih padaku tidak ada sekertaris yang begitu setia sepertiku kau tahu "lanjutnya masih terus berceloteh
sepanjang perjalan mereka yang entah akan berakhir dimana, tak ada tempat yang mereka bisa kunjungi saat ini.

"apa kau tidak merasa jikahidupmu membosankan ?! Bahkan bintangpun ada di
genggaman tanganmu . . . Tidak ada hal yang menarik . . ." timpal junho yang dengan tiba2 berhenti melangkah.

Chansung ikut berhenti di pinggir jalan sempit di pinggiran kota yang mereka lalui "bintang itu ada di genggaman tangan mu
bukan di tanganku . . . Kau pewaris perusahaan dan aku hanya sekertarismu . . . Apa kau tidak bisa untuk bersyukur ?!" tanya chansung dengan iseng menendang kaleng minuman yang hampir terinjak kakinya.

Merasa tak ada respon dia lantas memandang namja di sampingnya itu yang malah asik memperhatikan objek di
belakang tubuhnya .

Chansung berdecak lidah, kesal karena di acuhkan junho "apa yang kau lihat ?" chansung berbalik menemukan sebuah bangunan tua tak bertingkat namun cukup luas,cat eksterior rumah itupun terlihat amat lusuh ,cat kuning gading yang terpasang terlihat kotor dengan guratan2 hitam yang terbentuk dari lumut2 yang mengering atau juga bekas aliran air hujan. Sebuah papan putih yang terpasang di tembok depan rumah itupun menarik perhatian chansung "rumah singgah . . . " gumamnya membaca tulisan
pada papan itu.

 "yach ! Kau mau kemana ? Jangan katakan kau akan mengaku gelandangan dan akan tinggal di sini !? " panik chansung mengikuti langkah junho yang mendekati bangunan tadi.

"berisik !" desis junho tajam. Membuat chansung hanya bisa berjalan tanpa protes
mengikutinya.

Junho berbalik ke arah chansung "kembalilah !" titahnya padat.

"apa ?!"

"jaga kakekku sementara aku pergi . . . Katakan padanya aku keluar negri dan akan kembali bulan depan "

"tapi junho . . ."

"ini perintah !" selak junho tanpa perasaan, dan mau tak mau chansung mengangguk
menyetujui. Walau dengan tidak yakin tapi pada akhirnya dia pergi juga meninggalkan junho.

Tok tok

"oppa mencari siapa ?" seorang gadis kecil mendekati junho yang berdiri di depan pintu.

"oppa . . ." junho merunduk mensejajarkan wajahnya dengan gadis itu seraya berfikir , belum sempat junho menjawab sebuah
teriakan terdengar dari arah dalam rumah.

"minji . . . Siapa yang datang ?!" teriak seorang namja seraya berjalan ke arah pintu . Junho terkesima , matanya seolah terikat untuk terus memperhatikan namja berkulit putih yang tertutupi t-shirt putih dan celana bahan selutut berwarna krem, wajahnya yang putih bersanding dengan rambut coklat kepirangan dan juga hidung yang mancung .

"masuklah . . . " titah namja itu pada gadis yang dia panggil minji.

"maaf . . . Ada yang bisa akubantu ?!" tanya namja tadi. rumah singgah ini dia dirikan untuk menampung anak2 terlantar atau juga untuk orang2 di jalanan yang memerlukan bantuan jadi tidaklah mengherankan jika tiba2 datang orang asing ke rumah singgah tsb.

"emh . . . Sebenarnya . . Aa . . Aku . . . " junho bingung tak tahu harus bagaimana menjelaskan keadaannya pada orang di
hadapannya ini . Otaknya terasa membeku seketika dan yang ada hanyalah hasrat untuk terus memandang namja di hadapannya tanpa berkedip.

