Nov 27, 2016

don't remember me 4

ont remember me

PTB NEW VER.

PART 4

PAIRING : sama saja dgn yg lalu2

Note : tetap saja ini ff yaoi... ceritanya anggap saja dlm dunia ff ini hubungan namja x namja adalah hal yang biasa. Jadi gk melanggar aturan gitu.

Sesi curhatnya si saya berterimakasih pada reader yang sudah dgn lapang dada meluangkan waktu untuk berkomentar dan juga membaca ff saya yang saya rasa bisa menyebabkan gejala keracunan ini hahahaha.... oke kita lanjut sesi ceritanya ...

Kita lanjut langsung ke TKP !!












Junho terkesiap saat tiba2 pintu kamar nichkhun terbuka menampakan sang pemilik kamar yang berdiri di pintu memandang dirinya dengan aneh.

"Apa yang kau lakukan di sini ? Sepagi ini ?!" Nichkhun melihat jam yang melingkar di tangan kirinya mencoba untuk meyakinkan diri bahwa saat itu masih terlampau pagi untuk seseorang bertamu ke kamarnya. Mengingat jam digital yang dia pakai masih menunjukan angka 05.18

"Emm...aku...aku... hanya ingin menanyakan keadaan presdir... baru saja aku datang dan ingin mengetuk pintu ... " bohong junho yang jelas2 sudah berdiri di sana selama 2 jam. Sejak malam hari dirinya sudan tidak tenang memikirkan akan bagaimana keadaan nichkhun namun dirinya juga tidak dapat dengan begitu saja datang ke kamar nichkhun pada tengah malam hingga dia berdiri di sana menunggu pagi.

"Aku baik2 saja ... "

Junho mengangguk "syukurlah jika begitu ..." dia berdiam diri sejenak tidak tahu harus bersikap bagaimana atau harus mengatakan apa lagi. Agaknya kedapatan berdiri di depan kamar seseorang dan di ketahui orang tersebut membuat dirinya sedikit shock hingga membuat otaknya kosong

"Ini masih sangat pagi... kembalilah ke kamar mu dan beristirahat sebentar lagi... " nichkhun bicara dengan terus memandang junho sementara tangannya masih bertengger di daun pintu yang dia buka barusan.

"Iya presdir ... " junho mengangguk tidak berarti beberapa kali sebelum dia menunduk hormat pada nichkhun dan setelah itu berbalik hendak meninggalkannya

" junho !" Belum berapa langkah junho menjauhinya nichkhun memanggil junho menghentikan

" iya ?!" Tanya junho berbalik kembali memandang nichkhun walau tidak mendekat

"Hari ini aku ingin istirahat.... kau segera selesaikan semua urusan mu .. aku harap kita bisa kembali ke seoul siang ini "

"Iya ... aku akan segera menyelesaikan semuanya... hari ini presdir beristirahat saja di resort biar aku yang menyelesaikan semuanya " kali ini nichkhun yang mengangguk dan lagi2 terjadi sebuah hal yang langka,ketika dia kembali tersenyum pada junho.

Junho hanya bisa tersenyum kaku, membalas apa yang nichkhun lakukan sebelum dia kembali melangkahkan kakinya dengan pelan menjauhi nichkhun.

Sedangkan sepeninggalan junho nichkhun malah mematung di ambang pintu dengan pikiran yang semeraut. Dia bahkan tidak ingat lagi apa yang sebenarnya akan dia lakukan pagi itu hingga keluar dari kamar. Yang jelas dia hanya ingin otaknya beristirahat sejenak agar dirinya tidak merasa linglung lagi.

*

*

*

*

*

*

Saat ini setelah selesai dengan sarapannya nichkhun berjalan2 di sekitar resort hingga dia menemukan tempat yang nyaman untuk duduk menikmati keindahan pemandangan. Dia menarik nafas panjang menghirup udara segar pegunungan pagi itu dengan duduk di kursi yang terbuat dari akar pohon yang di letakan di pinggir danau. Rasanya itu bisa menyegarkan kembali tubuh dan pikiran nichkhun yang sempat carut marut kemarin.

" sebenarnya... siapa lee junho itu untuk ku ?!" Nichkhun memandang kosong hamparan air pada danau sedangkan otaknya kembali memutar potongan memory yang masuk ke dalam otaknya kemarin. Beruntung karena dia tidak kembali merasakan sakit pada kepalanya saat mengulang kembali ingatan itu. Dirinya bersama junho berhubungan ?! Yah nichkhun mengingat semuanya dengan jelas saat ini. Dia sadar bahwa setidaknya pikiran yang dia yakini selama ini tentang junho yang seperti adiknya adalah salah. Lee junho tidak ada pada tempat itu.

Nichkhun mendongak merasakan beberapa butiran air jatuh di wajahnya "hujan " gumamnya pada diri sendiri.

Nichkhun bangkit dari duduknya dia berencana untuk kembali ke kamar dan menikmati secangkir coklat dengan di temani pemandangan danau yang di guyur hujan dari jendela kamarnya.

Dia berjalan sedikit cepat saat hujan yang turun semakin deras. Namun langkahnya terhenti saat dia melihat dua buah pohon yang terdapat di sisi danau. Dua pohon yang menarik perhatiannya karena pada pohon itu terdapat papan nama berwana putih.

"Lee junho ? Nichkhun ?! " dia membaca nama yang tertulis pada masing2 papan dengan bingung dan malah terus berdiri di bawah guyuran hujan dengan pikiran anehnya.






