Nov 12, 2016

DON'T REMEMNER ME (PROTECT THE BOSS NEW.VER) 2

Don't remember me

(PTB NEW VER.)


Pairing masih sama aja dengan beberapa tahun lalu tetap khunho.. hahahaha dan ini juga masih namja x namja so kalo gak suka silahkan langsung out
Ff ini terinspirasi dari nice guy ... yah jadi begitulah ...

Part 2



Ruangan itu terlihat gelap,hanya terdapat sedikit cahaya kuning yang berasal dari tengah ruangan yang memberikan pantulan pada retina mata junho saat ini. Namun dia hanya terus berjalan tanpa memikirkan hal apapun di otaknya. Berjalan semakin dalam menuju tengah ruangan. Bibirnya mengukir senyum tulus nan ceria saat dia dapat menemukan seorang pria tengah duduk di kursi tengah sofa yang berbentuk huruf U dengan meja di tengahnya. Dia duduk seorang diri menyisakan dua buah kursi kosong di kedua sampingnya semantara di atas meja terdapat satu botol wisky dan sebuah gelas.
"Ini sudah malam ... kenapa direktur masih ada di sini ? Direktur tidak sedang bekerja lembur sepertinya " pria tadi hanya memandang junho dengan malas sementara kepalanya terlihat miring dengan di sangga jari telunjuk dan jari tengah yang dia letakan di pelipis kirinya.
"Enyah kau ... jika hanya ingin bicara hal tidak penting lebih baik kau pegi !" Desisnya tajam. Tanpa mengubah posisi duduknya dia hanya terus diam memandang gelas yang ada di atas meja. Jika di lihat lebih jauh mungkin saja pria itu tengah pusing memikirkan suatu hal hingga dia terlihat acak-acakan, dasi yang terpasang tidak benar, rambut yang berantakan dan wajah yang muram.
Junho hanya tersenyum , lalu berjalan ke sebuah lemari dan mengambil satu buah gelas kecil untuk dia selanjutnya duduk di salah satu kursi yang kosong. Junho menuangkan wisky ke dalam gelas nya dan meminum minuman itu sedikit "woah ... aku tidak tahu jika aku ini orang yang beruntung atau malah orang yang malang ... " junho melihat nichkhun dengan sudut matanya sekilas lalu kembali bicara seraya memainkan gelas di tangannya "memiliki seorang kekasih seorang direktur perusahaan yang sangat besar ..
 Dia pasti punya banyak uang ..."  di sela celotehannya junho kembali meminum wisky yang ada di gelas,hanya sekedar nya saja dan kemudian kembali bicara
"Tapi untuk apa itu semua ??! Bahkan di akhir minggu... saat pasangan-pasangan lain makan malam romantis lalu menghabiskan malam mereka bersama dengan penuh cinta..aku malah hanya bisa di sini berbicara sendiri seperti tidak punya kekasih .." keluh junho dengan wajah yang dia buat terlihat sangat sedih. Direktur itu hanya mengehela nafas, dengan pandangan mata malas dia menimpali junho "lalu kau fikir aku ini apa ?! Apa aku terlihat samar di mata mu hingga kau menganggap aku ini hantu ?!" Direktur itu memalingkan wajahnya dari junho tak mau memandangnya lagi "sejak tadi kau  bicara panjang lebar di depan ku tapi berkata jika kau sekarang tengah berbicara sendiri " lanjutnya mengeluh.
Junho tertawa kecil dia lalu berjalan mendekati sang direktur dan mengulurkan tangan kanannya "ayolah.. kita pulang.. jangan minum-minum lagi.. kau tidak akan mendapatkan sebuah solusi dengan hanya minum di sini.. lebih baik kau sekarang pulang dan fikirkan lagi masalah itu besok pagi.. setelah kau beristirahat "
Direktur itu memandang uluran tangan junho tapi dia malah berdiri begitu saja tanpa menerimanya. Dan setelah itu berjalan menuju pintu keluar setelah sebelumnya mendelik ke arah junho.





