Sep 27, 2012

ff 2pm khunwoo you are mine 6

you are mine


By : park yara (tciw queen)

Romance,hurt,etc.
Warning: BoyxBoy. NamjaxNamja.
Pairing: nichkhun x wooyoung
khunyoung
rated :
chapters : 6 of ?

Summary: aku tidak perduli bahkan jika kau itu hyungku yang jelas kau adalah hidupku,dan akan seperti iu selamanya ! kau tidak akan bisa pergi dariku walau kau berlari ke neraka sekalipun untuk menghindar dariku










.






sebelumnya karena ada yang bertanya kepada saya tentang penyakt apa yang di alami wooyoung saya akan sedikit menjelaskannya ... sebenarnya gejala mimisan itu sama sekali tidak ada dalam gejala penyakit ini hanya saja mimisan itu akan terjadi pada orang yang memiliki imunitas rendah saja ... gejala umum yang terjadi pada penderita penyakit ini dalam ulasan singkat adalah ... muntah , kejang , pingsan , kemapuan berpikir yang turun , sakit kepala yang sangat terutama pada malam hari , dan juga kemapuan refleks yang berkurang . gejala paling awal yang sering di alami adalah mudah emosi dan tersinggung ... untuk mana penyakitnya saya tidak dapat mengatakannya demi cerita tapi dengn gejala-gejala tersenbut saya rasa sudah banyak yang mengatahui penyakit apa itu ... readersku kan pintar-pintar semuanya ...
dan juga maaf karena ini menjadi sangat lama updateny karena masalah teksnis saya juga sudah mengatakan jika laptop saya rusak dan ini juga saya masih nyempetin ngetik dengan laptop orang lain ... karena ternyata data saya memang ada hanya kekunci dan tidak bisa di buka ... T_T jadi saya ngetik lagi deh ... uh jari-jariku yang lentik ini sangat kasihan #plakkk . di bom atom





wooyoung pov



aku memandang lurus ke depan menerawang jauh ke dalam pekatnya malam ini . aku tersenyum dengan dengan perasaan penuh emosi . dia orang yang sangat aku sayangi ternyata tidak memiliki rasa yang sama dengan apa yang aku rasakan . bukankah dia mengatakan jika aku mungkin bisa melukai orang lain karena sikapku ... ya aku bisa melukai orang lain dengan sikapku tapi apa dia tidak sadar bahkan dirinya itu sudah lebih dari sekedar melukaiku ... tapi sudah membuat ku berubah ... aku bersumpah bahwa aku tidak akan menjadi orang yang naif lagi seperti apa yang dia katakan padaku tidak akan menjadi orang yang naif hingga aku bisa di sakiti dengan mudahnya oleh orang lain


"melukai... kau yang melukaiku ..." aku menginjakan ke dua kakiku kembli ke tembok perlahan aku membalikan badanku dan menaiki pagar ini untuk bisa kembali masuk ke kamarku


in  morning


aku berjalan menuju ke ruang makan seraya melihat ke sekeliling dan ternyata semua sisa pesta meriah kemarin sudah hilang pagi ini , beberapa pelayan menyapaku dan membungkuk hormat sedangkan aku hanya tersenyum paksa membalasnya . sesampainya di ruang makan aku kembali terpaku . kakiku tidak dapat bergerak sekarang dan mataku seolah seolah tidak mampu berkedip . otak dan tubuhku ini tidak menuruti apa yang aku perintahkan untuk berbalik dan meninggalkan mereka tapi apa ini ? aku hanya diam mematung memandangi mereka ... khun hyung dengan tunangannya dan kedua orang tuaku ... duduk di satu meja dengan  wajah bahagia mereka ... tertawa bersama seolah aku ini tidak ada dalam hidup mereka ... jika mereka ingin tetawa bahagia apa mereka harus melupakan aku ? bahkan tak satupun di antara mereka yang datang membangunkan aku

"annyeong " sapaku mengangganggu kebahagiaan mereka pagi ini , sontak membuat mereka berhenti tertawa dan memandangku

"chagy kau sudah bangun ... kemarilah kita makan bersama ..." aku tersenyum mendengar ajakan eommaku dan duduk di kursi samping eomma berhadapan dengan zia dan khun hyung .kursi itu orang yang menempati kursiku adalah orang yang sekarang juga menempati posisiku dalam hidupnya

"sebaiknya kau istirahat saja ... manager hwang mengatakan kalau kau tidak sehat ... jangan masuk kuliah " appa berkata memandangku dengan tatapan sedikit khawatirnya aku menganggu dengan lemah menjawabnya

"eomma akan mengantarmu ke rumah sait bagaimana ?!" bukan menjawab apa yang di tanyakan eomma padaku aku malah memandang khun hyung mungkin tanpa sengaja tatapan matanya juga terarah padaku . dia tersenyum kecil padaku dan meminum air di depannya

"aku tidak akan ke rumah sakit ... aku akan pergi ke kampus ... aku rasa aku akan mengambil cuti kuliah " jawabku masih dengan memandang khun hyung

"aku berangkat saja sekarang ..." aku kembali berdiri dari meja makan dan langsung pergi meninggalkan mereka semua


di kampus



"wae ?!" aku memandang junho yang duduk di sampingku dengan malas, aku menggelengkan kepalaku dengan pelan menjawabnya. saat ini kami berada di taman kampus duduk di sebuah kursi taman dengan santai saat kami bolos dari kelas saat ini

"aish ... kenapa kau mau cuti ?! kau sakit ?!" tanya junho lagi tapi aku masih belum mau bersuara hingga aku kembali menggelengkan kepalaku

"kita kerumah sakit sekarang !" junho menerik pkasa tanganku hingga aku sedikit terangkat dari kursi tapi karena aku mungkin sekarang berat junho melepaskan lagi tanganku