Sementara junho yang baru saja turun dari mobil berlari kecil masuk ke dalam resort menghindari hujan di ikuti seorang pria di belakangnya.

"Apa presdir sudah sarapan ?!" Manager resort yang berjalan mengekori junho mengangguk

" iya direktur... presdir sudah sarapan beberapa jam yang lalu dan tadi beliau mengatakan akan berjalan2 di sekitar resort " manager itu berhenti bicara dengan langkah yang juga ikut terhenti membuat junho membalikan badan memandangnya

"Ada apa ?!" Tanya junho bingung melihat ekpresi manager tadi

"Mungkin presdir masih berada di sekitar danau ... beliau tidak membawa payung bukan ?! Mungkin sekarang beliau sulit kembali karena menunggu hujan reda ... saya akan mencari presdir sekarang juga " manager  itu membungkuk hormat pada junho sebelum dia pergi namun junho menghentikannya.

"Biar aku yang mencarinya "








Junho berjalan menyusuri danau dan taman resort yang luas, dia terus celingukan kesana kemari mencari sosok nichkhun yang masih belum dia temukan. Sementara tangannya memegang payung untuk dirinya sendiri dan satu tangannya lagi memegagi payung untuk nichkhun.

Junho akhirnya bisa bernafas lega saat dia menemukan nichkhun yang tengah berdiri di bawah guyuran hujan tak jauh dari tempatnya berada. Dia segera bergegas mendekati nichkhun.

"Apa yang anda lakukan ? Kenapa anda berdiri di sini saat hujan ?!" Junho segera memayungi nichkhun begitu dia sampai di dekatnya

"Apa mereka mengira kita sudah mati hingga menanam pohon bertuliskan nama kita di sini ?!" Tanpa menghiraukan pertanyaan junho dan tanpa mengambil alih payung yang melindunginya dari guyuran hujan nichkhun hanya fokus memandang junho dan bertanya.

Junho mengalihkan pandangan matanya untuk melihat pohon yang di maksud nichkhun. Dia tersenyum kecil saat melihat pohon itu " tidak ... kita yang menanamnya dan bertaruh bahwa pohon siapa yang akan tumbuh dengan lebih baik... maka dari itu pohonnya di beri nama "

"Aku yang menang ... pohonku tumbuh dengan lebih baik " junho tertawa pelan dengan suara tertahan saat mendengar ucapan nichkhun. Padahal sudah jelas pohon junho yang terlihat lebih subur dan sehat berdaun lebat dan segar namun karena pohon nichkhun lebih tinggi dia merasa bahwa dirinyalah yang menang walau pohon itu terlihat kerontang dengan daun2 yang menguning dan berguguran.

"Kapan kita menanamnya ?"

Junho berhenti tertawa dia menggerakan bola matanya keatas seolah berpikir "mungkin saat kita kelas 3 sekolah menengah ..." junho mengarahkan pegangan payung ke wajah nichkhun setelah menjawab pertanyaannya seolah mengatakan ' pegang sendiri payung mu ' dan nichkhun yang mengerti hal itu segera mengambil alih payungnya dari tangan junho

 " sebaiknya presdir segera kembali dan berganti pakaian... presdir bisa masuk angin jika terus seperti ini " junho berbalik meninggalkan nichkhun yang masih berdiri di tempatnya.

"Tentang resort ini !" Nichkhun berteriak hingga menghentikan langkah kaki junho yang masih membelakanginya " apa karena resort ini miliki banyak kenangan bagi kita... hingga kau begitu melindunginya ?!"

Junho berbalik memandang nichkhun yang berdiri beberapa meter darinya "apa ?"

"Aku mungkin tidak mengingat semuanya tapi... aku ingat hal itu... " pandangan nichkhun yang tadinya tertuju pada junho sekarang malah memandang tanah dengan tatapan kosong seolah mengingat sesuatu "itu kau... dan aku... tempat itu di sini... kamar pribadi ku... " nichkhun kembali memandang wajah junho yang juga menatapnya "iya kan ?! Aku sempat berpikir jika kita mungkin berhubungan seperti sodara tapi... sekarang aku yakin tidak seperti itu ... apa karena alasan itu kau sangat melindungi resort ini ?!"

Junho terdiam dia memandang wajah nichkhun yang tengah menanti jawabannya. Dia mengerti dan sadar benar apa maksud dan arah pembicaraan nichkhun kali ini "apa presdir tidak berpikir hal yang lain ? Kita sama2 dewasa bahkan untuk melakukan itu... kita tidak memerlukan sebuah hubungan yang khusus atau perasaan yang mendalam untuk melakukannya... " junho berhenti bicara sejenak menyiapkan dirinya untuk kembali berbohong "tidak ada alasan seperti itu bagiku ... presdir "

"Lalu seperti apa hubungan kita sebelumnya ?!" Nichkhun terdiam menanti jawaban dari lawan bicaranya sementara junhopun demikian, hanya bisa membisu tanpa dapat menjawab apapun.