 Namja itu mengulurkan tangan kanannya seolah menyambut, senyum yang terasa begitu indah dan lembut juga mengiringi uluran tangan namja itu "namaku nichkhun . . . ."dengan ragu junho menerima uluran tangan itu, menjabatnya dengan lembut "junho . . . Lee junho "

*untuk pertama kalinya dalam hidupku aku benar2 tertarik pada satu hal yang tak ku miliki , hal pertama yang membuatku merasakan kehangatan seolah mendekap jantungku . . . Hal yang membuat ku mengukir senyum tanpa alasan dan membuat jantungku berdegup tak biasa,
satu2nya hal menyenangkan yang aku temui di dunia*
.
.
.
.

Debh . . .

Pintu kamar itu di tutup dengan pelan oleh pemiliknya, dia tidak ingin suara yang dia timbulkan akan mengganggu waktu istirahat penghuni lain rumah itu.

"kau mau kemana ?" nichkhun terjengkat saat dia berbalik dari pintu dan mendapati junho sudah berdiri di hadapannya

 "kau membuatku kaget . . ." keluhnya seraya
mengelus dada .

"mian . . ." kata maaf itu terlontar begitu ringan dari mulut junho menyiratkan bahwa dia sama sekali tidak menyesal.

"kau belum tidur ? Tidak biasanya kau belum tidur , sudah jam berapa ini ?!" nichkhun milirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya

"aku . . . Harus pergi bekerja . . ."

"tengah malam seperti ini . . . ?" junho mengerutkan kening dengan satu alis terangkat.

Membuat nichkhun tekekeh pelan "nde . . . Waeyo ?" nichkhun sengaja tersenyum mengejek mengerti akan apa yang junho
pikirkan saat ini.

"aa . . . Anii . . ."gagap junho yang merasa sudah terbaca jelas isi otaknya yang penuh curiga itu

"kenapa bekerja tengah malam ?"

"emm . . ." nichkhun memasukan kedua tangannya ke dalam saku mantel dengan wajah berfikir "bekerja di tengah hari yang terik atau di tengah malam yang sunyi . . . Sama saja . . . Mencari pekerjaan itu sangat sulit jadi . . . Terima dan syukuri apa yang kau dapat "

"kalau begitu aku juga ingin bekerja bersamamu. . ."

"tidak bisa . . . " nichkhun menjawab seraya berjalan kearah pintu melewati junho yang
ikut memutar badannya agar bisa terus melihat lawan bicaranya

"Aku akan mencari mini market 24jam di sekitar sini jika kau mau bekerja ... " nichkhun menoleh sekilas pada junho setelah dia
mengenakan sepatu "aku pergi !" pamitnya singkat dan berlalu pergi seolah hilang di balik pintu.




.
Beberapa hari kemudian
.


Clekk

pintu masuk rumah itu terbuka sekedarnya dan masuklah namja muda berseragam dengan tas ransel yang tergantung di punggunnya. Namja itu membuka sepatunya masih dalam posisi berdiri.

"kau siapa ?!" namja itu mengangkat wajahnya yang tadi menunduk memperhatikan sepatu

"seharusnya aku yang bertanya padamu . . . Kau itu siapa ?!" Timpal namja tadi dengan nada meninggi pada kalimat keduanya

"HYUNG !" teriak namja tadi lantang tanpa tatakrama kesopanan pikir junho.

"wooyoung ! Kau sudah pulang ?! Kau bilang tugas praktek lapangan mu masih satu minggu lagi . . ." nichkhun menghampiri woo dan juga junho yang ada di depan pintu masuk.

Bukan menjawab pertanyaan basa basi kakaknya dengan memberikan salam woo malah balik bertanya "siapa dia ?!" tanya woo memandang junho dengansudut matanya.

Nichkhun memperhatikan wajah junho yang memandang woo dengan wajah datar "dia . . . Lee junho . . . Dia tinggal bersama kita mulai sekarang " jelas khun lembut.

"oh . . . " woo mengangguk kecil dan menundukan kepalanya sekilas memberi salam pada junho yang juga membalasnya
dengan hal yang sama "aku . . . Ke kamar dulu . . ." pamit woo meninggalkan nichkhun dan junho begitu saja.