Sesampainya di area parkir junho langsung masuk ke dalam mobil memposisikan dirinya untuk duduk di kursi kemudi sementara direktur tadi malah duduk di kursi belakang membuat Junho mengerutkan keningnya. Dia memandang wajah direktur tadi dari kaca spion " yach !! nichkhun.. "
Panggilan nama yang tidak sopan itu sontak membuat direktur tadi terlonjak dan menatap tajam ke arah depan "apa ???!" Sungutnya kesal
"ini sudah bukan jam kerja bukan ?! Juga bukan di kantor.. jadi kenapa kau duduk di belakang ?! Kau pikir aku ini supir mu apa ?!" Direktur yang tak lain adalah nichkhun kekasih junho itu berdecih pelan walau dengan kaki yang di hentakan seolah kesal dia lalu berpindah untuk duduk d samping junho. Membuat junho tersenyum puas melihatnya.
*
*
*
*
*
*
Mobil mewah yang junho kendarai itu perlahan menurunkan kecepatannya hingga berhenti di belakang zebracross menanti para pejalan kaki yang berjalan menyebrangi jalanan.
Merasa dirinya mendapat waktu senggang dari kegiatan menyetirnya perlahan junho memegang tangan nichkhun yang ada di samping mengundang sang pemilik tangan untuk memandang wajahnya.
"Apa ?!" Tanpa melihat nichkhun junho bertanya inocent membuat nichkhun hanya tersenyum geli menimpali pertanyaan junho, lalu kembali memandang lalu lalang orang yang menyebrang semetara tangannya menggenggam erat tangan junho yang memegangnya.
"Apa kau lapar ?" Junho memandang nichkhun sekilas lalu kembali fokus ke depan dan mulai menginjak gas mobilnya karena saat ini lampu pejalan kaki sudah kembali merah.
"Junho ..." nichkhun menyandarkan kepalanya di bahu junho yang masih tetap fokus menyetir " tentang makan malam romantis itu
... hari ini tidak bisa ... aku sudah makan tadi ..." sesal nichkhun namun entah mengapa dia menggigit bibir bawah sebelah kanannya menahan senyum saat dia akan melanjutkan kalimat " dan tentang ... menghabiskan malam bersama ... dengan penuh cinta " nichkhun mengangkat wajahnya untuk melihat ekspresi wajah junho "bagaimana jika malam ini saja ?!"
Junho sontak menoleh ke arah nichkhun membuat hidung mancung kedua nya bersentuhan.
"Apa yang kau katakan ?!" Junho kembali memandang ke depan tak mau jika karena ke lalaian nya mereka bisa saja mengalami hal yang tidak di inginkan.
"Kita habiskan malam ini bersama ... ya ??! Ayo ... kita lakukan sekarang !!" Ajak nichkhun menarik-narik tangan junho dengan antusias
"AAAAAAAAAAAA~~~~~~" nichkhun berjalan pelan dengan menyilangkan tangannya di depan dada mengikuti gerakan junho yang berguling di atas rumput lapangan golf seraya berteriak kencang.
"Kau bilang kita akan menghabiskan malam bersama dengan penuh cinta.. tapi apa ini ?! Kau malah membawaku ke lapangan golf tengah malam.. apa yang akan kita lakukan di sini malam-malam ??!"
Junho berhenti berguling. Dengan posisi tengkurap dia menepuk-nepuk rumput di sampingnya " kemarilah.. duduk di sini.. aku ingin tahu apa yang kau pikirkan tentang menghabiskan malam bersama dengan penuh cinta dalam bayangan mu.. "
Nichkhun berjalan ke arah junho, berdiri di depan wajahnya yang masih tengkurap "kita sudah terlalu dewasa untuk berpikir tentang hal-hal semacam itu "
Junho menyangga dagu dengan ke dua tangannya ber-ekspresi seolah dia tidak mengerti "hal semacam apa ?!"
Nichkhun berjongkok di hadanpan junho terdiam memandang wajahnya sesaat hingga tiba-tiba nichkhun mendekatkan wajahnya ke arah junho dan mengecupnya singkat " seperti ini.." ucapnya setelah kembali menarik diri namun junho dengan cepat menarik tubuhnya dan berguling hingga saat ini nichkhun berada di bawah tubuhnya.
" apa tidak bisa jika hanya seperti ini ??! Aku hanya ingin melihat wajah mu.. berpegangan tangan dan menghabiskan waktu dengan berbicara hal- hal yang tidak penting bersama.." junho kembali berguling hingga dia saat ini tengah terlentang di samping nichkhun yang juga dalam posisi sama. Dia memandang langit hitam yang bertabur cahaya kecil putih di atasnya.
"entah itu membahas tentang mengapa rumput ini terasa sangat lembut atau mungkin menghitung bintang-bintang itu berasama.. sepanjang hari yang kita bicarakan hanya tentang pekerjaan..bahkan untuk sekedar bertanya seperti 'apa yang ingin kau makan siang ini ?' Itupun tidak pernah karena kita selalu sibuk setiap hari..bahkan di akhir minggu atau di malam hari sekalipun.."
Nichkhun berbaring menyamping dengan menggunakan tangannya sebagai alas memandang junho yang masih setia melihat taburan bintang dengan keluhnya
"Maaf "
Junho menoleh ke samping melihat nichkhun yang tengah memandangnya "untuk apa ?"
"Untuk setiap hari yang kita lewati.. untuk aku yang setiap hari hanya berteriak padamu.. membuat mu sangat sibuk bahkan untuk tidur pun kau pasti kesulitan.. " nichkhun berhenti sejenak menyamankan posisi berbaringnya "terutama untuk semua waktu yang kita jalani bersama.. kita menghabiskan waktu 12 jam bersama-sama setiap hari tapi.. kau bahkan tidak bisa memegang tangan ku.. bahkan kita tidak pernah punya waktu untuk saling bertatapan dengan penuh perasaan "
Junho membalikan badannya untuk berbaring miring menghadap nichkhun hingga saat ini mereka berhadapan "lalu ?? "
"Apa kau tidak merasa jika ini tidak adil ?? Tentang ayah yang menjadikan aku direktur.. "
"Apa kau berpikir jika aku merasa ayah mu melakukan ini semua karena aku bukan anak kandung nya ??!" Nichkhun mengangguk mantap "tidak.. itu adil.. karena sejak dulu bahkan sejak kita kecil kau selalu lebih unggul dari ku .. jadi aku merasa itu baik.. saat aku bisa mempelajari semuanya dari mu "
Nichkhun mengangguk mengerti "Baiklah.. sekarang mari kita bicarakan hal yang lain.. bagaimana jika tentang apa yang kau inginkan saat ini ?"
"Emh .." junho mengerutkan kening berpikir "aku ? .. aku ingin jika di kehidupan selanjutnya.. kita di lahirkan dari keluarga sederhana.. dan kita tetap jadi sepasang kekasih.."
Nichkhun menggenggam tangan junho,menautkan jemarinya pada jari-jari junho "lalu ?? Kenapa harus seperti itu ?"
"Agar kita bisa berkencan..."
"Apa ?? Memangnya di kehidupan ini tidak bisa ?" Tanya nichkhun di selingi tawa masih dengan saling memandang.
"Aku ingin pergi bersama.. hanya berjalan di taman sambil berpegangan tangan sampai sore .. lalu kita makan bersama di kedai kecil pinggir jalan.. " junho terlihat mengingat sesuatu hingga dia melanjutkan ceritanya "ahh .. juga minum soju di sana ... setelah itu kita nonton film di bioskop ... dengan tempat duduk yang berderet di bioskop biasa tidak di bioskop VVIP seperti yang kita lakukan biasanya .."
"Lalu apa lagi ?"
Masih dengan saling memandang dan berpegangan tangan junho kembali melanjutkan ceritanya
 "Dan ini yang paling penting ... aku akan mengantar mu pulang ... berdiri di depan rumah mu hingga kau masuk ke dalam ... " junho menghembuskan nafas lega dengan senyum yang terukir tulus di bibirnya. Kembali terlentang memandang langit dengan masih mengutas senyum seolah dia sangat bahagia bahkan hanya dengan menceritakan hal yang dia ingin lakukan
"Ayo kita lakukan ... kita lakukan semua itu besok !" Dengan antusias nichkhun mengajak junho melakukan semua hal tadi namun
Junho menggelengkan kepalanya cepat
"tidak ... " tolaknya "jika sampai ada yang mengenali kita maka ... kita pasti akan mendapat masalah ... pekerjaan ku sudah banyak ..  dan aku tidak mau menambahnya lagi " jelas junho yang mendapat anggukan dari lawan bicaranya dan setelah itu mereka berdua hanya berbaring memandang langit bersama masih dengan berpegangan tangan menghabiskan malam bersama tanpa hal-hal yang mungkin istimewa.
END OF FLASH BACK
*
*
*
*
Junho memasuki ruang rawat nichkhun di rumah sakit dan dia langsung terhenyak saat melihat perubahan dalam ruangan itu. Saat ini selain sebuah ranjang,sofa dan juga lemari terdapat meja kerja lengkap dengan laptop di atasnya. Dan sekarang nichkhun tengah duduk di meja kerja dengan laptop yang menyala sementara banyak sekali dokumen yang bertebaran di atas mejanya. Nichkhun membaca sebuah dokumen lalu dia menggunakan pulpen di tangannya untuk menggaris bawahi beberapa kalimat di dalamnya setelah itu dia kembali memperhatikan layar laptopnya setelah mengetik beberapa kata di sana.
"Apa yang sedang presdir lakukan ??!" Tanya junho saat dia sudah ada di depan meja kerja nichkhun. Nichkhun mendongak memandang wajah junho yang tanpa dia ketahui sudah ada dalam ruang rawatnya.
"Aku mencoba untuk mulai menjalani hidup ku lagi ..."
Junho memperhatikan keadaan meja kerja nichkhun yang berantakan, dia mengambil satu buah dokumen dan membacanya "ini tentang akusisi myungjin chemical ... darimana presdir mendapatkan ini semua ??"
Nichkhun meletakan pulpenya di atas meja lalu menyandarkan dirinya dengan nyaman di kursi
 "ada seorang wanita datang ... dia mengatakan jika dia adalah yoon seo jin ... dia bilang dia sekertaris ku ... jadi aku menyuruhnya untuk membawa semua ini ... aku akan memulai hidupku lagi ... menjadi seorang nichkhun horvejkul " nichkhun menarik satu buah dokumen dengan jari telunjuk jari tengahnya "ini semua sangat banyak ... aku bahkan tidak ingat apa itu myungjin chemical ... atau seperti apa hotel gilsha ...  jadi aku harus membaca banyak laporan yang tebal sebelum menentukan keputusan untuk semua proyek ini... " nichkhun melempar dokumen yang dia pegang ke atas meja dan menghembuskan nafasnya lelah.
"Aku akan membantu presdir .. dari pada anda membaca laporan yang begitu tebal ... anda bisa bertanya tentang apa yang tidak anda ketahui ... aku akan menjawab semuanya "
" bagaimana aku bisa percaya jika apa yang kau katakan itu benar atau tidak ?"
Junho sedikit tersenyum saat mendengar pertanyaan nichkhun " percaya atau tidak ... aku hanya ingin presdir tahu bahwa 94% orang dalam perusahaan adalah orang yang ingin menjatuhkan anda ... dan aku ... adalah salah satu dari 6% yang lain nya "
"Terimakasih atas informasinya !" Dengan nada yang bahkan terkesan mengejek dan segala ketidak percayaannya nichkhun berterimakasih pada junho.
"Saat ini aku ada pekerjaan di jepang.. jadi presdir akan ada di sini sendirian...dan jika ada yang presdir butuhkan dari ku ... silahkan presdir menghubungi ku kapan saja "
Nichkhun menyilangkan tangan di depan dada mendongak memandang junho yang masih berdiri di hadapannya "baiklah " setujunya.
junho mengangguk "aku permisi presdir" lalu membungkuk hormat sebelum berjalan menuju pintu keluar namun baru beberapa langkah junho menjauhi nichkhun dia baru mengingat sesuatu tentang dokumen yang tadi nichkhun baca membuat nya segera kembali mendekati nichkhun dan mengambil apa yang tengah nichkhun baca.
Alis junho bertaut saat dia membaca apa yang nichkhun baca saat ini. Itu bukanlah sebuah dokumen melainkan sebuah buku "kenapa presdir membaca ini ?" Junho memandang wajah nichkhun yang saat ini menegakan badan dan memalingkan wajah menghindari tatapan penuh tanya dari junho.
 Junho menarik tangan nichkhun hingga dia mendongak menatapnya "a..apa ... presdir juga melupakan ini semua ??"
Nichkhun menelan ludahnya kelu dia menggerakan bola mata nya ke kanan dan ke kiri seolah mencari jawaban "emhm .." hanya sekedar dehaman,namun itu bisa membuat junho mengerti keadaan nichkhun.
Dan jawaban itu sontak membuat junho melemah perlahan pegangannya pada tangan nichkhun terlepas begitu saja seiring dia yang melemas hingga berjongkok di sisi kiri meja "bagaimana ini ?!" Tanya junho yang lebih di alamatkan kepada dirinya sendiri dengan tangan yang menjambak rambutnya sendiri frustasi
*
*
*
*
*
*
Baik itu junho juga dokter pribadi yang menangani nichkhun saat ini tengah fokus memandang hasil CT scan dan MRI nichkhun yang terpasang di layar khusus ruangan. Dokter itu menggelengkan kepalanya seraya berbalik ke arah junho "sebelumnya saya tidak memperkirakan jika amnesia yang presdir alami separah ini ... saat kau mengatakan presdir membuka internet bahkan saat dia baru sadar dari koma aku mengira bahwa semua baik-baik saja ... presdir tidak kehilangan kemampuannya untuk membaca menulis atau berhitung ... dan cara kerja otaknya tidak berubah ... tapi ternyata apa yang presdir pelajari selama ini juga merupakan bagian dari memorinya yang hilang ... selain dia tidak mengingat semua orang ..."
Junho tertunduk memandang meja kerja dokter tadi "jadi apa yang harus kita lakukan untuk mengembalikan semua ingatan presdir ?? Jika dewan direksi tahu tentang hal ini ... dia pasti akan di turunkan karena di anggap tidak kompeten... jika dia bahkan tidak mengingat pelajaran dasar tentang bisnis  "
"Kejeniusan presdir tidak berubah ... jika dulu presdir bisa lulus dari iniversitas pada usia 16 tahun ... maka jika presdir mempelajarinya dari awal mulai sekarang ... sekalipun presdir tidak mengingat semua memorinya yang hilang ...satu tahun dari sekarang presdir akan menguasai semua kembali ... dan semua akan berjalan dengan semestinya "
*
*
*
*
*
*
Brukk