Lama nichkhun menunggu hingga dia memutuskan untuk melepaskan pegangan tangannya pada payung, membuat payung itu jatuh di sampingnya dalam posisi terbalik. Dia lalu berjalan mendekati junho yang masih bergeming di tempat di bawah hujan yang semakin deras walau masih memegang payung yang melindunginya dari air

Junho tetap diam saat nichkhun sudah berdiri di hadapannya dalam jarak yang dekat. Tanpa junho duga sebelumnya nichkhun menarik tengkuk leher junho kearahnya bersamaan dengan wajahnya yang terlihat miring. Nichkhun memejamkan matanya saat dia mulai melumat bibir atas junho dengan penuh perasaan dia bahkan tidak perduli saat junho sama sekali tidak merespon perlakuannya dan hanya diam. Nichkhun terus memainkan bibirnya yang masih menempel pada bibir junho, sementara junho ikut menutup matanya menikmati perasaan yang dia rasakan saat ini walau dia tetap tidak bergerak sedikitpun.

Beberapa lama setelahnya nichkhun melepaskan tautannya pada junho yang langsung membuka mata saat merasakan kegiatan nichkhun berhenti. Sementara nichkhun baru membuka matanya saat bibir mereka sudah benar2 terpisah

"Aku akan memikirkannya sendiri... tentang seperti apa hubungan yang mungkin kita miliki dengan perasaan seperti ini " setelah menyelesaikan kalimatnya nichkhun berjalan melewati junho yang masih diam terpaku di tempatnya berdiri, dia hanya bisa mandang payung nichkhun yang jatuh terbalik di depannya yang sekarang sudah terisi air.

*

*

*

*

*

*

In office


"Kepala ku sakit sekali saat membaca lembaran kertas yang berisi tulisan .. bisa kau baca dan katakan saja pada ku apa inti nya ?" Nichkhun memijat keningnya sediri dengan wajah yang meringis membuat junho yakin jika dia tidak berbohong padanya kali ini. Pasalnya sejak kejadian drama di bawah hujan yang mereka alami di jepang, junho terus menghindari nichkhun, dan hanya masalah pekerjaanlah yang bisa membuat dia dengan suka rela menemui nichkhun hingga akhirnya untuk beberapa kali nichkhun harus menipu junho jika ingin bertemu dengannya.

Terus menerus membaca deretan huruf yang tercetak pada kertas di setiap waktu dan dalam keadaan yang belum stabil tentu membuat nichkhun merasa tidak nyaman.

Junho mengambil map yang tengah nichkhun baca lalu dia membacanya masih dengan berdiri di depan meja nichkhun dalam ruangannya.

Nichkhun mengerang kesal saat ada seseorang yang mengetuk pintu ruangannya. Dengan tangan yang mengacak rambutnya sendiri uring2an dia berteriak " Masuk !!!"

Sekertaris yoon berjalan menghampiri nichkhun berdiri di samping junho
 Dia lalu membungkuk hormat setelahnya.

"Ada apa ?!" Tanya nichkhun ketus membuat sekertarisnya itu bergerak semakin gelisah

"Presdir.." panggilnya ragu yang sontak membuat nichkhun mendelik kearahnya sementara junho juga ikut memperhatikan gadis itu dengan penasaran

"Apa ? Kenapa kau seperti itu ?! Cepat katakan ada apa!!"

Dengan ragu2 dan banyak berpikir akhirnya sekertaris yoon menjawab pertanyaan nichkhun " di luar ada seseorang yang ingin menemui presdir ... namanya jung yunho ... dia bilang dia mantan pacar presdir "

"APA ???!!" teriak nichkhun kaget sementara junho hanya diam setelah mendengar laporan dari sekertaris yoon barusan.

Tanpa junho sadari sama sekali tangannya memegang kuat map yang ada di tangannya hingga map itu bergetar











Nichkhun duduk dengan santai memandang orang yang saat ini duduk di hadapannya dengan menyesap aroma kopi yang mengepul dari cangkirnya. Nichkhun hanya terus memperhatikannya dari ujung rambut hingga ujung kaki lalu kembali memperhatikan wajah orang itu.

"Apa aku sememposona itu hingga kau terus memperhatikan aku dengan tatapan seperti itu ... kau bisa membuatku salah paham jika sikap mu seperti ini "

Nichkhun tersenyum simpul yang bahkan tidak dapat orang lain artikan. Dia memutar jarinya di atas mulut cangkir kopi miliknya sementara tubuhnya bersandar dengan nyaman di kursi "jung yunho... dari mirotic dept. Store " ujar nichkhun pada dirinya sendiri mencoba mengingatkan otaknya untuk bekerja mencari informasi tentang orang itu.

"Nichkhun " orang itu memanggil nama nichkhun dengan lembut membuat perhatian nichkhun yang tadi berfokus pada cangkir teralihkan

"Iya "

"Apa kau tidak mengingatku ?!" Nichkhun hanya diam memandang wajah orang itu "kau tahu... saat aku mendengar kabar bahwa kau  kehilangan ingatan mu ... aku merasa sangat sedih " ujarnya dengan wajah yang menunduk dalam

"Kenapa kau sedih ? Bahkan aku yang mengalaminya tidak merasa sedih sedikitpun "

Orang itu memegang tangan nichkhun yang tengah berada di atas meja membuat nichkhun terkesiap namun dia tetap mencoba tenang dan membiarkannya untuk sementara " aku merasa sangat sedih ketika mengingat bahwa kau mungkin juga akan melupakan aku dan semua kenangan manis yang kita lewati bersama "

"Kenangan ?!"

"Iya.... masa dimana kita saling mencintai... menghabiskan banyak sekali waktu bersama .... dimana kita merasa sangat bahagia bahkan hanya karena kita saling memiliki "

Nichkhun memandang kosong tangannya yang tengah di genggam oleh orang itu
" benarkah ?"