Sepeninggalan woo nichkhun mulai melangkahkan kakinya satu langkah mendekati junho yang berdiri di sampingnya tanpa dia sadari tangannya memegang lengan junho membuat junho terperanjat , dia memandang lengan nichkhun yang masih
memegang lengannya "maafkan dia . . . Dia memang terkadang acuh . . . Tapi . . . Percayalah sebenarnya dia anak yang baik . . ."

junho mengangguk kaku masih belum bisa bersikap wajar akibat sentuhan nichkhun pada dirinya "nn..nde . . . Gwaenchana "

.
.
.
.

"wooyoung . . . Kemarilah kita sarapan bersama !" nichkhunbsedikit berteriak ke arah woo yang baru keluar dari kamarnya .
Woo berdiri di depan pintu kamarnya yang masih terbuka , matanya memperhatikan setiap individu yang berkumpul bersama di meja makan .

Nichkhun yang tengah membantu seorang kakek untuk makan di sampingnya dan juga junho yang mengambilkan lauk untuk minji
dan kemudian mengajari bocah laki2 berusia 5 tahun bernama sanghi menggunakan sumpit.

Pemandangan yang di suguhkan di hadapan matanya ini malah mengundang emosi woo pagi ini , dia mendengus kesal memandang penuh emosi kearah meja dan dengan langkah kasar dia keluar dari rumah.


BLAMB ! !


Bantingan keras pintu yang di lakukan woo menimbulkan suara dentuman yang cukup keras yang sontak membuat semua orang di
dalam rumah terperanjat.

"wooyoung oppa kenapa ?" minji bertanya tanpa di tujukan pada siapapun , gadis kecil itu hanya mengedikan bahu dan kembali memakan makanannya tanpa memberi perhatian lebih atas apa yang baru saja terjadi lain halnya dengan junho yang memandang intens nichkhun yang terdiam
seolah di tinggalkan jiwanya . Itu dapat di lihat dari tangan kanan nichkhun yang masih memegang sumpit pada piring kimchi yang
tak lagi bergerak.

.
.
.

Grek . . . Trek . . .


Nichkhun yang tengah duduk di atas atap segera menoleh kebelakang saat telinga
menangkap suara langkah kaki yang mungkin meretakan atap yang dia pijak.

"kau . . . Bagaimana kau bisa tahu aku ada di sini ?"

Junho berjalan pelan mendekati
nichkhun dan duduk di sampingnya "karena .. . Aku tahu saja . . ."

nichkhun kembali duduk denganmenekuk kakinya hingga dada menghadap pemandang pinggir kota yang dapat dia lihat dari atas sana.

"wooyoung . . . Mungkin dia tidak suka aku ada di sini . . ." nichkhun langsung menoleh ke arah junho berada

"tidak . . . Aku tahu pasti ada alasan lain . . . Dia tidak akan bersikap seperti itu karena
kehadiran mu . . . Sebelumnya . . . Banyak orang yang datang ke tempat ini untuk menenangkan diri . . . Dan setelah itu mereka
menjalani kehidupan mereka kembali . . . Wooyoung tahu pasti itu adalah alasan mengapa aku membuat tempat ini " jelas
nichkhun.

"apa dia adik kandung mu ?!" tanya junho penasaran.

Nichkhun menggeleng pelan "bukan . . . Aku . . . Sebenarnya sebatangkara . . . Hingga aku
bertemu dengannya . . ."

junho mengangguk "kakek . . . Dan semua anak itu . . ." junho sengaja menggantungkan
kalimatnya memancing nichkhun untuk meneruskan.

"aku menemukan kakek duduk sendirian di emperan toko sepulang kerja . . . Saat aku bertanya siapa nama nya dan dimana dia tinggal . . . Dia tidak ingat . . ."

"seharusnya kau membawa dia ke kantor polisi . . ."

