Aug 19, 2012

fanfic 2pm nichkhun junho love and pain 5


love and pain

By : park yara (tciw queen)

Romance,etc.
Warning: BoyxBoy. NamjaxNamja.
Pairing: junho X nichkhun
chapters : 5 of ?



ada yang mengatakan pada saya untuk membuat cerita ber-rate M pada ff ini tapi cerita ini ada part dimana itu akan di letakan dan kemungkinan akan ada di ahir cerita alias pas end ... jadi maaf sekali yah ... dan untuk ff ini FRENTIKA ... nih saya kasih buat kamu ... hheheheee ... aduh linglung kenapa saya seperti ini hari ini ya ?! oke kita langsung aja lihat ke TKP !

satu lagi tambahan aku gak tahu ini adalah chap terahir atau bukan karena saya tidak bisa mengukur panjang cerita di otak saya ... so baca aja kalau nanti di ahir ada kata ‘the end’ ya itu artinya tamat (iya lah dasar author bego !)
satu lagi deh yang terahir ... saya mengatakan agar kalian tidak canggung pada saya bukan berarti kalian itu bisa se-enaknya sama saya ...... dengan bebarapa kata kamu ke aku (bukan komen di blog) bikin hati aku sakit ... kadang kata2 yang aku kasih buat teman satu dan yang lainnya itu sama... dan aku biasanya dapet feedback yang baik ... kita bisa berkata dengan sopan dan tidak menyinggung bukan ?! sopan itu tidak berarti tidak menyinggung lho ... mungkin kamu mengatakan sesuatu yang sopan tapi dengan makna tidak baik ... saya jadi suka sedih ...... buat apapun dimanapun (FB/blog) tolong hargai saya !!!!!





di mobil

“kenapa terasa sangat canggung seperti ini ya ?” kata nichkhun mencairkan suasana saat perjalan pulang , junho menjemput khun dari sekolah barunya dan akan mengantar nichkhun pulang ke rumah . sejak bertemu sampai saat ini mereka berdua sama sekali tidak berkata apapun dan hanya diam saja. junho yang menyetir terus memperhatikan jalanan dan nichkhun yang juga diam termenung di sampingnya
“benar ... “ jawab junho singkat tanpa menoleh pada nichkhun yang sekarang memandangnya dengan lekat . nichkhun menghela nafas dan menunduk sejak hari itu ... hari dimana dia dan junho kembali bersama ... dia merasa kalau saat ini sedang berada di sisi orang asing yang sama sekali tidak dia kenal , junho hanya akan bicara untuk menjawab pertanyaan nichkhun itupun dengan kalimat singkat , dia juga akan diam saja saat bersama nichkhun malah terkadang hanya tidur tidak menghiraukan nichkhun di sampingnya dan yang paling membuat nichkhun sedih adalah junho sangat jarang melihatnya
“sudah sampai “ ucap junho dan memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dekat rumah nichkhun.
“kau mau masuk ?! aku akan memasak makanan kesukaan mu ...” tawar nichkhun sambil mengambil tasnya yang di letakan di kursi belakang
“aku harus ke rumah orang tua ku .... mianhae ... “ nichkhun tersenyum kecil dan mengangguk jelas sekali jika dia kecewa terlihat sangat jelas di wajahnya , walau junho menyadari itu dia hanya tersenyum dan membelai rambut nichkhun sekilas
“aku masuk !” ucap nichkhun memandang junho yang ada di hadapannya, nichkhu tak langsung membuka pintu tapi malah memandang junho seperti menunggu sesuatu
“wae ?” tanya junho melihat nichkhun yang masih diam memandangnya. nichkhun tersenyum kecil dan kemudian berbalik membuka pintu dan kemudian keluar dari mobil
“kau akan mengantarku ke sekolah besok ?!” sebelum menutup pintu nichkhun merunduk melihat junho yang ada di dalam mobil
“ne ... aku tunggu di sini besok pagi “
“baiklah” nichkhun menutup pintu dan melambaikan tangannya sekilas untuk kemudian berjalan memunggungi junho dalam mobil , dia berjalan ke arah apartmentnya dengan langkah pelan tas ransel yang dia bawa di sampirkan di sebelah kanan pundaknya (mengerti ? bener gak sih kalimatnya ?!)
‘aku merindukan mu ... kenapa kau menjauh dari ku ?’ tanya nichkhun masih saat dia berjalan menuju ke apartmentnya . tanpa dia ketahui junho masih diam memandangnya junho menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan dan kemudian menyadarkan dirinya di kursi mobil itu memejamkan mata.
flashback
“kau mau masuk ?” nichkhun bertanya saat dia masih berada dalam mobil junho yang mengantarnya pulang
“aku ingin tapi aku harus mengurusi sesuatu sekarang “ jawab junho dengan menyesal . nichkhun mengerucutkan bibirnya dan kemudian menghela nafas
“baiklah ... aku pergi !” ucap nichkhun mendekatkan wajahnya pada junho seraya menutup mata, junho memegang tengkuk nichkhun dan semakin mendekatkannya , junho menempelkan bibirnya pada bibir tipis nichkhun perlahan dia mulai menjilat dan melumat bibir bawah dan atas nichkhun bergantian setelah beberapa lama junho melepaskan bibir nichkhun dan mencium pipi kanan nichkhun lembut
“annyeong “ nichkhun membuka pintu mobil dan keluar sedangkan junho malah ikutan keluar juga dia berdiri di samping mobilnya dan memperhatikan nichkhun yang berjalan membelakanginya
“khunnie “ nichkhun langsung berbalik memandang junho heran menghentikan kakinya yang tadi berjalan meninggalkan junho
“wae ?” tanya nichkhun heran . junho berjalan mendekati nichkhun dan berdiri di hadapannya. junho menyilangkan kedua tangan di depan dada dan memandang ke seluruh arah bergantian
“bisakah jika kau itu menciut sampai sekecil kunci mobilku ? supaya kau bisa aku bawa kemanapun aku pergi !”
“tega sekali menyuruhku menjadi seperti kunci mobil “ junho mendekatkan wajahnya pada nichkhun dan memandang satu persatu bagian wajahnya , mata , hidung , bibir tipis yang menggugah selera
“aku sangat merindukan mu nichkhun-shi “ ucap junho dengan serius tapi malah di tanggapi dengan tertawaan oleh nichkhun
“ya ... kita sekelas dan duduk bersampingan ... kau juga mengantar aku pulang dan juga menjemputku ... dalam 24 jam dalam sehari aku menghabisakan 14 jam bersama mu “ ucap nichkhun menjelaskan tapi junho malah menarik nichkhun masuk ke dalam pelukannya, memeluk nichkhun dengan erat
“aku tidak mau kau pergi ... jangan meninggalkan aku “ ucap junho masih dengan memeluk nichkhun
“aku tidak akan meninggalkan mu “ nichkhun melepaskan pelukan junho dan memegang kedua sisi wajahnya tanpa di duga dan dengan tiba-tiba junho malah menyerang bibir tipis nichkhun itu lagi
flashback end

in junho home

“anda sudah sampai tuan muda ?!” seorang pelayan menghampiri junho yang baru saja keluar dari mobilnya , junho melemparkan kunci mobilnya pada seorang namja yang adalah supir di sana agar dia bisa membenarkan posisi mobil junho yang di parkirkan dengan asal di depan pintu masuk
“dimana abeoji ?” tanya junho yang terus berjalan memasuki rumahnya tak menghiraukan sang pelayan yang juga mengikutinya
“beliau ada di ruang baca ... beliau sudah menunggu anda sejak tadi “ jawab pelayan itu dengan sopan. junho menghentikan langkah kakinya dan memandang pelayan itu
“aku akan menemui abeoji ... siapkan kamarku malam ini aku akan menginap di sini “
“ne “ pelayan itu membungkuk dengan hormat dan meninggalkan junho setelahnya. junho kembali melanjutkan langkah kakinya yang sempat tertunda dia berjalan menuju ruang baca seperti apa yang di sampaikan oleh pelayan tadi. sesampainya di depan pintu ruang baca junho hendak mengetuk pintu itu namun ternyata pintu ruang baca itu tidak tertutup dengan baik dan membuat junho bisa mendengar suara dan sedikit melihat ke dalam ruangan itu
“sepertinya dia benar-benar menyukai anak itu” ucap seorang namja yang duduk di kursinya dengan nyaman sementara namja lainnya berdiri di sampingnya
“aku tahu ... bagaimana ini ?”tanya namja yang tengah berdiri seraya menempatkan dagunya di pundak namja yang duduk itu
“jika aku melarang junho ... dia mungkin akan marah lagi padaku ... hubungan kami baru saja membaik” junho tersenyum kecut mendengar percakapan antara ayahnya dan seseorang yang tidak tahu dia harus memanggilnya apa
“annyeonghaseyo “ junho langsung masuk ke dalam ruangan itu tanpa mengatuk pintu membuat namja yang sedang menumpukan dagunya pada namja yang adalah ayah junho itu kembali berdiri dengan tegak
“junho-yah ... kau sudah datang ... duduklah “ junho bisa melihat ayahnya tersenyum bahagia melihat dia yang masih berdiri di dekat pintu
“ne “ junho berjalan mendekati ayahnya dan duduk di sofa samping ayahnya itu, berhadapan dengan namja lainnya
“lama sekali tidak bertemu “ ucap namja di hadapan junho dengan tersenyum
“apa kita harus bertemu ?!” jawab junho dingin , senyuman namja itu perlahan menghilang dengan ucapan junho sedangkan ayahnya hanya bisa diam melihat kelakuan anaknya
“bagaimana keadaan mu sekarang ... kau harus lebih sering mengunjungi appa “ ucap sang ayah mengalihkan perhatian , saat dia melihat junho yang menatap namja di hadapannya dengan tatapan seolah ingin menelannya hidup-hidup
“ne ... joesonghamnida ... selama ini aku sibuk dengan diriku sendiri ...”
“aku akan melihat apa makan malamnya sudah siap “ namja yang ada di hadapan junho itu berdiri dan meninggalkan junho dengan ayahnya untuk bicara lebih banyak
#
#
#
#

setelah acara makan malam selesai dengan segala perbincangan yang canggung antara junho dan ayahnya, junho segara menuju ke kamarnya untuk istirahat. di tengah perjalanan saat dia hendak ke kamar dia berpapasan dengan namja yang tadi bersama dengan ayahnya membuat mood junho kembali memburuk
“kau mau menginap disini malam ini ?!” tanya namja itu dengan ramah tapi junho memandangnya dengan tajam seolah dia tidak suka namja tadi berbicara padanya
“apa untuk menginap di rumah ku aku harus mengatakannya padamu ? apa aku harus meminta ijin padamu ?” jawab junho dengan pertanyaan lagi . namja itu terdiam dan kembali menghela nafas dia memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana yang dia kenakan
“junho-yah ak...” belum sempat namja itu mengatakan kalimatnya dengan sempurna junho sudah menyela dengan cepat
“junho-yah ?!! aku rasa kita tidak sedekat itu sampai kau bisa memanggilku seperti barusan “ mata manja itu bergulir tak tentu arah , emosi ? tentu saja di setiap dia bertemu dengan junho walau sekuat apapun dia mencoba bersikap baik dan tulus untuknya , junho tetap saja bersikap seperti itu tapi demi hal lain yang dia anggap lebih penting dari hanya sekedar bersitegang dengan junho dia lebih suka mengalah dan mengalah
“tidak bisakah jika kita berdamai saja ?!” ucapnya terdengar frustasi dengan nada yang lemah memandang junho dengan tatapan memelasnya
“berdamai ?!! itu artinya kau mengakui jika kita ini bermusuhan ?! aku pikir aku tidak menyadarinya karena tetap tidak tahu malu “ junho berjalan melewati namja tadi tidak lupa memberi benturan kasar pada bahu namja itu saat dia melewatinya, junho membuka knop pintu dengan kasar langsung masuk ke dalam kamar dia juga membanting pintu membuat suara dentuman membahana di kamarnya. junho memandang deretan sofa santai di dalam kamarnya tepat di depan kasur, perlahan dia melihat bayangan seseorang bayangan dirinya sendiri beberapa tahun yang lalu
flashback
junho menjatuhkan dirinya dengan kasar di sofa dia mengambil handphone di saku celananya dan dengan cepat menghubungi seseorang. wajah junho merah padam dengan tangan yang menggenggam kuat handphone itu
“yeoboseyo”
“kenapa kau yang menganggkatnya ?!” tanya junho masih dengan manahan emosi mendengar orang yang menganggkat telponnya adalah orang lain bukan ayahnya
“ayahmu sedang rapat sekarang ... waeyo ?” tanya orang itu di sebrang sana dengan nada biasa saja
“AKU INGIN BICARA DENGANNYA SEKARANG JUGA “ teriak junho dengan penuh penekanan
“tapi dia sedang rapat penting sekarang ... jika mendesak katakan saja padaku “ tawar namja di sebrang sana , junho tersenyum kecut dengan mata yang memerah masih dengan tangan yang menggenggam kuat handphone itu hingga tangannya sedikit bergetar
“kau ... kau ...” ucap junho terpotong-potong
“KENAPA KALIAN MEMBOHONGIKU ??!!! IBUKU BUKAN MENINGGAL KARENA KACELAKAAN ... DIA MENINGGAL KARENA BUNUH DIRI ... DIA BUNUH DIRI KARENA KAU !!!!” ahirnya junho tidak dapat membendung lagi amarah di hatinya atas apa yang baru saja dia ketahui , dia menumpahkan segala kekecewaannya dan juga kesakitannya atas kenyataan ini . junho bisa menerima namja itu dekat dengan ayahnya saat ibunya meninggal karena dia juga mencintai seorang namja sama dengan ayahnya tapi cerita menjadi lain saat junho tahu ibunya meninggal karena bunuh diri dan di sinyalir di sebabkan karena namja tadi
“junho-yah kau salah paham ... dengarkan penjelasan ku dulu “ bukan mendengarkan penjelasan dari namja tadi junho langsung melemparkan handphonenya ke dinding hingga handphone itu pecah belah tak bersisa tanpa sempat dia memutuskan sambungan telpon sebelumnya
flashbackend

junho tersadar dari lamunan saat handphonenya berdering membuat dia sedikit tersentak , junho langsung merogoh benda kotak dalam sakunya itu dan mengangkat telpon yang masuk
“ne ... wae ?” tanya junho malah terdengar malas walau sebenarnya dia bukan malas mengangkat telpon itu tapi lebih karena suasana hatinya sedang tidak baik saat ini
“listrik di rumahku mati “ junho melihat ke sekeliling kamarnya dan lampu masih menyala dengan terangnya di sana
“kenapa bisa mati ?!” tanya junho linglung dan berjalan mendekati sofa tepat saat junho hendak menududukan dirinya orang di sebarang sana berucap lagi
“aku takut ... kau dimana ?!” walau dia sudah hampir duduk , saat bokongnya hampir menempel di sofa junho langsung berdiri dengan tegak lagi dan tersenyum walau dia tahu betul orang itu tidak akan mengetahuinya
“aku kesana sekarang “ junho menutup telpon itu dan bergegas keluar dari kamarnya

in nichkhun apartement

“lampu di tetangga menyala “ ucap junho saat masuk ke dalam apartment nichkhun , dia sedikit merunduk membuka alas kakinya dan mengganti dengan sandal rumah . sekarang di sana hanya di terangi cahaya dari lilin-lilin kecil yang di nyalakan nichkhun, nichkhun duduk meringkuk di atas kursi di meja makan memandang junho yang masih ada di depan pintu di hadapannya
“aku tidak tahu ... tidak ada penjaga apartement untuk di mintai tolong seperti di apartement mu jadi aku memannggilmu untuk memperbaikinya “ ucapnya dengan polos
“memangnya kau pikir aku itu tukang !” ucap junho dan mendekati nichkhun “ambil senter !” titahnya dan mengambil satu lilin di atas meja kemudian berjalan ke arah sikring lampu (mungkin lah saya bukan siswa kelistrikan) nichkhun berdiri di belakang junho dan menerangi sikring dengan senter sementara junho sibuk memperbaiki
“kenapa menyalakan banyak lilin ?” tanya junho di sela-sela pekerjaannya
“kau ingat kau yang menyalakan semua lilin itu di setiap sudut rumah saat aku ulang tahu “
creng lampu menyala menerangi semua ruangan dengan cahaya yang sangat terang benderang
“tiup semua lilinnya “ junho menutup kembali kotak sikring dan meninggalkan nichkhun yang sibuk meniup semua lilin-lilin tadi , junho duduk dengan nyaman di kursi depan tv menunggu nichkhun selesai dengan acara tiup lilinnya
nichkhun duduk di samping junho “aku menganggumu ?! bukannya kau ke rumah orang tua mu tadi “ junho mengangguk meng-iyakan apa yang nichkhun katakan, nichkhun menyandarkan kepalanya di bahu junho dan memegang tangan kanan junho dengan kedua tangannya
“aku akan tidur di kamar eomma ... aku menginap di sini saja aku malas pulang “ junho berdiri dan langsung memasuki kamar ibu nichkhun tanpa memandang wajah kekasihnya itu sedikitpun . nichkhun terdiam memandang junho yang meninggalkannya dan menutup pintu geser itu dengan rapat

nichkhun room

nichkhun berbaring menyamping dengan mata yang masih terbuka dia merasa tidak mengantuk sama sekali malam itu, dia menggigit kuku ibu jarinya berpikir tentang apa yang dia alami barusan , ini bukan pertama atau kedua kalianya junho menghindar darinya nichkhun tidak tahu apa sebab junho selalu menghindarinya selama ini

nichkhun’s eomma room

junho berbaring memandang langit-langit di atas tempat tidur (yang di gelar gitu , kasur tradisional )dia memegang dadanya dan perlahan meremasnya dengan kuat , tak lama kemudian junho tersentak bangun dengan cepat dia mengambil jaket yang di letakan di sampingnya dan mengeluarkan sebuah ples obat mengeluarkan satu butir pil putih dari dalamnya , junho langsung menelan obat itu tanpa minum setelah itu dia kembali berbaring dan memaksakan matanya untuk tertutup

pagi hari dalam mobil

“kalau kau mengantar aku keseolah dan kembali ke apartment mengganti seragam lalu kesekolahmu kau akan terlambat “ nichkhun menoleh kerah junho sekilas dan kembali lagi memandang jalanan
“gwaenchana ...” jawab junho tanpa melihat ke arah nichkhun dan hanya berfokud menyetir
“aku tidak bisa kembali ke sekolah lama ... aku sudah bicara dengan pihak sekolah tapi sepertinya itu sulit “ junho menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolah nichkhun,rupanya mereka sudah sampai gerbang sekolah itu masih terlihat lengang karena masih sangat pagi nichkhun sengaja berangkat pagi agar junho tidak terlalu terlambat ke sekolah
“apa kau ingin kembali ke sekolah lama ?” tanya junho memandang nichkhun di sampingnya , dengan cepat nichkhun mengangguk meng-iyakan kalau dia ingin pindah sekolah lagi
“aku akan mengurusnya ... masuklah “ titah junho dan memberikan isyarat dengan menunjuk pintu gerbang dengan matanya
“baiklah ... kau tidak usah menjemputku aku akan pulang sendiri saja lagi pula hari ini kau ada latihan basket kan ?!”
“baiklah ... “ junho tersenyum lembut menjawab pertanyaan dari nichkhun itu. nichkhun terdiam memandang junho yang berhadapan dengannya sekarang dia membuka sabuk pengaman yang dia pakai tapi tidak membuka pintu untuk keluar malah mendekat ke arah junho , nichkhun menempatkan wajahnya di depan wajah junho dengan tangan kanan yang di letakan di pundak junho sedangkan tangan kirinya bertumpu ke kursi jok menopang bobot tubuhnya, perlahan nichkhun mendekatkan wajahnya atau lebih tepat mendekatkan bibirnya pada junho tapi saat beberapa senti lagi bibir mereka akan menempel junho junho memalingkan wajahnya begitu saja.
“aku sudah terlambat “ ucap junho dingin tanpa memandang nichkhun yang masih berada di posisi itu sampai sekarang, tanpa nichkhun sadari dia meremas baju bagian pundak junho dengan kuat , matanya mulai berkaca-kaca mulutnya sedikit terbuka walau dia menghantikan nafasnya sementara menahan agar dirinya tidak menangis
“ne “ nichkhun langsung berbalik dan dengan cepat keluar dari mobil junho , dia berjalan dengan tergesa-gesa memasuki gerbang sampai tidak sengaja menabrak beberapa orang yang ada di depannya
#
#
#
#

in junho apartment

nichkhun menekan bebarapa kombinasi angka untuk membuka pintu apartment junho dan kemudian pintu itu terbuka
“terbuka “ ucap nichkhun memandang pintu itu lalu masuk ke dalam dan meutup pintu kembali,pandangan nichkhun terus menjelajah keseluruh isi apartment itu dia sedikit tersenyum kecil saat melihat keadaan rumah yang masih saja sama dengan saat dia tinggalkan dulu tak ada yang berubah
“semuanya masih sama “ gumam nichkhun seraya meraba meja makan yang ada di dekat dapur , mata nichkhun kembali bergulir dan dia menemukan sebuah pintu, pintu kamar dia dan junho dulu perlahan kaki itu berjalan mendekati pintu tanpa dia sadari , nichkhun memandnag knop pintu dengan seksama dan tangannya mulai terulur memutar knop pintu itu hingga terbuka . bibir tipis itu kembali mengukir senyuman saat pintu terbuka indara penciumannya menangkap aroma yang sama , wangi yang masih saja sama wangi dirinya ... junho yang suka jika di kamar mereka itu tercium aroma nichkhun ...parfumnya ...
“aku tidak meninggalkan parfum di sini ...” nichkhun berjalan memasuki kamar dan duduk di pinggiran kasur
“lebih baik mandi dan menyiapkan makanan ... junho sebentar lagi apsti pulang “ dia berjalan kearah lemari pakaian yang dulu dia gunakan dan ternyata pakaian yang nichkhun tinggalkan masih tertata rapih di dalamnya ,nichkhun mengambil satu stel pakaian dan kembali menutup lemari itu, dia melihat lemari di samping lemari pakaiannya yang adalah milik junho
“apa dia masih memliki benda itu ?!” tanya nichkhun pada diri sendiri seraya mendekat ke lemari itu berdiri di depannya dengan cepat dia membuka lemari itu tak mau kalau rasa penasaran di hatinya terus berlebih dan tidak terselesaikan karena dia tidak mendapatkan jawaban
“tidak ada “ nichkhun mengubek isi lemari junho mencari sebuah paper bag yang biasanya junho letakan di sudut lemari ... yang isinya adalah ‘alat maianan’ junho / sex toys . nichkhun merapikan kembali letak pakaian junho yang sempat dia obrak abrik dan menutup lemari itu kembali
“apa dia membuang semua itu ?!” tanya nichkhun heran pada angin dengan wajah yang masih berpikir tapi tiba-tiba dia mendengar suara pintu terbuka membuatnya tersadar dan langsung keluar dari kamar
“kau sudah pulang ?” tanya nichkhun antusias saat dia melihat junho yang sedang membuka sepatu di depan pintu,suara nichkhun yang tiba-tiba itu sontak membuat junho terkaget
“kau ada di sini ?!” tanya junho dengan wajah lesu seolah dia tidak suka jika nichkhun ada disana sekarang, nichkhun kembali mengeratkan pegangan tangannya pada baju yang masih dia pegang
“setelah membuatkan mu makanan aku akan pulang “ nichkhun berbalik melemparkan baju yang dia bawa ke sofa dan berjalan ke arah dapur dia langsung menyiapkan makanan tanpa kata apapun