Satu tangan orang itu kembali menggenggam tangan nichkhun, mencoba untuk meyakinkan dia dengan cara menggenggam tangan kanan nichkhun dengan kedua tangannya "kau mungkin tidak akan percaya dengan seberapa besar cinta yang kau miliki untuk ku ... dan begitupun juga sebaliknya ... betapa besar cinta ku untuk mu ... kau mengucapkan ratusan kata cinta padaku setiap harinya dan akupun selalu membalas kata cinta pada mu ... di masa lalu yang sangat bahagia itu ... "

Nichkhun kali ini kembali tersenyum membuat rona bahagia terpancar dari wajah orang itu " nichkhun-ah ... ayo ... kita kembali ke masa itu... masa dimana hanya ada rasa bahagia untuk kita berdua "

Nichkhun meletakan tangan kirinya di atas tangan orang itu yang masih menggenggam tangannya. Dia tersenyum lembut pada orang itu sebelum berbicara " aku... mengalami hilang ingatan ... " dia perlahan menarik tangannya dari genggaman orang itu "bukan kehilangan sifatku ... juga seleraku "

Nichkhun menangkupkan kedua telapak tangannya di meja dan kembali melanjutkan kalimatnya yang belum rampung "tipe ku tidak pernah berubah hingga saat ini ... bahkan untuk memilih supirpun aku punya kriteria yang tinggi ... apa kau pikir kau adalah tipe ku ??!" Nada bicara nichkhun mulai terdengar tajam sementara wajahnya tetap tersenyum manis

" berdasarkan sifat ku aku ini tidak mungkin bersikap berlebihan dengan mengucapkan kata cinta ratusan kali sehari ... apa lagi menghabiskan banyak waktu untuk berkencan ??! Apa aku ini pengangguran ?!"

"Nichkhun !" Orang itu mencoba menyanggah namun nichkhun merasa jika dia belum cukup berpidato.

" hey kau pemilik dept store yang terlilit hutang ... sebaiknya kau berpikir dua kali sebelum menipu seseorang ... lain kali carilah korban yang setidaknya sama bodohnya dangan mu !" Nichkhun berteriak memanggil orang di hadapannya dengan kata2 yang tajam dia lalu berdiri dengan kasar dari kursinya dan meninggalkan orang itu sendiri di mejanya dengan wajah merah padam dan tangan yang mengepal kuat.













Nichkhun berhenti melangkah saat dia melihat junho berjalan mendekat padanya dari arah berlawanan. Junho sibuk dengan ponsel di tangannya hingga dia tidak menyadari saat hampir saja menambrak orang di depannya

" maaf " junho memandang wajah orang yang hampir dia tabrak itu. Dia menghela nafas saat melihat jika orang yang ada di hadapannya ini adalah nichkhun "bagaimana pertemuan anda dengan mantan kekasih anda itu ?!"

" cukup menyenangkan " ujar nichkhun santai "dia sangat bodoh dengan berusaha untuk menipuku ... bahkan dengan melihatnya sekilaspun aku yakin jika aku tidak mungkin pernah berhubungan dengan nya... dia bukan tipe ku "

Junho tersenyum " jadi anda yakin jika dia bukan mantan kekasih anda hanya karena anda melihatnya dan dia bukan tipe orang yang anda sukai ?!"

"Iya !"

"Lalu seperti apa tipe orang yang anda sukai ?!" Junho bertanya dengan di selingi tawa kecil menandakan bahwa dia tidak dengan serius menanyakan hal itu

" seperti mu ! " jawaban singkat nichkhun itu sukses membuat senyum di wajah junho menghilang " kau ... pria dengan kulit putih, rambut coklat, mata kecil dan hidung mancung... " nichkhun diam memperhatikan ekspresi wajah junho yang datar walau nichkhun berbicara dengan lugas tentang perasaannya.

" juga dengan pria yang pandai berciuman " kalimat terakhir nichkhun sukses membuat ekspresi datar junho berubah walau hanya menjadi ekspresi terkejut

"Aku ingat itu... mungkin itu satu2nya hal yang aku ingat dengan jelas... saat kita berciuman ... dan ... gaya berciuman mu ... " nichkhun bicara dengan ringan seolah tidak ada hal yang salah dengan kalimatnya. Dia lalu berjalan pergi dengan senyum kemenangan karena sudah berhasil menggoda junho, meninggalkan junho yang juga kembali berjalan dengan seutas senyum di wajahnya.

*

*

*

*

*

*


"Ini " nichkhun memberikan dokumen yang sudah dia tanda tangani pada sekertarisnya yang berdiri di depan meja. Nichkhun memandang wajah gadis itu memantapkan hatinya sebelum bertanya

" sekertaris yoon... "

"Iya presdir " dengan sigap sekertaris yoon menjawab nichkhun

"Apa lee junho itu punya kekasih ?!"

"APA ??!" Sekertaris yoon berteriak menjawab pertanyaan nichkhun malah dengan pertanyaan juga. Matanya terbuka lebar dengan mulut yang juga terbuka.

"Kenapa kau berteriak seperti itu ? Aku hanya bertanya pada mu apa lee junho punya kekasih atau tidak .. aku bukan mengatakan bahwa aku baru saja membunuh lee junho "

"Ah... bukan begitu presdir ... " sekertaris yoon mengibaskan tangannya ke kanan dan ke kiri menyangkal

"Jadi seperti apa ?!"