"ayo ... kau itu sebenarnya kenapa ?!" tanya junho kesal dan aku hanya diam membisu

"wooyoung ... junho ...." aku dan junho menoleh ke arah samping dimana ada teman sekelas kami yang mengampiri dengan beberapa lembar kertas yang dia pegang

"wae ?!" tanya junho pada sohee teman satu kelas kami. dia memberikan satu lembar kertas pada junho dan satu kertas lagi padaku , dengan serempak aku dan junho memandang kertas kami masing-masing

"karena kalian tidak masuk kelas ... itu hasil ujian kemarin ...wooyoung-ah ... kenapa bisa kau mendapatkan nilai rendah ... seendah itu ?!" jalas sohee dan juga tanyanya pada ku . junho langsung merebut hasil ujian dai tanganku dan aku rasa dia juga sama shocknya dengan ku sekarang

"aku tidak tahu ... mungkin aku ketiduran hingga mengerjakan soal semudah itu salah semua " jelasku ngawur membuat sohee berdecak

"ya sudah ... aku harus masuk kelas selanjutnya ... annyeong " sohee berpamitan dan langsung pergi meninggalkan aku dan junho

"aku rasa kau itu memang hasrus segera ke rumah sakit ... nilaimu jadi jelek seperti ini ... ck...ck ..ck... " junho meledekku sambil berdecak menggelengkan kepalanya dengan tidak jelas

"aku rasa aku memang akan ke rumah sakit sekarang ... " aku berdiri dari kursi dan memakai tas ransel di pundakku

"perlu aku antar ?!" tanya junho mendongak memandangku yang sudah berdiri

"ani ... aku akan pergi sendiri ..." tolakku pada junho . aku lalu berjalan meninggalkan junho untuk menuju tempat parkir

"WOOYOUNG AWAS !!!!!" bisa aku dengar suara  junho dengan jelas saat aku hendak berbalik untuk melihat junho lagi mataku menangkap bayangan bola basket yang menuju ke arahku dan beberapa detik berikutnya aku merasakan hantaman di wajahku dengan keras membuatku jatuh terduduk

"wooyoung-ah ...gwaenchanayo ?!" tanya junho yang sekarang sudah berada di depanku. aku hanya diam memandang wajah junho yang terlihat panik

"hidungmu berdarah !" junho mencoba untuk membersihkan darah d hidungku tapi aku menepis tangannya

"gwaencahana ... " ucapku untuk menenangkan junho dan langsung berdiri seraya melap hidungku yang mengeluarkan darah. junho yang tadi berjongkok di depanku sekarang juga ikut berdiri masih memandangku khawatir

"seharusnya kau menghindar ... kau bisa menghindar dengan mudah bukan ... kenapa hanya diam ?!" ucap junho terdengar mengomel seperti nenek nenek


"sudahkalah aku tidak apa-apa ... aku pergi ..." ucapku singkat dan berjalan meninggalkan junho


#
#
#
#
#
#
#
#


in hospital


"katakan saja semuanya padaku ...sudah aku bilang orang tuaku sudah meninggal dan aku hanya hidup sendirian sekarang... kau bisa menjelasakan keadaan ku lebih detil lagi ... " aku memandang dokter di depanku dengan tatapan menyakinkan . bukankah mereka bisa tertyawa lepas tanpa adanya aku di sekitar mereka ? itu artinya ada aku atau tidak sama sekali tidak jadi masalah untuk mereka semua bukan ?!

"sebenarnya penyakitmu ini masih bisa di sembuhkan ... kau hanya perlu menjalani operasi saja ..kau harus membawa wali mu nanti saat operasi ..."

"jika aku tidak menjalani operasi ... sampai kapan aku akan bertahan ?"

"kau harus menjalani oprasi segara ... jika tidak penyakitmu akan semakin parah ...  kau bisa meninggal ... jika penyakitmu semakin berkembang .."

"aku bertanya sampai kapan aku akan bertahan jika aku tdak melakukan operasi ?" tanyaku seraya tersenyum pada dokter di hadapanku

"tidak ada yang dapat memastikannya ..." jawab dokter itu terdengar ambigu, aku tersenyum padanya dan mengangguk

"aku bahkan sudah memutuskan untuk bunuh diri tapi ternyata tuhan membantuku ... " ucapku dengan pelan membuat dokter di hadapanku memandang aeh padaku

"apa yang anda katakan ?"

"ani ... tidak ada ..."



in home

"wooyoung kau sudah pulang ?!" aku memandang seseorang yang ada di depanku .
"kenapa kau ada di sini ?! kau tidak pulang sejak kemarin ?!" tanyaku pada zia yang menyapaku begitu aku masuk ke dalam ruang tengah rumahku
"eomma mengatakan aku tinggal disini saja selama persiapan pernikahan ... dia bilang dia ingin aku menemaninya ..." zia tersenyum ceria padaku tapi tiba-tiba senyumnya menghilang mungkin karena melihat ekspresi wajahku . tanpa sadar aku malah memandang zia dengan tatapan tajam
"eomma ?! kau memanggil ibuku eomma ?!" tanyaku menyakinkan jika yang dia pangi dengan sebutan eomma itu adalah ibuku bukan yang lain
"kau kenapa ? kau tidak suka aku tinggal di rumah mu ?! ne ... aku memanggil ibumu ... bukankah itu wajar ?!" tanya zia heran masih dengan menatapku , aku langsung mengalihkan pandangan darinya
"aku ke kamar dulu " aku langsung menunju tangga dan naik menuju ke kamarku sepertinya keputusan ku untuk mengambil cuti kuliah itu adalah pilihan yang salah karena aku juga akan tetap mengurung diri di kamar tak mungkin bukan aku akan berada dalam satu rumah dengan mereka berdua saat ini