Mata nichkhun membulat sempurna saat dia melihat tumpukan buku yang junho letakan di meja kerjanya "apa ini semua ??" Tanya nichkhun melihat buku tebal yang junho bawa satu persatu
"Ini semua hal-hal dasar yang terpenting tentang bisnis... kemampuan dasar presdir tidak hilang .. hanya semua yang presdir pelajari tentang bisnis tidak presdir ingat ... jadi " junho mengelus lembut buku setebal 965 halaman yang ada di hadapan nichkhun "pelajari ini semuanya ... dan sisanya setelah presdir menguasai ini aku yang akan mengajarkannya ... dan ... pelajari ini semua hari ini ... besok presdir sudah keluar dari rumah sakit dan aku akan mulai mengajari presdir jadi presdir hanya punya waktu satu hari untuk mempelajari ini semua .."
" kau benar-benar sudah gila ... KAU PIKIR AKU INI APA ??! " bentak nichkhun kesal dengan perintah junho padanya
"Tenanglah ... dulu saat kita belajar bersama di universitas presdir bahkan bisa mempelajari satu buah buku dalam 2 jam ... bahkan presdir dapat mengingat semua isi buku yang presdir baca dalam waktu satu jam " junho bicara dengan bersungguh-sungguh mencoba untuk memberikan semangat pada nichkhun yang malah memandangnya dengan garang
"Itu benar ... aku ingat ... aku menguasai satu buah buku dalam waktu 2 jam ... DAN BUKU ITU HANYA PUNYA 15 HALAMAN !!! Kau tahu berapa tebalnya buku ini ???!" Sebenarnya nichkhun sama sekali tidak mengingat apa yang junho katakan namun logikanya berjalan dan menemukan sebuah kemungkinan yang dia ungkapkan barusan. Jika mungkin saja dia bisa menghafal satu buah buku dalam satu jam jika buku itu hanya memiliki 15 halaman.
Junho menggaruk rambutnya yang tidak gatal "tapi ... semua yang aku katakan itu benar ... buku ini " junho mengambil satu buah buku yang cukup tebal bersampul jingga
"Ini buku yang aku bicarakan.. buku ini yang presdir baca dalam waktu satu jam.. dan setelah itu presdir memberikannya padaku.. presdir mengatakan jika presdir sudah menguasainya.." junho mengangkat buku itu menghadapkan bagian sampul depannya ke arah nichkhun