"tentu saja aku membawanya . . .Tapi . . . Polisi mengatakan mereka akan memberi tahu kakek itu ada padaku jika keluarganya
di temukan . . ."

junho terkekeh kecil "kau tidak berfikir dia di buang . . ."

"aku tahu . . . Maka dari itu aku merawatnya . . ." junho hanya terus memandangi wajah
nichkhun dari samping dengan menumpukan kepalanya pada lutut kakinya yang di tekuk ,
berspekulasi tentang ketidak percayaan dirinya terhadap nichkhun.

Sungguh tidak mungkin manusia berparas
malaikat ini juga memiliki hati malaikat . . Sungguh sempurna pikir junho.

"kau sendiri ?! Kau tidak pernah menceritakan apapun padaku . . . Bagaimana hidupmu ?" nichkhun balik memandang junho
penasaran.

"hidupku . . ." ujar junho lirih seraya mengarahkan wajahnya ke depan . Tanpa nichkhun duga junho malah menekuk lehernya ke kanan hingga menyentuh bahu nichkhun , menumpukan pelipisnya pada bahu nichkhun

"tidak pernah . . . Senyaman dan setenang ini . . ." junho memejamkan matanya dan
melanjutkan kalimatnya dalam hati 'tidak pernah senyaman dan setenang ini . . . Sekalipun aku tahu dunia berputar atas
perintahku '

dengan hati2 nichkhun mencoba untuk melihat wajah junho yang bersandar pada bahunya tanpa bergerak lebih hanya dengan
ujung matanya tak ingin jika itu mengusik kenyamanan junho .

"aku lahir dari perselingkuhan ayahku dan ibu tirinya . . . Kakek ku adalah suami dari wanita yang melahirkanku dan juga ayah dari
ayahku . . ." junho masih menutup
mata dalam posisi yang sama walau bibirnya menyunggingkan senyum namun rasa hancur tetap begitu terasa dalam nada
bicaranya.

Mulut nichkhun terbuka refleks akibat
keterkejutannya akan cerita junho . Tidak ada kata yang dapat dia ucapkan kepada junho walau dia benar2 ingin setidaknya menghibur orang di sampingnya ini.

"aku harus bagaimana ?" tanya junho dengan nada yang tidakbenar2 bertanya .

Hening !

Nichkhun tidak dapat menjawab apa yang junho tanyakan padanya dia hanya mampu
menggerakan tangan kirinya dengan perlahan menggenggam tangan kanan junho seolah memberi kekuatan tangan kanan
nichkhun juga terulur untuk sekedar memberi sentuhan lembut pada rambut depan junho
yang menjuntai menghalangi wajahnya.
**


.
#sebuah kisah terukir indah di masa lalu tak teraba oleh hati siapapun . . . Kau hadir dalam segala kelemahanku cacat hidupmu menyempurnakanku . . . Kesakitanku bertambah pahit ketika harus aku akui , aku
menahan rasa cintaku untuk mu namun kau . . . Tetap ada ! #


.
.
.

Brak brak brak

.

Nichkhun berlari secepat yang dia bisa hingga sesekali dia terhuyung dan hampir jatuh ,berlari dalam koridor sempit dengan cahaya temaram dan dentuman music yang masih terdengar samar di tilinganya.

Langkah kaki nichkhun terhenti saat dia sudah sampai di ujung koridor . Tangannya berpeganan kuat pada tembok mencoba
menahan beban tubuhnya yang terasa semakin berat , entah mungkir karena semua energi dalam tubuhnya telah
menghilang.

"hiks . . . Hiks . . ." isakan pilu itu terdengar keluar dari bibir nichkhun . Entah apa yang
menyebabkan hatinya terasa ngilu dan perih tanpa sebab yang dia ketahui pasti hanyalah
bagaimana raut wajah terluka junho yang memandang dirinya di atas sebuah panggung nista , itu cukup menorehkan luka sayat di hati nichkhun.

Akunmengecewakannya, aku melukainya . . . Itulah kalimat2 yang di teriakan hati nichkhun
pada dirinya sendiri.