nichkhun pov

"dia bukan tidak suka padamu ... dia hanya sedang sakit makanya sikapnya agak aneh belakangan ini " suaraku mengagetkan zia yang memandang pungggung wooyoung meninggalkannya menaii tangga. membuatnya berbalik memandangku
"ne .... aku juga meresa seperti itu ... memang aneh karena woyoung tiba-tiba menjauh dariku padahal dulu kami dekat ..." aku tersenyum menanggapi apa yang zia katakan tanpa sadar mataku bergulir ke arah tangga mencari sosok wooyoung yang sekarang tidak dapat aku lihat
"dia marah padaku karena aku akan menikah dengan mu ... jangan -jangan dia cemburu padaku ?! dia tiak rela kau menikah dengan ku ?!"aku beralih memandnag zia dengan cepat , dia bertanya dengan nada bercanda padaku walau apa yang di tanyakan zia itu adalah benar adanya
"dia sangat dekat dengan ku " ucapku pelan namun aku rasa dia dapat mendengar apa yang aku katakan , dan mata ini kembali melihat tangga berharap bisa menemukannya di sana

#
#
#
#
#
#

"wooyoung-ah ... makanlah ... eomma  membuatkan mu bubur " aku mendengar suara eomma dari dalam kamar wooyoung saat aku hendak menuju kamarku dan melewati pintu kamarnya
"aku tidak mau ..." bisa aku dengar suara wooyoung yang lemah. aku menghela nafas memandang pintu kamar wooyoung . aku putuskan untuk memasuki kamarnya
cleek
begitu aku memasuki kamar wooyoung , eomma dan juga wooyoung langsung memandangku . wooyoung yang tengah duduk di kasur seraya bersandar dan eomma yang duduk di sampingnya dengan mangkuk bubur yang dia pegang
"apa kau sudah pergi ke dokter ?" tanyaku langsung pada wooyoung yang langsung mengalohkan pandangan dariku , sungguh wajar jika wooyong tak mau melihatu lagi sekarang
"wooyoung bilang dia sudah pergi ke dokter ... tapidia tetap tidak mau makan dan juga minum obatnya " jawab eomma terdengar khawatir sedangkan woooung masih saja tidak mau memadangku, memalingkan wajahnya dariku
"makanlah obatnya ...kau juga harus makan ... kau bukan anak kecil yang harus di paksa makan dan minum obatkan .. yang sakit itu juga dirimu sendiri ... apa kau tidak mau sembuh ?!" ucapu bukan terdengar membujuknya tapi wooyoung paling tidak suka di sebut anak kecil biasanya dia akan lansung menurutiku jika sudah menyangkut masalah anak kecil seperti yang aku katakan barusan
"eomma akan mengambil susu untukmu ... jika tidak mau makan minum susu saja ... otthe ?!" walau tidak mendapat jwaban dari wooyoung eomma berdiri dan meninggalkan kami dalam kamar

author pov

"apa kau bersikap seperti ini karena aku ?" tanya nichkhun yang mulai bersuara dingin lagi sekarang setelah ibu mereka keluar
"jika kau bersikap seperti ini karena aku ... itu sungguh tidak berguna ... seharusnya kau hidup dengan baik untuk membalas orang yang sudah menyakitimu bukan menyakiti dirimu sendiri ... kau masih saja naif ..." wooyoung meremas sprey dengan keras di bawah selimutnya mendengar perkataan dari nichkhun dan tersenyum berbalik memandang nichkhun sekarang
"tentu saja tidak ... aku tidak bersikap seperti ini karena mu 'hyung' ... rasanya sangat sia-sia jika aku menghabiskan seluruh sisa hidupku yang singkat ini hanya untuk menyiksa diriku sendiri dan meratapi nasib ku yang tidak beruntung  ... tenang saja ... aku akan menjalani hidup dengan melakukan apa yang aku inginkan .. agar aku tidak menyesal nanti ..." jawab wooyoung panjang lebar dengan penuh penekanan pada kata 'hyung' yang dia ucapkan . wooyoung yang berkata dengan santainya walau tidak dapat di pungkiri hatinya yang terluka itu masih terasa sangat sakit , tangan wooyoung masih meremas spery dengan kuat walau wajahnya tersenyum
"baguslah ..." jawab nichkhun dengan lemah seraya menunduk . bukankah seharusnya ini yang dia inginkan , melihat wooyoung bangkit dan tidak menyiksa dirinya , wooyoung yang bisa menerima kenyataan dengan lapang dada , tapi kenapa sekarang malah nichkhun yang merasakan hatinya terganjal sesuatu yang sangat besar , menyesakan hatinya membuatnya sulit bernafas saat dia mengetahui bahwa wooyoung sudah menerima perpisahan mereka