Sekertaris yoon menggigit bibir bawahnya berpikir akan jawaban apa yang harus dia berikan "sejauh yang aku tahu ... direktur lee tidak memiliki kekasih " akhirnya dia berkata jujur

Nichkhun mengangguk mengerti , dia hanya terus saja memainkan pena yang tengah dia pegang di atas meja sementara sekertarisnya masih setia berdiri di hadapan nichkhun "lalu kenapa kami berpisah ?"

"APA ?" Sekertaris yoon kembali berteriak membuat nichkhun mendelik kesal padanya "ma...maaf presdir "

"Apa junho berselingkuh ?!"

"Tidak ! Bagaimana mungkin direktur lee berselingkuh bahkan sejak kalian berpisah dia tidak pernah punya kekasih lain."

"Aahh ... jadi kami memang pernah berpacaran .." ujar nichkhun tersenyum saat dia dapat dengan mudah memancing sekertarisnya itu untuk mengatakan hal yang dia ingin tahu. Nichkhun yakin jika dia bertanya langsung pada sekertaris yoon dia pasti akan menghindari pertanyaannya

"Presdir !!" Panggil sekertaris yoon dengan kesal karena sadar jika dirinya baru saja di jebak.

"Lalu apa aku yang berselingkuh ?!"

Sekertaria yoon menggeleng pelan " presdir bukan orang seperti itu "

" kau benar ... sekalipun aku ini orang yang kasar , arogan dan menyebalkan tapi .. aku yakin jika aku ini adalah orang yang setia " sekertaris yoon mendecih pelan ketika dia harus mendengar kalimat nichkhun yang amat percaya diri itu "lalu kenapa kami berpisah ?"

"Itu ..." sekertaris yoon terdiam memandang kosong kearah meja. Dia cukup lama berpikir akan haruskah dia mengatakan yang sebenarnya terjadi atau tidak pada nichkhun

"kenapa presdir bertanya padaku ?! Bagaimana bisa aku tahu apa yang terjadi pada kehidupan pribadi presdir ... aku hanya seorang sekertaris bukan ?!" Akhirnya sekertaris yoon menjawab pertanyaan atasannya itu walau dengan sebuah kebohongan.

"Baiklah aku mengerti ... kau boleh pergi " sekertaris yoon mengangguk dia lalu membungkuk hormat pada nichkhun dan hendak pergi namun nichkhun menghentikan

"Sekertaris yoon... apa lee junho sudah pulang ?!"

"Emm... sebelum aku masuk aku melihat sekertaris direktur lee membawa kopi ke ruangannya ... mungkin saat ini direktur lee juga sedang bekerja lembur "

Nichkhuk kembali mengangguk mengerti "iya ... terimakasih "

*

*

*

*

*

Nichkhun bersandar di tembok dengan berdiri menedang2 angin mengusir bosan saat dia harus menunggu di depan ruangan junho. Dia menghembuskan nafas panjang seiring dengan matanya yang kembali memandang jam yang terpasang di dinding di depannya

"Sudah jam 12 malam... apa dia tertidur di dalam ?! Aku sudah berdiri di sini dua jam dan dia tidak keluar juga " keluhnya sendiri meruntuki nasib namun masih saja setia untuk menunggu junho selesai dengan pekerjaannya

Beberapa menit berlalu sejak dia mengumpat pelan pada dirinya sendiri akhirnya nichkhun mendengar suara pintu yang terbuka menampakan junho yang keluar dari ruangannya dengan menunduk

"Aku pikir kau akan menginap di sini malam ini " junho mengangkat wajahnya saat mendengar suara nichkhun yang ternyata sudah berdiri tak jauh darinya

"Kenapa presdir ada di sini ? Ini sudah tengah malam "

Nichkhun berjalan pelan mendekati junho yang masih di ambang pintu "supirku sudah pulang jadi aku menunggu mu di sini agar kau bisa mengantar ku pulang ... kau tidak akan tega bukan jika aku harus pulang sendiri larut malam begini ?! "

"Anda bahkan bukan seorang gadis yang ada dalam bahaya jika pulang sendiri " timpal junho sekena nya membuat nichkhun mendengus ketika mendengar jawaban junho padanya yang sama sekali tidak junho perdulikan "kemana supir presdir ?! Dia tidak mungkin akan meninggalkan presdir begitu saja "

"Aku yang menyuruhnya pulang ... agar kau bisa mengantar ku " dengan jujurnya nichkhun menjawab pertanyaan junho dengan datar dan tanpa beban sedikitpun

"Sejak kapan presdir berdiri di sini ?"

"Hanya beberapa jam hingga kaki ini hampir saja kram "

"Kenapa tidak masuk atau memanggil ku ?!'

Nichkhun melangkahkan kakinya selangkah semakin dekat kearah junho "karena aku sadar bahwa akulah orang yang membuat mu bekerja sangat keras ... dan aku tidak ingin hidup mu semakin sulit jika aku menganggu mu "

"Baiklah ... aku akan mengantar presdir pulang sekarang "

Nichkhun mengangguk semangat, dan setelahnya dia berjalan untuk menuju keluar dari gedung kantor menuju area parkir dengan di ikuti junho.


Tepat setelah junho membuka kunci mobilnya nichkhun langsung masuk dan duduk dengan nyaman di kursi samping kursi kemudi sementara junho duduk di samping nya.