.
.
.


"junho !" chansung berjalan mengekori junho yang berjalan di trotoar . Junho sama sekali tak menghiraukan suara sahabatnya yang entah sudah berapa kali memanggil namanya dengan khawatir.


Sekitar 30 menit yang lalu adalah awal dari junho yang berjalan menyusuri tlotoar tak perduli jika mobil mewahnya masih terparkir
di halaman depan sebuah club malam. Junho terus berjalan dengan tatapan kosong , sesekali dia tersenyum nanar bahkan
tertawa miris sendirian sama sekali tidak perduli dengan tatapan para pejalan kaki lain
terhadapnya yang mungkin mengira namja ini sudah gila.


Brugh !


Tubuhnya terjatuh ke tanah dalam posisi merangkak akibat tersandung jalanan yang
menanjak.


"hahaha . . ." dia tertawa pilu menertawakan dirinya sendiri seraya bangun dan menepuk2
celana jeans yang dia kenakan , mengusir debu2 dan butiran pasir yang menempel


 "dia . . . Dia . . . Benar-benar . . ." umpat junho mengacak wajahnya sendiri dengan kasar saat air mata mulai berontak keluar dari
matanya.


#kau hadir dalam bayangan yang tak pernah ku anggap . . . Kau hadir di dalam bayangan semu . . . Kau merindu dan membuatku
jatuh kepadamu ,kau menyayangku dan membuatku berkata 'ku tlah temukan'#


.
.
.


Clek


begitu memasuki rumah nichkhun langsung berhadapan dengan wooyoung yang langsung membuang muka darinya.


"kau mau kemana ?"

woo mendengus "bukan urusan hyung !" jawabnya tajam.

"itu urusan ku jadi katakan . . . Kau mau pergi kemana di pagi buta seperti ini ?" woo memandang nichkhun tajam seolah menantang hyungnya itu

"apa hyung pikir dengan membesarkanku dengan uang haram yang kau hasilkan , kau
berhak atas hidupku ?!" desis woo tajam dan berlalu meninggalkan nichkhun.

"wooyoung ! WOOYOUNG !" nichkhun berteriak mencoba untuk menghentikan woo yang sama sekali tidak menghiraukannya.

Sepeninggalan wooyoung, nichkhun memegangi kepalanya yang mulai berdenyut ,pandangan matanya mulai mengabur membuat dia berulang kali mengerjapkan
matanya, tidak hanya rasa pusing di kepalanya yang dia rasakan namun juga dadanya yang sesak dan terhimpit atas perlakuan woo padanya barusan.


.
.
.
.


Masih sama dengan malam2 sebelumnya, hingar bingar club malam yang liar adalah tempat nichkhun mengisi pundi2 materinya.

Nichkhun tetap melakukan pekerjaannya seperti biasa menari striptis dengan mempertontonkan keindahan fisik dan senyumnya .

Sama sekali tidak ada yang menyadari apa
yang terjadi pada nichkhun , dia sungguh profesional menyembunyikan segala masalahnya di balik senyuman.

Namun saat dia mulai turun di belakang panggung,semuanya berubah begitu kakinya berpijak pada lantai nichkhun langsung terhuyung hingga membentur tembok.

"gwaenchana ?! Kau sakit ?" seorang host club yang merupakan sahabat nichkhun itu
segera menghampirinya, menutupi tubuh polos nichkhun dengan pakaian serupa jubah
hitam yang membungkus tubuh nichkhun hingga lutut.

"gwaenchana . . . Aku hanya banyak minum " bohongnya. Nichkhun sadar jika sejak semalam hingga malam ini dia sama sekali tidak makan apapun kecuali beberapa botol alkohol yang dia gunakan sebagai properti.

"eenggh . . . Nichkhun . . . " nichkhun bergerak dengan susah payah untuk berdiri tegak

"emh .. wae ?"