Nichkhun terdiam sesaat dan tiba-tiba saja bayangan dirinya tengah memegang buku itu berputar di otaknya, dia memegang buku itu di tangannya lalu melemparkan buku itu ke pangkuan seseorang yang tengah duduk di bawah pohon namun wajah orang itu terlihat gelap membuat dia tidak mengingat siapa orang tadi.
"Akh..arrgghhh.." nichkhun menjambak rambutnya sendiri saat dia merasakan sakit  di kepalanya. Nafasnyapun sekarang terdengar tak beraturan
"Presdir anda baik-baik saja ??" Junho memegang bahu kanan nichkhun dengan tangannya namun nichkhun menepis tangan junho walau tidak dengan kasar.
"Pergilah.. bukankah kau harus pergi ke jepang ?!" Masih dengan ter-engah nichkhun bicara pada junho walau tidak memandangnya sama sekali.
"Tapi presdir.. " sanggah junho merasa khawatir
"Kau katakan padaku jika kau adalah satu dari 6% orang itu.. dan  jika satu dari 6% orang itu hanya selalu ada di sini mengurusi ku.. siapa yang akan mengurus perusahaan.. 94% yang lain pasti sedang sibuk merencanakan sesuatu untuk menyeret ku keluar dari perusahaan semantara kau terus bicara pada ku di sini "
Junho memperhatikan nichkhun yang tengah berpegangan pada ujung meja menahan sakit dengan perasaan tidak yakin akhirnya dia menyetujui perkataan nichkhun "baiklah..aku akan segera menyelesaikan semuanya..dan segera kembali "
*
*
*
*
*
Jam mewah berwarna hitam yang melingkar di tangan junho itu saat ini menampakan angka 02.48. Dan di malam buta yang bahkan hampir pagi itu junho berjalan di koridor rumah sakit menuju ruang rawat nichkhun. Setelah dia menyelesaikan pekerjaannya di jepang, pada malam hari itu juga dia kembali ke seoul dengan penerbangan terakhir.
Begitu kaki junho berhenti melangkah dan berdiri di depan pintu ruang rawat nichkhun dua orang pria dengan setelan jas serba hitam segera menunduk hormat padanya
"Apa ada yang datang menemui presdir hari ini ?"
 " direktur jung dan beberapa orangnya datang untuk menemui presdir namun presdir menolak untuk bertemu siapapun.. hanya sekertaris yoon yang di ijinkan masuk oleh presdir hari ini "
Junho mengangguk mengerti dia lalu masuk ke dalam ruang rawat nichkhun dengan berjalan pelan. langkah kaki junho terhenti saat dia mendapati nichkhun tengah tertidur di meja kerja dengan posisi duduk sementara kepalanya di tumpukan dia atas sebuah buku yang masih terbuka. Perlahan junho semakin mendekati nichkhun dia tersenyum kecil melihat nichkhun yang tidur dengan mulut sedikit terbuka
"Kau sudah bekerja dengan sangat keras " junho mengulurkan tangannya menyentuh rambut bagian depan nichkhun merapihkan rambut itu hingga terlihat sebuah perban yang masih menempel di pelipis nya.
"Apa yang kau lakukan ??" Dengan tiba-tiba nichkhun terbangun membuka matanya dan menatap tajam junho " kau ingin mencekik leherku ? Begitukah ??"tanya nichkhun bertubi-tubi seolah menuduh. Jangan salahkan nichkhun saat ini karena ketika nichkhun membuka mata dia melihat tangan junho mengapung di udara dekat dengan dengan dagunya dan itu bisa saja di asumsikan jika mungkin nanti tangan junho itu bisa saja bergerak turun ke leher nichkhun.
Junho menghembuskan nafas berat dan berdiri tegap " bahkan setelah semua yang aku lakukan.. anda masih saja mencurigai ku"
Nichkhun menegakan posisi duduknya "maaf " ujarnya singkat.
junho hanya tersenyum mendengar permintaan maaf dari nichkhun yang bahkan tertengar tidak tulus itu
*
*
*
*
*
*
Dua minggu telah berlalu sejak nichkhun keluar dari rumah sakit, dan dalam waktu yang singkat itu junho mengajari nichkhun beberapa hal yang tidak nichkhun ingat. nichkhun juga sibuk mempersiapkan dirinya untuk kembali bekerja di kantor hingga akhirnya pada hari ini nichkhun yakin jika dia bisa kembali bekerja. Dia yakin bahwa dirinya tidak akan membuat masalah ataupun mengundang kecurigaan dari orang lain selama berada di kantor.

Di kantor

Suasana begitu ricuh saat ini, di sebuah gedung perkantoran para kariawan hilir mudik ke sana kemari mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan presdir mereka.
 Diantaranya ada yang tengah memasang spanduk kata-kata selamat datang, ada juga yang tengah menata bunga di sudut-sudut loby kantor sedangkan para petinggi perusahaan sudah berderet rapih di dekat pintu masuk di sisi kanan dan kiri membuat dua barisan hingga terlihat seperti membentuk sebuah jalan.
"Presdir akan sampai 3 menit lagi ... semuanya bersiap" seru salah satu di antara orang yang berderet rapih.
Tak lama berselang pintu kaca itu tergeser secara otomatis menampakan seorang pria dengan kacamata hitam dan blezer berwarna silver berdiri di depan sementara di belakangnya berdiri seorang wanita dan juga seorang pria yang tak lain adalah junho.

Nichkhun membuka kacamatanya. dia sedikit mendongak membaca tulisan di spanduk yang terbentang di bagian atas loby "selamat datang kembali presdir " seorang pria 40 tahunan berjalan menghampiri nichkhun dia lalu memberikan sebuah buket bunga padanya. Dengan wajah datar nan dingin nichkhun menerima buket bunga itu dan melemparkannya kebelakang bahkan tanpa menoleh membuat junho yang ada di belakangnya dengan sigap dan susah payah menangkap buket bunga tadi
"Apa yang kau lakukan !?"
"Apa ? .. ini semua kami lakukan untuk menyambut kembalinya presdir ke kantor "
"Selamat datang kembali ??!!" Nichkhun menaikan nada bicaranya memandang orang di hadapannya dengan garang "kau pikir aku darimana ?? Apa kau pikir aku ini pergi berlibur ke bulan ?!" Nichkhun mengarahkan pandangan matanya ke sekeliling mendapati banyak sekali bunga dan juga pita yang di jadikan dekorasi "kau tidak mungkin menggunakan uang pribadi mu untuk itu semua bukan ?! Seharusnya kau gunakan uang itu untuk hal yang lebih penting " dengan tanpa beban nichkhun hanya berjalan melewati barisan orang-orang yang langsung membungkuk hormat kepadanya seraya memasang kembali kaca matanya. Sedangkan junho hanya bisa tersenyum mengekori nichkhun.
*
*
*
*
*
Di ruangan nichkhun

Sekertaris yoon meletakan beberapa dokumen di atas meja kerja dimana nichkhun sudah duduk di dalam ruangannya
   "Ini adalah proposal yang di ajukan direktur jung saat anda berada di rumah sakit.. salah satunya tentang pengalihan kepengelolaan resort aomori l.. beliau mengajukan agar resort aomori di jadikan aset properti dan di sewakan kepada pihak ke tiga " jelasnya dengan masih setia berdiri di samping nichkhun
"Kenapa ?" Nichkhun membuka halaman demi halaman dokumen itu seraya membacanya dengan singkat
"Resort aomori selalu menempati urutan terendah dalam jumlah pendapatan sejak dua kuartal terakhir "
Nichkhun mengangkat wajahnya memandang sekertaris yoon "tolong bawakan laporan keuangan tiga kuartal terakhir pada ku "
Sekertaris yoon mengangguk patuh " baik presdir" setelah itu sekertaris yoon berjalan meninggalkan nichkhun hendak keluar ruangan namun saat dia berada di depan pintu, pintu itu malah langsung terbuka sendiri menampakan junho yang hendak masuk ke dalam ruangan. Sekertaris yoon segera menundukan kepalanya dengan hormat kepada junho yang tersenyum padanya dengan ramah.

Junho menunduk hormat saat dia sudah berdiri di depan meja nichkhun sebelum dia berbicara "presdir Nam dari seungjin grup ingin membicarakan tentang kerja sama antara DN dan seungjin di bidang obat-obatan.. beliau mengundang anda untuk makan siang hari ini "
Kursi yang nichkhun duduki terayun pelan ke belakang saat dia menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi "sambutan yang sangat meriah di hari pertama kerja " nichkhun mengangkat semua dokumen di atas mejanya lalu melempar dokumen itu kembali ke atas meja "bahkan makan siangpun tetap dengan bekerja"
Junho hanya bisa tersenyum mendengar ucapan nichkhun namun dia tetap meletakan sebuah dokumen di atas meja "ini adalah beberapa hal yang harus presdir pelajari sebelum bertemu dengan presdir Nam " seolah jijik nichkhun mengangkat ujung runcing dokumen tadi dengan jari telunjuk dan ibu jarinya " kau tahu bagaimana perasaan ku setiap kali aku melihat sebuah dokumen yang mendarat di hadapan ku ?!" Melihat ekspresi junho yang malah menautkan kedua alisnya nichkhun menjawab pertanyaannya sendiri "seperti baru menyelesaikan lari keliling lapangan basket sebanyak 200 kali ..."
 "Apa !?"
"Rasanya sesak,pusing dan lelah.. dan juga serasa hampir mati " junho hanya bisa menundukan kepala dengan menggigit kedua belah bibirnya kedalam tak mau jika dirinya malah tertawa mendengar curahan hati nichkhun.
"Aku malas sekali.. saat makan siang nanti kau ikut dengan ku.. aku tidak mau ada masalah "
"Baik presdir.."
*
*
*
*
*
*
"Arah jam 11 presdir " tanpa perlu di perintah junho segera memberikan petunjuk pada nichkhun yang memandang ke kanan dan ke kiri saat masuk ke dalam sebuah restoran dan dengan sikap percaya dirinya nichkhun menghampiri presdir Nam
"Selamat siang presdir " nichkhun menyapa dengan hormat pria tua yang langsung berdiri dari kursinya saat melihat nichkhun datang. Mereka lantas saling berjabat tangan.
"Aku mendengar semuanya... tentang kecelakaan yang menimpamu ... juga semua tentang keluarga mu.. aku turut prihatin atas semua itu "
junho memandang nichkhun yang berdiri di sampingnya saat mendengar apa yang presdir Nam katakan mencoba untuk melihat reaksinya.
"Aku pikir aku sudah menyelesaikan semua nya ... dan aku merasa lega karena aku masih bisa hidup ... apa itu tidak menjadi nasib yang sangat baik untuk ku ??!" Timpal nichkhun seolah dia tidak memiliki beban menghindari pembicaraan itu
"Akh.. tentu-tentu.. tentu saja itu yang terbaik.. saat kau masih bisa berada di sini hari ini ...silahkan duduk "presdir Nam mempersilahkan kedua tamunya ini untuk duduk di kursi kosong yang mengelilingi meja bundar itu "direktur Lee ... kau juga datang " presdir Nam mengulurkan tangan untuk juga berjabat tangan dengan junho dan kemudian mereka duduk dengan nyaman di kursi masing-masing "aku sudah memesan makanan terbaik di restoran ini ... kalian harus mencobanya "
"Tentu..." ucap nichkhun ramah
 Tak lama berselang seorang pria yang mungkin sekertaris presdir Nam menghampirinya dengan sangat tergesa-gesa dia lantas merunduk untuk membisikan sesuatu di telinga presdir Nam "APA ?!" Nichkhun dan juga junho yang tengah memperhatikan pelayan menuang air ke dalam gelas mereka sontak beralih memandang presdir Nam yang berteriak kencang
"Apa ada sesuatu yang terjadi presdir ?" Tanya junho
 "Emh ... yah ... cucuku masuk rumah sakit ... dia tertabrak motor saat bermain di luar rumah " presdir Nam menjelaskan dengan tangan yang bergerak tidak jelas dan pandangan mata yang tak terarah, hanya melihat ke sana kemari tanpa tujuan
"Bagaimana keadaan nya ? Aku harap dia baik-baik saja " presdir Nam hanya mengangguk untuk merespon kalimat dari nichkhun "apa tidak sebaiknya anda pergi ke rumah sakit ?!
"Begitukah ??!" Sangsi presdir Nam terlihat berpikir
"Aku akan mengatur waktu untuk kita bisa membicarakan tentang kerja sama kita di lain waktu.. sebaiknya anda segera menemui cucu anda.. lagi pula anda pasti tidak tenang jika harus terus berada di sini " nichkhun mencoba untuk memberikan penawaran yang baik bagi presdir Nam dan juga untuk dirinya
 "Aku benar-benar menyesal atas hal ini.. tapi aku rasa aku memamag harus pergi.. sebagai permintaan maaf ku.. silahkan kalian menikmati makan siang kalian dengan nyaman " junho dan nichkhun ikut berdiri saat peesdir Nam berdiri dari kursinya
"Tentu.. sampai jumpa di lain waktu presdir " nichkhun membungkuk hormat pada presdir Nam di ikuti junho yang juga melakukan hal yang sama kemudian presdir Nam pergi meninggalkan junho dan nichkhun yang masih berdiri di dekat meja.
"Waahhh.. hidup ku benar-benar selalu beruntung " nichkhun menghembuskan nafas lega dengan seutas senyum
"Apa maksud anda ?"
Nichkhun memandang junho yang ada di sampingnya "aku belum membaca dokumen yang kau berikan pada ku tadi.. dan sekarang pembicaraan tentang proyek itu di undur ..bukankah itu bagus?"
" jadi kecelakaan cucu presdir Nam adalah keberuntungan bagi anda ?!"
"Yack !! Bukan begitu !!" Nichkhun bicara dengan nada yang meninggi bahkan matanya terbuka sempurna memandang junho dengan garang
"Lalu seperti apa ?? Jika bukan begitu presdir tidak perlu melihatku dengan tatapan seperti itu... aku akan ke toilet sebentar.. presdir makan saja duluan "
"Kau pikir aku akan menunggu mu untuk makan ?! Kau pikir kau itu siapa ?!"
Junho berdecak tak habis pikir tentang mengapa presdirnya ini memiliki sifat yang antik "aku pergi " dia lalu melenggang meninggalkan nichkhun yang kembali duduk
 "Selamat menikmati " pelayan wanita yang menghidangkan banyak makanan itu tersenyum ramah kemudian mundur meninggalkan nichkhun.
"Banyak sekali... aku merasa kenyang bahkan dengan melihat nya saja.. meja ini penuh sekali " nichkhun mengambil sumpit di samping kanan piring nya, dia lalu mencicipi sebuah hidangan yang terbuat dari sayuran dengan bumbu merah yang terang setelah merasa jika rasa makanan itu cocok dengan lidahnya dia mulai makan dengan lahap "uhuk..uhuk..uhuk... " dia menutup mulutnya dengan telapak tangan kiri saat terbatuk. Nafas nichkhun juga mulai tersengal dia merasa jika dadanya seolah terhimpit membuat dia begitu sesak.dia lalu meminum air putih dengan banyak namun itu malah memperburuk batuknya "apa yang terajdi ?!" Dia bertanya sendiri di tengah nafasnya yang semakin memendek "uhuk..uhuk..uhuk..." batuk yang dia alami juga semakin parah membuatnya menunduk ke bawah meja.
"Presdir anda baik-baik saja ?? Junho yang baru kembali dari toilet segera berlari menghampiri nichkhun yang terlihat kesakitan dan tanpa menjawab pertanyaa junho nichkhun hanya terus terbatuk. Karena tak kunjung mendapat jawaban junho menarik tangan nichkhun dan menaikan lengan blezernya ke atas setelah itu  dia melonggarkan dasi nichkhun dan membuka satu kancing kemeja teratasnya melihat kulit di sekitar leher nichkhun yang sekarang memerah "kau memakan udang ??!!" Pertanyaan junho malah terdengar marah membuat nichkhun memandangnya tak suka
"Me...memang nya kenapah ? " dengan nafas yang semakin sesak nichkhun mencoba menahan batuk dan menjawab pertanyaan junho.
"Bagaimana kau bisa tidak mengingatnya ... kau alergi udang kau bisa mati jika seperti ini !" Kali ini nichkhun merengut dia seolah tengah berhadapan dengan orang lain saat ini. Junho yang setiap saat hanya tersenyum lembut dan sopan tiba-tiba marah dan membentaknya.
"Ka..kau tidak perlu marah..seharusnya kau pergi ke apotek dan beli obat alergi "
"Kau tidak bisa makan sembarang obat !" Timpal junho masih dengan nada yang seolah membentak. Junho mengambil ponselnya dari dalam saku celana dan mencoba menghubungi seseorang
 "Dokter kim ini aku lee junho...presdir kami tidak sengaja memakan udang bisakah kau memberinya obat ?!" Nichkhun memperhatikan wajah junho yang tenngah berbicara melalui telpon, dia dapat melihat kepanikan di wajah junho yang terlihat tegang "iya.. supirku akan datang ke rumah sakit untuk mengambilnya sekarang juga " dengan segera junho memutus sambungan telponnya bersama dokter pribadi nichkhun dia lalu memulai sambungan baru dengan supirnya "pergilah ke rumah sakit seoul temui dokter kim ... dia akan memberi mu obat dan segera bawa  padaku secepat mungkin "
"Uhuk .." walau dengan susah payah menahan batuknya dengan menutup mulut rapat nichkhun tetap saja terbatuk kecil membuat junho kembali memperhatikannya.
"Dengarkan aku.. kau memiliki alergi udang yang parah.. kau akan sesak nafas jika memakannya.. dan jika terus seperti ini kau bisa mati kehabisan oksigen " jelas junho mulai melembut menatap mata nichkhun yang juga memandangnya
"Bagaimana kau bisa tahu ?!"
"Apa ?"
"Kau.. bagaimana bisa tahu tentang alergi ku.. Tentang obat-obatan ku ... sebenarnya seperti apa hubungan kita ? " dengan masih mengatur nafas nichkhun mencoba untuk terus bicara "berdasarkan sifat ku.. aku tidak akan membiarkan orang lain tahu kelemahan ku.. jadi apakah hubungan kita itu seperti kakak dan adik ?! Apa sebelum kecelakaan itu aku bersikap baik padamu ?!" Junho hanya terdiam tanpa menjawab apa yang nichkhun katakan "kenapa kau tidak menjawab ku ?" Dengan perasaan yang benar-benar penasaran nichkhun menarik bahu junho memaksanya untuk saling memandang
"Tidak-"
"Direktur ... ini obatnya " junho yang sudah mulai membuka suara menghentikan kalimatnya saat supir yang dia perintahkan pergi ke rumah sakit sudah datang. Dia lalu berbalik membelakangi nichkhun untuk mengambil obat dari tangan supirnya " terimakasih ... kau boleh pergi " setelah kantong obat itu berada di tangannya junho langsung membukanya dia memberikan satu tablet putih kepada nichkhun "ini ... minumlah " kemudian dia juga memberikan gelas berisi air putih padanya. Seolah melupakan semua pembicaraan tadi nichkhun hanya meminum obat tanpa bicara.
*
*
*
*
"Ah.. tuan muda datang... lama sekali tidak bertemu.. sudah sangat lama sejak terakhir kali tuan muda datang ke sini " seorang wanita berumur 40'n dengan seragam pelayan yang membukakan pintu masuk rumah nichkhun menyapa dengan senyum bahagianya ketika melihat nichkhun datang bersama junho
"Siapa yang kau maksud ? Tuan muda ?!" Tanya nichkhun memandang pelayan itu bingung
"Tentu saja tuan muda junho " timpalnya juga merasa bingung atas pertanyaan nichkhun yang seharusnya mengerti jika dia tidak mungkin berbicara lama tidak bertemu pada nichkhun yang bahkan baru pergi pagi tadi dari rumah
Nichkhun hanya bisa memandang pelayan itu lalu beralih memandang junho yang menunduk menyembunyikan wajahnya tanpa bisa bertanya lebih lanjut
"Saya akan menyiapkan makanan kesukaan tuan muda.. jadi tetaplah di sini untuk makan malam.. ya ?!" Junho hanya bisa berdeham canggung tanpa bisa menjawab tawaran pelayan itu sementara nichkhun masih memandangnya dengan penuh tanda tanya
"Tetaplah di sini.. ada banyak pekerjaan yang ingin aku bicarakan dengan mu " ucap nichkhun seolah acuh dan berjalan pergi meninggalkan kedua orang tersebut.
"Saya akan membawakan teh untuk anda " pelayan itu membungkuk hormat sebelum meninggalkan junho untuk menuju dapur sementara junho juga berjalan untuk menemui nichkhun di ruang kerjanya
*
*
*
*
"Apa ada hal yang ingin presdir tanyakan pada ku ?!" Setelah masuk ke dalam ruang kerja nichkhun junho mencoba untuk bertanya dengan sopan sementara nichkhun hanya duduk di meja kerjanya dengan menatap junho seolah meng-intimidasi
"Banyak.. salah satunya kenapa bibi memanggil mu tuan muda ? Kenapa dia tahu makanan ke sukaan mu ? "
"Bukankah aku sudah mengatakan pada presdir jika aku adalah anak yang ayah presdir besarkan ?!"
"Lalu ?!"
"Lalu apa ?!"
" lalu ceritakan bagaimana kehidupan kita selama ini "
Percakapan junho dan nichkhun terhenti saat mereka mendengar suara ketukan pintu dan tak lama pelayan tadi datang membawa nampan berisi teh
"Ini teh nya tuan muda " pelayan itu menaruh cangkir teh di meja kerja nichkhun sementara satu cangkir lagi dia letakan di atas meja sofa di sudut ruangan.
"Terimakasih.. " seperti biasanya junho selalu sopan dan tersenyum ramah kepada siapapun termasuk kepada pelayan sekalipun,dan saat ini pelayan itu tersenyum membalas ucapan junho sebelum berjalan keluar ruangan
"Kenapa orang-orang selalu saja menganggu pembicaraan ku " gerutu nichkhun kesal setelah pintu tertutup.
"Aku..tinggal di rumah ini sejak aku berumur satu tahun.." perkataan junho yang tiba-tiba bahkan tanpa di tanya membuat nichkhun kembali memandangnya "dulu saat ibu presdir berada dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk melahirkan.. beliau melihat ada seorang wanita yang terduduk di sudut gang kecil dengan menangis.. wanita itu juga akan melahirkan.. " junho berhenti bicara sekedar untuk menarik nafas "wanita itu tidak bisa pergi ke rumah sakit karena tidak punya uang.. dan suaminya pergi entah kemana.. setidaknya itu yang wanita tadi katakan pada ibu presdir saat berada di dalam mobil.. karena ibu presdir mengehentikan mobil dan menyuruh supir untuk membawa wanita tadi ke rumah sakit bersama nya " nichkhun terdiam hanya bisa menatap junho yang bercerita padanya dengan nada yang bergetar "sampai dimana presdir telah lahir dengan segala kebahagiaan..ibu presdir bertanya bagaimana keadaan wanita yang datang bersama nya.. dan ternyata wanita itu sudah meninggal setelah melahirkan seorang bayi laki-laki" dengan menunduk junho menepis butiran air mata yang bahkan baru berada di ujung pelupuk matanya dengan ibu jari membuat nichkhun beranjak dari kursi untuk menghampirinya dengan cepat. Entah mengapa melihat kesedihan yang tersirat di wajah junho membuat hatinya juga ikut ter-iris namun dia hanya bisa diam berdiri di hadapan junho memandangnya tanpa bisa berkata-kata "karena tidak ada keluarga dan tidak ada yang mencari wanita itu akhirnya.. anak laki-laki yang dia lahirkan di bawa ke panti asuhan milik keluarga presdir" junho mengangkat wajahnya dan mendapati nichkhun berdiri di hadapannya dengan wajah yang sendu "setahun kemudian saat ibu presdir datang mengunjungi panti untuk membagikan hadiah.. dia menanyakan keadaan anak itu.. dan entah mengapa dia membawanya pulang bersama dengannya..."
  *
*
*
*
" saya senang hubungan tuan muda dan presdir sekarang sudah lebih baik " junho hanya dapat tersenyum seperti biasa ketika pelayan di rumah nichkhun mengungkapkan perasaan bahagianya saat ini " apa tuan muda akan menginap di sini malam ini ?!"
"aku tidak ingin merepotkan ... "
"Kenapa merepotkan ?? Kamar tuan muda yang sebelumnya masih tetap sama.. saya juga membersihkan nya setiap hari.. sebelum kecelakaan terkadang presdir juga tidur di kamar itu "
"Apa ?!" Junho sempat bertanya dengan suara tinggi dan menuntut dengan kening yang berkerut seolah apa yang di katakan pelayan itu adalah hal yang tidak mungkin namun dia segara berdeham dan mengembalikan ekspresi wajahnya santai " maksud ku.. aku tidak bisa.. ada hal yang harus aku kerjakan di rumah "
Pelayan itu mengangguk dengan senyum yang masih terukir di bibirnya " kalau begitu bawalah beberapa makanan untuk anda.. saya akan segara menyiapkannya "
"Iya ... terimakasih "