#
#
#
#
#
#


dentuman musik yang sangat keras masuk ke dalam indra pendengaran wooyoung saat ini terdengar seperti suara bising yang tidak beraturan , suara orang-orang yang mengobrol dan juga ada yang henya berteriak tidak jelas brbaur dengan suara musik yang di buat oleh sang DJ malam ini . wooyoung mengerjapkan matanya berulang kali saat pandangan matanya mulai mengabur , wooyoung menggelangkan kepalanya dengan cepat mengusir bayangan matanya yang mengabur namun hasilnya nihil . wooyoung yang masih duduk di meja bartender dengan menumpukan beban tubuhnya pada sikut kanan yang dia letakan di meja terus saja memandang gelas di hadapannya dengan cermat perlahan tangan kiri wooyoung terulur untuk mengambil gelas di hadapannya tapi tangannya meleset bayangan benda yang dia lihat ternyata tidak tepat
"aaarrrrgggggggghhhh ...." geram wooyoung mengacak rambutnya frustasi lalu mengacak wajahnya dengan kasar
"wooyung-ah ... kau sudah mabuk ...kajja ... aku antar kau pulang sekarang !" junho mencoba memapah wooyoung dengan mengalungkan sebelah tangan wooyoung di pundaknya dan tangan junho memegang pinggang wooyoung
"ku tidak mau pulang ... aku pasti akan di marahi oleh eommaku jika dia tahu aku mabuk ... tapi... aku tidak mabuk ... aku benar-benar tidak mabuk ..." rancau wooyoung yang masih berjalan dengan susah payah dengan bantuan junho
"lalu kau mau aku antar kemana ?" tanya junho dengan jengkel karena malam-malan dia harus menjemput wooyoung di club malam di tengah tidur nyenyaknya bermimpi indah
"ke rumah mu saja ... aku mau ke rumah mu ..."
"ne .. ne ... kita pulang ke ruma ku saja ..." tanpa terasa sekarang mereka sudah berada di parkiran di depan mobil junho
"masuklah ... menunduk !!!! ... ya begitu bagus menunduk seperti itu ..." ucap junho memerintah wooyoung seperti memerintah anak anjing peliharaannya, junho mendudukan wooyoung di kursi samping kursi kemudi dengan hati-hati tangan junho menutupi kepala atas wooyoung agar kepalanya tidak terbentur

in junho's apartment

"junho ... kau tahu hyungku akan menikah ... dia akan menikah minggu depan " ucap wooyoung yang sekarang duduk meringkuk di kasur junho dengan memeluk lututnya. junho menaiki kasur dan duduk di depan woyoung
"arra ... dari awal apa yang kalian lakukan itu ... sudah salah jadi anggaplah ini penyelasaian terbaik untuk kalian berdua " jawab junho dengan nada sok menasehati pada wooyoung
"aaahhhh !!!! .... kau bicara apa ? aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan " ucap wooyoung seraya berbaring dengan nyaman di kasur junho tanpa permisi
"junho !!" panggil wooyoung masih dengan berbaring
"emh ... wae ?" jawab junho sekenanya tanpa memandang wooyoung
"kau mau jadi pacarku ?!"
"MWO ???!!!" tanya junho terkaget hingga ponsel yang sedang di pegangpun meloncat ke udara untung saja mendarat dengan baik masihd atas kasur
"kau mau jadi pacarku ? tidak akan lama hingga aku mati .. jadilah pacarku ..." ucap wooyoung palan namun dengan penuh keyakinan. junho membuka mulutnya lebar-lebar mencari pasokan udara kerena shock membuat dia sulit bernafas , junho menepuk-nepuk dadanya sendiri masih dengan berusah menghirup udara dengan mulutnya
"kau ... kau sudah .... gila ..."ucap junho dengan terbata-bata
"jika kau tidak mau menjadi pacarku ... bagaimana jika kau cium aku saja sekarang ?!" junho mendekati wooyoung yang tengah berbaring dan memandang wajahnya
"kau yakin ?!" tanya junho mendekatkan wajahnya pada wooyoung, wooyoung mengangguk dengan pelan menjawab apa yang junho katakan. junho mendekatkan wajahnya pada wooyoung semakin mendekat mata wooyoung yang memandang lurus mata junho sekarang melemparkan pandangannya ke arah lain tangan wooyoung mengepal dengan kuat saat dia bisa merasakan jika jarak mereka sudah sangat dekat . junho terus mendekatkan wajahnya pada wooyoung dengan sangat perlahan dia memiringkan wajahnya agar bisa lebih leluasa lagi mencium bibir wooyoung yang terlihat begitu menggiurkan
5 senti
4 senti
3 senti
wooyoung langsung menutup matanya dengan rapat seraya menunduk seolah dia ketakutan sekarang membuat junho tidak dapat menahan tawanya melihat ekspresi wooyoung
"HAHAHAHAHAHAHA !!!!!" junho tertawa lepas hingga terpingkal-pingkal di atas kasurnya. wooyoung langsung membuka mata dan duduk menatap junho dengan tajam
"YAAA !!! WAE ?!" tanya wooyoung berteriak pada junho dengan susah payah junho menahan tawanya
"haha .. ne ...kau ..hahaha ... itu ... kenapa menyuruhku melakukan hal kenyol seperti tadi ... lihat ... kau juga sangat tidak mau melakukannya ... kau begitu tidak rela aku akan menciummu bagaimana bisa kau menyuruhku melakukannya ... kau tahu membayangkan jika aku harus menciummu membuat ku merinding ...  hihi ... lihat bulu ku berdiri semua ..." ucap junho menunjukan bulu-bulu tangannya
"ck ... YAA LEE JUNHO KURANG AJAR !!!" woooyoung melemparkan seluruh bantal ke wajah junho