Junho terdiam memperhatikan nichkhun yang tengah sibuk memasang sabuk pengaman di kursinya "apa ? Kenapa kau melihat ku seperti itu ?!" Tanya nichkhun saat dia tanpa sengaja melihat junho yang tengah memperhatikan dirinya

Junho menggeleng pelan "tidak ... maksud ku kenapa presdir duduk di sini ?"

" jadi aku harus duduk di atap mobil begitu ?!"

"Bukan seperti itu !!" Kesal junho dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya

"Ada banyak hal yang ingin aku bicarakan jadi jika aku duduk di belakang akan sangat tidak nyaman " jelas nichkhun pada junho yang masih saja diam menatapnya tanpa bergerak sedikitpun membuat nichkhun kembali bicara " apa lagi yang kau tunggu ?! Ayo berangkat !"

Akhirnya junho mengalihkan perhatiannya dari nichkhun dan mulai menyalakan mesin mobilnya untuk selanjutnya melaju meninggalkan area kantor

"Sebenarnya hal yang paling ingin aku ketahui saat ini adalah kenapa kita berpisah ..." hanya beberapa menit setelah mobil yang mereka tumpangi melaju nichkhun sudah mulai bicara, dan bahkan kalimat pembuka nya ini sukses membuat junho kembali menatapnya walau hanya sekilas

"Apa maksud presdir " junho kembali berfokus pada pekerjaannya memandang lurus jalanan

"Aku sengaja memancing sekertaris yoon untuk bicara... dan akhirnya aku tahu jika kita memang pernah berpacaran ... dan sudah berpisah " nichkhun menyamankan posisi duduknya untuk dapat melihat wajah junho dari samping "kenapa kita berpisah ... aku juga bertanya padanya ..." tanpa nichkhun sadari pegangan tangan junho pada kemudi mengerat saat nichkhun berbicara padanya seolah takut jika nichkhun tahu kebenaran alasannya

"Kau tidak berselingkuh .... aku juga tidak melakukannya ... jadi apa alasan kita berpisah ? Apa kau berbuat jahat pada ku ?!"

Junho mencoba tersenyum, dia memutar kemudi ke arah kiri untuk beberapa saat di sebuah tikungan "apa aku terlihat seperti orang yang jahat di mata presdir ?"

"Tidak ... jadi itu semua sudah cukup " nichkhun kembali memandang lurus ke depan memperhatikan jalanan yang nampak sangat lengang saat itu " bagiku itu cukup... kau tidak melakukan hal yang jahat padaku ... juga tidak menghianati ku dan begitupun juga sebaliknya... itu cukup membuat aku mengerti bahwa ... kita masih saling mencintai ..."

Hanya diam yang junho lakukan, sama sekali tidak merespon yang nichkhun katakan padanya. Dia hanya terus memandang jalanan yang lurus walau tanpa minat

"Setidaknya ... aku sadar jika perasaan ku seperti itu... aku sadar setelah kejadian di resort aomori ..."

"Presdir tahu orang yang datang dan mengaku sebagai mantan kekasih presdir itu ... adalah orang yang mengejar cinta presdir sejak SMA "

" kenapa kau mengalihkan pembicaraan ?! Aku tidak tertarik dengan hal itu !" Junho terkesiap saat nichkhun bicara dengan ketus padanya padahal sejak tadi dia bicara dengan suara yang lembut "bagaimana jika sekarang aku bertanya hal yang lain ... misalnya saat kau mengatakan pada ku jika kau tinggal di rumah sejak berusia satu tahun tapi bibi mengatakan bahwa sudah sangat lama kalian tidak bertemu ... kenapa ? Kapan terakhir kali kau datang ke rumah ?"

" saat kita berpisah " singkat namum jawaban junho itu malah membuat nichkhun semakin penasaran

"Apa ?? Jadi kau meninggalkan rumah karena berpisah dari ku ?!" Tanya nichkhun penuh minat dia kembali memperhatikan wajah junho menanti jawaban

" tidak... aku keluar dari rumah itu sejak aku lulua SMA ... aku merasa jika aku tidak bisa terus bergantung pada ayah presdir tanpa melakukan apapun ... jadi saat lulus SMA aku bekerja menjadi kariawan magang di perusahaan dan tinggal di asrama pekerja ... dengan terus berkuliah juga ... "

" sangat hebat kau bisa membayar biaya kuliah mu di universitas dengan jadi kariawan magang ?!"

Junho tertawa sebentar seraya menghentikan laju mobilnya " biaya kuliahku tetap ayah presdir yang membayarnya ... "

"Apa dulu saat kita berpacaran kau juga tetap memanggil ku presdir ?! Sejak tadi kita bicara kau tetap memanggil ku seperti itu ... "

Junho tersenyum pada nichkhun dengan tangan yang membuka sabuk pengamannya "tidak "

" lalu kau memanggil ku apa ? Sayang ? Cinta ? Baby ?!" Tanya nichkhun penasaran dan mengabsen semua nama panggilan yang terlintas di otaknya dengan duduk menghadap junho membelakangi jendela samping mobil

"Nichkhun "

"Aah... hanya nama ..." nichkhun mengangguk2 saat junho menyebutkan namanya sebagai nama panggilan ,tapi junho malah menunjuk kearah belakang nichkhun dengan dagunya "apa ?"