In office
Sekertaris yoon menelan ludahnya lamat2 masih dengan berdiri di samping meja kerja nichkhun. Saat ini dia tengah memperhatikan ekspresi wajah nichkhun dengan seksama walau dengan hati yang waspada dan khawatir akan apa yang mungkin terjadi setelah ini. Dia memainkan ujung dokumen yang tengah dia peluk dengan jari telunjuknya sementara satu dokumen lain masih nichkhun baca dengan serius.
Nafas sekertaris itu seolah terhentin tatkala nichkhun mengangkat wajahnya dari atas dokumen "jadi.. berapa total kerugian yang di alami perusahaan ?"
"Tt..tiga.. tiga belas koma delapan milyar ..."

PRRAAAKK

mata sekertaris yoon tertutup sekejap seiring dengan tangannya yang refleks memeluk dokumen dengan lebih erat saat nichkhun membanting dokumen yang telah selesai dia baca "KENAPA PENANDATANGANAN KONTRAKNYA BISA GAGAL ??? KENAPA ??? BUKANKAH DIREKTUR PARK SENDIRI YANG PERGI UNTUK MENGURUSNYA ???!!" Nichkhun berdiri dari kursinya dengan kasar sementara pertanyaan yang dia lontarkan keluar dengan sebuah teriakan penuh emosi.
"Se..sebenarnya.. direktur lee tiba-tiba saja datang ke jepang dan membatalkan kontrak itu presdir"
 Walau dengan merengut sekertaris yoon memberanikan dirinya untuk menjawab pertanyaan nichkhun.
"Direktur lee ??? Lee junho itu ??!! SURUH DIA DATANG MENEMUIKU SEKARANG JUGA !"
"Baik presdir " dengan secepat kilat sekertaris nichkhun itu keluar dari ruangan dan berlari ke ruangan junho untuk memintanya segera menemui nichkhun dan tentu saja saat bertemu junho sekertaris yoon segera menceritakan apa yang terjadi dan itu sukses membuat junho berjalan cepat untuk pergi ke ruangan presdirnya.