#
#
#
#
#
#


in office

nichkhun berjalan menuju tempat parkir dengan langkah santainya malam hari ini karena dia baru saja lembur bekerja , langkah kakinya berjalan terus menuju mobil hitam miliknya yang terparkir di tengah sana . dia mengeluarkan kunci mobil dari saku jas yang dia kenakan saat dia akan membuka pintu mobil tanpa sengaja matanya melihat kearah ban depan mobilnya
"kempes .. kenapa bisa kempes ?!" tanya nichkhun pada dirinya sendiri seraya berjongkok di depan ban yang kempes itu dia mencoba untuk menekan ban itu melihat kondisi ban saat dia hendak berdiri untuk mengambil ban serep lagi-lagi nichkhun melihat kearah bawah mobil . mata nichkhun membulat sempurna saat dia melihat sesuatau seperti kabel yang putus di dawah mobilnya itu dengan lebih menrendahkan badannya dia mencoba untuk menggapai kebel itu
"ini ..." nichkhun memandang kabel itu dengan shock tangannya memegang erat kabel tersebut . rasa khawatir heran dan juga sedikit takut menyeruak dalam hatinya sekarang. saat dia mengetahui jika seseorang teleh dengan sengaja memutuskan rem mobilnya. sejak dahulu sebanyak apapun pesaing nichkhun dalam hal bisnis tidak pernah ada satupun yang melakukan hal seperti ini , bermain dengan nyawanya
"direktur ?!" tanya seorang petugas keamanan pada nchkhun yang masih berjongkok. nichkhun melepaskan kebel di tangannya dan berdiri untuk kemudian berbalik menatap petugas tadi
"ne ..." jawabnya singkat
"anda kenapa masih disini ? apa terjadi sesuatu ?" tanya petugas keamanan itu melihat gelagat nichkhun yang aneh
"ani .... sepertinya mobilku rusak... tolong  panggilkan mobil derek " titah nichkhun mencoba bersipak wajar saat ini , dia tidak ingin kejadian ini meluas dan malah menjadikan masalah baru untuk perusahaannya
"ne " timpal petugas keamanan tadi dan dengan segara meninggalkan nichkhun menuju ke pos jaga. nichkhun masih berdiri di samping mobilnya melihat mobil itu memperhatikannya dengan lekat

sementara dia di sebuah sudut seoarang bermantel hitam dan bertopi merah memperhatikan nichkhun dengan seksama berdiri di sudut yang tidak terlihat oleh orang lain memperhatikan nichkhun dengan cermat , topi yang mengehalangi kepala hingga keningnya dan  mantel musim dinging dingin yang menutupi seuruh tubuhnya hingga ke ke hidungnya itu membuat orang tidak dapat mengetahui siapa dia
dalam ketertutupannya orang itu tersenyum kecil melihat nichkhun yang bebas dari bahaya malam ini , dia berbalik hendak meninggalkan tempat parkir itu dan tanpa di duga seorang namja sudah berdiri di belakangnya memandang orang itu dengan tajam, namja itu lantas mengalihkan pandangannya sekilas ke arah nichkhun yang sama sekali tidak menyadari kehadiaran mereka
"do ...!!!" ucap namja itu seolah tidak percaya dengan apa yang telah dia saksikan

beberapa hari kemudian

"hari ini bagaimana jika kita mencoba gaun pengantinnya ?! eomma akan ikut dengan kami ?!" tanya zia antusias saat mereka tengah sarapan bersama. nichkhun memandang wooyoung yang duduk di depannya sejak zia tinggal bersama mereka dan ternyata wooyoung malah makan dengan baik tidak memperdulikan zia dan dirinya sekarang
"eomma ada acara hari ini kau pergi saja dengan nichkhun " jawab min dan meneruskan makannya
"ne ...  sebenarnya aku juga ingin eomma ikut " zia terdengar sedikit kecewa dengan apa yang di katakan min
"lain kali eomma akan menemanimu ... mianhae ..." min memegang tangan zia yang dia letakan di meja
"aku sudah selesai " wooyoung berdiri dari kursi dan meninggalkan ruang makan begitu saja tidak menghirukan min yang berbicara padanya untuk menghabiskan makanan yang masih ada di mangkuknya. nichkhun menaruh sumpit di amping mangkuk memandakan jika dia juga telah selsai makan

zia berjalandi samping nichkhun dengan menggandeng tangannya mengantar nichkhun keluar rumah terlihat begitu cerianya dan nichkhun yang tersenyum dengan lembut ke arah zia , membuat wooyoung yang menyaksikan pemandangan itu dari lantai atas mencengkram kuat pagangan tangga yang ada di depannya. wooyoung segera berbalik menaihkan pandangan dari arah nichkhun dan zia dia berjalan pelan ke kemarnya

"ada yang tertinggal ... aku akan mengambilnya dulu di kamar " nichkhun memberikan tas kerjanya pada zia dan segara berlari menuju ke kamarnya
derap langkah nichkhun terdengar begitu jelas karena langkahnya yang terburu-buru membuat wooyoung yang hendak masuk ke dalam kamar menghentikan langkah kakinya dan berdiri di koridor rumah
"ada yang tertinggal ?!" tanya wooyoung dengan nada yang lembut bagitu dia melihat nichkhun berdiri di hadapannya dngan jarak yang beberapa langkah darinya
"emh "  dehaman yang bisa di artikan iya oeh wooyoung membuatnya mengangguk, wooyoung berbalik menuju ke kamarnya tanngan wooyoung sudah memegang knop pintu dan menekannya kebawah agar pintu itu terbuka , wooyoung menghela nafas sesaat dan kembali berbalik menatap nichkhun yang ternyata juga masih setia berdiri memperhatikan wooyoung
"apa kau bahagia hyung ?!" tanya wooyoung meandnag nanar wajah nichkhun,
"tentu saja aku bahagia ?!" jawab nichkhun singkat . wooyoung tersenyum pahit mendengar jawaban dari nichkhun,dia menundukan wajahnya menyembunyikan mata yang sudah teras sangat perih bagi wooyoung
"aku ... miahae ... aku sehrusnya tidak melakukan ini padamu tapi ... walau aku merasa bersalah ... aku tetap akan melanjutkan ini semua ... aku berharap kau juga akan hidup bahagia sepertiku sekarang ..." dengan susah payah ahirnya wooyoung dapat mengangkat wajahnya menahan agar air mata yang tengah mengenang itu untuk jatuh
"ne ... aku juga bahagia ..." jawab wooyoung dengan nada yang sangat berat , suara terdengar serak. nichkhun berjalan melewati wooyoung dan masuk ke dalam kamarnya . setelah mendengar suara pintu kembali di tutup tubuh wooyoung seolah kehilangan tenaga seolah seluruh tulang-tulangnya hilang entah kemana membuatnya jatuh terduduk. wooyoung menutup mulutnya dengan telapak tangan kanan merdam suaranya sekuat tenaga dia manahan diri agar tidak menangis sekarang tapi ternyata kesakitan hati wooyoung telah menguasai seluruh tubuhnya. wooyoung semakin menekan telapak tangannya menutup mulut nafasnya tersengal-sengal menahan tangis , merasakan sakit yang luar biasa tertusuk yang membuatmu sulit untuk bernafas