beberapa saat kemudian
nichkhun pov

aku sudah selasai menyiapkan makanan dan juga sudah menaruhnya di meja makan ,setelah segala sesuatu selasai makan dan juga minumannya aku langsung berjalan menuju ruang tengha karena aku yakin junho ada di sana bisa aku dengar suara tv yang di nyalakan mungkin junho sedang menoton tv sekarang
“junho makanan ...” aku manghentikan kata-kataku saat aku melihat junho meminum obat dengan tergasa-gesa saat aku datang dia sedikit memukul dadanya mungkin dia tersedak karena kaget aku datang tiba-tiba tapi dia itu minum obat apa
“makanan sudah siap ... kau sakit ?! kau minum obat apa ?” tanyaku penasaran dan berjalan mendekat padanya tapi dia langsung memasukan ples obat itu ke dalam saku celananya dan berdiri
“kajja aku lapar “ dia menarik tanganku berjalan menuju meja makan , mungkin dia hanya ingin mengalihakan perhatian ku
“kau sakit apa ?” tanyaku lagi saat kami sudah duduk di meja makan dimana junho duduk di depanku sekarang
“hanya vitamin aku sedikit lelah belakangan ini ...” ucapnya menenangkan dan segara memakan makanan yang aku siap kan
“benarkah ?!” sangsiku dengan jawabannya dan dia hanya mengangguk menatapku seraya menyuapkan makanan ke mulutnya
#
#
#
#
#
“kita nonton ini dulu yah ? aku sudah lama ingin menonton film ini “ ucapku memunjukan sebuah kaset dvd padanya yang duduk dengan manis di sofa sedangkan aku masih berjongkok di depan tv. junho mengangguk dan menyandarkan tubuhnya di sofa . aku langsung memutar film itu dan duduk di sampingnya junho duduk dengan bersandar pada kursi memandang layar tv dengan malas . film itu ahirnya di mulai juga aku mengambil gelas di meja untuk aku minum isinya tapi tanpa aku duga junho malah terjatuh... kepala junho sekarang malah ada di punggungku
“junho ... kau tidur ?!” tanyaku hati-hati ... tak ada jawaban setelah beberapa lama aku menunggu, aku putuskan untuk bengun dengan perlahan dengan sebisa mungkin masih menahan kepala junho agar tidak jatuh ke sofa dengan keras. dengan susah payah ahirnya aku bisa membenarkan posisi junho hingga sekarang dia tidur di pangkuan ku
“kau pasti sangat lelah ... sampai tidur dengan pulas seperti ini “ ucapku padanya yang sudah tertidur pulas , aku mengambil remot di sampingku dan mematikan tv juga dvdnya aku putuskan untuk tidur dengan bersandar di kursi saat mataku juga ikut berat sekarang ....

esok hari
junho membuka matanya saat cahaya mulai mengganggu tidur lelapnya dia mengarjapkan beberap kali mata sipitnya itu dan ahirnya setelah penglihatan junho sudah baik dia mulai melihat ke sekeliling, junho langsung tersentak bangun saat dia menyadari kalau dia tidur di pangkuan nichkhun
“khunnie ...” panggil junho lembut menggoyangkan bahu nichkhun pelan,nichkhun membuka matanya perlahan dia langsung meringis memegang tengkuknya yang terasa sangat kaku dan sedikit sakit akibat tidur dengan posisi itu semalaman, nichkhun sedikit mengurut tengkuknya dan tersenyum
“kau sudah bangun “ ucapnya masih dengan mata yang terlihat setengah terpejam
“kanapa kau tidur disini ?” tanya junho membuat nichkhun tersenyum kecil dengan di paksakan
“semalam sudah sangat larut aku mau pulang tapi takut dan malas jadi aku tidur di sini “
“bukan itu maksudku ... kanapa kau tidur di kursi ? kau bisa tidur di kamar kan ? kenapa kau tidak pindah saja ke kamar ?!”
“jika kau tidur di sini kenapa aku harus tidur di kamar ?! lagi pula aku tidak tega membangunkan mu ... kau tidur sangat nyenyak semalam “
“hari ini libur ..... apa aku boleh ikut dengan mu latihan basket ?!” tambah nichkhun dengan sebuah pertanyaan
“baiklah sana mandi ... aku akan mandi di kamar mandi luar ... kau mandi di kamar mandi dalam kamar saja “junho berdiri dan langsung menuju ke kamarnya untuk mengambil handuk meninggalkan nichkhun yang masih duduk melamun
“sampai kapan akan seperti ini ... ?” tanya nichkhun yang harusnya di tujukan pada junho , hanya saja junho sudah menghilang di balik pintu sekarang