"Kita sudah sampai ... silahkan anda masuk " nichkhun memutar tubuhnya 90 derajat ke belakang membuat dia yang tadi nya menghadap pada junho sekarang menghadap jendela mobil yang menampakan pintu gerbang rumah nya

" masuklah ... bibi pasti sangat senang melihat mu " nichkhun membuka sabuk pengaman pada kursinya seraya memberi penawaran bagi junho.

"Ini sudah sangat malam... aku harus pulang " tolak junho dengan menggeleng lemah.

" kalau begitu menginap saja ... emm ?? Ayo !" Nichkhun keluar dari mobil dan sebelum menutup pintunya dia merunduk untuk melihat junho yang masih duduk di tempatnya semula " ayo !!! Kau lama sekali " nichkhun membanting pintu mobil junho saat menutupnya dan setelah itu dia langsung masuk begitu saja tanpa menunggu junho.

Sementara junho juga ikut keluar dari mobilnya setelah lama berpikir

"Selamat malam presdir ... " pelayan rumah nichkhun itu segera membungkuk hormat menyambutnya, dia terperangah ketika melihat junho juga masuk ke dalam rumah setelah nichkhun

"Tuan muda " panggilnya heran

"Dia akan menginap ... bibi siapkan kamarnya... dan aku sudah makan malam jadi bibi segera tidur saja ... aku ingin langsung istirahat "

"Baik presdir ... " nichkhun berjalan dengan langkah malas menuju kamarnya sementara junho dan pelayan tadi hanya tersenyum melihat tingkahnya itu.


*

*

*

*

Junho berjalan menyusuri setiap inchi kamar yang dulu dia tempati, memperhatikan semua barang2 yang ada di dalamnya. Dia tersenyum ketika melihat seragam sekolahnya masih tersimpan rapi dalam lemari. Lalu kembali berjalan hingga tiba2 langkah kakinya terhenti di depan sebuah meja belajar berwarna putih. Dia menyusuri deretan buku pelajaran yang berjejer rapi di atasnya dengan jari telunjuk namun gerakan tangannya terhenti saat dia mengingat sesuatu hingga akhirnya dia membuka laci meja belajar itu.

Junho mengangkat beberapa benda seperti kotak pensil dan buku2 kecil yang ada di dalamnya mencari sesuatu hingga dia menemukan sebuah bingkai berwarna silver di sana. Perlahan junho mengambil bingkai itu dan memandang lekat foto yang ada di dalamnya.



Flash back


"Jangan nyalakan lampunya !" Tangan junho yang sudah menyentuh saklar lampu kembali menjauh dari benda itu. Junho memandang pamilik suara yang tadi berseru padanya.
Nichkhun yang tengah duduk di kursi meja kerja ayahnya dengan pakaian serba hitam sama dengan yang junho kenakan.

Junho sama sekali tidak dapat melihat bagaimana ekspresi nichkhun saat ini karena ruangan gelap itu hanya memiliki pencahayaan yang masuk dari ruangan luar melalui celah2 jendela.

"Rasanya sangat luar biasa saat duduk di kursi ini " nichkhun berbicara dengan suara yang amat pelan seolah hanya sebuah gumaman

"Ini mungkin akan sangat berat ... ketika kau ada di posisi ini sekarang " junho berjalan menuju ke sebuah sofa yang berada tak jauh dari meja kerja dimana nichkhun berada, dia lalu duduk di sana tanpa memandang nichkhun  "tapi apapun yang terjadi ... kau tidak akan pernah sendiri ... aku akan selalu ada di samping mu dan mendukung mu ... jadi jangan khawatirkan apapun lagi "

" sekarang kau juga sudah menjadi seorang direktur ... jadi..." nichkhun berhenti bicara memandang junho yang kali ini juga memandangnya "direktur lee ... mulai saat ini ... kau hanya perlu untuk tetap duduk di kursi mu tanpa perlu mengkhwatirkan apapun tentang ku ... "

Junho mengeratkan kepalan tangannya, bukan untuk menahan emosi melainkan untuk menahan rasa sesak dan tertusuk di dadanya ketika mendengar kalimat nichkhun yang dengan halus memintanya untuk menjauh.

Junho berdiri, walau dengan menunduk dia berjalan mendekati nichkhun yang masih terdiam di tempatnya " tentu ... jika presdir berpikir seperti itu ... saat ini pula presdir hanya perlu tetap berada pada posisi anda tidak untuk bergerak menjauh ataupun kembali "

Nichkhun mendongak memandang junho yang berdiri di samping meja "iya.... kita lakukan seperti itu... lakukan begitu saja " dengan cepat nichkhun menunduk menyembunyikan wajahnya setelah selesai bicara bertepatan dengan setetes air matanya yang jatuh di atas meja.

Nichkhun berdiri dari kursinya, lalu keluar dari ruangan itu meninggalkan junho yang masih berdiri di samping meja. Junho menghembusakan nafas berat, seolah berharap jika hembusan nafas yang keluar dari dirinya bisa ikut membawa rasa sakitnya pergi.

Tanpa sengaja junho melihat sebuah bingkai foto yang tergeletak di atas meja, junho perlahan mengangkat bingkai foto berwarna silver itu dan memandang foto yang ada di dalamnya dengan lekat. Foto yang menampakan wajah nichkhun, kedua orang tuanya dan juga seorang remaja laki2 dengan rambut merah yang tak lain adalah dirinya tengah berpose di kursi sebuah taman yang ada di pinggir danau. Dengan posisi nichkhun yang tengah memeluk ayahnya yang tengah duduk di kursi dari belakang sementara ibu nichkhun duduk di sampingnya dan junho duduk di atas rumput dengan kepala yang dia letakan di pangkuan ibu nichkhun dengan manja.


End of flash back






Pagi ini nichkhun dan juga junho berada d sebuah ruang makan yang cukup luas dengan meja makan yang mungkin cukup untuk di gunakan sekitar 15 orang. Bernuansa serba putih dengan beberapa makanan yang sudah tersaji di atas meja.

Nichkhun memperhatikan junho yang duduk di sisi kiri sementara dia duduk di kursi utama yang ada di tengah, dia hanya terus memandang junho yang tengah meminum teh dari cangkirnya sementara tangannya sendiri masih bergerak menuang susu pada mangkuk berisi sereal jagung di hadapannya.

"Kau membuat meja nya basah " junho yang tanpa sengaja melihat mangkuk nichkhun yang sudah sangat penuh dengan susu hingga tumpah ke meja hanya bicara pelan dan santai

"Apa ?!" Tanya nichkhun bingung dan junho segera menunjuk mangkuk yang ada di depan nichkhun dengan matanya

" tidak ! Apa ini siapa yang menuang susu sebanyak ini ?!" Panik nichkhun berpuara2 kaget melihat isi mangkuknya sementara kotak susu yang sudah kosong masih ada di tangannya.

"Aku juga tidak tahu kenapa susunya masuk sendiri ke dalam mangkuk dan kotak nya menempel di tangan mu "

Nichkhun melihat kotak susu di tangannya dan setelah menyadari itu dia langsung meletakan nya di meja dengan cepat dan menyembunyikan kedua tangannya di bawah meja dengan panik membuat junho tertawa dengan terbahak2 melihatnya.

"Kau terlihat sangat senang sekali " ketus nichkhun mendorong dengan kasar mangkuknya hingga malah terbalik dan tumpah di atas meja.

" sudahlah ... tidak ada hal yang salah bukan ?! Aku akan membawa makanan lagi untuk mu " junho segera berdiri dari kursinya untuk menuju dapur namun baru saja dia hendak melangkah dia merasakan tangannya tengah di genggam oleh seseorang. Junho perlahan berbalik memandang tangan nichkhun yang tengah menggenggam tangannya.

"Junho.... aku tidak tahu apa yang terjadi saat ini hingga aku sangat bahagia ketika kau berada dalam pandangan mataku ..." nichkhun mengeratkan genggaman tangannya dan mendongak menatap junho yang masih berdiri di sampingnya

 " karena itu ... kita ... " nichkhun mengalihkan pandangan matanya ke berbagai arah mencoba menyakinkan diri dan setelah itu dia berdiri dengan cepat mensejajarkan dirinya dengan junho untuk saling memandang satu sama lain " ayo kita berpacaran lagi ! ... perasaan ku tidak berubah ... aku masih mencintai mu " ujarnya kemudian dengan sangat yakin.

Junho melepas genggaman nichkhun padanya dengan lembut, dia lalu meletakan kedua tangannya di setiap bahu nichkhun menatap matanya dengan dalam " nichkhun-ah ... apa yang kau ingat itu mungkin saja tidak seperti yang kau bayangkan ... kau tidak mengingat semuanya ... jadi kenapa kau tidak berpikir jika kau mungkin akan mendapatkan sebuah ingatan yang membuat mu tidak ingin bersama ku lagi ... sebuah ingatan yang mungkin akan membuat mu menjauh dari ku "

Nichkhun mendesah putus asa, lagi2 hal itu. alasan mengapa mereka berpisah adalah topik utama pembicaraannya. Kali ini, tepat pada pagi ini dia sudah melupakannya, dia sama sekali tidak mau membahas hal itu lagi, hal yang dia putuskan untuk tidak pernah memperdulikannya lagi tapi perkataan junho malah kembali menggoyahkan keputusannya

"dari apa yang kau katakan ... sepertinya kita berpisah karena aku yang pergi meninggalkan mu ... tapi ... apa alasan ku ? Apa yang kau lakukan hingga aku menjauh dari mu ?! " akhirnya rasa penasaran nichkhun kembali menyeruak hingga dia bertanya.

Junho menunduk meski kedua tangannya masih bertengger di bahu nichkhun, sementara nichkhun masih setia menatapnya dengan penuh keingin tahuan

" katakan pada ku .. SEBENARNYA APA YANG TERJADI !" teriak nichkhun histeris membuat pelayan yang sudah berdiri di ambang pintu ruang makan itu segera kembali berbalik saat menyaksikan kedua tuan nya tengah terlibat dalam pembicaraan yang serius.

"Baiklah ... " setuju junho

 "dengarkan baik2 apa yang akan aku katakan pada mu ... " junho kembali menatap lurus mata nichkhun dengan tangan yang mencengkram bahunya

 "aku ... " junho menahan nafasnya sesaat dan menelan ludahnya cepat sebelum kembali bicara










Tbc .....

Biasa klo ada yang mau komen saya sangat berterimakasih banyak

4 comments:

  1. author aku gak kuat digantung kek gini 😢😢

    ReplyDelete
  2. Lanjut thor jangan lama lama ya😂😂

    ReplyDelete
  3. Plis thor, aku butuh lanjutannya. Gak kuad aku di TBC-in.
    Huhuhuuu

    ReplyDelete
  4. lanjut thorr, jadi gak sabar..

    ReplyDelete