tanpa wooyoung ketahui nichkhun berdiri di blik pintu yang masih sedikit terbuka memperhatikannya edari tadi walau hanya dapat melihat punggung wooyoung yang bergetar . nichkhun menumpukan keningnya ke tembok memandang lurus kebawah dengan perlahan dan penuh dengan perasaan dia menutup matanya membuat sebulir air matanya jatuh ke lantai begitu saja tanpa melewati pipinya karena posisi wajah nichkhun yang menunduk


#
#
#
#
#
#


"setelah ini akan kembali ke kantor ?!" nichkhun mengangguk pada zia yang sekarang berjalan di sampingnya . nichkhun dan zia baru saja selesai mencoba gaun pengantin yang akan mereka kenakan pada hari pernikahan
"aku sangat berharap kita bisa makan siang bersama " ucap zia dengan sedikit cemberut yang di buat-buat membuat nichkhun tersenyum kecil
"mianhae ... aku ada rapat penting sekarang " sesal nichkhun menepuk pundak zia ringan
'kita makan siang bersama ?!' nichkhun menurunkan tangannya dari bahu zia dengan perlahan sembari meihat ke sekeliling saat indar pendengarannya menangkap sebuah suara yang sangat dia kenal
'ayolah .... hyung ~~ ' suara merengek itu terdengar kian jelas di telinga nichkhun. sekelebat bayangan wajah wooyoung yang cemberut dengan memajukan bibirnya lucu atau wooyoung yang sangat suka berpura-pura menangis seperti anak kecil saat di hadapannya membuat nichkhun tersenyum tulus tanpa dia sadari matanya mulai berair walau senyum masih terukir jelas di bibirnya
"oppa ?! kau kenapa ? " tanya zia heram melihat eksprei nichkhun yang berubah
"ahh ...a..ani ..." gagap nichkhun menyembunyikan wajahnya dari zia
"baiklah ... aku akan pulang sendiri saja ... aku bisa naik taxi ... rumah dan kantor arahnya berlawanan ... pasti oppa akan terlambat rapat jika mengantarku dulu " ujar zia penuh pengertian
"aku akan mengantarmu dulu .." sergah nichkhun , bukankah sangat tidak tepat jika dia membiarkan calon istrinya pulang sendirian setelah pergi berasamanya
"ani ... aku bisa sendiri ... annyeong .." zia berjalan untuk lebih dekat ke jalan raya namun tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menuju ke arahnya
"ZIA AWAS !!!" teriak nichkhun berlari mengejar zia sedangkan zia hanya berdiri mematung memandang mobil yang siap menghantamnya itu dengan tatapan shock
"AHHH !!!" pekik zia saat nichkhun menatinya ke pinggir jalan , zia masih saja diam dalam pelukan nichkhun dengan bibir yang terbuka dan mata yang melebar sempurna
nichkhun memperhatikan mobil hitam yang hampir manabrak zia itu juga plat nomor mobil itu, hanya butuh beberapa etik untuk seseorang yang genius seperti nichkhun menghapal beberapa angka di sana
"gwaenchanayo?"tanya nichkhun khawatir pada zia. sedangkan zia hanya mengangguk lemah

in office

"cari tahu siapa pemilik mobil itu ...sepertinya dia sengaja ingin melukai zia " nichkhun bicara pada sekertarisnya seraya memasuki ruangannya
"ne " ucap sekertaris itu dan dengan segara dia keluar dari ruangan nichkhun
#
#
#
#
#

nichkhun melajukan mobilnya kembali ke rumah saat dia hendak memasukan mobilnya ke dalam gerbang nichkhun melihat sebuah mobil terparkir di dekat rumahnya nichkhun memperhatikan mobil itu dengan seksama mata nichkhun terfokus pada plat nomor mobil itu. mata nichkhun sontak membulat saat dia menyadari jika mobil yang sekarang terparkir di dekatnya adalah mobil yang hampir menanbrak zia , dengan segara nichkhun membuka pintu mobilnya untuk melihat siapa orang di dalam mobil itu dan tanpa nichkhun duga pintu mobil di depannya terbuka wooyoung yang keluar dari mobil itu.  nichkhun kembali menutup pintu mobilnya untuk memperhatikan wooyoung sekarang. wooyoung yang terlihat berbicara dengan seseorang di dalam mobil . wooyoung tersenyum kepada orang yang tidak dapat di lihat wajahnya oleh nichkhun itu dan melambaikan tangannya .
"wooyoung ... dengan siapa dia ?!" belum semua penasaran nichkhun terjawab ponselnya berdering dengan segara dia mengangkat telpon yang masuk
"yeoboseyo " ucap nichkhun tak mengalihkan pendangan dari wooyoung yang berjalan ke aah rumah mereka
"aku sudah mengetahui siapa pemili mobil itu ... dia adalah anak tunggal dari pemilik perusahaan xxx ... pesaing perusahaan kita "
"MWO ?!!" tanya nichkhun seolah berteriak tak percaya . mata nichkhun kembali memperhatikan mobil tadi yang sekarang melaju kencang meninggalkan tempatnya berada tadi