in school

“khunnie !!!”
“annyeong khunnie !!!”
“khunie kembali ?!” itulah yang di katakan oleh chansung taecyeon dan juga wooyoung saat mereka melihat nichkhun berjalan bersama dengan junho mendekati mereka yang sudah ada di tengah lapangan basket di sekolah , hari ini adalah hari minggu dimana tim basket tetap latihan
“annyeong .... senang sekali bertemu dengan kalian lagi “ jawabnya dengan senyuman ramah seperti biasanya ,
setelah berbincanh sedikit dengan ketiga orang itu ahirnya nichkhun duduk seperti biasanya di pinggir lapangan menunggu junho selesai latihan , bila di pikir suatu yang sangat membosankan bukan jika hanya duduk memperhatikan selama beberapa jam tanpa ada kegiatan lainnya
“kwonie !!” panggil nichkhun saat jo kwon mantan teman satu bangkunya berjalan di sekitar pinggir lapangan, wajah jo kwon langsung berbinar saat dia melihat sososk nichkhun yang lama tidak dia lihat , jo kwon berjalan mendekati nichkhun dengan langkah cepat dan terus tersenyum saat bebarapa meter lagi akan berhadapan dengan nichkhun dia langsung me-rem langkah kakinya dengan tiba-tiba. membuat nichkhun memiliki suatu pirasat yang ahirnya dia berbalik memandang orang yang ada di belakangnya ... junho ... ya biasanya junho akan marah jika ada orang lain yang dekat atau bicara dengan nichkhun tapi kali ini walau wajah jo kwon sudah pucat melihat junho yang berjalan mendekati nichkhun dia tidak terlihat marah
“aku masih lama latihan ... jika kau mau bicara dengan dia pergilah ... kalian bisa ngobrol bersama ... nanti akan aku jumput “ junho bicara seraya mengambil botol air mineral yang ada di tangan nichkhun
“ne ?” heran nichkhun dengan sikap junho yang sangat jauh berbeda sekarang, junho tersenyum dan kembali berjalan ke tangah lapangan “pergilah ... setelah selesai aku akan menelpon mu untuk menjemput mu “ ucap junho dengan sedikit berteriak karena dia sudah agak jauh dari nichkhun sekarang, junho tersenyum ke arah nichkhun dan mengambil bola kemudian dia latihan seperti biasanya dengan anggota tim yang lain
“apa junho itu salam makan ? atau dia salah minum obat ? kenapa dia jadi seperti ini ?!” nichkhun menoleh ke samping dimana jo kwon sudah berdiri di sana berbicara dengan berbisik pada nichkhun
“entahlah ... tapi ... sebaiknya kita bicara saja sekarang “ jo kwon langsung mengagguk dengan semangatdan merekapun berjalan keluar dari areal sekolah
#
#
#
#

in hospital

“junho-yah ... tidak perlu menjemputku ... aku akan langsung ke apartement mu saja ... sekarang aku sedang mengantar kwonie sebentar lagi juga selasai “ nichkhun bicara di telpon di sudut ruang tunggu rumah sakit pada junho
“baiklah aku juga ada janji .... kita bertemu di apartement saja “
“janji dengan siapa ? memangnya kau mau kemana ?” tanya nichkhun penasaran
“ah ...a..a..ani ..... hanya saja akan mampir ke rumah orang tuaku dulu ...”
“ne ... “ nichkhun memutuskan sambungan telpon dan berjalan mendekati jo kwon yang sedang bertanya pada suster
“kau sudah tahu dimana ruangannya ?!” tanya nichkhun yang berjalan mendekati kwon
“ne ... ruang 86 ... kajja “

setelah selesai menjenguk sepupu jo kwon yang di rawat di rumah sakit ahirnya nichkhun dan jo kwon memutuskan untuk pulang sekarang, karena sebelum mereka ke rumah sakit mereka sudah terlebih dahulu berbincang-bincang sambil makan siang tadi

“aku ke toilet dulu” jo kwon langsung meninggalkan nichkhun yang berjalan di sampingnya , nichkhun berdiri menunggu jo kwon dengan malas memperhatikan seluruh isi rumah sakit , nichkhun menajamkan penglihatannya saat dia menemukan sesosok orang yang sangat familiar dengannya. karena panasaran dengan siluet orang itu yang sangat dia kenal ahirnya nichkhun berjalan mengikuti orang itu tanpa di ketahui olehnya
“dia ... junho ...” nichkhun bergumam sendiri dengan masih mencoba memperhatikan orang itu dengan seksama , nichkhun hanya bisa melihat wajah orang itu sekilas dan hanya bisa melihat bagian belakangnya saja dengan jelas kendati demikian nichkhun sangat yakin jika itu adalah junho
“untuk apa junho ke rumah sakit ?!” nichkhun mengeluarkan handphone dan mencoba melakukan penaggilan pada junho, nichkhun berdiri di pintu masuk rumah sakit sedangkan oarang itu sudah berjalan hampir mendekati tempat parkir
“ne ... waeyo ?!” begitu telpon nichkhun di angkat dia juga melihat orang tadi mengangkat telpon membuat dia ykin jika itu adalah junho, walau memakai topi dengan kacamata juga jeket
“kau dimana ?” tanya nichkhun lemah
“aku masih ... di ...di ... di rumah .... wae ? ... kau mau aku jemput ?!”
“ani ... aku akan pulang sekarang ... sebentar lagi aku sampai ...” kata-kata nichkhun terdengar begitu lemah mata nichkhun masih saja memperhatikan junho yang jauh darinya walau masih bisa dia lihat
“baiklah “ setelah mengatakan kata terahir junho menutup telpon itu dan orang yang di yakini nichkhun adalah junho itu juga memasukan handphonenya kembali ke dalam saku dan melanjutkan jalannya tak lama berselang nichkhun melihat sebuah mobil menuju gerbang keluar rumah sakit mobil yang sangat tidak asing di mata nichkhun mobil mewah milik junho
tangan nichkhun masih saja memegang handphone dengan masih di tempelkan di telinganya walau sambungan telpon itu sudah lama terputus
“kenapa kau berbohong ? apa yang terjadi padamu ? kenapa kau ada di sini ?!” tanya nichkhun masih memandang gerbang walau mobil junho sudah lama pergi meninggalkan rumah sakit. perlahan bayangan ke anehan junho terlintas di benak nichkhun , junho yang selalu menghndirinya , dan junho yang panik saat nichkhun melihatnya minum obat . tangan nichkhun perlahan merosot terjuntai kebawah dengan tatapan lurus yang kosong dia terus berdiri di tempatnya


tBC .... saya kira satu chap lagi ini end ... itu di jamin ... dan ahirul kata tolong komentarnya ... saya akan sangat down jika komentar sedikit dan juga jika saya tidak mendapat asupan komentar yang memacu ...saya akan sangat malas ngetik juga malas mikir ... hadeuh .... oh ya ... tunggu Y.A.M ok ...

14 comments:

  1. endingnya bikin penasaran banget deh

    ReplyDelete
  2. ya ampunn... bang junho sakit apaaa???
    aduh, gak bisa komen banyak thor, udah keburu penasaran di endingnya, lanjuuttt!!!

    ReplyDelete
  3. kok bisa malah sakit?????????????
    andwe thor.... aduuhhh penasaran banget thorr...

    gimana nasib khun oppa ya?? author bisa aja bikin penasarann...

    apa ya thor...

    ReplyDelete
  4. endingnya???
    butuh ending secepatnya nih kayaknya
    lanjut thor^.^

    ReplyDelete
  5. Akhirnya clbk juga! Eh junho dirumah sakit? Kenapa sama junho?

    ReplyDelete
  6. junho knpa ? aduh kasihan bgt ...khun dah balik lg ma junho, tp junho knpa...

    Dri pd penasaraan lanjut donk thor , please

    ReplyDelete
  7. thorr FFnya Khunyoung tolong dilanjutin yaa... jebaalll

    ReplyDelete
  8. junho sakit apa??????/ aaaaaaaaa penasaran... cepet lanjut thor... YAM sama PTB buruan di update yaa thor

    ReplyDelete
  9. eh wait napa tuh Junpa thor ?? di apaain sama kamu thor ?? kasar sih mainnya ?? *plak #ditabok JunhoOppa* xixixixi :)

    Next thor :D Hwaiting !! I Will Be Back :D

    ReplyDelete
  10. eon hoppa sakit apa? kasian liat khunppa dan hoppa suasananya hening gitu... hiks cepetan update ya eon thor.... ptb juga.. aku junnick shipper ...

    ReplyDelete
  11. thor...lanjut thor harus happy ending thor please...and te2p figthing...

    ReplyDelete
  12. junho...why...?
    Eoh...kasihan...ni cerita harus lanjut krna mau end...hrus yg happy ending ...ya thor ga sabar nunggu...

    ReplyDelete
  13. yach....junho suami khun knpa.....?...author apain juno ampe ky gitu (ni orng comentnya bikin heboh ajj)

    Lanjut....tp yg happy ending...coz jln ceritanya sad jd endingnya harus happy ading...ya thor!!! Please

    ReplyDelete
  14. sedih bgt jd pengen nangis...T.T ...lanjut thor update kilat ff yg lain jg ya...ff yg ni harus happy ending....gomawo...and keep writing....

    ReplyDelete