path to ward you 9
In office
*
"permisi . . . Aku ingin memberikan surat lamaran ini . . . Aku
lihat ada lowongan pekerjaan " sebuah amplop coklat tua berukuran A4 pun
di sodorkan kepada seorang yeoja yang tak lain adalah seorang
resepsionis di perusahaan yang taec masuki .
"ah . . . Nde . . ." ucap yeoja itu menerima surat lamaran tadi, dia
lantas membaca nama yang tertera di amplop tadi sedikit tercengang saat
melihat gelar yang tersemat di antara nama ok taecyeon. "maaf . . .
Lowongan pekerjaan kami hanya sebagai kariawan biasa . . . Aku sungguh
menyayangkan jika anda bekerja seperti itu dengan latar belakang
pendidikan anda "
taec tersenyum ramah pada yeoja tadi "aku sangat membutuhkan pekerjaan saat ini . . . Jadi itu semua tidak masalah untuk ku "
yeoja itu tersenyum kecil dengan helaan nafas ringan "ah . . . Aku
baru ingat salah satu manager kami tidak dapat bekerja karena di rawat
di rumah sakit untuk waktu yang lama . . . Jika anda tidak keberatan
untuk menjadi manager sementara aku akan berbicara pada direktur . . .
Kebetulan saat ini beliau ada di sini" tawar yeoja itu berbaik hati.
"benarkah ?! Aku sangat berterima kasih . . ."
"aku akan mengantar anda menemui direktur . . . Mari ikuti aku "
yeoja itu segera berjalan menuju satu lorong di dalam gedung di ikuti
dengan taec yang berjalan di belakangnya.
Yeoja itu berjalan hingga berada di pertengahan lorong "tunggu
sebentar " titahnya pada taec saat mereka berhenti di depan sebuah
pintu.
"nde " jawab taec singkat . Setelahnya yeoja tadi segera mengetuk
pintu beberapa kali dan tanpa menunggu jawaban dari orang yang ada di
dalam ruangan itu dia sudah masuk ke dalam sana ,tidak lupa untuk
menutup pintu itu kembali.beberapa lama kemudian ahirnya yeoja itu
keluar dari dalam ruangan.
"silahkan masuk "
taec tersenyum dan mengangguk "kamsahamnida"
"nde . . ."
tok tok tok
"selamat siang . . ." sapa taec begitu dia masuk ke dalam ruangan.
Taec tersenyum penuh harap kepada seorang namja yang tengah
membelakanginya.
Namja itu terdiam cukup lama hingga kemudian dengan perlahan dia membalikan badannya menghadap taecyeon.
Prak
surat lamaran yang sejak tadi taec pegang terjatuh membentur lantai.
"tae . . . Taec . . . yeon . . ." sapa namja yang tak lain adalah
wooyoung itu dengan begitu tergagap saat dia telah memastikan kebenaran
pendengaran nya bahwa suara tak asing yang baru saja menyapa dirinya
benarlah taecyeon,orang yang pernah begitu dekat dengan dirinya namun
juga adalah orang yang sudah sangat lama tak pernah dia temui.
.
.
In khun's home
*
"tuan . . . Dua jam lagi rumah ini akan di lelang . . . Kita diminta
meninggalkan rumah ini sekarang " min baby siter yang bekerja pada
untuk mengurus suzy menghampirinya untuk mengingatkan, pasalnya sejak
semalam saat dia kembali kerumah, nichkhun hanya terdiam sama sekali tak
berbicara sepatah kata apapun.
"tuan ada telpon untuk anda " salah satu dari pelayan juga datang menghampiri nichkhun.
"kau . . . Bawa suzy keluar . . . Tunggu aku di taman . . ."
nichkhun berbicara seraya memandang min yang langsung mengangguk
mengerti . Setelah min berbalik meninggalkan nya, nichkhun segera
mengangkat gagang telpon yang di letakan di meja kecil di samping sofa
yang dia duduki. "yeoboseyo "
". . . ."
.
.
.
.
In junho office
*
nichkhun berjalan dengan tergesa2 memasuki gedung perusahaan junho
tanpa mengindahkan keberadaan sekertaris junho yang duduk di luar
ruangan yang bertuliskan PRESDIR LEE itu. nichkhun langsung mencoba
untuk menerobos masuk "tuan anda tidak boleh masuk !" larang sekertaris
junho mencoba menghalangi nichkhun namun terlambat karena saat ini pintu
ruangan junho sudah terbuka menampakan junho yang duduk bersama
beberapa orang di dalam ruangan nya. sedangkan chansung yang tengah
berdiri dengan satu tangan terangkat untuk menunjuk grafik yang
terpampang di layarpun ikut mematung tak berubah posisi.