in home

nichkhun pov

aku berjalan ke halaman belakang untuk sekedar bersantai karena hari ini pekerjaanku sangat menguras tenaga, aku berjalan perlahan memperhatikan seluruh isi rumah , aku berjalan di dekat dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan  di antara kolam dan juga taman belakang tanpa sengaja aku bisa melihat woyoung yang duduk di samping kolam dengan merendam kakinya berdiam diri sendirian
aku berjalan mendekati tempat dimana wooyoung duduk tapi belum sempat aku mendekat padanya wooyoung sudah beranjak pergi dari kolam , aku putuskan untuk mengikuti wooyoung sungguh aku sangat merindukannya , dia yang selalu manja padaku dia yang selalu saja membuat masalah untukku ... aku merindukannya dia yang membuat hidupku lebih berwarna dan ceria satu-satunya orang yang bisa membuatku lebih nyaman dan membuatku tenang membuat kata kaku yang aku sandang selama ini menghilang saat aku berasamanya
kakiku berjalan terus mengikuti langkah kakinya berjalan di belakangnya tanpa dia ketahui , aku terenyum memandang belakang tubuhnya yang sangat sering ku peluk dulu . wooyoung berjalan ke arah tangga bisa aku lihat dia sedikit celingukan saat menaiki tangga sepertinya dia memperhatikan sekitar rumah yang terasa sangat sepi malam ini. begitu wooyoung sampai di lantai atas dan aku masih memandangnya di ruangan bawah wooyoung mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan memandang sebuah botol kecil yang dia pegang sekarang. aku memicingkan mata memperhatikan wooyoung dengan seksama penasaran dengan apa yang wooyoung bawa . wooyoung membuka tutup botol itu mataku sontak membulat sempurna saat wooyoung menumpahkan isi botol tadi ke lantai di antara tangga
"apa dia ...?!" tanyaku tak percaya dengan apa yang aku lihat , tidak mungkin wooyoung berniat mencelakai orang lain bukan ?! siapa yang ingin dia celakai ?! aku ? zia ?! dia tidak akan bertindak sejauh itu tidak mungkin , aku menggelangkan kepalaku dengan cepat menghilangkan pikiran-pikirna burukku
"wooyoung ..." lirihku dengan sangat pelan hingga aku sendiri hampir tidak dapat mendengarnya. wooyoung menutup kembali botol itu dan berjalan menjauhi tangga . beberapa langkah kaki wooyoung berjalan dan dia berhenti, dia kembali berbalik kearah tangga memandang tangga itu dengan lekat beberapa saat , detik berikutnya wooyoung kembali berjalan ke arah tangga . wooyoung memperhatikan lagi tangga itu dengan wajah seolah dia merasa ragu tapi dengan cepat wooyoung berbalik dan berlari ke kamarnya

aku mengambil beberapa kain yang ada di dapur dan menaiki tangga dimana wooyoung berada tadi. aku berjongkok di depan anak tangga yang terlihat basah tanganku terulur menyentuh cairan yang terlihat bening ini , cairan yang terasa licin di tanganku . aku meletakan kain yang aku bawa ke lantai tangga itu mencoba untuk membersihkan cairan ini
'karena aku kau berubah ?!'
"apa aku merubahmu menjadi seperti ini wooyoung-ah ?'
'kenapa kau melakukan ini ?!'
itulah gumaman yang aku keluarkan dalam hati , rasanya tidak dapat terlukiskan saat kau dengan tidak sengaja merubah seseorang yang sangat baik dan polos menjadi seperti ini. menjadi orang yang terkuasai dengan amarah
"kau yang membuatnya seperti ini ..." ucapku pada diri sendiri , aku merasakan jika mataku mulai terasa perih dan basah dengan cepat aku menyeka air mata yang keluar dari mataku. menyadari jika sakit hati yang aku berikan padanya membuat dia berubah sangat jauh sekarang

in nichkhun room

author pov

nichkhun duduk di bingkai jendela dengan menaikan kedua kakinya dia memegang selembar foto di tangannya. kaki kanan nichkhun di tekuk sementara kaki yang lainnya di luruskan ke depan tangan kanannya memegang selembar foto dirinya bersama wooyoung di acara kelulusan sekolahnya. bayangan apa yang terjadi saat itu begitu jelas teringat dalam pikiran nichkhun yang memandang kosong ke depan