"aku . . . Aku sudah berulang kali mengatakannya . . . Bahkan manager juga sudah menolaknya tapi . . . Tapi . . . Dia mengancam akan menutup tempat ini jika
tidak bisa bertemu dengan mu . . . Engg . . . Kau mengertikan maksudku ?!"

nichkhun tersenyum lembut seperti biasa "arraseo . . . Di kamar mana ? Aku akan bicarakan sendiri dengannya "

"di kamar vip . . ."

"baiklah . . ." ujar nichkhun tanpa henti mengukir senyum di bibirnya


.
.

Tok tok

setelah mengetuk pintu kamar vip sebanyak dua kali,dan seperti biasanya para pekerja seperti nichkhun memang akan langsung masuk walau tidak mendapatkan respon sebelumnya.

Nichkhun yang sudah memasuki kamar vip mulai berjalan mencari dimana orang yang hendak menemuinya dan apa yang dia
temukan membuat matanya terbuka lebar.

Junho berdiri dengan bersandar pada
meja ,melipat kedua tangannya di depan dada memandang lurus nichkhun yang ada di hadapannya.

"kau mau kemana ?!" suara tegas yang hampir 2 bulan lalu kerap dia dengar kembali masuk indra pendengaran nichkhun.

Nichkhun yang tadi sudah membalikan badan membelakangi junho menghela
nafas panjang, kembali berbalik memandang junho penuh hormat

"maafkan aku tuan . . . Tapi aku tidak melayani tamu secara pribadi " nichkhun bicara begitu formal dengan wajah menunduk.

Nichkhun tahu jika junho berjalan mendekatinya, idapat dia dengar suara langkah junho yang semakin mendekat.

"sebenarnya berapa hargamu . . . Hingga kau terus menolak ku . . . " nichkhun mengangkat wajahnya saat junho sudah berdiri tepat di
depannya

"kau pasti dagangan termahal di sini " ucap junho semakin tajam, entah mengapa
kata itu meluncur dengan mudah dari bibir junho walau mata mereka saling menatap dalam satu sama lain.

"aku harus pergi tuan . . ." pamit nichkhun sopan hendak keluar dari ruangan itu namun junho menarik bahu nichkhun menahannya dengan kasar

"kau tidak boleh mendiskriminasikan pelanggan mu . . . Aku sudah membayar mahal untuk mu " junho mencengkram kuat bahu nichkhun dan mulai menyerang bibir namja itu dengan kasar.

"eumph !" nichkhun memalingkan wajahnya ke samping dengan tangan yang mendorong dada junho menjauh darinya "lepaskan ! Apa yang kau lakukan !?" nichkhun meronta mencoba melepaskan diri dari cengkraman tangan junho.

"AKH !!!" nichkhun memekik kesakitan saat junho menghempaskan tubuhnya ke tembok, membuat punggung dan kepala bagian belakang nichkhun terbentur cukup keras.

Junho menghimpit tubuh nichkhun di antara tembok dan tubuhnya kedua tangan nichkhun juga di kunci oleh tangannya di tembok

"eummh . . . Ummph . . ." nichkhun berteriak dalam ciuman penuh nafsu junho padanya

"LEPAS ! !" teriaknya histeris,namun junho
sama sekali tidak memperdulikan hal itu dan terus menjelajahi setiap inci kulit mulus nichkhun dari wajah,pipi hingga lehernya

"anghh . . . Hentikan . . ." nichkhun terus menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri saat junho mulai menjilat daun telinganya .

Brugh

tubuh nichkhun terhempas kasar di atas kasur , dia segera bangkit mencoba kabur sesaat sebelum junho menindihnya namun belum bisa kaki nichkhun menapak sempurna di lantai junho sudah mendorong kembali tubuh nichkhun keras ke kasur membuatnya terlentang di bawah junho yang sudah menindihnya sekarang .

Cukup ! Nichkhun habis kesabaran meminta junho melepaskannya dengan baik2,
nichkhun sudah bersiap menendang junho dan . . .