"maaf tuan direktur tengah rapat . . . Silahkan anda keluar !!" sekertaris itu memegang bahu nichkhun untuk mendorongnya keluar.
"tunggu !" titah junho seraya berdiri. Junho memandang satu persatu
kariawan nya yang masih duduk membatu "kalian semua keluar !" pandangan
junho beralih pada sekertarisnya yang masih memegang bahu nichkhun "kau
juga " imbuhnya singkat .
Semua orang yang ada di ruangan itupun mulai berjalan keluar ruangan
junho sesuai dengan perintah. Setelah chansung selaku orang terahir
menarik pintu untuk tertutup junho berjalan mendekati nichkhun dan
memegang tangannya. "ada apa ?!" tanya junho lembut tapi nichkhun masih
diam tak bergerak.
"ah , aku lupa hari ini pelelangan . . . Bagaimana jika untuk
sementara kita tinggal di rumahku . . . Setelah itu kau bisa memilih
rumah manapun yang kau inginkan untuk kita tinggali . . ." tawar junho
terus tersenyum bahagia .
"bawa suzy . . . "
"apa ?!" junho bertanya bingung karena nichkhun berbicara pelan dan tidak jelas.
"aku tidak bisa kembali padamu . . . "
"apa maksud mu ?! Kenapa kau seperti ini ?" nichkhun perlahan
menarik tangannya dari genggaman junho membuat junho semakin shock.
"hutang budi . . . Tidak akan bisa di bayar materi . . . Lagi pula ini
tidak pantas untuk kita lakukan . . ."
"kenapa kau berubah pikiran ?!"
"karena aku sadar aku salah . . . Menebus semua pengorbanan nya
untuk ku . . . Aku tidak akan meninggalkan nya . . . Dan suzy . . . Dia
lahir dalam kemewahan dan hidup sebagai seorang putri . . . Dia masih
dalam tahap pemulihan dan saat ini kami tidak punya apa2 untuk
mengurusnya . . . Jadi aku harap kau akan membiayainya . . . Sebagai
ganti aku akan membiarkan dia tinggal bersamamu hingga aku bisa
mengurusnya kembali . . . Aku hanya akan mengunjunging sekali seminggu "
junho mengepalkan tangannya kuat2 "tentu . . . Aku inginkan anak ku . .
. Aku akan melakukan nya . . ."
nichkhun memandang junho tidak percaya jika dia akan dengan mudah menyetujui keinginannya.
"benarkah?!" sangsi nichkhun.
"nde . . . Aku akan membawanya sekarang juga . . ."
nichkhun mengangguk "baiklah . . . Dia ada di taman sekarang "
junho berjalan ke arah kursinya untuk mengambil jas 'kita lihat apa
kau akan bisa bertahan untuk tidak kembali padaku saat suzy ada
bersamaku ' ujar junho dalam hati seraya memakai jasnya.
.
.
.
.
"TAECYEON-SHI !" wooyoung berlari mengejar taec yang langsung pergi
meninggalkannya setelah mengetahui jika orang yang ingin dia temui
adalah wooyoung.
"taecyeon awas !" teriaknya lagi saat taec berjalan di sisi jalan
raya hingga tanpa sengaja dia terserempet mobil. Wooyoung segera
menghampiri taec yang terjatuh. "gwaenchana ?" wooyoung mencoba membantu
taec untuk berdiri namun dia malah menepis tangan wooyoung kasar seolah
mendorongnya hingga wooyoung mundur satu langkah.
"tangan mu berdarah !" ujarnya khawatir hendak melihat luka taec namun lagi2 dia menepis tangan woo.
"apa perdulimu !! Hah ?! Kau bekerja pada junho ! Kau yang
membantunya untuk membuatku seperti ini bukan ?!" bentak taec sarkastik
terpancar amarah di mata tajamnya yang mengarah pada wooyoung "kau pasti
sangat membenciku karena aku membohongimu waktu itu . . . Dan kau
bersekongkol dengan junho untuk menghancurkan ku . . . IYA 'KAN ?!" nada
bicaranya kian meninggi namun wooyoung tetap hanya berfokus pada luka
di tangan taec.
"obati dulu luka mu . . ." ajak wooyoung tulus tapi taec malah berdecih meremehkan.
"kau tidak perlu berpura2 lagi padaku !" tuduh taec lagi .
Wooyoung menghela nafas jengkel dan mengeluarkan sapu tangan dari
jasnya lalu menutup luka di tangan taec menggunakan sapu tangan tadi .
"apa yang kau lakukan ?!" taec mencoba menarik tangannya dari wooyoung.
"DIAMLAH !!" bentak woo seketika membuat taec terdiam "jika tidak
mau aku mengobatimu setidaknya tutup lukanya dan cepatlah pergi ke rumah
sakit !" lanjut woo seraya menarik satu tangan taec yang lain untuk
memegang sapu tangan yang menutup luka berdarahnya . "kau sama sekali
tidak mau mendengarkan orang lain . . ." wooyoung terlihat ingin
mengatakan sesuatu namun dia memilih kembali diam dan meninggalkan taec
yang berdiri diam memandang punggungnya.
Perlahan taec melihat luka terbalut sapu tangan itu dan menunduk .
"kenapa aku begitu marah bahkan tidak mau mendengarnya bicara . . .
Hanya karena dia dekat dengan junho ..." taec bicara pada dirinya
sendiri menyesali apa yang telah dia lakukan.
.
.
"direktur ! Ada apa anda mengejarnya ?" sekertaris woo berjalan mengikutinya yang baru saja kembali ke kantor.
"lamaran orang itu . . ." wooyoung terdiam berpikir sejenak.
"saya harus mempekerjakan nya dimana ?!" tanya sekertaris woo pengertian.
"anii . . . Dia pasti tidak akan menerimanya . . . Itu akan semakin
melukai harga dirinya " wooyoung menatap sekertarisnya seraya melipat
kedua tangan di depan dada "kau bisa cari beberapa perusahaan yang tidak
berhubungan dengan kita dan rekomendasikan dia untuk bekerja disana "
"nde ?!"
"lakukan saja " woo segera berjalan meninggalkan sekertarisnya setelah dia memberi perintah.
"direktur mengigau rupanya . . . Bagaimana cara merekomendasikan nya
jika perusahaan itu tidak ada hubungan nya dengan perusahaan ini ?!"
.
.
.
.
.
In junho home
.
Wooyoung berjalan pelan seolah begitu lelah menyeret kakinya untuk
masuk ke dalam rumah ,sesekali ia menggerakan tangan kanan untuk
memukul2 bahu kirinya yang terasa kaku "apa aku terkena syaraf terjepit
?!" gumamnya pada diri sendiri dan menaiki anak tangga menuju kamarnya .
"eh ?" di anak tangga pertengahan kaki wooyoung berhenti melangkah dia
lantas berbalik untuk semakin menajamkan pendengaran nya. "kau ! Apa aku
tidak salah dengar ?! Ada suara anak kecil menangis di sini ?!" tanya
wooyoung pada seorang pelayan yang berjalan di lantai satu hendak
melewati tangga.
"nde . . . PresDir membawa seorang anak kecil pulang . . ." jawab pelayan itu terlihat tidak nyaman.
"anak kecil ?!" tanpa pikir panjang lagi wooyoung berlari menuruni
tangga menuju ke ruang tamu tempat yang dia yakini sebagai sumber suara.
Brakk
wooyoung berdiri di depan pintu memperhatikan junho yang tengah
menggendong seorang gadis kecil yang menangis keras di bahunya.
Terdengar jelas dari rengekan anak itu jika dia ingin bertemu ibunya.
"uljimalayo . . . Paman berjanji ibu mu akan datang sebentar lagi
jika kau tidak menangis jika kau terus menangis maka dia tidak akan
datang " bujuk junho mengelus2 lembut rambut gadis kecil itu .
"dasar pembohong " gumam wooyoung berbisik pada dirinya sendiri mencibir bujukan junho.
Lama wooyoung terus berdiri di ambang pintu memperhatikan junho yang
masih menggendong anak itu terus berusaha menenangkan nya dengan segala
cara hingga akhirnya gadis kecil itu terlelap dalam gendongan nya
karena kelelahan setelah lebih dari dua jam menangis. Setelah dia yakin
anak yang ada pada junho telah tertidur akhirnya wooyoung berjalan
mendekati mantan tunangannya itu.
"apa . . . Dia . . . anak ... Mu ?!" kalimat tanya terpotong2 itu bisa juga keluar dari mulut wooyoung.
Junho terkesiap saat tiba2 mendapati wooyoung berdiri di sampingnya
namun dia dapat kembali tenang "emmm . . ." jawabnya singkat.
"sebaiknya . . . Kau menidurkan nya sekarang . . . Lehernya bisa
sakit jika terus seperti itu . . ." saran wooyoung yang mendapat
anggukan dari junho.
.
.
Di tempat lain
.
"nichkhun ! Nichkhun !" taec terus memanggil namanya seraya berjalan
masuk kedalam ruang sederhana yang akan menjadi tempat tinggal mereka
mulai saat ini. Sebuah ruangan kecil yang terdapat pada sebuah gedung
tua di pinggir kota.
"nichkhun . . ." panggilan taec melamah saat dia melihat sosok orang
yang dia cari duduk memeluk lututnya di sudut ruangan di antara tembok
dan lemari. "apa yang kau lakukan di sini ?!" tanya taec pelan
menggenggam tangan khun yang memeluk lututnya. Rasa bersalah dan sedih
jelas terpancar dari suara dan raut wajah taec saat ini. "dimana suzy
?!" tanyanya ceria dia tahu jika topik mengenai gadis kecil itu adalah
satu2nya cara agar nichkhun kembali bangkit.
"aku . . . Meninggalkannya di rumah junho . . ." jawabnya datar .
"mwo ?!"
"aku memberikannya pada junho " ulang nichkhun masih datar.
"APA YANG KAU LAKUKAN ?! KENAPA KAU MELAKUKAN ITU ?! MENGAPA KAU
MELAKUKANNYA ! ! ! !" teriak taec mencengkram bahu nichkhun kuat dan
mengguncangkannya. "APA KAU SUDAH GILA MENINGGALKANNYA ? KAU MEMBERIKAN
NYA PADA JUNHO ?! KAU TAKUT AKU TIDAK BISA MENGHIDUPINYA ?!! AKU . . .
Aku bahkan akan melakukan apapun untuknya termasuk menjual organ tubuhku
sekalipun . . ."
"suzy . . . Lahir kedunia sebagai pewaris tunggal dua perusahaan
terbesar . . . Di besarkan lebih dari seorang putri di kerajaan . . . "
nichkhun tersenyun dengan tatapan mata kosong mengalirkan cairan bening
dari sudut matanya membuat cengkraman taec melemah melihat hal itu "tapi
. . . Sangat di sayangkan tuan putri kita . . . Begitu rapuh . . ."
nichkhun mengarahkan tatapan matanya menelusur dalam mata lawan
bicaranya itu "aku tidak akan sanggup melihat dia harus hidup seperti
ini . . ."
.
Hwoooaaaaaaa Akhir nya Oennie Update Juga
ReplyDeletetapi kok FF nya kependekan Oennie T,T ini kan FF Faforit aku
LANJUTKAN YA OENNIE AKU AKAN MENUNGGU FF MU SAMPAI KAPAN PUN
OENNIE HESTI FIGHTING ^^
Kyaa taec ama woo dah ketemu. Kapan ya mereka bakal jujur sama hati mereka? Lanjut
ReplyDeleteIni seru ..junho tambah kejam..kkk lanjutin... Keep figthing :] *khun smile
ReplyDeletewiiiiiii...akhirnya lama bgt. kaga baca ff ini
ReplyDeletebagusssssss eon . lnjut hhe
ReplyDeleteYeayy. .akhirnya eon update jga, udah saeng tunggu2! :D
ReplyDeleteJunho semakin menjadi krna ingin mendptkan khunnie dan anaknya, sayangnya khunnie msh kekeh sma pendiriannya.
Akhirnya setelah lama tdak brtmu, taecwoo di pertmukan kembli smga dgn ini mrka bisa sgera menyadari perasaan mrka masing2!
Kajja eon, cptan di update next chap.nya! :)
Liya
Tulisanmu emang selalu epic... Suka bgt, honestly, aku tuh tadinya gak suka 2PM, tapi semenjak baca fic2 eon, jadi sukaaa sama 2PM
ReplyDeleteDinta
Pliiisss lanjut dong~~ seruu serunyaa nih HWAITING!!!
ReplyDeletelanjut!!!! kepo berat!
ReplyDeleteauthor daebak!!!!!! aku suka semua ff khunho yg author buat >< semua ff author kalo dibaca feel nya dapet banget. lanjut thor bikin ff khunho yg baru!!!!!!!! fighting ;---)))))
ReplyDelete