flashback

"apa kau mau berfoto denganku ?!" tanya seoarang gadis cantik pada nichkhun yang berdiri celingukan mencari seseorang
"ne ?!" tanya nichkhun memperjelas karena dia tidak terlalu jelas mendengar ajakan yeoja itu barusan di karenakan dia yang sibuk mencari seseorang
"saat kelulusan kau harus berfoto dengan orang yang special saat kau sma ... berfotolah dengan vic .. aku akan memotret kalian " ucap yeoja lainnya yang entah sejak kapan mengerubuni nichkhun di aula sekolah. nichkhun tersenyum canggung kapada semua gadis yang mengerubuninya hingga dia menangkap bayangan orang yang sejak tadi dia cari
"WOOYOUNG-AH !!!" nichkhun melambaikan tangannya seraya berjinjit agar wooyoung dapat melihat tangannya dengan jelas tidak terhalang oleh lalu lalang orang-orang yang sibuk masing-masing saat di aula itu. wooyoung berlari kecil menghampiri nichkhun
"hyung ... siswa kelas satu tidak boleh masuk ... jadi aku terlambat .." jelas wooyung yang sedikit ngos-ngosan berdiri di hadapan nichkun sekarang
"sudahlah tidak masalah ... kemari ... berfoto denganku !!!" nichkhun menarik tangan wooyoung hingga dia berdiri di samping nichkhun
"tolong bantu aku mengambil gambar kami ..." ucap nichhun memberikan kameranya pada vic
"ne ?!" tanya vic heran dengan tingkah nichkhun yang malah menyuruhnya memotret dia dengan wooyoung dan bukan dengan dirinya
"kalian bilang harus berfoto dengan orang yang specialkan ? wooyoung yang paling special untukku !" ucap nichkhun menatap menatap wooyoung dengan senyum indahnya , wooyoung ikut tersenyum mendengar apa yang di katakan nichkhun
"baiklah .." ahirnya vic bersedia membantu nichkhun mengambil gambar dia berpikir saat nichkhun ingin berfoto dengan adiknya sendiri sama sekali tidak ada yang salah bukan ?!
"baiklah ... hana ... dul ... set ..." tepat di hitungan terahir wooyoung memiliki pikiran lain , dia memeluk leher nichkhun dengan kencang membuat nichkhun hampir jatuh terhuyung ke samping, untung saja dia masih bisa terawa lepas bahkan saat mereka hampir jatuh . dan itulah foto bahagia pertama mereka dimana wooyoung memeluk leher nichkhun dan nichkhun yang sedikit condong ke samping karena pelukan wooyoung sementara wajah mereka ceria tertawa lepas bersama
andofflashback

nichkhun yang masih duduk di bingkai jendela dalam posisi yang sama itu memandang foto di tangannya dengan senyuman pahit sesekali dia menyeka air matanya
"apa aku harus melanjutkan ini semua ?! apa aku harus terus menyakitimu ... membuat semua ini menjadi semakin kacau ... membuatmu semakin menderita dan berubah semakin jauh ?!" nichkhun bertanya pada wooyoung yang tersenyum lepas  di dalam foto yang tengah dia pegang sekarang

#
#
#
#
#
#


the day

hari ini adalah hari pernikahan nichkhun dan zia akan di adakan , di sebuah hotel ternama di seoul dalam sebuah ruangan nichkhun sudah berdiri dengan pakaian rapih siap untuk segara berjalan ke tempat acara itu di adakan namun dia kembali mematut dirinya di cermin , pandangan nichkhun tertuju pada rambut coklatnya turun memperhatikan pakaian yang dia kenakan , tuksedo putih dengan motip hitam , nichkhun menghela nafas berat dan menunduk
"hyung ?!" sebuah suara lembut membuat nichkhun mengangkat wajahnya memandang bayangan seseorang di dalam cermin di hadpannya. sosok wooyoung yang terlihat begitu kurus sekarang dimata nichkhun
"ne " jawab nichkhun berbalik memandang wooyoung secara langsung sekarang
"h..hyu..hyu..hyung...bis...bi...bisa....bisakah ...k..kau ..." kata wooyoung terbata-bata dengan suara yang sangat berat seolah ada sesuatu yang menghalanginya untuk bicara selah terjadi sesuatu pada pita suaranya yang membuat dia tidak dapat bicara dengan baik sekarang
"nichkhun ... acara akan di mulai sekarang !" wooyoung dan nichkhun melihat manager hwang yang sudah berdiri di ambang pintu menunggu mereka sekarang
"kau ingin mengatakan apa wooyoungie ?!" tanya nichkhun lembut memandang wooyoung
"a..ani ..... aku ... akan men..jadi ... pengiringmu .. hyung ..." suara wooyoung sudah tidak bisa terdengar biasa lagi sekarang suaranya sudah bergetar dan serak matanya juga sudah sanngat memerah . tangan wooyoung mengepal dengan kuat sekarang wooyoung menatap langit-langit ruangan untuk menahan tangisnya , menahan agar air matanya tidak keluar , wajahnya sedikit mendongak sekarang tapi wooyoung tetap tersenyum dengan sangat di paksakan
"kajja !" ajak manager hwang . nichkhun berjalan dengan perlahan melewati wooyoung , setelah nichkhun berada di belakangnya dengan cepat wooyoung menyeka air matanya dengan kedua tangan , dia segara berbalik untuk berjalan di belakang nichkhun

sekarang manager hwang berjalan di depan nichkhun sedangkan wooyoung berjalan di belakang nichkhun. mereka bertiga berjalan menuju ke ruangan lain dimana permberkatan pernikahan anatara nichkhun dan zia akan di adakan , nichkhun melihat wooyoung yang berjalan di belakangnya dengan ekor mata , dengan cepat nichkhun berbalik dan menarik tangan wooyoung, memegang pergelangan tangannya dengan kuat
"hyung !!! wae ?!" tanya wooyoung heran melihat wajah nichkhun di depannya dan kemudian melihat pergalangan tangannya yang di genggam oleh nichkhun.mata wooyoung sekarang kembali melihat ke dalam mata nichkhun mancari sebuah jawaban namun dia tetap tidak mendapatkan jawaban apapun yang dapat wooyoung lihat hanya seorang nichkhun yang memandang wajahnya dengan lekat namun kosong tidak dapat dia artikan , begitu juga dengan bibir tipis nichkhun sama sekali tidak mengeluarkan suara untuk menjawab pertanyaan wooyoung sekarang .........



tbc ............................ apa yang akan terjadi ?! kita lihat aja nanti ya ... ini adalah fic yang di ketik sengebut ngebutnya bak di kejar anjing jadi jika banyak yang aneh atau pas tengah dan awalnya agak gaje dan membosankan ya nikmati saja ... ahir kata silahkan keomentar jika komentar sedikit saya bisa pastikan semua ff tidak di lanjutkan !!! gamsahamnida !!!!! #bungkuk kesegala penjuru

2 comments: