Jul 1, 2012

ff 2pm what is love 10 (end)

what is love


By : park yara (tciw queen)

Romance,frienship ect.
Warning: BoyxBoy. NamjaxNamja.
Pairing: junho X nichkhun
chansung X wooyoung
taecyeon X junsu
2PM pairing!
chapters : 10 end
summary : nichkhun berkeliling mencari junho yang tidak dia temukan di semua tempat yang dia datangi , junsu tidak mau memaafkan taecyeon yang sudah mencampakannya , chansung tidak bisa berjalan dan dia bunuh diri ?/ dimana nichkhun menemukan junho dan bagaimana kisah pertemuan mereka ? bagaimana cara taecyeon membuat junsu mengampuninya ? dan apa yang terjadi pada wooyoung pasca tragedi bunuh diri chansung ? apa mereka semua akan bahagia ? itu tergantung author pengen mereka bahagia atau engga # plakk di tampar readers se jagad raya merdeka alam semesta indonesia raya



aduh readers saya minta ampun # sujud2 di hadapan readers semuanya, entah karena saya lagi eror atau saya sedang leinglung tapi saya sudah mengahancurkan jadwal up date saya , harusnya saya membuat protect the boss dan di ost hari ini tapi ... saya malah meneruskan what is love dan baru sadar saat cerita ini sudah lebih dari setengah jalan jadi tanggung saya lanjutkan saja ... malau ff ini sudah tidak berpeminat tidak apa2 saya endkan dulu saja ya biar ff2 baru segara tayang ... sekali lagi saya mohon maaf .... dan ahir kata saya minta bayaranya dari readers semuanya dalam bentuk komentar oke ...!?



in hospital
junsu dan wooyoung tengah berdiri salingmenatap kemudian selanjutnya mereka berdua melihat seonggok tubuh manusia yang tengah terbaring dikasurnya dalam sebuah ruangan inap di rumah sakit
"kau itu sudah mau mati eoh ? kenpa tidak minum racun saja sekalian biar langsung mati !" ucap junsu pada onggokan daging bernyawa itu sementara sang onggokan hanya diam terbaring lemah
"kau itu sudah sangat parah ... sudah merasa kalau kau sudah tidakkuat lagi kenapa masih minum ?"sekarang wooyoung yang bicara sambil menyilangkan tangan di depan dada memandang onggokan itu yang tak berbunyi sama sekali
"dokter kim ada yang mencari anda !" seorang suster masuk kedalam ruangan itu untuk memberi tahu junsu bahwa dia tengah di cari seseorang
"ah , ne ... aku keruanganku sekarang " ucap junsu pada suster itu
"siapa?" tanya wooyoung penasaran karena dia melihat kalau junsu sama sekali tidak terlihat ingin tahu siapa dia , atau mungkin junsu sedang menunggu seseorang
"pengacara ... aku yang menyuruhnya datang , aku pergi dulu !" junsu menepuk pundak wooyoung dan berjalan meninggalkan ruangan itu
"aku harus pergi , aku masih harus bekerja dan kau istirahatlah ... satu lagi jangan seperti ini terus junho-ah ..." woyoung bicara sambil mendekati junho dan memegang bahu junho yang tengah terbaring mamandang langit2 kamar yang berwarna putih itu dia tidak menghiraukan apa yang di katakan wooyoung ataupun junsu padanya sejak dia di rawat di rumah sakit
"kau mengikuti chansung ? sepertinya kalian memang sahabatsejati sampai sikap kalian saat putus asa saja sangat sama seperti ini ... mayat hidup ... ani ... mayat bernapas !" ucap wooyoung jengkel dan pergi meninggalkan ruangan itu
wooyoung berjalan dengan santai dan tujuan dia adalah ruang inap chansung tentunya karena hari ini dia belum bertemu dengan chansung. dia membuka pintu kamar chansung dengan pelan takut kalau2 chansung tengah tidur atau sedang melakukan sesuatu yang lain
"kenapa kau masuk ke kamarku dengan mengendap2 seperti itu ?" tanya chansung langsung saat dia melihat kearah pintu dan mendapati wooyoung tengah masuk dengan perlahan
"aku hanya ingin melihat keadaan mu saja " jawab wooyoung apa adanya sambil berjalan mendekati chansung
"kenapa kau itu sangat suka datang ke kamarku ? dan jug kenapa kau itu selalu saja menemuiku ? memangnya kau itu siapa ?" tanya chansung sarkatik dengan tampang yang teda sukanya
"aku ini doktermu ... bagaimana kalau aku membawamu jalan2 ?" tawar wooyoung dengan senyuman tulusnya
"aku tidak mau " chansung berbelik membelakangi wooyoung dan tidak menghiraukan wajah kecewa wooyoung  sepertinya sikap gentleman yang selama ini dia tunjukan di hadapan semua pasien dan juga susuter serta dokter lain itu sudah runtuh sekarang dia sangat ingin menjadi wooyoung yang dulu wooyoung yang ceria dan selalu manja jika di dekat chansung
"kenapa kau sangat dingin padaku ? kau membenciku ?" itulah yang wooyoung katakan dengan wajah sedihnya , dia sudah menggigit bibir bawahnya menahan tangis dan air mata yang sudah mulai terkumpul di matanya yang memerah itu
"ani ... hanya saja kau itu sangat menjengkelkan , kenapa kau selalu datang menemuiku ?" chansung berbalik lagi menghadap wooyoung , chansung memang bersikap sangat dingin dan seolah tidak perduli pada wooyoung dia juga bersikap seolah dia itu sama sekali tidak mengingat wooyoung sedikitpun hanya jauh dalam lubuk hatinya dia - chansung sangat mencintai jang wooyoung sangat merindukannya namun untuk alasan tertentu dia lebih memilih untuk bersikap seperti sekarang
"kau menangis ?" tanya chansung kaget melihat air mata sudah meleleh di pipi wooyoung
"aniya " ucap wooyoung dengan nada dan suara seperti anak kecil
"wae ?" tanya chansung lagi
"kau membenciku ... padahal aku sangat perduli padamu !" jawab wooyoung masih dengan terisak dan turus menyeka air matanya sendiri
"baiklah sekarang kita jalan2 " ahirnya chansung luluh juga kepura-puraan chansung itu tidak lantas membuatnya tega melihat wooyoung menangis
wooyoung berjalan sambil mendorong kursi roda dimana chansung tengah duduk di sana, mereka berjalan2 di sekitar taman kecil yang ada di rumah sakit itu sesekali wooyoung membuka percakapan namun sepertinya chansung selalu menjawab dengan kalimat yang memotong hingga dia tidak bisa melanjutkan percakapan
"apa kau lebih baik sekarang ?" tanya wooyoung masih mendorong kursi roda itu
"ne" jawab chansung singkat
"kau akan melakukan terapi mulai besok,kau harus mengikuti terapi agar kau bisa berjalan lagi " ucap wooyoung lagi
"aku sudah tahu " wooyoung menghela nafas berat dan menghentikan kursi roda itu di depan sebuah kursi taman panjang yang ada di sana. wooyoung berjalan mengitari kursi rida itu dan duduk di hadapan chansung
"tidak ada yang ingin kau tanyakan padaku ? atau mungkin apa ada yang ingin kau katakan selain kata kalau kau tidak suka aku selalu mengunjungimu !" wooyoung manatap dalam mata chansung sedangkan chansung lansgung memalingkan wajahnya saat melihat wooyoung begitu dekat dengannya
"mereka ~" ucap chansung tergantung melihat seorang namja bersama dengan seorang yeoja yang juga duduk di kursi roda yeoja itu terlihat angat parah di sampingnya terdapat inpus yang di gantung kepalanya mengenakan kupluk dan wajahnya sangat pucat pasi dengan garis hitam di sekitar matanya , semua yang melihat pasti akan tahu kalau yeoja itu tengah sakit parah dan kangker adalah penyakit yang akan di asumsikan saat melihatnya, wooyoung ikut melihat arah pendangan chansung dan kemudian dia berbalik memandang chansung lagi
"wae ?" tanya wooyoung lembut melihat vhansung yang memperhatikan pasangan itu dengan seksama
"mereka sangat bahagia walau yeoja itu kelihatannya sangat parah , pacarnya terus saja menjaga yeoja itu ..." ucap chansung sambil mendang pasangan itu terus dan tidak pernah beralih, dimana sang namja melilitkan syal di leher yeoja itu karena udara sekarang sedikit dingin
"dia memang selalu menjaga pacarnya itu ... dia sangat mencintai pacarnya ... dia selalu berada di samping yeoja itu kapanpun walau dia tahu penyakit yeoja itu sangat parah dan mungkin dia akan segera meninggal " jelas wooyoung sambil sekarang juga memperhatikan mereka
"kenapa kau sangat tahu tentang mereka ?"
"karena dia adalah pasienku juga ... yeoja itu ... sebenarnya walau usia di tentukan tuhan tapi ... menurut medis yeoja itu akan segera meninggal ... aku bisa mengerti bagiaman perasaan namja itu....  aku salut padanya "
"kau akan seperti dia ? kau akan terus bersama dengan pacarmu bahkan jika dia selalu menyusahkan mu atau dia itu sakit parah ?" tanya chansung dengan wajah penasaran dan memandang wooyoung
"ne " ucap wooyoung mantap
"bagaimana kalau dia itu hanya menyusahkan mu ?" tanya chansung lagi
"aku akan tetap bersamanya bahkan jika dia tidak mengingatku jika dia tidak ingin bertemu denganku atau dia selalu mengusirku aku akan selalu dan tetap bersamanya ..." jawab wooyoung dengan sangat yakin, sebenarnya dia mengatakn hal itu untuk mengungkapkan isi hatinya dia ingin chansung tahu kalau dia melakukan hal itu untuknya
"kalau dia akan menularkannya penyakitnya padamu ?" timpal chasung lagi
"kau lihat yeoja itu terkena penyakit aids dan bukan kangker seperti yang orang lain kira tapi namja itu tetap bersamanya dan aku juga akan melakukan hal sama jika itu terjadi padaku " lagi2 wooyoung berbicara dengan sangat mantap dia sangat yakin dengan apa yang dia katakan,
"arraseo " ucap chansung lemah
chansung berdiam diri semantara wooyoung tengah berjalan sambil mendorong kursi rodanya menuju kamar inap chansung,
"istirahatlah !" ucap wooyoung setelah dia membantu chansung untuk tidur di kasurnya
wooyoung tahu kalau chansung tidak akan menjawab apa yang dia katakan sehingga wooyoung hanya kembali tersenyum dan berjalan keluar dari ruang inap chansung
masih di rumah sakit
junsu pov
aku berjalan menuju ruanganku hari ini aku memang sengaja menyuruh pengacara untuk datang , aku akan mengatakn padanya kalau aku tidak akan melakukan tuntutan hukum terhadap kevin
clekk
aku membuka pintu dan msuk ke dalam ruanganku
"jeosonghamnida ... aku baru sa....." aku menghentika kata2ku saat eku melihat siapa yang tengah duduk di kursi pasien di depan meja kerjaku
"junsu-ah " ucapnya memanggilku dengan lemah aku hanya tersenyum pahit melihatnya
"untuk apa kau datang menemuiku ?" ucapku langsung padanya aku merasa kalau tidak perlu berbasa basi dengannya iya kan ? lagi pula aku takut kalau dia akan berbicara sesuatu yang akan menyakitiku atau mungkin dia malah akan mebuatku luluh lagi padanya dan itu yang sangat aku takutkan
"mianhae .... aku sungguh tidak bermaksud menyakitimu ... aku ...benar2 minta maaf sungguh aku tidak punya pilihn lain waktu itu !" tidak bisakah dia bersikap lebih baik dia hanya lansgung emnta maaf padaku dan emncari alasan untuk pembenaran atas apa yang sudah dia lakukan terhadapku
"aku sudah memaafkan mu " ucapku dingin dan aku yakin kalau dia juga merasakan itu
"junsu-ah ..." panggilnya lagi sambil mendekat kearahku dan aku langung mundur seiring dengan gerakan dia yang maju
"kau itu harusnya memanggilku hyung seperti nichkhun , dan jika kau datang untuk minta maaf ... aku sudah memaafkanmu jadi kau bisa pergi sekarang " ucapkulagi masih dengan nada dingin, aku hanya berjalan melewatinya dan duduk di kursiku tanpa memperhatikan taecyeon walau aku sangat merindukannya walau aku sangat ingin melihatnya tapi rasa sakit di dadaku memaksa aku untuk tidak pernah memaafkan apa yang dia lakukan
"aku turut berduka cita atas kematian ayahmu " DEG aku menghentikan gerakan tanganku saat aku mendengar dia mengatakan hal itu , sungguh ini sangat menyakitkan aku memang sudah bisa berlapang dada menerima kepergian appa tapi dengan perkataannya itu mengingatkanku dengan rasa sakit yang dia buat untukku dulu
"gamsahamnida " ucapku memandangnya dan menutup map yang aku buka barusan
"aku benar2 minta maaf ... aku sangat mencintaimu ... aku hanya tidak pnya pilihan lain maka dari itu aku pergi ... jika kau meaafkan aku maka tolonglah kembali padaku " apa dia bilang kembali ? hanya itu ? apa dia tidak tahu apa yang sudah aku alami ?!
"aku sudah memaafkanmu ... tapi ..." aku memandangnya dengan tajam aku sangat membencinya bagimana dia bisa seringan itu memintaku kembali padanya "apa kau tahu permintaanmu itu sungguh lucu " lanjutku tajam dan dia hanya diam memandangku dengan tatapan sendunyan tapi itu tidak lantas membuat sakit di hatiku menghilang
"junsu-ah ... apa yang harus aku lakukan agar kau mau kembali padaku ? sungguh aku sangat menderita saat aku jauh darimu ...jadi aku mohon kembalilah " ucapnya memelas dengan air mata yang mulai keluar dari pelupuk matanya itu, lagi2 aku tersenyum kecut dan berdiri memandangnya
"apa kau tahu apa yang sudah terjadi padaku ? setiap malam aku hanya bisa menangis sendirian ... tidak ada yang bisa aku katakan ... hanya menyimpan semuanya sendiri ... aku sangat membencimu .... karena kau sudah mencampakan aku tapi ..." aku menghela nafas dan menutup mataku sejenak membuat air mataku mengalir dari sudut mataku
 "aku sangat berharap kau akan kembali padaku ...suatu saat nanti ...namun kau tidak pernah datang ... kau akan datang padaku saat aku sangat membutuhkanmu ... saat ayahku meninggal dimana hanya kau yang aku inginkan berada di sampingku ... apa kau tahu sebesar apa harapanku saat itu ? aku sangat berharap kau akan datang ... aku berharap aku bisa menangis dengan keras di bahumu ... aku berharap aku bisa memelukmu ... dan mengatakan semua kesedihanku padamu tapi .... KAU SAMA SEKALI TIDAK PERDULI PADAKU ! KAU BAHKAN TIDAK PERDULI SAAT AKU MENUNGGUMU DATANG ... AKU BERDIRI SETIAP MALAM MEMANDANG PINTU GERBANG BERHARAP PINTU ITU AKAN TERBUKA DAN KAU YANG DATANG ...." aku kembali menurunkan nada bicaraku air mata sudah sangat mengalir deras membanjiri kedua pipiku sekarang
"sampai aku sadar kalau kau memang tidak akan pernah datang ... sampai aku sadar ... dan semua harapan itu hilang terbawa angin malam saat aku menunggumu jadi ...sekarang .... aku sama sekali tidak ingin bertemu denganmu " aku terbelalak saat taecyeon berlutut di depanku dia berlutut ? dia berlutut padaku dengan terus terisak
"aku mohon katakanlah apa yang bisa aku lakukan untuk menebus semua itu ... aku mohon ...!" ucapnya dengan suara bergetar
"tidak ada ....kecuali ... kau ... mati !" aku mengatakan itu dengan lembut sangat lembut dengan suara yang sangat pelan namun cukup untuk bisa dia dengar, dengan segera aku berjalan keluar dari ruanganku meninggalkannya yang sekarang diam membatu di ruanganku
#
#
#
#
#

nichkhun berlari dengan tubuh yang sudah sangat lemah dia segera masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya itu ke apartement junho begitu dia sampai di parkiran dia keluar dari mobil dengan langkah sempoyonan dengan sangat condong kedepan dia merasa kalau tubuhnya sudah tidak stabil lagi dan mungkin aka segera ambruk namun dia menguatkannya untuk bisa segara bertemu dengan junho nichkhun bergegangan dengan erat pada dinding samping pintu apartement junho dia menakan tombol angka dan pintu lansgung terbuka dia berjalan lagi masuk ke dalam
BRUGH
nichkhun yang sudah sangat lemah itupun terjatuh dengan posisi tengkurap di lantai, namun dia segara bangkit dan berjalan dengan susah payah kearah tangga dia menaiki satu demi satu anak tangga dengan susah payah ahirnya dia sampai di lantai dua dan segera membuka pintu kamar junho nichkhun masuk dan melihat sekliling sama sekali tidak ada tanda2 kehidupan di sana semua tertata dengan rapih di tempatnya,
"kemana kau ?" tanya nichkhun dengan suara yang lemah dia berjalan kembali menuruni tangga dia melihat telpon di meja kecil samping sofa dengan terburu2 dia mengambil telpon itu dan menghubungi junho tapi hasilnya adalah handphoen junho tidak aktif
"tidak aktif ..." nichkhun merasa kalau kepalanya sudah berat dan pandangan matanya berkunang2 dia berjalan dengan perlahan menuju pintu keluar dia kembali manaiki mobilnya dan melajukan mobil itu ketempat lain
in universitas
nichkhun pov
aku berjalan menyusuri lorong kampus  aku melihat banyak sekali mahasiswa yang tengah berlalu lalang namun aku tidak menemukan siapapun, junho atau yang lainnya.aku memperhatikan  semua orang melihat kearahku aku yakin bagitu manamungkin ada mahasiswa yang datang ke kampus dengan pakaian lusuh dan itu sebuah piyama dengan motip garis2
"ya !!!" ucapku memanggil seorang yeoja yang tak aku ketahui siapa namanya itu dan dia menoleh padaku , dia adalah salah satu teman sekelas junho
"kau melihat junho ?" tanyaku langsung padanya tapi dia malah ternganga melihatku aku tidak perduli apa yang sedang ada di otaknya saat ini yang jelas aku butuh jawaban sekarang
"kau melihatnya ?" tanyaku ulang padanya dia baru sadar dari keterkagetannya dan menggelengkan kepala , aku hanya menghela nafas kecewa dan berbalik meninggalkan dia
"oppa !" panggilnya dan aku kembali berbalik menatapnya
"walau aku tidak tahu apa yang terjadi hingga oppa seperti ini tapi ... aku mendengar kalau junho itu selalu berada di club malam miliknya " club malam miliknya ? club malam itu ... aku yakin club malam yang pernah aku datangi
"gomawo " ucapku padanya dengan suara yang pelan namun aku yakin dia mengerti dengan apa yang aku katakan karena dia memangguk dan terus menatapku
aku kembali menjalankan mobilku ke sebuah club malam dan tidak butuh waktu lama untuk aku sampai di sana karena jaraknya memang tidak terlalu jauh dari kampus. aku berjalan memasuki club malam yang masih tutup ini , bagaimana tidak ini jam 11 siang dan aku masuk club malam
"kau lihat junho ?" tanyaku pada seorang pelayan tapi dia hanya memandangku dengan tatapan berpikir , apa yang dia pikirkan ? aku kembali berjalan lebih baik aku mencarinya sendiri
"tunggu ... anda itu ... teman tuan muda yang waktu itu ?" tany pelayan tadi dan menunjuk wajahnya dengan tidak sopan
"ne " walau aku tidak tahu apa yang dia katakan lebih baik aku mengiyakannya agar dia bisa memberitahuku dimana junho
"aku tidak tahu tapi tuan muda selalu saja ada disini setiap malam hanya sudah 2 hari ini dia tidak datang " jelas pelayan itu dan aku lansgung mengangguk mengerti  aku berjalan dengan lemah menuju parkiran dan bersandar di mobilku
"kau dimana lee junho ?" tanyaku pada angin , aku sudah tidak kuat lagi tubuhku sangat lemah aku merosot duduk di aspal dan mataku memanas mungkin aku menangis sekarang aku tidak perduli walau semua orang yang melawatiku memandang aku dengan tatapan anehnya
aku kembali memaksakan diriku untuk beridir dan masuk kedalam mobil , aku harus menemui orang lain untuk bertanya pada mereka diaman junho. aku melajukan mobilku menuju rumah sakit aku harus menemui wooyoung ,yah wooyoung yeng terlintas di benakku sekarang
"dokter nichkhun ?!" seorang suster memanggilku dengan sangat kaget saat aku masuk kedalam rumah sakit
"dimana dokter jang ?" tanyaku langsung dan suster ini masih tetap menatapku , apa yang tengah terjadi ? ada apa dengan mereka semua kenapa mereka hanya memandangku saja
"dokter kenapa seperti ini ?" tanya susuter itu lagi dan aku sudah habis kesabaran
"DIMANA DOKTER JANG ?" terikku membuatnya kaget dan seluruh orang yang ada di sekitar kami memandangku
"dia ada di ruang rawat no. 99 sekarang " mendengar apa yang dia katakan aku lansgung bergegas menuju kamar itu walau dengan sulit untukku sekarang karena tubuhku sudah tak memiliki sisa tenaga lagi
author pov
"bagaimana bisa kau seperti ini ? kau itu ingin mati eoh ? kau ingin mati seperti ini sekarang supaya saat khunie hyung kembali kau tinggal mayat ?" wooyoung berteriak di telinga junho yang tengah berbaring miring membelakanginya
"junho-ah ... aku sudah sangat puing dengan keadaan chansung jangan membuat aku semakin pusing lagi dengan sikapmu ini !" teriak wooyoung lagi namun volume nya tidak up  hehehehe ....
sematara itu nichkhun yang sudah membuka pintu hanya diam mematung di ambang pintu mendengar kata2 wooyoung barusan
"junho " hanya gerakan bibir saja yang nichkhun lakukan tidak ada suara yang keluar dari mulutnya perlahan dia berjalan mendekati wooyoung dan junho wooyoung merasakan ada yang datang sontak menoleh berbeda dengan junho yang tidak perduli dan tetap saja membelakangi mereka
wooyoun membelalakan mata dan menunjuk nichkhun yang berjalan dengan lemah terus menghampiri junho , wooyoung tidak berkata apa2 selain hanya ternganga melihat nichkhun yang tiba2 datang dengan keadaan seperti sekarang junho sama sekali tidak menyadari kalau nichkhun tengah berada di belakangnya dia menarik selimut dan menutup seluruh tubuhnya hingga ke kepala, nichkhun terus menghampiri kasur dimana junho tengah berbaring ar mata mulai keluar dari pelupuk matanya nichkhun mertunduk dan memeluk gundukan yang tertutup selimut itu dengan hangat
"ya wooyoung-ah jangan lakukan itu ... aku ini bukan chansung !" ucap junho tanpa membuka selimutnya
"aku tahu ... kau bukan chansung " junho yang tengah berada di dalam selimut berpikir sejenak dia memutar memori di otaknya dan sampai dia sadar kalau itu suara orang yang sangat dia rindukan junho langsung berbalik sambil membuka selimut hingga nichkhun hampair jatuh terhuyung sakin kerasnya gerakan junho
"HYUNG ???!!" kaget junho dia memandang wajah nichkhun terus melihat keadaan nichkhun yang sangat menghawatirkan, wajah pucat yang sudah sangat tirus dengan lingkaran mata yang jelas terlihat bibirnya yang tipis sudah sangat kering dan pecah2 (panas dalam oppa ... mnum larutan cap badak dari sinde )
"kau kanapa ?" junho langsung memegang kedua belah wajah nichkhun dengan segera namun nichkhun hanya tersenyum,junho semakin membelalakan matanya saat keluar cairan merah dari hidung nichkhun
"hyung kau mimisan !" wooyoung yang sedari tadi memperhatikan mereka ahirnya menghampiri nichkhun dan junho , wooyoung mengambil sapu tangan di tangannya untuk melap darah yang keluar dari hidung nichkhun
"junho beergeserlah ..." titah wooyoung dan membantu nichkhun untuk berbaring di samping junho beruntung karena kamar itu adalah kamar vip hingga kasurnya luas. wooyoung lengasung memeriksa keadaan nichkhun dengan cermat sedangkan junho sudah sangat tegang melihat wajah pucat nichkhun yang tengah di periksa keadaannya oleh wooyoung itu
"bagaimana ?" tanya junho langsung saat wooyoung usdah selasai
"dia tidak apa2 ... tenang saja .... aku akan menyuruh suster membawa obat untuk hyung dan juga makanan ... hyung juga harus di rawat di rumah sakit beberapa hari " nichkhun mengangguk dengan lemah pada wooyoung
"aku akan segara menyuruh suster menyiapkan kamar untuk hyung" tampabh wooyoung dan hendak berbalik
"tidak usah ... kau hanya tinggal menambah kasur .. dia bisa di rawat di kamar ini juga kan ?" wooyoung tersen yum kecil mendengar permintaan aneh dari junho itu tapi dia mengangguk saja mengiyakan apa yang junho minta
in chansung room
chansung pov
"kau akan seperti dia ? kau akan terus bersama dengan pacarmu bahkan jika dia selalu menyusahkan mu atau dia itu sakit parah ?""ne " ucap wooyoung mantap
"bagaimana kalau dia itu hanya menyusahkan mu ?"
"aku akan tetap bersamanya bahkan jika dia tidak mengingatku jika dia tidak ingin bertemu denganku atau dia selalu mengusirku aku akan selalu dan tetap bersamanya ..."
"kalau dia akan menularkannya penyakitnya padamu ?"
"kau lihat yeoja itu terkena penyakit aids dan bukan kangker seperti yang orang lain kira tapi namja itu tetap bersamanya dan aku juga akan melakukan hal sama jika itu terjadi padaku "
aku sengaja mengatakn hal itu pada wooyoung aku ingin tahu apa dia akan tetap berada di sisiku selamanya tau tidak ... tapi sepertinya dia akan melakukan hal itu walau aku sangat bahagia dia sangat mencintaiku dan selalu menungguku untuk kembali padanya itu malah membuatku sangat takut dan sedih sekali ... apa yang bisa di lakukan oleh orang sepertiku orang yang tidak berguna ... mungkin aku memang harus pergi meninggalkannya agar aku tidak akan menyusahkannya lagi
flash back
in chansung room
seperti biasanya setiap malam wooyoung akan selalu mengunjungi chansung saat wooyoung mengira kalau chansung sudah tertidur , dia akan sekedar memandangi chansung atau akan menyentuh orang yang sangat dia sayangi itu karena saat orang itu terjaga dia tidak akan bisa melakukannya, wooyoung terkadang akan berbicara banyak sekali hal yang ingin dia sampaikan pada chsnung tentang mereka saat chansung tertidur di hadapannya namun itu salah karena chansung hanya akan pura2 tertidur saat wooyoung datang dan hanya akan tidur jika wooyoung tengah selesai mengunjunginya
"aku tidak tahu bagaimana caranya untuk membuatmu mencintaiku lagi sekarang ! apa yang harus aku lakukan untuk menyentuh hatimu ?" tanya wooyoung pada chsnung yang tengah terpejam tiba2 seseorang masuk dan menghampiri wooyoung
"dokter jang sepertinya itu sangat sulit " ucap seorang yang tak chansung ketahui siapa itu
"apa maksudnya dokter ?" kali ini chansung bisa mengenali suara itu, suara wooyoung
"dia sepertinya tidak akan bisa berjalan lagi .... jika kita melakukan terapi itu tidak akan membantunya tapi ..." kata2 dokter itu terhenti sejenak "kalau kita melakukan operasi dan berhasil dia akan bisa berjalan lagi tapi jika operasinya gagal dia tidak akan bisa berjalan lagi selamanya " hati chansung tertusuk sangat dalam mendengar apa yang dokter itu katakan , pilihannya untuk berpura2 tidak mengenal wooyoung adalah pilihan yang tepat menurutnya karena dia tidak mau di sisa hidupnya hanya akan menyusahkan dan menjadi beban untuk wooyoung dengan keadaannya sekarang
"lakukan saja operasinya ... aku akan bicara pada keluarganya !" chansung mengeratkan genggaman tangannya yang tertutup selimut itu
flash back end
aku meihat sebuah gelas dan juga piring di meja samping kasurku  akumencobamengambil buka dan kertas yang ada di dalam laci dan mulai menulis beberaoa kata di sana setelah semua ku tulis , aku mengambil gelas itu dan menjatuhkannya ke lantai hingga berhamburan dengan susahpayah aku merunduk ke bawah untuk mengambil pecahan kaca itu aku menatap pecahan kaca itu dengan lekat
"saranghae wooyoung-ah " lirihku dengan tulus padanya dan mulai menyayat urat nadi di kedua pergelangan tanganku
#
#
#
#
#

"dokter jang !!!!" wooyoung berbalik menatap seorang suster yang berlari kearahnya padahal dia tengah memeriksa pasien rawat inap sekarang
"wae ?" tanya wooyoung dengan santai
"pasien kamar 73 kritisdia bunuh diri " wooyoung mejatuhkan lembaran kertas yang ada di tangannya dan ambruk terduduk di lantai sedangkan semua pasein dan juga suster melihat wooyoung dengan tatapan aneh
"dia meninggalkan ini !" suster tadi membarikan sebuah kertas pada wooyoung
'wooyoung-ah aku ingat semuanya mana mungkin aku akan melupakan hal yang paling berharga yang aku miliki di dunia ini,aku sangat bahagia kau selalu mencintaiku dan selalu menjagaku tapi ... aku tidak ingin menjadi beban lagi untukmu ... oh.ya soal apa yang harus kau lakukan untuk menyentuh hatiku ... kau selalu melakukannya jang wooyoung karena hanya kau yang bisa melakukan itu .... aku ingin kau hidup dengan bahagia mendapat orang yang jauh lebih baik dariku dan bisa kau andalkan bukan orang yang tidak berguna seperti aku jadi aku putuskan kita lebih baik berpisah wooyoung-ah ... aku selalu mencintaimu selamanya hinggan hembusan nafas terahirku '
wooyoung meremas kerats itu setelah dia selesai membacanya dia langsung berjalan dengan tergesa-gesa menuju ruang inap chansung tanpa perduli dengan apapun tanpa perduli semua orang menadangnya yang tengah berjalan dengan berderai air mata padahal dia namja
setibanya wooyoung di ruang chansung dia melihat banyak dokter dan juga suster mengerubuni kasur putih dimana chansung tengah menutup mata di atasnya,wooyoung melihat darah sudah membanjiri ruangan itu dan suara yang menyayat hati itu mulai terdengar dari alat di teksi jantung sebuah garis lurus terus berjalan di layar itu
"hiks .... hiks .... hiks ...." wooyoung mulai mangis dengan tersedu2 dan dan menunduk meremas dadanya yang sangat sakit ,
TIT .... TIT ... TIT ...
wooyoung kembali mandongakan kapala memandang chansung dia melihat garis lurus tadi sekarang berubah menjadi garis naik turun walau dengan frekuesi rendah dan garis itu hanya naik turun dalam jarak yang sangat pendek
"suster alat pacu jantung !" perintah seorang dokter paruh baya kepada seorang suster di hadapannya
TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTTTTTTTTT
kembali lagi garis itu menjadi garis lurus
"biar aku saja !" wooyoung langsung menghampiri chansung yang tengah terbaring dengan sekuat tenaga dan dengan segala yang bisa dia lakukan wooyoung mencoba untuk menyelamatkan chansung dengan air mata yang terus meleleh di pipinya, semua melihat wooyoung dengan tatapan yang sangat sendu tersirat kesedihan dan juga kasihan yang mereka rasakan pada pasangan ini. seorang suster bahkan menangis melihat wooyoung yang tengah berjuang .
taecyeon pov
aku tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini , benarkan ini terjadi padaku ? benarkah junsu tidak ingin melihatku lagi ? apakah kematianku akan membuatnya mengampuniku ?
"jika memang itu yang kau inginkan , aku akan melakukannya junsu " lirihku sambil memandang jalanan dimana banyak sekali kendaraan yang melintas,aku tengah duduk sendiri di halte bis ini dengan berbagai pikiran yang tak dapat aku temukan jawabannya, hanya matilah jawaban yang terlintas di otakku
aku menoleh ke samping kananku yang adalah pintu gerbang keluar dari rumah sakit, aku menajamkan penglihatanku dan berdiri memandangnya , junsu tengah berdiri di depan pintu di menunduk menatap jalanan, aku memberanikan diri untuk berjalan menghampirinya
"junsu !" dia langsung melihat ke arahku dan begitu tersentak saat dia melihat orang yang memanggilnya adalah aku
"untuk apa kau menemuiku lagi ?" dia bertanya dengan lemah kepadaku dan bisa aku lihat matanya memerah
"jika kau akan mengampuniku hanya dengan cara aku harus mati ... maka aku akan melakukannya di depanmu junsu-ah "
junsu pov
"jika kau akan mengampuniku hanya dengan cara aku harus mati ... maka aku akan melakukannya di depanmu junsu-ah " aku meremas ujung kemeja yang aku pakai mendengar apa yang dia ucapkan sungguh aku tidak mungkin menginginkan hal itu terjadi padanya, bagaimana mungkin kau akan tega melihat orang yang sangat kau cintai terluka. tapi rasanya rasa sakit dan juga harga diriku tidak bisa menerima dia kembali dengan begitu mudah
"benarkah ?" tanyaku dengan nada dingin , sungguh aku tidak tahu setan dari mana yang tengah merasuk kedalam hati dan pikiran ku saat ini hingga aku bisa setega ini padanya
"aku hanya ingin kau tahu kalau aku akan melakukan apapun  untukmu mulai sekarang ... karena selama aku jauh darimu aku baru menyadari betapa sangat berartinya dirimu " aku hanya memandangnya dengan tatapan dingin dia berbalik dan berjalan dengan santai meninggalkan aku tapi aku langsung melihat jalanan dimana lampu pejalan kaki sudah mati namun dia tetap berjalan hendak menyebrang
"apa yang dia lakukan ?" tanyaku pada diri sendiri dan berlari mengejarnya sambil terus memperhatikan jalanan di sebelah kiriku sebuah truk besar dengan kecepatan tinggi hendak melewati jalanan ini dan taecyeon tetap tidak bergeming
tid ... tiiiiiiidd
"taecyeon-ah !!!!" teriakku padanya sedangkan dia malah menutup matanya dan bukan mennghindar, aku masih berdiri di pinggir jalan sementara taecyeon sudah berada di tengah dengan truk yang siap menghantam tubuhnya itu
"TAECYEON !!!!!" aku lansgung berlalri menghampirinya dan menerjang tubuhnya memeluknya membawanya jatuh bersamaku ke tlotoar, setelah aku yakin kalau kami memang sudah selamat aku perlahan membuka mataku dan mendongak melihat keadaannya
"taecyeon-ah ! gwaenchan...na ..." kataku terhenti saat melihat dia menutup matan dan darah yang mengalir di pelipisnya "taecyeon-ah ... ireona ... YA !!!... IREONA PALLI ..." aku mengguncangkan bahunya dengan kasar dan memukul2 dadanya
"taecyeon-ah ... aku ... aku .... tidak mungkin ingin kau mati ... bagaimana mungkin aku seperti itu ... aku sangat mencintaimu ... ireona taecyeon-ah !" ucapku bersungguh2 dengan terbata2 menahan isakanku yang rasanya semakin mebuncah
"apa itu benar ?" aku membuka mataku lagi menghentikan tangisku dengan refleks dan menatapnya yang sekarang tengah memandangku dengan tatapan mengejeknya
"YA ... KAU MENGERJAIKU HAH ?" bentakku padanya sambil menyingkirkan dia yang masih berada dalam pelukanku
"sarannghae kim junsu " dia bangun dan duduk di tlotoar manatapku dengan hangat dan mengucapkan kaliamat itu lagi ... kaliamat yang sudah sangat lama tak aku dengar
aaku tak bisa mengatakana apapun untuk membalas apa yang dia ucapkan padaku hanya saja ini yang ingin aku lakukan sekarang, aku langsung menarik tengkuk taecyeon ke arah wajhku dan langsung menempelkan bibirku pada bibirnya persetan dengan orang yang tengah berlalu lalang saat ini dan aku mulai melumat bibirnya dengan lembut
in junho room
"kenapa malah tidur di kasur yang terpisah ya ? aku menyesal mengatakan pada wooyoung untuk menambah tempat tiudr harusnya kau tidur bersamaku di sini " junho memandang nichkhun yang berbaring di kasur sebelah kirinya . kasur mereka hanya terhalang jarak yang sangat tipis hanya ruang untuk menyimpan gantungan infus saja
"kalau aku tidur di kasurmu itu akan membuat rumah sakit heboh " timpal nichkhun tanpa menoleh kearah junho san menutup matanya
"hyung ..." junho berbaring miring menghadap nichkhun dan tangan kanannya  di simpan di bawah bantal
"mmm ?"
"neol jeongmal salanghae ! " nichkhun membuka matanya dan manatap junho
"nado saranghae " ucapnya lembut , junho mengeluarkan tangannya dari bawah bantal dan menggenggam tangan nichkhun yang terulur ke arahnya
"selamanya jangan pernah pergi lagi dariku !" ucap junho dengan nada mengancam dan nichkhun hanya terkekeh mendengar hal itu
"aku tidak akan pernah pergi karena aku tidak bisa hidup tanpa dua  hal terpenting dalam hidupku ... ya itu ... lee junho ... dan ..." junho mantap nichkhun dengan sangat penasaran dia sedikit mendekatkan dirinya pada nichkhun
"oksigen " ucap nichkhun sambil tertawa
"dasar ...mamangnya kalau tidak makan bisa hidup hyung ?" umpat junho dan menarik tangan nichkhun yang tengah dia genggam
"bisa buktinya aku dengar dari suster kau masuk rumah sakit karena keracunan alkohol dan juga kekurangan nutrisi karena tidak mau makan "
"kau juga harus di rawat di sini karena kekurangan nutrisi ... kau juga tidak mau makan " balas junho tak mau kalah
sementara itu seorang yeoja yang sudah membuka pintu ruangan itu kembali menutupnya dia memberikan bunga yang tengah dia pegang kepada seorang namja paruh baya di sampingnya dan berjalan menjauh dari ruangan itu
"nyonya " panggil namja itu yang ternyata adalah manager kim
"apa ini keputusan yang benar ?" tanya yeoja yang adalah ibu nichkhun itu pada manager kim
"aku tidak bisa menjamin ... tapi semua yang aku tahu dan semua yang aku lihat sudah aku katakan pada anda bukan ?!" tanya manager kim yang juga sebuah pernyataan
"semoga ini yang terbaik " ibu nichkhun berbalik menatap pintu ruangan inap itu dengan lekat dan kembali berbalik untuk meneruskan perjalanan
in chansung room
"jangan lakukan ... hiks ..lagi ... hiks ... kau sangat membuatku ... takut !" wooyoung bicara di sela2 isakannya sementara chansung yang tengah terbaring lemah dengan wajah pucat hanya memandangnya dengan sebuah senyuman
"will you marry me ?" wooyoung dengan refleks menghentikan isakannya dan memandang chansung dengan penuh tanda tanya
"m .... mwo ...?" tanya wooyoung memastikan kalau telinganya tidak salah dengar sekarang
"ayahku adalah orang yang sangat sibuk ... dia berpesan suatu saat nanti aku harus menikah dengan orang yang akan sangat perduli padaku dan akan bisa merawat dan menjagaku ... aku rasa itu kau ..." chansung kembali memandang wooyoung yang masih memasang wajah syoknya
"hajiman ... na ..." kata wooyoung ragu2
"namja !?" terka chansung dan wooyoung langsung mengangguk mengiyakan hal itu
"bagi ayahku itu tidak masalah ... yang jadi masalah sekarang adalah ... bagaimana orang tuamu nanti ?" tanya chansung sambil menggenggam tangan wooyoung erat
"aku tinggal bisa di bilang bukan dengan orang tuaku .... ayahku meninggal saat aku masih kecil dan ibuku menikah dengan ayahku yang sekarang dan saat aku smp dia juga meninggal dan ayah tiriku sekarang sudah menikah lagi ... walau ayah tiriku sangat menyayangiku tapi istri barunya tidak menyukaiku alangkah lebih baik jika aku bisa segara berkeluarga dan pergi dari rumah itu "
"jinjja ?" tanya chansung sumeringah namun dia kebali diam "mianhae seharusnya ku turut sedih dan bukan berekspresi seperti itu " sesal chansung dengan wajah yang sangat sedih
"aniya ... gwaenchana " ucap wooyoung lembut dan menggenggam tangan chansung yang tengah menggenggam tangannya
"aku akan menjalani operasi " lanjut chansung wooyoung mengeratkan pegangan tangannya dan mengangguk
"pasti semuanya akan baik2 saja " ucapnya menyakinkan dirinya sendiri dan juga chansung
junnich couple
junho tengah berdiri dengan sesekali melihat pergelangan tangan kirinya dan memandang tangga yang menjulang kokoh di tengah sebuah rumah mewah dan munculah seorang namja dengan pakaian khas orang yang mau wisuda
"lama sekali hyung !" umpat junho kesal namun nichkun hanya senyam senyum dan mengahampiri junho
"aku tampan kan ?" tanya nichkhun sambil berputar di depan junho seolah dia adalah soarnga model yang tenagh memperagakan busana
"kau cantik hyung !" ucap junho bercanda , nichkhun langsung memajukan bibirnya
"kajja " ucap nichkhun  menggandeng tangan junho
"tuan muda !" sapa manager kim pada mereka berdua saat berpapasan di pintu keluar
"umma dimana ?" tanya nichkhun dengan wajah penasaran
"beliau sedang di china ... jeosonghamnida " sesal manager kim sambil membungkuk tapi nichkhun malah bereksprei lain
"yes !" ucapnya gembira "jangan katakan aku menginap di apartement junho malam ini , oke ?" manager kim tersenyum mendnegar permintaan nichkhuns sedangkan junho hanya terseyum canggung
taecsu couple
"kau sangat tampan hyung !" ucap taecyeon sambil memperhatikan junsu yang tengah mematut dirinya di depan cermin
"benarkah ? kau juga sangat tampan " taecyeon mengahampiri junsu dan memeluknya dari belakang, junsu menoleh kearah taecyeon yang tengah menumpukan dagu di bahunya itu membuat pandangan mereka bertemu perlahan taecyeon mendekatakan wajahnya
"HYUNG !!!" sontak junsu dan taecyeon menjauhakan diri mereka masing dan melepaskan pelukannya
"mainhae ... aku tunggu di luar saja " ucap namja yang tiba2 masuk tanpa mengetuk pintu itu dan berbalik hendak keluar
"ani ... kevin-ah ... waeyo ?" tanya junsu sambil menghampiri kevin
"tidak ada apa2 hanya ingin mengucapkan selamat saja ... kalian sudah lulus jadi cepat menikah saja ..." ucap kevin dengan nada menggoda pada taecyeon dan junsu
"kau ini " junsu menarik leher kevin dan menjitak atas kepalanya dengan lumayan kencang
"ahh ... appo hyung ... taecyeon hyung tolong aku !!!!" teriak kevin meminta pertolongan
chanwoo couple
"jadi kau yang bernama jang wooyoung ?" tanya seorang namja paruh baya pada wooyoung yang tengah duduk di meja makan di kursi sampingnya sedangkan namja lain duduk di hadapan wooyoung saking tegangnya wooyoung dia sampai tidak bisa menggunakan pisau dan garpu dia bahkan hampir salah memasukan pisau kemulutnya dan bukannya garpu untung saja namja paruh baya di sampingnya segera menghantikan tangan wooyoung yang hampir akan melukai mulunya sendiri
"n... ne ..." jawab wooyoung dengan tergagap sedangkan chansung malah diam saja dengan santai sambil memakan steak di piringnya
"jangan tegang begitu wooyoung-ah ... appa ku tidak akan menggigitmu " ucap chansung sebelum memasukan suapan terahirnya
"ne ... aku tidak akan menyakitimu ... tapi ... mungkin chansung yang akan menggingitmu nanti " canda tuan hwang pada wooyoung yang di tanggapi dengan senyuman canggung dari wooyoung
"jadi kapan kalian akan menikah , apa akan menunggu kalian lulus kuliah ?" tanya appa chansung setelah mereka selasai makan malam
"minggu depan " jaab chansung mantap
"mwo ?" kaget wooyoung sambil memandang chansung yang ada di sampingnya dengan tatapan tidak percaya
"waeyo ? bukankah kau bilang ingin segara pindah dari rumah appamu ... lagi pula walau kita menikah sekarang itu tidak akan menggangguk kuliah kan ? kau tidak akan hamil saat kuliah " ucap chansung dengan santai ,seketika wajah wooyoung langsung memanas bagaimana 'chansung bisa bicara seperti itu di depan ayahnya ?', pikir wooyoung
"kalau kau setuju , aku akan segara menyiapkan segala sesuatunya ... minggu depan kalian hanya tinggal pergi ke amerika saja " appa chansung menatap wooyoung meminta jawaban dengan wajah yang sudah semrah tomat dan jantung yang sudah tidak berdetak tak karuan ahirnya wooyoung menjawab dengan singkat
"ne " ucapnya seraya menunduk
2,5 tahun kemudian
"chansung-ah jangan memberantakan mainan2 ini lagi aku sudah membereskannya dua kali tapi kau melah membernatkannya lagi !" umpat wooyoung sambil membereskan maianan yang berserakan di ruang tengah rumahnya
"tapi anak kita ingin memainkannya !" timpal chansung yang tengah menggendong anak usia 1,5 tahun itu
"selalu mencari alasan ... sebentar lagi mereka akan datang ...jadi cepat pergi tunggu di halaman belakang saja !" titah wooyoung tanpa menoleh
"baiklah ... kajja chagy " chansung kebali menggendong anaknya ke halaman belakang
halaman belakang rumah chansung yang cukup mewah namun tidak terlalu luas mengingat kalau mereka hanya tinggal bertiga saja. di halaman belakang sudah tertata dengan sebuha meja panjang dengan berbagai peralatan makan di sana piring ,gelas, sendok, garpu, pisau , serbet dan berbagai macam minuman dari air meneral sampai wine kualitas terbaik. sedangkan di sisi lain terdapat sebuah panggangan dan daging yang sudah siap di bakar bersama dengan sayuran2nya
wooyoung pov
ting
aku berjalan mendengar sebuah suara yang masuk dan melihat siapa yang datang dengan interkcom
"wooyoung-ah cepat buka pintunya !!!" aku terkekeh melihat junsu hyung bicara dengan gaya mengomelnya seperti dulu, aku langsung membuka pintu tanpa bicara apapun sebelumnya
"hyung !!!!" panggilku sambil berlari menghampirinya dan memeluknya erat
"aku sangat merindukan mu hyung " ucapku masih memeluknya
"aku juga ... " ucapnya sambil mengelus punggungku, aku melepaskan pelukanku dan memandang taecyeon hyung
"hyung ... aku harap kalian berdua baik2 saja " ucapku padanya
"tentu saja kami baik2 saja , aku dengar kau sudah punya anak ! mana dia ?" taecyeon hyung langsung bertanya dengan antusias
"dia di halaman belakang bersama chansung ... ayo kita langsung ketaman belakang " ajakku sambil menggendenga tangan hyungku ini, taec hyung memberikan keranjang buah yang dia baa padaku dan kami berjalan menuju taman belakang
"wah rumahmu sangat nyaman ... pemandangannya indah sekali " kagum junsu hyung sambil melihat sekeliling halaman belakang rumah kami sebenarnya ini rumah yang di hadiahkan appa untuk pernikahan kami , appa tiriku maka dari itu kami tidak tinggal di rumah keluarga chansung
"ini seperti lapangan golf " ucap taec hyung sambil berjalan menuruni tangga untuk menuju ke arah chansung
"hyung !" chansung sangat bahagia bisa bertemu dengan taec hyung , dan seperti kami mereka juga berpelukan dan saling bicara dengan akrab entah apa yang mereka bicarakan
aku menoleh kearah rumah mendengar suara bel,mungkin itu junho dan khuni hyung,
"hyung aku buka pintu dulu mungkin itu junho dan khunie hyung " junsu hyung langsung mengangguk dan aku dengan segera berjalan ke dalam rumah, tanpa menlihat intercom aku langsung membuka pintu
"khu...." aku langsung menghentikan kata2ku saat aku membuka pintu dan hanya mendapati junho saja yang berdiri di depanku
"mana khunie hyung ?" tanyaku sambil menyingkirkan junho dari hadapanku namun nihil dia tidak ada
"dia tidak ikut katanya dia tidak bisa datang " aku langsung menekuk wajahku mendengar hal itu
"kenapa kau datang sendirian ? harusnya kau bawa khunie hyung ... sana pergi bawa dia !" aku mendorong junho kebelakang dan dia hanya mundur satu langkah
"ya ... kau tidak ingin bertemu denganku eoh ? lagi pula sekarang sudah tidak ada penerbangan ke amerika "ucap junho dengan kesal padaku
"kalian sedang apa di sini ?" aku memandang sumber suara dan ternyata khunie hyung ,
"hyung !!!" aku kembali memeluk satu lagi hyungku ,"junho bilang kau tidak akan datang !" aduku padanya dan bisa aku lihat dengan ekor mataku khunie hyung memukul junho dengan buket bunga yang dia bawa
"hyung nanti bunganya rusak .... bukannya mau di berikan pada wooyoung ?!" khunie hyng menghentikan aksi pukulnya dan melepaskan pelukanku
"kau baik2 saja ?" tanya nichkhun hyung dan sambil kami berjalan masuk kedalam rumah
#
#
#
#
#

"ya kalian cepat bakar ini kenapa hanya aku yang disuruh membakarnya !" taec hyung berteriak pada kami yang tengah duduk di meja sambil berbincang sedangkan chnsung dan taec hyung tengah membakar dagingnya , junho ? jangan tanya dia masih sama seperti dulu manempel seperti lintah pada khunie hyung
"ayo bantu mereka junho !" titah khunie hyung sambil mendorong junho menjauhinya
"aku tidak mau !" junho mengambil gelas dan meminumnya tanpa menghiraukan tatapan tajam dari khunie hyung
"aku akan membantu mereka " junsu hyung berdiri lalu mengahampiri taec hyung dan chansung yang tengah sibuk
tak lama waktu berselang ahirnya acara membakar sudah selesai dan kami sudah duduk di kursi masing2 dan mulai untuk makan bersama
"ini ..... a~~~~~" chansung menyuruhku untuk membuka mulut dan aku menurutinya dia menyuapiku sedangkan anak kami malah asik duduk di pangkuan junsu hyung dan dia ajak bicara oleh taec hyung dan junho
"kau mau makan ini ? atau minum ini ?" tanya junho pada anakku sambil memberikan dia daging dan juga soda
"YAAA !!!!! dia masih kacil kenapa kau memberikannya soda ?! giginya juga belum tumbuh sempurna !" ucapku dengan berteriak pada junho sementara yang aku teriaki hanya memandangku sekilas dan melanjutkan lagi aktifitasnya bermain dengan anak ku
"bagaimana kalian melakukan 'itu' sampai  bisa memiliki anak ?" tanya junho tidak ada sopan2 nya
"dasar tidak sopan !" jawabku padanya dan mengambil sepotong besar daging dan menyumpalkan itu kemulut junho agar dia diam
"kami menyewa seorang ibu pengganti dan melakukan bayi tabung , setelah dia berusia 4 atau 5 tahun kami akan melakukannya lagi " jelas chansung pada junho yang tengah mengunyah daging sambil memandangku tajam dengan mutup mulutnya yang penuh itu
"hyung apa kau ingin melakukannya ?" taec hyung memandang junsu hyung yang tengah menggendong anakku
"tidak ... aku belum siap masih banyak yang harus kita pikirkan sebelum itu . lagi pula penerus perusahaan bisa anak dari adikku kan ?" ucapnya menjawab pertanyaan taec hyung dengan santai
"aku rasa hyung harus melakukannya hyung ..." aku melihat junho bicara dengan serius pada khunie hyung dan baru kali ini aku melihat junho bicara dengan raut wajah yang sangat serius
"wae ?"
"karena ibu hyung pasti ingin memiliki cucu ... darah daginya sendiri !" lanjut junho dengan lebih serius lagi , khun hyung hanya tersenyum semu dan mengajak anakku bermain dengan mobil2an yang tengah dia pegang tidak berniat melanjutkan pembicaraannya dengan junho
dan inilah kehidupan kami ... aku dan chansung yang sudah menikah dan memiliki seorang anak laki2 , hidup bahagia di rumah kami ini bertiga dan menetap di korea sedangkan taec hyung dan junsu hyung sedang mempersiapkan pernikahan mereka dan akan menetap di jepang untuk mengurus perusahaan ayah junsu hyung di sana mereka telat menikah karena ibu junsu hyung dan appa taec hyung tidak setuju dengan hubungan mereka namun ahiranya mereka luluh juga dan aku bersyukur ats itu . junho dan khunie hyung sudah menikah di amerika dan tinggal di sana sejak satu tahun lalu namun aku dengar mereka akan kembali tinggal di korea karena khunie hyung ingin mendirikan rumah sakit di sini ...

semuanya berahir dengan bahagia sekarang , kami hidup dengan orang2 yang sangat kami cintai hidup bersama tanpa ada yang merasa tersakiti dengan apa yang kami lakuakan sekarang

end ..............................................


11 comments:

  1. ya ampun thor,kenapa ceritanya jadi kaya dramatis2 gimana gitu *lempar2saputangan* ..cuma bedanya happy ending jadi ikut bahagia *ambil saputangannya lagi buat ngelap airmata*
    well,ditunggu ya lanjutan ff lainnya ^.^

    ReplyDelete
  2. baguuussssss!!!!!!!!!!

    nangis bareng readers yang laen...
    makasih ya thor ^__^

    ReplyDelete
  3. hiks...hiks...hiks... T.T br kali ini q bca ff yg menurutku sedih....tp pas endingnya q bener2 PUAS..... Thank you author q tunggu ff lainnya...

    ReplyDelete
  4. huaaahhh....!!!!!T.T

    sedih+bahagia banget! gak ada kok yang bilang gak berminat ma ni ff. author ttp semangat nulis ya...:-)

    ini bagus banget kok thor :-)

    ReplyDelete
  5. bagus... bagus... bagus...

    ReplyDelete
  6. hueeee...nangis pas bca canwoo couple... ampe 1 guling2 , tp endingnya bener2 MEMUASKAN... dan satu lg siapa yg ga berminat, semua readers berminat membaca karya author...
    Iya ga readers# teriak ke semua readers#

    ok thor ending ff ini Sangat BAGUSSS....TOPBGT lah ...lanjut ke ff yg lain ya thor., updatenya hrs kilat ya!!!
    #ni orng bnyk maunya, maksa # FIGTHING...FIGTHING...FIGTHING...FIGTHING...FIGTHING...FIGTHING...AND DON'T GIVE UP OK....

    ReplyDelete
  7. nice story...ni ff pantes klo dapet penghargaan...atau awards gitu... Bagus....

    ReplyDelete
  8. cerita yg begitu dramatis...serasa lg naonton padahal bca...wah patut d acungin jempol... Endingnya bagus bwwwangettt.....# klo ngomong jgn pake ujan kali#

    Ok thor ff yg lain d sambung lg , update kilat ya...figthing...

    ReplyDelete
  9. like it...like that...like this...#ni orng ngomong apa..lg#
    Bgs bgt...

    ReplyDelete
  10. huft... kirain chanwoo bakal sad ending, ternyata nggak. legaa...

    ReplyDelete
  11. aduh, padahal niatnya pengan pertamax, eh malah jd urutan kesebelas yang komen.

    pokoknya authornya daebakkk!!!

    ReplyDelete