May 26, 2013

path toward you 7/8


path toward you 7/8


tuck tuck tuck
suara ketukan meja yang di timbulkan telunjuk junho itulah satu2nya suara yang dapat di dengar di ruangan luas dengan banyaknya buku yang berderet rapi di setiap rak nya sementara itu junho jeletakan kepalanya di atas meja dengan jari yang terus mengetuk.
"sejak siang kau hanya diam . . . Obat mu tidak kau sentuh sama sekali " namja yang duduk di salah satu sofa itu bangkit mendekati junho.
"dia . . . Ingin aku pergi . . ." gumam junho tanpa merubah posisinya . Perlahan dia bisa merasakan satu tangan memegang pundaknya lembut .
"aku tidak mengerti secara penuh apa yang kau rasakan , tapi ... Junho ... Demi putri mu ... Kau bisa menjaganya bersama2 dengan nichkhun dekat dengan nya walau tidak sebagai ayahnya ... Suatu saat nanti setelah dia dewasa dia akan mengerti keadaan ini dan datang kepada mu sebagai seorang putri "
junho mengangkat bagian tubuhnya yang bertumpu pada meja memandang wooyoung yang memang sejak tadi berbicara padanya . "tapi aku ingin nichkhun kembali padaku bersama anak ku "
hanya bisa tersenyum iba membalas ungkapan junho "aku tidak tahu harus berkata apa padamu . . . Aku percaya kau akan melakukan yang terbaik . . . Fikirkanlah semuanya " wooyoung tersenyum lembut sebelum berbalik keluar dari ruang baca tempat mereka baru saja bercakap-cakap .
.
.
.
.
.
"hari ini kembali bermain dengan teman2 mu ok ?! Bersikap baik dan patuhlah pada guru " nichkhun berjongkok di depan suzy saat mereka telah berada di gerbang sekolah suzy (play group)
"eomma . . . Itu teman eomma " suzy menunjuk ke arah belakang nichkhun dan membuat dia menolehkan kepalanya melihat junho berjalan ke arah mereka .
"cepat masuk !" titah nichkhun kembali menghadap suzy.
"nde ..." gadis kecil itu hendak berbalik saat junho memanggil namanya dengan lembut .
"suzy-ah ! " panggil junho menghentikan langkah suzy dan malah menatapnya "selamat pagi bidadari kecil !" sapa junho membungkuk dan mencubit gemas pipi suzy walau tidak kuat sama sekali .
"selamat pagi paman . . . Paman kenapa ada di sini ?" tanya suzy bingung
"oh ya . . . Paman memang akan kemari setiap hari jadi nanti jika suatu saat eomma tidak bisa menjemput atau mengantarmu . . . Maka paman yang akan mengantarmu pulang "
"apa yang kau katakan ?!" nichkhun memandang penuh tanya junho yang ada di sampingnya namun karena mengingat suzy masih ada bersama mereka nichkhun lebih memilih kembali mengatur ekspresi wajahnya kembali seolah tak terjadi apapun .
"paman juga punya ini . . . Kau suka makanan manis kan ? Makan ini waktu istirahat dan beri juga teman mu " junho menyerahkan satu boks berisi makanan kepada suzy yang tersenyum bahagia menerimanya.
"kamsahamnida . . . " ucap suzy membungkuk hormat sekilas "kenapa paman selalu memberikanku barang . . . ?"
"karena paman sangat menyayangi dan mencintaimu . . ."
"suzy !" seorang yeoja yang tak lain adalah gurunya memanggil suzy untuk masuk dengan isyarat lambaian tangan.
"masuklah !" nichkhun memerintah suzy untuk mendekati gurunya dan anak itu juga langsung berjalan meninggalkan nichkhun dan junho.
"apa maksud mu ?" nichkhun berdiri memandang junho karena sejak tadi dia masih berjongkok
"nichkhun . . . Saat suzy sudah bisa menerima aku . . . Kau bisa kembali padaku dengan tenang . . . Jadi mulai sekarang biarkan aku mendekatinya . . ." pinta junho penuh harap dengan suara yang lembut.
"junho ... " nichkhun terpaku di tempat memandang wajah junho lekat2, tersentuh ?! Tentu saja nichkhun tahu semua yang sudah junho korbankan untuk dirinya namun satu alasan lain memaksanya menenggelamkan perasaan dalam realita hidupnya saat ini. "Aku tidak bisa jika harus menjelaskan semua ini pada suzy . . . Sekalipun aku akan menjelaskan nya saat dia dewasa , apa aku harus berkata padanya jika aku berselingkuh dan melahirkan anak selingkuhanku saat aku masih menikah dengan orang lain ?! Fikirkan Apa bagaimana dia menilaiku sebagai ibunya ?! Bagaimana bisa dia menerima jika dia lahir dari hasil hubungan gelap ?!"
junho tersenyum remeh mendengar alasan yang nichkhun berikan padanya "jika alasan mu demikian . . . Kau benar2 egois tidak perduli dengan hak dan perasaan ku . . . Hanya memikirkan citramu di matanya !"
menahan nafas terkesiap dengan perkataan junho yang memang benar , namun tidak semua yang di tuduhkan junho padanya adalah benar, nichkhun tidak hanya memikirkan dirinya namun juga suzy hingga dengan berat dia harus melepaskan junho dan separuh jiwanya tapi junho tak memahaminya.
"maafkan aku . . ." sesal nichkhun kembali mengulang ,meninggalkan junho begitu saja .
.
.
.
.
.
In office
*
"hentikan semua proyek perusahaan ok taecyeon " junho memandang lurus tanpa tujuan berbicara pada chansung yang berdiri di sampingnya
"tapi 75% proyek itu adalah milik kita "
"justru itu . . . Itu tujuanku selama ini membantunya ... Agar mudah menekan nya "
chansung menghela nafas berat seolah menyerukan ketidak setujuannya atas ide junho barusan. "urusan pribadi yang kau seret ke perusahaan hanya akan menghancurkan mu " chansung mengingatkan namun junho malah memandangnya tidak suka.
"aku memberimu perintah dan bukan meminta pendapat . . . Jadi lakukan saja !" ujar junho tajam kepada chansung
"kau berubah !" ujarnya sebelum meninggalkan junho walau sama sekali tidak meninggalkan tatakrama dengan membungkuk sekilas pada atasannya itu.
.
.
.
.
In khun home
*
"kita ke rumah sakit sekarang ?!" nichkhun menuntun suzy di sampingnya mendekati taec yang berdiri di dekat pintu
"nde . . . Putriku yang cantik memang pintar . . . Tidak pernah mengeluh saat pemeriksaan " taec berjongkok di hadapan suzy mencubit pipi chubynya sekilas lalu mengajak gadis kecil itu melakukan hight five (bnr gk sh?)
"ponselmu berdering !"
"tunggu sebentar !" taec memangku suzy dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya mengangkat telpon "yeoboseyo "
"......"
"apa ? Tidak mungkin aku-" taec memandang suzy yang berkedip lucu dalam gendongan tangan nya dan setelah itu taec menyerahkannya ke tangan nichkhun "sebentar" taec berjalan sedikit menjauh dari nichkhun dan suzy untuk berbicara lebih leluasa di telpon.
Setelah beberapa lama taec menerima telpon dengan wajah yang muram dan terlihat bingung ,nichkhun yang sejak tadi memang memperhatikan nya merasakan adanya hal yang janggal dengan itu.
Taec menutup telpon nya dan kembali menghampiri nichkhun "kajja !" ajak taec mencoba bersikap biasa namun nichkhun tetap tidak bisa di kelabui oleh taec
"ada masalah apa ?" terdengar sedikit khawatir dari nada bicara dan juga raut wajah nichkhun saat bicara
"anii . . . Bukan masalah besar " bohong taec dan tersenyum menyembunyikan kebohongan.
.
.
.
.