"katakan berapa yang kau mau ?! Aku akan memberikannya . . . Jadi kau tidak perlu berpura2 lagi menjadi orang yang suci seperti ini di hadapanku !" tangan nichkhun yang sejak tadi bergerak kuat melepaskan diri dari junho melemah terkulai di atas kasur begitu saja, tidak ada perlawanan apapun lagi yang dia lakukan hanya menatap wajah
junho yang berada di atas tubuhnya dengan terluka, jika ini tidak akan semakin melukai
harga dirinya dia sungguh akan menitikan air mata, namun kenyataannya nichkhun hanya
bisa menunduk pasrah saat junho melucuti seluruh busananya. Hanya memejamkan mata menahan tangis saat junho mulai menjamah seluruh bagian
tubuhnya , suara helaan nafas terus terdengar dari mulut nichkhun yang sesekali terhenti saat junho mengulum dan melumat bibirnya tanpa perasaan yah setidaknya itu yang nichkhun pikir.

Kedua tangan nichkhun meremas sprey putih yang menjadi alas tubuhnya, remasan tangan nichkhun semakin kuat saat merasakan sesuatu memaksa memasuki tubuhnya,nafasnya terhenti seiring dengan wajahnya yang meringis menahan sakit di bagian selatan tubuhnya.

Perasaan seolah tengah di koyak menjadikan tubuhnya jadi dua bagian yang terasa menyiksa rasa terkoyak yang juga di rasakan
hati nichkhun saat ini .

 Nichkhun memalingkan wajahnya ke
samping membuat air mengalir dari sudut matanya membasahi sprey

 "enngh... A-aah . . ." tak mengerti perasaan apa yang dia rasakan saat ini , yang dia tahu
kepalanya semakin berat dan berdenyun seiring dengan tubuhnya yang mulai tersentak naik turun seirama dengan gerakan junho yang sama sekali tidak menyadari penderitaannya.


.
.


Nichkhun duduk di pinggiran kasur mengancingkan satu persatu kancing kemejanya membelakangi junho yang masih
terduduk di atas kasur bergeming.

Setelah memakai seluruh pakaiannya nichkhun mengusap kedua pipi dan juga lehernya dengan tangan untuk sekedar menyeka keringat.

"aku . . . Permisi tuan . . ." Nichkhun membungkuk hormat ke arah junho dan berjalan pelan susah payah untuk keluar dari
kamar yang menjadi saksi bisu perbuatan junho padanya.

"mianhae . . ." tangan nichkhun yang sudah berada di gagang pintu itu terhenti sekilas , untuk selanjutnya memutar gagang pintu dan keluar begitu saja tak menghiraukan junho.


Debh ...

Junho hanya bisa memandang nanar pintu yang baru saja tertutup. Penyesalan dan rasa
bersalah menyeruak dengan kuat dalam hatinya. Perlahan tangan junho mengusap sprey putih di samping tubuhnya, meremas
sprey itu dengan pandangan menyesal . Sprey putih yang telah bernoda, bercak2 merah yang hampir menjadi kecoklatan .


.
.
.


"nichkhun !" taec yang adalah host club sahabat nichkhun segera menghampiri sahabatnya yang tengah kesulitan bergerak
di koridor setelah keluar dari ruangan tadi.

"kau tidak apa2 ? Apa yang terjadi ?!" panik taec memapah nichkhun membantunya berjalan

"ya tuhan ! Kau demam ! Badan mu panas sekali . . . Kau juga sangat pucat . . . Kajja kita ke ruangan mu "

nichkhun mengejang saat perutnya terasa tertusuk2 membuat tubuhnya lemah kehilangan segala tenaga dan juga . . . Kesadarannya .


.
.
.
.


Aku yakin 100% ini ff ku yang juga gagal . . . Ini req. Nya wildy tadinya cman mw kash liat wildy aja tp . . . Gpp lah ksh liat kalian semua biar kalo di hujat sekalian sama semua orang . . . Hahaha . . . Otthe ?!

3 comments: