Apr 1, 2013

Path Toward You 6




By : park yara (tciw queen)

Romance,gaje,stress,gak mutu , abal membosankan ,manpregnant etc.

Warning: BoyxBoy.
 NamjaxNamja.
 (gak suka silahkan untuk gak usah baca !! udah saya kasih penjelasan ini jadi segera menyingkir)

Pairing: junho X nichkhun (couple utama jadi gak usah protes kalo banyak yang ini )
Nichkhun x taecyeon
Taecyeon x wooyoung
Junho x wooyoung

chapters : 6 of ?

summary : percayakah kau kepada takdir ? atau percayakah kau kepada reinkarnasi ?! aku merasa jika takdir yang aku jalani adalah takdir yang sama sekali tidak pernah sesuai dengan apa yang aku harapkan … egois ?! mungkin iya karena aku mereasa ini semua tidak sesuai dengan keinginanku maka dari itu aku tidak pernah bersyukur atas apa yang tuhan berikan padaku




wooyoung yang baru saja sadar akan panggilan telpon nya yang masih aktif segera menekan ikon merah pada ponselnya . Beberapa detik kembali memperhatikan taecyeon dan juga nichkhun untuk menyakinkan bahwa penglihatannya tidak salah . Tanpa perduli dengan berbagai pertanyaan yang  mungkin akan d tanyakan junho padanya wooyoung segera berjalan ke tempat dimana junho menunggunya .
*
junho memandang layar ponselnya dengan kening yang berkerut kenapa wooyoung menyebut nama  Nichkhun barusan adalah pertanyaan yang hinggap pada dirinya saat ini . "kajja pesawatnya akan segera berangkat " junho berbalik mendapati wooyoung yang berbicara di belakang tubuhnya . "kau . . .  Mengatakan . . . Kau menyebut ..." junho mencoba untuk bertanya kepada wooyoung demi meyakinkan dirinya sendiri akan apa yang telinganya dengar namun ternyata lidah junho cukup kaku untuk berucap kata yang berhubungan dengan nichkhun saat ini hingga dia hanya bisa bicara dengan pelan dan tidak yakin .
"jika tidak mau ketinggalan pesawat lebih baik kita masuk sekarang " potong wooyoung ,dia tahu jika  junho bermaksud menanyakan nichkhun tapi wooyoung yang juga bingung dengan keadaan ini hanya bisa kembali menghindar.
"nde . . ." junho menyodorkan tiket pesawat dan juga paspor wooyoung pada pemiliknya dan kemudian merekapun segera berjalan menuju pintu keberangkatan.
Di pesawat
wooyoung pov
ternyata dunia memang tidak  seluas apa yang aku bayangkan , taecyeon yang datang dalam hidupku adalah orang yang sudah mengambil nichkhun dari junho. Aku tahu tuhan itu adil dia pasti akan memberikan yang terbaik untuk ku apapun itu . Aku merogoh saku jeket yang aku kenakan untuk  mengambil ponsel miliku dan membuka file gambar yang selama ini selalu ku pandangi seraya tersenyum bahagia,tersenyum karena mengira tuhan sudah memberikan seseorang untuk ku, dan saat ini semuanya berbalik aku memandangi foto yang sama namun dengan senyum getir dan air mata yang menggenang merabunkan pandanganku. 'aku merasa kehilangan mu ok taecyeon bahkan saat aku tidak
pernah memilikimu'
.
.
.
.
.
4 tahun kemudian
brakk
pintu apartement mewah di daerah elit di salah satu sisi kota tokyo itu terbuka kasar karena namja yang membuka pintu itu kesulitan akibat harus membuka pintu sekaligus memapah namja lain nya yang  tengah mabuk berat dengan tangan kanan namja itu yang di sampirkan di pundak namja pembuka pintu tadi.
"kau memang menyusahkan ... Menyenangkan klien tidak harus mengikuti semua kemauan nya . . . " wooyoung mengumpat seraya terus memapah junho masuk ke dalam kamarnya sesekali wooyoung  kan menendang beberapa barang yang berserakan di lantai seperti remottv, box tissue atau juga keler2 makanan yang menghalagi jalan nya menuju kamar .
Brugh
tubuh tak sadarkan diri junho itu di jatuhkan atau lebih tepat jika di katakan di lempar wooyoung ke atas kasurnya . "sudah tahu tidak kuat minum masih saja memaksakan diri . . . Jika klien ingin kau minum bensin kau juga akan minum ?!"  wooyoung memandang sebal tubuh junho yang tengah dalam posisi tengkurap itu dengan kesalnya seraya bercekak pinggang .
"karena orang2 masih mengira aku tunangan mu . . . Setiap terkapar di jalan selalu aku yang di hubungi orang2 " walau sempat bicara dengan nada kesal akibat kelelahan memapah tubuh junho yang tak  bergerak sejak tadi ahirnya nada bicara wooyoung mulai melunak setelah dia mengingat bahwa junho hanya tinggal sebatang kara di dunia ini.
.
.
.
.
In morning
"jangan bercanda . . . Karena tidak mau di kejar yeoja aneh itu kau ingin kita ke korea dan mengaku telah menikah ?! Ck ck ck " junho menggoyangkan garpu di tangan kirinya itu ke kanan ke kiri sebagai tanda  idak .saat ini mereka tengah duduk dengan nyaman menikmati sarapan bersama dengan saling berhadapan. Wooyoung yang mendapatkan penolakan langsung saja menghembuskan nafas frustasi
hingga bibir nya maju beberapa cm dari normal dan tanpa wooyoung sadari junho yang melihatnya malah susah payah menahan senyum karena kelucuan dan keimutan wajah wooyoung itu .
"baiklah aku akan pergi bersama mu " bibir cemberut wooyoung dengan spontan tertarik kembali ke ukuran semula dengan mata yang berbinar bening "jinjja ?!" wooyoung langsung bertanya antusias dan hanya dapat anggukan dari junho. "gomawo " ujar wooyoung mengelus lengan junho penuh terimakasih yang amat sangat di dramatisir
"ish . . . Hentikan . . . " junho menarik tangan nya dari elusan wooyoung dengan wajah yang di buat jijik sengaja menggoda wooyoung yang memang langsung jadi cemberut lagi .
"kau pikir aku ini hama apa ?! Sampai tak rela di sentuh !"
"bukan hama hanya saja kita bukan muhrim . . . "
=="
.
.
In korea
in junho home
*
junho duduk di meja kerja yang ada di ruang baca mendiang ayahnya tangan kirinya perlahan menyentuh bagian dadanya sendiri dengan kening yang berkerut hingga membuat kedua alisnya seolah menyatu , matanya terpejam seolah meresapi sesuatu hingga tanpa sadar telapak tangan yang  tertempel di dadanya itu mulai menekan kuat dengan refleks .
"kau tidak apa2 ?" sebuah suara yang cukup berat mengintrupsi junho membuatnya membuka mata dan melepaskan tangan kirinya dari dada
"nde . . . Dimana wooyoung ?!" junho memutar kursinya 90 derajat ke kanan agar berhadapan dengan  chansung yang masih berdiri di ambang pintu .
"dia mungkin menemui teman2nya . . . Ini pertama kali dia pulang ke korea tanpa jadwal padat pekerjaan . . . " junho menghela nafas ringan seolah mendesah dengan wajah lelahnya
"aku harap kau akan ikut denganku kali ini . . . Jangan membantah lagi kau harus di periksa . . ." chansung berjalan santai mendekati junho dengan ke dua tangan menelesup ke dalam saku celananya .
Junho mendongak menatap sahabat sekaligus tangan kanan nya itu dengan mata lelah
"baiklah . . . Tapi ingat rahasiakan semuanya " chansung langsung mengangguk semangat saat mendapat persetujuan dari junho kali ini.
.
.
.
In hospital
*
"hasilnya akan keluar besok . . . Aku sendiri yang akan mengambilnya " chansung bicara begitu saja seraya memainkan ponsel hitam miliknya walau saat ini dia dan junho tengah berjalan di koridor rumah sakit.
"jika terjadi sesuatu yang buruk maka- " bibir junho masih sedikit terbuka saat kalimatnya terhenti paksa karena penglihatan matanya saat ini .
Junho pov
*
Rasa seolah ada sebilah pisau yang menyayat jantungmu dari ujung dengan perlahan menyayat hatimu membuat diri terasa ngilu hingga matamu perih tanpa sebab , atau hanya karena melihat seorang namja berjalan pelan dari sisi kanan mu ,berjalan memandang lurus ke depan berjalan dari sisi kanan ke sisi kiri tanpa melihatmu yang mematung memandangnya yang melintasi mu begitu saja . Tanpa sadar kau menghentikan nafas mu sesaat sebelum kau sadari kakimu melangkah dengan sendirinya mengikuti orang itu .
"junho kau mau kemana ?!" aku bahkan tidak perduli orang bertanya padaku yang saat ini aku rasa hanyalah semua anggota tubuhku bergerak sendiri mengikutinya . Langkah kaki yang perlahan memelan seirama dengan berhentinya kaki orang itu melangkah. Memandangnya yang berdiri di depan sebuah
pintu dan tersenyum manis sebelum ahirnya masuk ke dalam ruangan di depan nya membuat ku tertinggal hanya bisa melihatnya menghilang ke dalam pintu yang kembali tertutup .
"ju...junho ..." suara ragu chansung yang memanggilku menyakinkan diriku jika saat ini aku pasti terlihat menyedihkan.
"dia . . . " aku menggigit bibir bawahku dan menoleh kepada sahabatku ini "masih tetaph ... Sama ..." bulir air mata yang merupakan harga diriku telah jatuh membuatku menunduk menyembunyikan wajah yang teramat menyedihkan ini.
.
.
.
.
In khun's room
*
"ini berapa ?!" nichkhun bertanya pada bocah 4 tahunan yang tengah duduk di karpet bundar di bawah tempat tidur, bocah perempuan putih dengan pipi chuby itu memperhatikan jemari nichkhun yang  duduk di hadapan nya . Tangan mungil itu perlahan memegang jemari nichkhun yang saat ini memperhatikan tangan mungil dengan selang yang terpasang di punggung tangan mungil tadi mulai bergerak menghitung
"apa yang sedang kalian lakukan ?!" kedua orang yang duduk di karpet tadi sontak menoleh ke arah pintu melihat seorang namja tegap berotot yang menenteng jas itu tersenyum kepada mereka
"seharusnya sepulang kerja kau ke rumah dan beristirahat baru datang kemari ..." taec sama sekali tidak
menghiraukan apa yang di katakan nichkhun dan malah langsung ikut lesehan di samping gadis mungilnya "aku merindukan putriku !" ujarnya seraya memeluk gadis mungil tadi . Tanpa sepengetahuan nya senyum di bibir nichkhun memudar mendengar kalimat yang di katakan taecyeon barusan.
.
.
.
.
Nichkhun tertawa ringan saat taec bermain dengan putri kecilnya di atas kasur saat taec kalah bermain dan harus di dandani menggunakan lipstick dan juga bedak oleh putrinya dan tentu saja gadis seusia itu tidak akan mungkin bisa mendandani nya dengan baik dan itulah alasan mengapa nichkhun tertawa
clekk
"eomma !" sapa nichkhun membungkuk pada ibu mertuanya itu sedangkan taec hanya tersenyum saja
"eomma datang ?!" sapanya sebagai basa basi
.
.
.
.
.
In junho home
*
"jadi apa yang terjadi ?!" Tanya junho begitu penasaran ,sedangkan chansung yang berdiri di depan nya terlihat ragu "katakan saja padaku apa yang terjadi , kenapa dia ada di rumah sakit ?" tuntut junho semakin cemas dan tidak sabaran
"sebenarnya . . ." chansung menghela nafas berat seraya menunduk untuk mengumpulkan keyakinan "putri mereka mengidap kangker sejak usia satu tahun dan membutuhkan donor sumsum tulang  belakang jika tidak anak itu ..." chansung berhenti bicara namun dia yakin jika junho pasti bisa  menangkap apa yang tengah dia sampaikan.
Wajah junho kembali lemas matanya menilik ke ujung meja kerjanya tanpa arti "lalu kedua orang tua mereka ? Seharusnya bisa " tanya junho masih tidak memandang chansung.
"golongan darah dan sumsum tulang belakangnya tidak sama dengan nichkhun ..." chansung
begitu mengatur intonasi perkataannya terdengar amat hati2 seraya memperhatikan wajah junho.
"lalu ayah anak itu ?!" chansung menelan salivanya kilat untuk kembali bicara "anak itu tidak memiliki golongan darah dan sumsum tulang belakang yang sama dengan ok taecyeon ..." jawab chansung berat hati alis junho bertaut bingung seraya mencerna kalimat2 tadi "maksud mu ?!" tanya junho lagi walau dia sudah mengerti akan arti semua percakapan nya dengan chansung barusan. Junho menjambak rambut coklat pirangnya kuat2 seraya menggelengkan kepala frustasi dan chansung hanya bisa menatapnya dengan iba.
.
.
In hospital
*
"bagaimana bisa anak kalian bahkan tidak memiliki golongan darah yang sama dengan salah satu di antara kalian ?! Tidak satupun di antara kalian yang memiliki tulang sumsum yang sama dengan nya ?!  Lalu anak siapa dia ?! Hah ?!" nyonya ok sudah habis batas saat ini diabertanya dengan tajam di depan wajah nichkhun
"eomma tenanglah ini di rumah sakit jangan berteriak !" bujuk taec tak tega melihat nichkhun tertunduk pasrah dan bersalah
"anak siapa ? Apa dia tertukar saat di lahirkan ?!"
"eomma ..." sanggah taec lagi "kenapa kau bisa menerima saat dia melahirkan anak orang lain bahkan saat menikah dengan mu ?! Kau bahkan menghabiskan seluruh uangmu untuk mengobati anak itu ?!"
"eomma hentikan ! ! !"
"aku akan menggantinya ... Semuanya !" ketiga pasang mata yang tengah berbicara di depan ruang rawat anak itu beralih memandang seorang namja yang berdiri tidak jauh dari mereka. Nichkhun menutup mulutnya yang terbuka dengan telapak tangan sedangkan taec memandang bingung namja itu.
"siapa kau ?!" tanya taec pada namja tadi , namja itu mendekat ke arah taecyeon dengan langkah pelan namun nichkhun langsung menarik tangan taec berbalik padanya. "kajja kita harus masuk !" nichkhun melepaskan tangan taec dan berjalan mendahuluinya untuk masuk ke ruang rawat
"kau tidak membutuhkanku ?! Bahkan saat hanya aku yang bisa menyelematkan anak mu ?!" langkah kaki nichkhun terhenti namun sulit baginya untuk berbalik menatap junho. Perasaan cinta dan rindu yang tak boleh meluap,ketakutan akan taec dan mertuanya dan juga takut kehilangan putri nya  membuat nichkhun hanya bisa berdiri mematung sementara junho memandang nanar punggung nichkhun.
Beberapa waktu berlalu dengan susah payah dan kaku nichkhun menolehkan kepalanya ke belakang memandang junho dengan mata memerah dan itu cukup untuk membuat taec yang sejak tadi  memperhatikannya mulai beralih memandang junho yang menatap lurus nichkhun dengan segala spekulasi yang berkecamuk di dalam otak pikiran nya saat ini ,tentang nichkhun dan namja di dekatnya saat ini .
'persetan dengan semua test itu . . . Karena aku pasti akan menyelamatkan mu ... Anak ku'
*junho pov*


.
In room
"jadi katakan ? Dia- " taec terdiam tak sanggup untuk terus berkata bahwa namja asing yang baru saja datang pada mereka adalah ayah biologis putri yang sangat dia sayangi sementara nichkhun yang sejak tadi hanya duduk di samping putrinya yang tengah terbaring lelap dalam belaian tangan nya perlahan berbalik memandang taecyeon .
"maaf ...." ujarnya lirih
"apa dia adalah pacarmu sebelum kita menikah ?!" nichkhun yang duduk di kursi mendongak menatap taec dan mengangguk.
"aku baru mengingat jika dia adalah putra presdir lee ... Benarkan ?!" nichkhun mengalihkan  pandangannya dari taecyeon untuk berfikir namun pada ahirnya dia lebih memilih untuk mengangguk  karena merasa terlalu lelah untuk menjelaskan semuanya pada taecyeon saat ini. Taec menghela nafas ringan bersabar menerima semua yang terjadi "aku . . . Akan menemui dokter untuk mengatakan padanya agar segera melakukan operasi " taec meninggalkan nichkhun dalam ruangan itu bersama gadis kecil yang masih terlelap.
Nichkhun kembali menghadap putrinya dan memegang tanganmungil itu memperhatikan setiap ruas jarinya " jarimu bahkan sama dengan nya ... " suara yang bergetar cukup membuat orang tahu nichkhun tidak baik2 saja saat ini. "semua salahku . . . Seharusnya ... Aku tidak ... Maafkan aku " entah pada siapa  tujuan perkataan nichkhun saat ini dia sungguh merasa bersalah padasemua orang, pada taecyeon ,pada junho, kepada kedua orang tua mereka dan kepada putrikecilnya ini.
.
.
.
.
Ke esokan hari
*
"bagaimana ? Hasil test nya ?" junho bertanya kepada seorang dokter yang ada di hadapan nya . Dokter itu memandang map di tangan nya lalu beralih melihat wajah penuh harap junho
"ada sedikit gangguan pada jantung mu . . . Kau tahu jantung organ vital . . . Jika kau melakukan operasi saat ini akan berbahaya "
"anak- ..." junho berhenti bicara saat dia masih belum memiliki cukup keberanian untuk mengatakan gadis kecil yang bahkan belum pernah dia lihat itu sebagai anaknya,mengucapkan kata anakku mungkin masih tabu baginya "anak itu butuh transplantasi sekarang . . . Jadi lakukan saja ... " dokter itu menutup map di tangannya dan berjalan menghampiri junho "baiklah tidak ada yang bisa menghalangimu . . . Tanda tangan surat2 nya dan kau harus berpuasa hingga besok pagi " ujar dokter itu saat berdiri di samping junho
"nde "
.
.
.
The day
*
saat ini junho sudah terbaring di ruang operasi sendirian lengkap dengan segala alat yang menemaninya  di dalam ruangan serba hijau itu . Sementara dirinya sendiri memang sudah mengenakan pakaian operasi saat ini
"kita mulai ... Kau siap ?!" seorang dokter paruh baya menghampiri junho dari arah kepalanya dan junho hanya mengangguk. Perlahan junho yang hanya memandang lampu operasi di atasnya merasakan jika  ada orang yang mulai memasang selang oksigen padanya .
Crekk
pintu ruang itu kembali terbuka dengan kasur dorong yang memang di dorong mendekat kepadanya. Junho menolehkan wajahnya ke arah kasur itu ,begitu sulit untuk junho menajamkan penglihatannya pada sosok gadis mungil yang sudah tak sadarkan diri di atas kasur namun pada ahirnya mata junho bisa menatapnya jelas saat kasur itu di sejajarkan di sampingnya. Junho tersenyum melihat hidung mancung  dan pipi chuby gadis kecil itu dari samping . Putri yang pertama kali dia lihat ,junho memaksa matanya terjaga saat rasa kantuk luar biasa hinggap di dirinya memaksa kelopak matanya menutup seolah berbobot berat dan tidak bisa dia tahan hingga ahirnya terlelap. Bahkan junho tidak sadar kapan dirinya di suntik obat bius karena terlalu bahagia memandang putrid kecilnya itu.
.
.
.
.
.
Di ruang tunggu
*
nichkhun duduk di samping taecyeon yang sesekali melirik pintu ruang operasi dan kemudian  menunduk,itu terus terjadi berulang-ulang kali pada taecyeon .
"ibu mu . . . Ingin kita bercerai ..." taec menoleh ke samping dimana nichkhun duduk di sana memulai percakapan "aku ... Benar2 minta maaf ..." lanjut nichkhun lagi seraya menunduk
"apa kau mau menjawab pertanyaanku ?!" nichkhun sontak memandang taec kembali "nde ?!" tanya nya spontan "tentu saja . . ."
"apa kau ingin . . . Bercerai denganku ?!" taec bertanya dengan wajah yang menghadap nichkhun memandang mata coklat itu dengan intens membuat nichkhun juga tidak dapat mengalihkan pandangan matanya dari taecyeon
"apa maksud mu ?" dengan masih saling menatap mata satu sama lain taec kembali bersuara "selama kau tidak ingin pergi dariku . . . Aku tidak akan pernah melepaskan mu ... Tapi jika kau ingin pergi maka  ku akan membiarkan mu pergi dariku ..." nichkhun mengalihkan pandangan nya kembali memandang lurus menghindar untuk menjawab pertanyaan itu saat ini. Dan taecyeon juga bukan orang asing yang tidak mengenalnya taec cukup mengerti arti setiap sikap nichkhun dan dia tahu jika saat ini nichkhun mencoba menghindar taec tahu jika nichkhun perlu waktu untuk berfikir dan dia rela untuk memberikannya bagi nichkhun.
.
.
.
.
Clekk
pintu ruang operasi terbuka menampakan seorang dokter keluar dari ruang operasi itu. Nichkhun dan taecyeonpun dengan segera menghampirinya
"bagaimana ?!" tanya nichkhun tidak sabaran memandang penuh harap pada dokter yang baru saja melepaskan maskernya
"operasinya berjalan dengan lancar . . ." nichkhun tersenyum seraya menghela nafas lega begitupun dengan taec . Tak lama berselang keluar 3 orang berpakaian dokter dari ruangan yang sama membuat  nichkhun mengerutkan alis bingung,ketiga dokter itu langsung di dekati seorang namja muda yang hampir bertinggi sama dengan taec wajahnyapun terlihat begitu tampan.
"bagaimana ?" tanya namja jangkung yang ternyata chansung kepada ketiga dokter tadi "kita bicarakan di ruangan" salah satu dari ketiga dokter itu menjawab pertanyaan chansung dan kemudian mereka berempatpun mulai berjalan menjauhi ruang operasi.
"siapa mereka ?" taec yang memiliki rasa penasaran sama besar dengan nichkhun mulai bertanya kepada dokter yang menangani operasi putrinya itu
"ketiga dokter itu adalah dokter pribadi tuan lee ... Karena tuan lee bermasalah dengan jantungnya dan cukup berbahaya maka dari itu operasi ini juga menyertakan para dokter pribadi tadi "
"a. . . Apa ?" nichkhun tergagap bertanya pada dokter itu . Sungguh nichkhun perduli dia bahkan begitu sulit untuk menahan diri nya agar tidak bertanya kepada dokter tentang ke adaan junho mengingat taec
saat ini berada di sampingnya .
"untung saja semuanya berjalan dengan lancar " ujar dokter itu menanangkan dan beruntungbagi nichkhun karena dia bisa kembali menghela nafas lega .
.
.
.
"aku akan kembali lagi setelah menyelesaikan pekerjaan ku ... " nichkhun berjalan di samping taec  berjalan di koridor rumah sakit mengantar taec ke pintukeluar rumah sakit untuk menyelesaikan urusan bisnisnya
"lebih baik kau pulang dan beristirahat saja " saran nichkhun yang juga melihat wajah lelah taec
"ani . . . Aku akan menemanimu menjaga putri kita . . . " nichkhun tersenyum lembut kepada taec yang juga membalas senyumnya .
"aku pergi "
"nde . . . Hati2 . . ."
"emh ..." angguk taec dan kemudian meninggalkan nichkhun.
Setelah melihat taec masuk ke dalam mobilnya dan kemudian melaju meninggalkan rumah sakit nichkhun kembali berjalan menuju ruang rawat putrinya.
Clekk
pintu ruang rawat anak2 itu di buka pelan oleh nichkhun. Bukan tanpa alasan namun memang karena dia tahu putrinya tengah terlelap dan dia tidak mau jika sampai mengusik istirahat malaikat kecil itu,  langkah kaki nichkhun juga teramat pelan demi menjaga agar derap langkahnya tidak terdengar nyaring  senyum terukir di bibir nichkhun saat matanya juga menelusur mencari sosok putri kecil itu di atas kasur namun kedua sudut bibir nichkhun yang terangkat membentuk senyum tulus nan lembut itu mengendur. Nichkhun mendapati junho tengah duduk si samping ranjang putrinya masih dengan pakaian pasien   junho mengelus lembut punggung tangan mungil itu dengan ibu jarinya sedangkan mata junho terus memperhatikan wajah gadis kecil itu dengan intens. Nichkhun yang menyaksikan hal itu segera berbalik hendak meninggalkan junho setidaknya membiarkan junho memandangi putri mereka saat ini hanya saat ini , biarlah nichkhun anggap itu bayaran untuk apa yang junho lakukan demi menyelamatkan putrinya.
"kau sadar ... Matanya sama denganku ... Kau tidak memiliki mata sekecil ini bukan ?!" nichkhun yang telah berbalik hendak melangkah mengurungkan niatnya dan malah berdiri diam mematung membelakangi junho.
"kulitnya juga sama denganku ... Untung saja bibirnya milikmu ..." junho menegakan badannya yang sempat merunduk guna memperdekat dirinya dan gadis kecil itu. "siapa namanya ?" Tanya junho memandang punggung nichkhun yang masih membelakanginya.
Perlahan nichkhun membalikan dirinya menghadap junho dengan mata dingin tak bernyawa
"apa aku bahkan tidak berhak tahu siapa namanya ?!"
"kenapa kau melakukan itu ? Bahkan mempertaruhkan hidup mu demi dia ?"
"karena dia putriku " jawab junho mantap memandang nichkhun penuh keyakinan
"dia putriku . . ." bantah nichkhun tidak menerima pengakuan junho.
"nichkhun . . ." panggil junho kecewa
"pergilah . . . " titah nichkhun dengan nada terluka.
.
.
.
.
Beberapa waktu kemudian
*
taec sedikit celingukan saat memasuki sebuah cafe ,hingga matanya menangkap sosok yang dia cari dan tanpe menunggu dia segera menghampiri orang tersebut. Taec duduk di hadapan orang itu bahkan tanpa permisi.
"katakan apa yang ingin kau katakan . . . Aku tidak punya banyak waktu !" namja yang taec temui yang tak bukan adalah lee junho menyodorkan satu amplop coklat kepada taec.
Taec memandang junho bertanya
"apa ini ?"
"buka saja " taec mengambil amplop tadi dan membukanya  membaca isi amplop itu .
"kenapa kau memberikan ini padaku ?" "jika kurang aku akan memberikan lebih banyak lagi untuk mengganti biaya pengobatan putriku " taec memasukan kembali isi amplop itu kedalamnya dan sedikit melempar amplop itu ke atas meja di hadapan junho.
"sepertinya kau salah orang . . . Aku tidak pernah membiayayi pengobatan putrimu "
"jelas2 kau tahu jika
Suzy adalah darah dagingku . . . " 
"siapa Suzy yang kau maksud ? Suzy adalah putriku bersama nichkhun . . ." wajah junho mulai mengeras tidak ada wajah santai nan angkuh lagi pada dirinya saat ini yang ada hanya wajah keras menahan amarah.
"lepaskan mereka . . . Nichkhun dan putriku !" desis junho penuh penekanan mengintimidasi taecyeon menekan agar dia menyerah.
"nichkhun . . . Istriku . . . Dan Suzy adalah putriku . . . Apa yang harus ku lepaskan ?! Mereka bukan barang yang aku miliki tapi mereka adalah bagian hidupku dan aku adalah bagian dari mereka "
"apa kau tidak sadar . . . Kau telah merebut bagian itu dariku ?!"
"tidak ! Aku tidak merebut apapun . . . Maaf aku harus pergi" taec segera meninggalkan junho tidak ingin memancing keributan besar di tempat umum seperti ini apalagi dia sadar walau mereka bukanlah idola namun mereka juga bukan orang biasa yang  memang punya magnet untuk menarik perhatian orang2 jika mereka ribut di tempat umum.
.
.
In nichkhun home
*
"appa ! !" gadis kecil itu berteriak lantang saat melihat sosok taecyeon yang baru saja menginjakan  kakinya di pintu masuk. Senyumpun segera terkembang di bibir taec ,dia mempercepat langkah kakinya
menghampiri
Suzy.
"bagaimana kabarmu hari ini ? Kau baik2 saja kan ?!" taec memangku
Suzy mendudukan anak itu di lengannya yang menjadi penyangga .
"emh "
Suzy mengangguk mantap satu kali terlihat begitu lucu
"
Suzy . . . Kau harus minum obat . . . Setelah makan appa akan menemanimu hingga kau tidur " nichkhun mengambil alih Suzy dari taec dan kemudian memberikan putrinya itu kepangkuan babysiter yang berada tak jauh dari mereka .
"aku tidak lelah . . . Aku bisa menemani
Suzy bermain . . ." taec mencoba bicara kepada nichkhun saat melihat Suzy merengek dalam gendongan babysiternya yang berjalan ke arah tangga
"makanlah . . . Setelah itu temui dia di kamarnya ... " timpal nichkhun singkat dan berjalan ke arah yang sama dengan babysitter tadi
"nichkhun !"
"wae ?" nichkhun berbalik memandang taec yang berdiri di belakangnya .
"apa kau tetap ingin terus bersamaku ?!" nichkhun masih terdiam memandang taec hingga dia kembali bicara "aku . . . Junho menemuiku dan memintaku untuk melepaskan kalian "
"taecyeon-ah ... Ak. . . Aku . . . Aku akan tetap bersamamu ..."
.
.
.
.
Di sebuah taman
*
nichkhun hanya duduk di pinggiran arena bermain pasir yang ada di taman itu memperhatikan
Suzy yang tengah bermain pasir bersama babysiternya hingga dia merasakan ada seseorang yang tiba2 duduk di sampingnya .
Nichkhun secara refleks menoleh ke kanan membuat dia sedikit tersentak saat melihat orang yang duduk di sampingnya itu adalah junho.
"kenapa kau ada di sini ?"
"aku ingin bertemu putriku !"
"jun ..ho . . ."
"eomma ! "
Suzy berlari menghampiri nichkhun dan junho . Nichkhun yang terkesiap kaget berbanding  terbalik dengan junho yang tersenyum bahagia pada Suzy "dia siapa eomma ?!" tanya anak itu polos
nichkhun memandang
Suzy dan junho bergantian dengan bibir yang terkatup2 dan wajah bingung "di . . Dia . . . Teman eomma . . . Nde . . Teman . . ." sedikit tertusuk di bagian tengah dadanya akibat perkataan nichkhun tidak lantas membuat junho terlihat menyedihkan di hadapan putrinya itu ... Junho tidak ingin hal itu terjadi hingga dia tetap tersenyum manis pada Suzy
"kau sudah sembuh sekarang ?! Kau cantik sekali ... " junho merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk pita berwarna jingga "paman punya ini . . . Kau mau paman pakaikan ?!" tanpa menunggu jawaban Suzy junho memakaikan jepit rambut itu pada rambut hitam sebahu Suzy dengan tangan yang bergetar dan mata memerah walau senyum getir terukir di bibir junho. Nichkhun yang menyaksikan hal itu melihat ekspresi junho yang miris hanya bisa menggigit bibirbawahnya  menahan bibirnya yang bergetar menahan haru.
"kau benar2 sangat cantik . . . Putrik- . . . Terlihat seperti seorang putri . . ." junho membelai rambut
Suzy dengan penuh kasih saying memperhatikan helaian rambut anak itu hingga keningnya , mata kecilnya , hidung mancungnya , pipi chuby dan bibir tipisnya tatapan begitu lekat junho berikan seraya merekam semua guratan indah wajah putrinya itu dalam memory
"
Suzy pergi beli minuman dengam min ahjumma !" nichkhun memandang min memberi isyarat agar yeoja itu membawa Suzy dan dengan segera min melaksanakannya.
"kenapa kau datang kemari ?!" tanya nichkhun memandang junho di sampingnya junho juga beralih posisi menghadap nichkhun "aku . . . Ingin kau kembali padaku . . . Kau aku dan
Suzy . . . Kita bisa hidup
bahagia selamanya bersama "
"junho-yah "
"nichkhun . . . Aku mohon kembali padaku , aku bisa memberikan apapun tanpa terkecuali untuk kalian . . . Aku bukan seorang miskin tak berdaya lagi saat ini jadi-"
"junho !" potong nichkhun dengan nada lebih tinggi "tidak semudah itu . . . Bukan hanya harta dan materi . . . Bukan hanya soal kasih sayang . . .
Suzy di lahirkan sebagai anak dari ok taecyeon "
"tapi aku ayah nya !" tolak junho tegas
"arraseyo . . . Tapi bagi
Suzy taec adalah ayahnya . . . Sejak lahir ayahnya . . . Tidak akan lagi . . . Kau tahu Suzy sakit-sakitan sejak lahir dan saat ini dia baru saja bisa bernafas sehat . . . Aku tidak akan membiarkan dia mengalami gangguan psikologis karena masalah ini"
"tidak akan . . . Aku pasti akan membuat dia menerimaku dengan perlahan "
"junho " panggil nichkhun lembut dengan pandangan yang menyejukan terhadap lawan bicaranya ini mampu membuat junho terdiam "bisakah cinta kita terhadap
Suzy seperti lilin ?!"pertanyaan terahir nichkhun cukup membuat junho terkesiap dan beberapa detik kemudian terdiam tak dapat berkutik.
.
.
Flashback
*
"hiks . . . Aku minta maaf . . . Karena aku kau seperti ini " nichkhun yang terisak terus berujar maaf kepada junho yang saat ini tengah dia obati karena luka di sekujur tubuhnya. Nichkhun tahu ini salahnya karena dia yang tetap kekeh berhubungan dengan junho walau ayahnya menentang mereka dan itu membuat saat ini junho kesakita karena di pukuli beberapa pengawal suruhan ayah nichkhun.
"uljima . . ." junho menyeka lembut air mata di pipi nichkhun dengan ibu jarinya dan tersenyum
"ini semua salahku !" aku nichkhun menyalahkan kembalidirinya.
"anii . . . Ini bukan salahmu . . ."
"kau terluka karena aku . . . "
"kau tahu ini adalah cinta . . . Luka yang aku alami adalah cinta untuk mu ! " junho memegang kedua sisi wajah nichkhun dengan lembut
"apa maksud mu ?!" Tanya nichkhun tidak mengerti di sela isakan nya
"bagiku cinta itu selayaknya lilin . . . Lilin yang rela hancur demi terang . . . " jawab junho menatap dalam mata nichkhun dengan hangat
"a... Apa ?!"
"kau tahu . . . lilin membiarkan dirinya meleleh dan hancur perlahan hanya agar cahaya pada sumbunya terus menyala . . . Dan itulah cintaku padamu . . . Aku tidak perduli aku akan hancur karena aku hanya ingin kau tetap ada " nichkhun memegang tangan kanan junho yang bertengger di pipinya
"kau menggambarkan cintamu dengan sangat menakutkan " timpal nichkhun menunduk dalam masih dengan wajah yang di bingkai kedua tangan junho junho mengangkat wajah nichkhun kembali memandangnya "kau tahu apa yang terbaik dari lilin ?! " Tanya junho tersenyum saat nichkhun kembali memandangnya " karena saat lilin mulai habis dan hancur maka api pada sumbu itu juga perlahan akan padam . . . Dan itu artinya lilin dan cahaya selalu bersama . . . Mereka hidup bersama dan mati  bersama . . . Itulah cinta kita . . . " kecupan lembut di bibir nichkhun yang menjadi penanda ahir rangkaian kalimat junho itu benar2 terasa hangat dan membahagiakan di hati nichkhun saat mereka sama2 memejamkan mata meresapi perasaan masing2 .
*
End of flashback
.
.
"jadi aku harap kita berdua akan jadi lilin untuk
Suzy !" nichkhun beranjak meninggalkan junho yang termangu di tempatnya semula tak bergerak memcerna semua perkataan nichkhun padanya .
"tapi . . . Aku tidak akan menjadi lilin lagi saat ini . . ." guman junho lirih walau dia tahu nichkhun tak akan mendengarnya karena dia sudah jauh meninggalkan junho.
.
.
.