Waktu terus berlalu dengan keadaan perusahaan taec yang kian memburuk apalagi saat dia mulai meminjam uang dari bank dan itu malah menambah beban finansial perusahaan nya. Namun sesulit apapun taec tidak pernah mengatakan apapun kepada nichkhun dan bersikap seolah semua baik2 saja . Walau pada kenyataan nya dia amat kesulitan tapi taec tetap saja memberikan kemewahan pada nichkhun dan anak nya . Hingga saat ini sudah tidak dapat lagi taec bertahan .
"kenapa kau tidak pernah mengatakan apapun kepadaku ? Bagaimana ini bisa terjadi ?!" suara nichkhun bergetar tertahan dia tidak ingin jika dirinya bertanya kepada taec dengan berteriak karena dia tahu itu tidak akan baik bagi suzy.
"aku minta maaf . . . Aku pikir aku akan bisa menyelesaikan semuanya tapi . . ."
nichkhun menjatuhkan dirinya untuk duduk di pinggiran kasur seraya memijat pelipisnya yang berdenyut . "aku akan bicara dengan ayah ku tentang ini "
"tapi nichkhun-ah "
"ayah dan ibu mu ingin kita bercerai ... Mereka tidak akan menolong mu selama kita bersama . . . Ibu dan ayahku mungkin bisa "
.
In junho office
*
prak
dua buah dokumen di lemparkan dengan tidak sopan nya ke atas meja di hadapan junho sedangkan sang pelaku tidaklah bukan namja bernama jang wooyoung. "kau mu menghancurkan perusahaan ok taecyeon dan juga tuan horvejkul ?!" wooyoung bersedekap dada memandang junho geram "membuat ke dua perusahaan itu hancur sama dengan ke bangkrutan perusahaan kita . . . Jadi . . . Selamat presdir muda lee ... Seluruh laporan keuangan yang datang padaku hanyalah laporan besarnya setiap kerugian " wooyoung bicara dengan menekan kata2 tertentunya menekankan jika dia tengah emosi .
Debth ! !
Pintu ruangan itu di tutup dengan sangat kasar oleh wooyoung meninggalkan junho yang terdiam dalam kosongnya pikiran.
Tok tok tok
"direktur ada orang yang ingin menemui anda " lapor sekertaris junho setelah dia masuk dan berdiri di depan pintu ruangan junho.
Junho menghempaskan tubuhnya kesandaran kursi yang empuk memandang tanpa minat kepada sekertarisnya "siapa ?" tanya junho acuh tak acuh .
"tuan horvejkul " senyum licik terpatri di wajah tampan milik junho saat mendengar siapa orang yang ingin menemuinya .
"suruh dia masuk !" titah junho antusias dia segera berdiri menyambut kedatangan tamunya.
"silahkan duduk !" junho langsung menunjuk salah satu sofa yang ada di ruangan kerjanya itu mengisyaratkan agar tamu tadi duduk dengan nyaman di sana.
"nde . . . Terimakasih" merekapun duduk dengan berhadapan terhalang meja.
"ada perlu apa anda mencariku ?" tanya junho to the point , sungguh dia sudah tidak sabar untuk membuka jati dirinya kepada ayah nichkhun .
"aku hanya ingin menanyakan beberapa hal kepada anda . . . Aku pikir anda melakukan kekeliruan "
"keliru ?!"
"yah . . . Anda menghentikan pembangunan proyek dan mengambil seluruh dana investasi tiba2 . . . Sebenarnya ada apa ini ?" tuan horv. Sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan untuk bicara pada junho sedangkan junho malah tersenyum kecil menanggapinya . "jika di kaitkan dengan kegagalan sebelum nya aku jamin itu tidak akan terjadi . . . Jadi anda tidak perlu khawatir "
"apa anda mengira aku melakukan hal yang keliru ?!" junho bertanya dengan senyum yang terus terukir di bibirnya.
"tentu saja . . . Anda pasti keliru "
"ani..." junho menggelengkan kepalanya dua kali "aku tidak keliru . . . Tuan horvejkul apa anda tahu siapa aku ?!" suara junho begitu terdengar ringan dan santai namun dengan penekanan yang masih sedikit terasa.