"Anda memanggilku ?" Dengan nada yang sopan dan santai setelah sempat membungkuk junho bicara seraya berjalan mendekati meja kerja nichkhun.
"Hanya satu pertanyaan yang akan aku ajukan padamu.. Bagaimana kau akan menyelesaikan semua masalah yang kau timbulkan saat ini " walau dengan menggertakan gigi dan menyilangkan tangan di depan dada nichkhun mencoba untuk bicara dengan baik-baik pada junho yang sekarang berada di hadapannya dengan pandangan mata yang lurus.
"Kenapa anda tidak menanyakan alasan mengapa aku melakukannya ?!"
"Kau tahu berapa kerugian yang di alami perusahaan berkat dirimu ?"
Junho mengerti dengan jelas jika nichkhun tidak tertarik dengan apa alasannya melakukan itu semua hingga dia tidak berniat untuk menjawabnya "Aku tahu .." ujarnya pelan kemudian
"Lalu ?? Apa yang akan kau lakukan ?"
"Anda bisa memotong gaji.. juga bonusku .. dan jika itu tidak cukup anda juga bisa mengajukan tuntutan perdata padaku "
"KAU TIDAK MENGERTI APA KASALAHAN MU !! AKU MENGATAKAN APA YANG AKAN KAU LAKUKAN UNTUK MEMPERBAIKINYA BUKAN BERTANYA HUKUMAN APA YANG KAU INGINKAN !!!" Jawaban junho itu sukses menyulut amarah nichkhun hingga dia berteriak kencang ke arah junho. Saat ini nichkhun sudah berdiri dengan menatap tajam lawan bicaranya
"Aku minta maaf presdir "
"AKU TIDAK MENYURUHMU MEMINTA MAAF ... APA KAU SANGAT BODOH HINGGA TETAP TIDAK MENGERTI ???!" Junho hanya diam tak berniat untuk berkata apapun setidaknya dia tahu pasti jika kediamannya itu bisa sedikit menurunkan emosi nichkhun saat ini.
"Pergi.. temui kembali direktur rachel dan atur kembali penanda tanganan kontrak bersamanya dan pastikan kontraknya berhasil "
Kali ini junho yang mengangkat wajahnya tidak terima dengan apa yang di perintahkan nichkhun padanya "tidak !! Aku tidak akan pernah melakukannya.. tidak akan pernah.. sekalipun presdir menyuruh orang lain melakukannya maka aku akan tetap menggagalkan kontrak itu !" Timpal junho dengan tegas seolah menantang dan tak ayal itu kembali membuat emosi nichkhun meninggi

PRAAAANGGG

junho memalingkan wajahnya ke kiri dengan refleks saat nichkhun melemparkan gelas wine ke arah nya tanpa kata apapun. Gelas itu sukses mengenai tembok di samping wajah junho hingga ada serpihan kaca yang melukai wajahnya
"Kau tidak akan melakukannya ?!" Walau dengan pelan tapi nichkhun bicara dengan penekanan menunjukan bahwa dia masih tetap emosi dan junho menyadarinya namun itu tidak membuat pikirannya berubah
"Tidak "
"Enyah kau !! Jangan pernah menampakan wajah mu lagi di hadapan ku.. kau beruntung karena hari ini hanya gelas yang ada di hadapan ku.." usir nichkhun yang lebih terdengar sebagai ancaman. Dai lalu berbalik membelakangi junho namun tanpa di sengaja dia dapat melihat bayangan junho pada jendela di samping nya. Dia dapat melihat junho yang menyeka darah yang keluar dari luka di wajahnya dengan jari telunjuk dan setelah itu junho membungkuk hormat padanya untuk kemudian pergi meninggalkan ruangan nichkhun.


Di luar ruangan sekertaris yoon segera menghampiri junho dengan berbagai pertanyaan dan juga kekhawatirannya "direktur apa yang terjadi ?? Kenapa wajah mu terluka ?? Presdir memukul mu ?!" Sekertaris yoon berjalan mengekori junho yang baru saja keluar dari ruangan nichkhun yang malah berjalan ke arah meja sekertaris itu "kau punya plester ?!" Tanya junho acuh berbalik memandang sekertaris yoon yang ada di belakangnya. Sekertaris yoon mengangguk dan segara menghampiri mejanya dan membuka laci dimana dia menyimpan plester
"Ini direktur " sekertaris yoon menyodorkan plester pada junho yang langsung menerimanya
"Kau punya cermin ?" Sekertaris yoon mengangguk dan segera memegangi cermin di depan wajah junho yang tengah memasang plester pada lukanya
"DIREKTUR LEE "
 Tanpa memperdulikan suara sekertarisnya yang tengah berteriak mencari dirinya junho hanya terus berkonsentrasi dengan pemasangan plester ,hingga sekertarisnya itu langsung berlari menghampiri junho ketika dia melihat orang yang tengah dia cari dan segara berdiri di sampingnya dengan nafas terengah " direktur sangat gawat ! " ujar sekertaris junho dengan nafas yang terpotong-potong
"Ada apa ?" Masih santai melenggak lenggokan kepala nya ke kanan dan ke kiri memperhatikan wajahnya yang sudah di tempel plester junho bertanya
"Dewan direksi mengadakan rapat dadakan "
"Lalu ?" Junho masih terlihat santai menatap sekertarisnya yang sudah menegakan badan
"Rapat dengan agenda..membahas tentang kekacauan penandatangan kontrak resort aomori.." junho mengangguk santai dia tahu pasti jika itu akan terjadi. Dia paham dengan betul jika apa yang dia lakukan akan mendapatkan konsekuensi bahkan sebelum dia melakukannya "dan.. juga membahas tentang kondisi medis presdir yang di kabarkan mengalami amnesia " lanjutan kalimat sekertarisnya itu sukses membuat mata junho terbuka sempurna sementara sekertaris yoon menutup mulutnya yang terbuka dengan telapak tangan
"Bagaimana ini ???" Panik sekertaris yoon memandang junho dengan penuh tanya.

3 comments:

  1. Hi kenalin saya pankay 🙈🙊
    author ffnya keren bangettt cepet update part 3nya dungg gak sabar mau baca ehh🙈🙈😄😄😂😂

    ReplyDelete
  2. waahh semangat terus ya kak bikin ff khunho.. aku salah satu pens berat ff disini hehehe ditunggu kelanjutannya kak 😄😄😉😉

    ReplyDelete
  3. waahh semangat terus ya kak bikin ff khunho.. aku salah satu pens berat ff disini hehehe ditunggu kelanjutannya kak 😄😄😉😉

    ReplyDelete