Last but not Least , Please Leave comment dear :3
kalau masih ada silent reader awas loh aku laporin ke pihak berwajib #plak XDD

12 comments:

  1. hmphhhhh aku pengen yang diferent love dong, cerita junnichk yang family udah banyakkkkk. ya minnn ya pleaseeeeeeeeeeeee..........................

    ReplyDelete
  2. Wlpun udah bca ini sbelumnya tpi tetap aja msh pngen nangis, crtanya mkin kesini mkin bkin sedih!

    Kshan nuneo, dia udah ngorbanin bnyk hal tapi tetap sja blm bisa brsama khun dan anaknya #poor nuneo

    next chap.nya update kilat ya eon. .^^

    Liya

    ReplyDelete
  3. Yaaay akhir nya yang di tunggu tunggu pun tiba cepet update unn XD
    Mau taecwoo doong XD

    ReplyDelete
  4. ya allah sumpah demi apapun emang nya eonnie waktu ibu nya lahir ngidam apasih

    nihh FF Begitu luar biasa di jalur cerita nya serta kata kata yeng terkandung di dalam nya itu HEBAT Banget

    saya harap FF ini bakal panjang dan suatu hari nanti eonnie bisa jadi penulis skenaria terkenal
    karena ff ini begitu bagus!!

    FIGHTING EONNIE

    ReplyDelete
  5. Wah eon trnya uppdate dsni xixxi :D
    waulapun udhd'bacaa tp di chap ini ada tmbhaan''y . Jadi harus baca ulang lgi hhe
    junho oppa waulpun lg skit jntung tpi dya rela bkrban buat ank'y untk transplantasi sumsum tlng blkng T.T *omo*
    trus taec knpa gg lepasin khun ajj sih buat junho , kn kasian junho'y u,u *d'plototin taec -_-*
    Lanjut lg yh eon lagi lagi lagi hhehe

    ReplyDelete
  6. Aku Amel yg di fb unn hehe iseng-iseng cek di sini ternyata udah di upload jd komennya di sini aja ya hehe jujur unn, nangis aku bacanya T____T kasian banget junho yg ga bisa bareng sm khun gara-gara dia hamil n melahirkan anak yg dikira anak taec padahal anak junho. junho jg baik banget mau tpp menolong anaknya walaupun sampai skrg dia ga bisa bersama dgn suzy dan khun... semoga taec sadar n bs melepaskan khun n mavin toh dia juga cinta sama woo T_T semoga semuanya bisa selesai dgn baik, khunho T.T

    ReplyDelete
  7. ikut sedih bacanya.. :(
    lanjut terus kak
    life game sama different lovenya ditunggu juga..

    ReplyDelete
  8. HUWAAAAA...
    MAKIN DAEBAK CERITANYA!!!
    lanjutin thor

    ReplyDelete
  9. Waaaaaaa
    Kerennn
    Lanjut segera thooooorrr

    ReplyDelete
  10. Eon lanjut life game n different love nya jga dongs hhe *maap bnyk mau'y* :D

    gomawo eonnie :)

    ReplyDelete
  11. akhirnya chingu update juga........lanjuuuuut nanggung nich lagi penasaran

    ReplyDelete