"tentu saja aku tahu kau it-"
belum sempat rampung kalimat tuan horv. Junho sudah menyela perkataan nya .
"anda ingat ?! Aku tidak menyangka anda ingat . . . Dengan ... Apartement ... Bak . . . Dan air . . . "
dahi namja paruh baya yang memang sudah tampak bergaris halus itupun semakin mengkerut mencerna perkataan junho .
"kabel listrik ?!" lanjut junho dengan nada bertanya namun mencoba untuk mengingatkan.
"k . . . Ka . . . K . . . Kau . . ." namja paruh baya itu tergagap dengan mata yang membulat , jari telunjuknya yang dengan tidak sopan menuding wajah junho itu bergetar hebat membuat junho tersenyum puas .
"anda ingat sekarang rupanya . . . Aku rasa setelah ini anda tidak akan mengira jika apa yang aku lakukan itu keliru kan ?!" tanya junho dengan nada tajam.
"berani sekali kau !" gertak tuan horv. Walau dengan tidak yakin . Suaranya bahkan terdengar lemah untuk sebuah gertakan .
"kenapa aku harus takut ? Kenapa aku tidak berani ?! Dulu aku tidak berdaya dan setelah itu aku berkorban demi nichkhun dan anaknya membuatku lebih memilih untuk menjauh dan diam. . . Tapi sekarang tidak akan lagi . . ."
tuan horv. Berjengkat dari kursinya memandang geram ke arah junho. "kau berani sekali sekarang . . . Karena sudah memiliki banyak uang ?! Kau tau kau tetap saja sampah gelandangan !"
brak !
Junho menggebrak meja seraya berdiri , hal itu cukup untuk membuat tuan horv. Terjengkat "iya . . . Anda benar . . . Aku punya banyak uang . . . Jadi sekalipun anda tetap melihatku sebagai gelandangan hina . . . Aku tidak akan pernah lagi membiar duniaku berada di kaki anda lagi . . . Karena seluruh dunia ada dalam genggamanku sekarang !"
"tch . . . Dasar bedebah kecil !" tuan horv. Berdecih menghina dan setelah itu keluar dari ruangan junho segera tanpa niat untuk bertemu kembali dengan nya.
.
.
.
.
In khun home
*
"apa ? Bagaimana bisa ?!" nichkhun begitu panik dan cemas saat menerima kabar melalui telpon yang menyatakan ayahnya mengalami struk mendadak dan harus melarikan diri dari para penagih hutang ke luar negri malam itu juga .
"terus kabari aku nanti " nichkhun menutup sambungan telponnya dan bersandar pada tembok seraya memejamkan matanya mengatur nafas mencoba untuk lebih tenang .
Clekk
suara intu kamar yang terbuka menuntun nichkhun untuk membuka matanya dan menoleh ke arah pintu .
"kau sudah pulang ?!" sapa nichkhun mencoba sekuat tenaga untuk tersenyum . Namun dia yakin telah terjadi sesuatu yang salah karena taec hanya menampakan wajah lesunya sebagai balasan.
"apa yang terjadi ?"
taec sama sekali tidak menghiraukan pertanyaan nichkhun padanya dan malah berjalan ke arah kasur duduk di tepian membelakangi nichkhun tanpa suara.
Setelah beberapa detik membiarkan taec berdiam diri saat dia yakin taec telah lebih tenang ahirnya nichkhun berjalan menghampirinya , tangan nichkhun terulur menyentuh bahu taec lembut. "bicaralah padaku " pinta nichkhun lembut sama sekali tidak ada kesan memaksa dalam ucapan nya . Dia hanya sabar menunggu hingga ahirnya nichkhun mendudukan dirinya di samping taec. Bibirnya dengan spontan terbuka kecil seiring dengan tarikan nafas dalam nya saat melihat mata basah taecyeon di samping nya. "taecyeon-ah . . ."
"ma . . . Maaf . . . Maafkan aku . . . Hiks . . . . " taec mencoba untuk bicara dengan segenap kekuatan dirinya yang bertarung menahan tangis.
"waeyo ?"
taec menolehkan wajahnya ke samping memandang nichkhun bersalah "kita ti. . . Tidak punya apa-apa lagi . . ." taec menggigit bibirnya tak sanggup untuk tak terisak lagi "besok . . . Rumah . . . Ini akan di lelang "
tangan nichkhun yang masih bertengger di bahu taec langsung terjatuh begitu saja , terdengar nafas nichkhun yang mulai tersengal, taec yang melihat tangan nichkhun menjauh darinya hanya bisa diam dengan hati yang lebih hancur ,dia merasa semakin sakit saat berfikir nichkhun juga akan meninggalkan nya. "bahkan . . . Rumah ?!" tanya nichkhun mencoba mengingkari kepada taec . Dan dengan menyesal taec hanya bisa terdiam .
.
.
.
.
junho yang tengah berbaring itupun mulai meraba2 meja kecil di samping tempat tidurnya , mencari satu benda tipis berbentuk persegi panjang yang sejak tadi berdering. "yeoboseyo"
". . . . ."
"kau dimana khun-ah ?! Aku akan kesana sekarang juga " junho langsung membuka matanya seraya bangun dari tempat tidur. Rasa kantuk menghilang entah kemana saat dia mendengar nichkhun ingin menemuinya.
". . . . . "
"aku kesana sekarang , tunggu aku !" tanpa melakukan apapun atau berfikir apapun junho hanya langsung menyambar kunci mobilnya dan berlari keluar dari kamar .
.
Di sebuah padang rumput
*
lampu mobil yang baru saja datang memarkir di pinggir padang rumput menyorot seorang namja yang berdiri di tengah padang rumput yang gelap mengingat ini sudah lebih dari tengah malam. Namja itu meletakan tangan nya di pelipis seolah memberi hormat untuk mengurangi silaunya lampu yang menerpa wajahnya agar dia dapat melihat namja lain yang baru saja keluar dari mobil dan berjalan mendekatinya.
"nichkhun " panggil namja yang baru saja datang namja yang tidak lain adalah junho itu memandang nichkhun dalam dalam ,dia benar2 tidak dapat membendung rasa bahagianya karena bisa menemui nichkhun lagi dengan nichkhun sendiri yang memintanya. Junho berjalan cepat mendekati nichkhun meninggalkan mobilnya yang masih menyorotkan lampu ke arah nichkhun bahkan pintu mobil itupun masih terbuka.
"ahirnya kau kembali . . ." junho berdiri di hadapan nichkhun.mereka saling menatap satu sama lain begitu saling merindukan ,paparan sinar lampu mobil yang menerpa tubuh mereka berdua yang tengah saling menatap membuat bayangan tubuh mereka tercetak di atas rerumputan hijau yang gelap di belakang tubuhnya.nichkhun masih terdiam memandang junho sekilas dia menelan salivanya membasahi tenggorokan yang kian terasa kering menyulitkan nya untuk bicara. Lidahnya semakin kelu, bibirnya kian kaku saat melihat senyum tulus nanbahagia terpatri di bibir junho saat ini.
Perlahan junho menggenggam tangan nichkhun begitu halus seolah tangan namja itu benda rapuh yang akan hancur dengan sentuhan kulitnya.
"ju . . . Junho . . ." panggil nichkhun susah payah.
Junho yang sejak tadi memandang genggaman tangan nya pada nichkhun ahirnya mengangkat wajah untuk memandang wajah nichkhun.
"a. . . Ak . . . Aku . . ." begitu sulit bagi nichkhun untuk berbicara hingga dirinya hanya dapat tergagap.
"dimana suzy ?! Kenapa kau tidak membawanya bersamamu ?"
bibir nichkhun terkatup2 cukup lama berusaha untuk bicara hingga ahirnya dia berhasil mengucapkan satu kalimat walau tanpa memandang wajah junho "junho . . . Kau salah paham . . . Aku . . ." nichkhun kembali menelan salivanya sejenak ,memandang genggaman tangan junho padanya "aku hanya ingin . . . Me . . . Mengatakan . . . Tolong lepaskan aku . . . Aku . . . Tidak bisa kembali padamu "
genggaman junho terlepas begitu shock dengan apa yang baru saja dia dengar. Junho kembali memandang nichkhun kali ini dalam mata yang mulai basah menampakan urat2 merah halus di putihnya bola mata junho.
"ak . . . Aku . . . Minta maaf . . . Aku tidak . . . Bisa pergi . . . " selaras dengan junho saat ini nichkhun juga sudah tidak dapat mengatur perasaan nya,suara nichkhun bergetar suara isakan terdengar di sela kalimatnya.
"kenapa ?! Kenapa kau . . . Tega padaku ?"
"junho . . . Taec berdiri di sampingku lebih dari 6 tahun . . . Aku tidak bisa meninggalkan nya "
junho tertawa pilu mencengkram rambutnya dengan kuat " kau . . . Mencintai nya ?! Kau melupakan ku ?! Kau . . ." junho tidak dapat lagi berkata2 bibirnya yang terus bergetar membuatnya lebih memilih untuk terdiam.
"bukan begitu . . ." kilah nichkhun menyangkal tuduhan junho padanya,sungguh dia masih dan tetap akan mencintai junho dan hanya junho saja tapi "taec bersabar menghadapiku selama bertahun2 . . . Dia bahkan . . . Tidak pernah bertanya apapun kepadaku saat dia tahu jika suzy bukan anak kandungnya . . . Aku berselingkuh . . . Melahirkan anak orang lain tapi dia malah mencintai suzy sebagai anak kandungnya . . . Dia bahkan di buang keluarganya demi kami . . . Aku tidak mungkin melupakan itu semua " jelas nichkhun panjang lebar mencoba membuat junho mengerti.
"jadi kau . . . Ingin membalasnya . . . Itu hanya hutang budi . . . Kau tidak perlu bersamanya untuk membalas itu semua . . . Aku akan mengembalikan perusahaan nya . . . Dan apapun yang dia inginkan jadi kau . . . Bisa bersamaku " junho mencengkram bahu nichkhun kuat berbicara dengan menatap langsung mata nichkhun berharap bisa menyakinkan nya.
Nichkhun terus terisak di hadapan junho walau jarak mereka hanya beberapa senti mengingat junho memegang bahunya."ta . . Tapi junho-" junho meletakan jari telunjuknya di bibir nichkhun yang masih sedikit terbuka.
"apa kau ingat perasaan saat bibir mu menyentuh bibirku dengan perlahan . . . Membuat ku merasakan haus yang tidak pernah terbayar . . . Saat hangat menjalar di seluruh nadi mu saat kita berpelukan dan kulit ini bersentuhan . . ." jari telunjuk itu perlahan turun dari bibir nichkhun yang hanya terdiam tak bergerak seolah terbius dan terhipnotis dengan apa yang junho katakan , perkataan yang membuat pikiran nichkhun melayang membayangkan kenangan masalalunya bersama junho.
"aku tidak pernah membicarakan hutang budi antara kita . . . Aku hanya berbicara tentang cinta . . ." junho mendekatkan wajahnya yang sudah miring ke kanan semakin mendekat ke wajah nichkhun. "jika kau berkata tidak mencintaiku lagi saat menatap mataku . . . Aku akan melepaskan mu " begitu dekat jarak bibir junho dengan bibir nichkhun membuat tiap hembusan nafas yang keluar dari bibir junho di setiap katanya yang terucap bisa nichkhun rasakan dengan jelas.
Mata nichkhun masih terjaga saat bibir kenyal junho menyentuh bibirnya perlahan tangan junho menjalar memegang tengkuk nichkhun

3 comments:

  1. Akhirnya update juga. Aku senang banget bisa baca khunho. Taec ma woo kok blm ada moment lg? Lanjut pokoknya harus ada moment

    ReplyDelete
  2. Endingnya so sweet.
    Lanjutkan eonni :D

    Liya

    ReplyDelete
  3. Kyaaaa... Ada againn... Ya ampunnn... Menangis rasanya...

    Dinta..

    ReplyDelete